Tuesday, May 02, 2006

Berkorban

Pada suatu malam , anda sedang khusuknya berdoa diatas sajadah. Kemudian terdengar suara Tuhan. Dia memerintahkan anda untuk menyembelih anak anda yang paling anda sayangi. Anda akan terkejut dengan lutut yang melemah. Anda akan grogi dan bertanya , mungkinkah itu suara Tuhan ? bagaimana Allah bisa menyuruh bunuh seorang anak yang tak bersalah hanya untuk membuktikan kepatuhan saya kepada Allah. Jangan dulu grogi, Ini hanyalah bayangan apa yang dirasakan oleh Nabi Allah, Ibrahim AS. Kita tidak dituntut untuk berbuat seperti Nabi Ibrahim dalam membuktikan keimanan kita.

Apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim, juga berlaku bagi kita sebagai bentuk apa yang disebut dengan detachment - buah dari iman dan kedahsyatan. Pisau tajam itu melekat dileher si anak , tapi Aku bukan lagi subject yang bertindak. Tak ada rasa sakit, sedih , cinta, harapan, ketakutan, tak ada aku. Semuanya adalah titah-Mu. Sejenis bunuh diri yang sublime. Berkorban adalah peniadaan ganda. Meniadakan aku dan meniadakan apa yang bagian dari diriku. Apa yang luar biasa dari cerita kitab mulia ini bukanlah kejaiban Allah mengganti si anak ,pada saat terkakhir, dengan seekor domba. Apa yang luar biasa adalah bahwa kita jarang mengingat si bapak yang menangis, walau akhirnya berdiri dalam puncak detachment—proses bunuh diri yang sublime itu.

Tiap agama mengagungkan proses yang seperti itu. Siti Masyitoh yang mati direbut air mendidih. Santo Agustinus yang terbelenggu dengan tubuh dirajang anak panah. Urinara yang menyerahkan daging tubuhnya dipotong potong untuk dimakan elang yang ganas , karena ia melindungi seekor burung yang lemah. Tak setiap orang dicatat sebagai syuhada, tentu, tapi semuanya membangun sejarah. Sejarah tumbuh dari pengorbanan yang paling bersehaja seperti menahan lapar karena puasa atau masuk mall tanpa belanja , dll dan sampai dengan tindakan yang paling mengerikan seperti Masyitoh dan Nabi Ibrahim , yang merupakan sebuah kisah manusia yang unggul. Manusia penakluk diri, manusia yang tulus dan lulus ujian dan bukan manusia yang menggungkan nasip yang dahsyat

Apa yang dialami oleh Nabi Ibrahim memang tak mungkin terulang. Berabad abad manusia mencoba menirukan momen pengorbanan yang mengerikan itu, tapi dalam banyak hal berkorban akhirnya sebuah siasat untuk sebuah ekpektasi terukur bukan gaip. Manusia berpuasa karena inginkan sorga. Manusia ingin bersedekah karna ingin berkah harta. Manusia ingin memberi karena meminta. Itulah sebabnya kini kita melihat berkorban jadi kehilangan sifat sakralnya ketika ada pamrih.. Kita hidup dalam tarikh berjuis, dengan korban , tapi korban itu tidak dipersembahkan kepada yang gaip dan suci. Korban itu dipersembahkan kepada kekuatan manusia sendiri. Hutan lebat jadi gundul dan gersang. Sungai jernih jadi kubangan Lumpur lapindo. Laut mengamuk. Yang gaib dan suci seperti mati, setidaknya dalam hipotesis.

Ulama berkotbah untuk mengingatkan makna berkorban tapi kita harus membayar waktu yang dikorbankannya untuk datang. Berkorban tak lagi disertai krisis yang akut, melainkan menawarkan sebuah substitusi dan sebuah “perdagangan”instant. Yang kita berikan sebagai korban tak lagi punya sifat yang unik, lengkap dan tak tergantikan. Ia sudah diperlakukan sebagai sekedar alat penukar, menggantikan sebuah nilai yang bukan lagi nilai sendiri. Ia seperti lembar uang kertas yang diberikan seorang penderma disudut jalan kepada seorang pengemis. Atau selembar cek kepada aggota dewan yang mau me ngorbankan amanah rakyat. Dizaman ketika yang suci, taqwa dan iman kepada yang gaip telah terhalau, hanya penguasa yang boleh benar dan mendapatkan kemenangan. Semua kita harus menerima dikorbankan walau sebetulnya wajah kita juga adalah wajah sang Maha Kuasa, yang juga semakin samar samar karena semangat jihad berkorban telah terhalau dalam keseharian kita.

Saturday, April 22, 2006

Demi Waktu

Ketika melaksanakan ibadah Haji dua tahun lalu. Ada pengalaman yang tak akan pernah terlupakan oleh saya ( mungkin juga oleh semua rombongan ). Dengan menggunakan bis super deluxe ( nampak baru ,karena terasa aroma didalam bus ) , kami berangkat menuju Makkah Al-makarromah setelah delapan hari di Madinah untuk melakukan Arbain. Ketika akan berangkat , Kepala rombongan ( kebetulan Ustandz ) memberikan ceramah tentang jadwal waktu yang harus ditepati. Dia berwanti wanti agar kami semua mentaati waktu agar dapat datang tepat waktu di Makah jam 7 Malam.

Ketika sampai di Bil Ali , Diapun terus mengulang kata kata " Tolong ya, saudara saudara. Agar jangan berlama lama disini. Kita harus memburu waktu agar dapat tepat waktu di Makah. Apabila kita telat maka sulit bagi kita untuk mendapatkan jatah hotel yang layak." Kamipun , mengiyakan. Hanya sholat dua rakat , mengganti baju dengan pakaian Ihram , maka kamipun bersegera masuk ke mobil. Ada sebagian teman yang sholatnya pun engga khusu karena terlambat pada waktu ngantri berwudhu. Setelah , semua ada didalam kendaraan , maka kamipun melaju ke Makkah sambil melantunkan takbir, takhmid..." Aku datang memenuhi panggilanmu. Nampak sebagian teman teman dalam satu rombongan menangis...

Setengah jam dalam perjalanan , ditengah gurun pasir, sekonyong konyong kendaraan melambat dan berhenti. Supir nampak bingung. Kebetulan supirnya orang dari Libanon yang cukup pasih bahasa inggeris. . Supir itu mengatakan bahwa bus tidak bisa di stater lagi. Dia nampak bingung padahal bensin penuh. Rusak? Tidak mungkin karena bus ini baru seminggu keluar dari show room . Kami nampak bingung. Melihat keluar nampak sunyi. Dibelakang tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Mau keluar dari Bus takut kawatir ada ular dan lagi udara dingin sekali.

Dalam kebingungan itulah Supir menggunakan Radio yang ada didalam Bus untuk menghubungi terminal.Tapi , radio itupun tidak bisa digunakan. Berkali kali dicoba tapi rusak. Lebih aneh lagi adalah tidak ada satupun kendaraan yang lewat. Semua nampak sunyi mencekam. Padahal dibelakang kami katanya ada lebih 40 bus. Tapi kemana mereka ??? Akhirnya , salah satu dari kami yang nampak lebih tua berkata " Apa salah kita.? Ini tentu datang dari Allah. Ingatlah apa kesalahan kita?. Apakah ada diantara kita yang mungkin berbuat salah..Bertobatlah. " Kami saling berpandangan satu sama lain. Akirnya tanpa dikomondo, kami semua keluar dari BUS dan sholat taubah dua rakat ditengah gurun pasir.

Hari telah menunjukan pukul 1 pagi. Artinya kami telah berada ditengah gurun itu selama tidak kurang 5 jam. Diantara rombongan sudah nampak gelisah walau berusaha sabar. Untuk killing time saya memilih membaca tafsir alquran dan tidak berzikir seperti yang lainnya. Saya terhenti membaca tafsir ketika sampa pada Surat " Wal Ashri..” Demi Waktu! Hidup manusia itu sia-sia, kecuali mereka yang beriman kepada-Nya, dan berbuat kebajikan kepada sesamanya, dan saling mengingatkan dalam kebenaran, dan dalam kesabaran" Entah mengapa saya menangis ketika membaca ayat ini.

Kepada teman , saya katakan " Kejadian ini adalah bukti bahwa kita termasuk orang yang merugi karena kita tidak bisa mengingatkan pimpinan rombongan untuk berserah diri kepada ALlah. Kita hanya diam ketika dia meminta kita memenuhi keinginannya untuk buru buru mengikuti jadwal yang sudah ditetapkannya. Padahal tidak ada manusia yang mampu melawan sang waktu kecuali " Allah " Mengapa kita tidak ingatkan Pimpinan Rombongan untuk berserah diri kepada ALlah atau setidaknya berkata "Insya ALLAH" kita akan sampai .." Kata kata saya ini terdengar oleh teman yang duduk didepan saya. Kemudian meneruskannya kepada Pimpinan Rombongan. Sejenak nampak dia berpikir dan akhirnya , Sholat khusu untuk bertobat atas kelalaianya...Tidak berapa lama setelah itu, nampak dari kejauhan ada kendaraan Van mendekati kami. Ternyata mereka adalah panitia Haji dari Indonesia bersama sama dengan petugas dari Saudi. Mereka nampak kawatir ketika melihat kami. Karena sudah lebih 3 jam mereka mencari kami disekitar tempat itu tapi tidak berhasil menemukan kami. Juga dari Bus yang sudah lebih dulu datang di Makkah , mereka tidak mendapatkan informasi apapun tentang kami.

Hamka mengatakan dalam tafsir Alazhar “ Seandainya Allah tidak menurunkan Alquran maka surat 'Al Asyr' cukuplah sebagai pegangan hidup manusia untuk selamat menuju akhirat dan bahagia di dunia. Mengapa ? Semua kita , tidak terkecuali, hidup dalam keadaan merugi. Kita semua hidup dalam isolasi Allah. Dalam ruang yang diatur dan ditentukanNya. Kita tidak akan pernah mengetahui pasti yang akan terjadi didepan kita. Dalam situasi kondisi inilah yang mengharuskan kita untuk tidak merugi. Caranya? Disetiap detik jantung berdetak gunakanlah untuk berbuat baik dan mengingatkan orang lain untuk kebaikan, tentu dalam kuridor kesabaran. Tanpa harus menghujat , apalagi harus menganiaya orang. Dan yang lebih penting adalah percayalah (beriman ) kepada Allah sebagai penguasa dari segala penguasa...Ucapan Insya Allah adalah replikasi dari keimanan kita kepada allah yang berkuasa atas waktu.

Thursday, April 20, 2006

Berubah

“Sebuah perubahan sangat diperlukan kalau kita ingin bergerak kedepan”. Benarkah ? kemana kita bergerak ? Dari dulu ketika kemerdekaan kita perjuangkan dengan jiwa dan raga , kita yakin kita ingin berubah. Era socialis pilihan kita untuk berubah. Akhirnya kita bosan menanti perubahan mimpi socialist. Era baru , harapan baru pun dijemput untuk menggantikan era lama. Ada koreksi tentang pilihan menjadi era baru menggantikan era lama. Tapi 32 tahun Era Baru berlangsung , kitapun merasa tidak pernah bergerak, apalagi berubah. Lantas perubahan apa yang kita inginkan sebenarnya ? Inilah Reformasi. Para pemikir cerdik pandai membayangkan keindahan hidup di Washinton atau di London menimbulkan inspirasi perlunya demokrasi.

Hampir sepuluh tahun reformasi berlangsung. Dimanakah perubahan itu ? ada sedikit perubahan dibandingkan era baru ; Di desa sudah jarang ada Posyandu untuk hadirnya kerumunan orang butuh layanan terpadu. Puskesmas semakin rusak dan tak terurus karena para medis nya tidak cukup nyaman mengabdi dengan gaji dibawah UMR. Pabrik memperkerjakan buruh berupah murah sudah banyak yang tutup. Didesa , juga di kota sama saja. Begitu banyak wajah muram yang memadati stasiun kota yang kumuh , di terminal bus yang tak terurus atau di pasar pasar tradisional yang becek. Sebuah komunitas yang tak jauh berubah sejak para leluhur kita dibawah kolonialis asing. Akhirnya sampai titik ini, memang kita tidak berubah sama sekali.

Sesulit itukah harga sebuah perubahan yang kita idamkan dalam mimpi siang dan malam? Suatu perubahan dari terjajah menjadi merdeka lahir dan batin. Bebas dan berkeadilan, komunitas makmur sejahtera. Memang tidak ada yang mudah dalam hidup tapi impossible nothing selagi ada kemauan. Apalagi negeri ini mempunyai semua untuk menjadi bangsa besar , makmur sejahtera. Allah telah memberikan segala yang kita perlukan untuk itu. Lantas apanya yang sulit ? Yang sulit adalah memulai gerakan pembaharuan dalam bahasa yang sama , satu komando , satu tujuan. Inilah yang sulit dilakukan sejak awal kemerdekaan sampai kini. Akibatnya nikmat Allah berupa tanah yang subur dan kaya hanya menjadi fitnah dan rebutan orang asing.

Rumah besar bernama Indonesia membutuhkan kepala rumah tangga atau pemimpin yang mampu memaksa semua anggota keluarga mendengar satu ungkapan dan pilihan tentang “ kebersamaan “. Tapi satu ungkapan dan pilihan ini harus datang dari pemimpin seperti Nabi Isya yang sederhana atau gagah perkasa seperti Nabi Musa atau Lembut dan bijaksana seperti Nabi Muhammad. Semua keteladanan yang meliputi dimungkinkan terbentuknya “spiritual building” untuk melahirkan inspirasi kolektive dari masyarakat untuk masyarakat. Perubahan seperti ini yang kita rindukan. Memang walau sebuah perubahan hanyalah langkah kecil namun berikutnya akan menjadi langkah besar bila dilalui dengan keyakinan, kerja keras, ulet /pantang menyerah untuk menggapai masadepan.Andai ada kemauan untuk memulai langkah baru untuk lahirnya perubahan sejati kerah yang benar maka tentu kita akan sampai pada tujuan yang sebenarnya.

Memang langkah yang benar untuk berubah tidaklah semudah seperti menghapus subsidi dan menjual global Bond untuk menopang APBN yang bolong daripada menasionalisasi Migas. Tidaklah semudah memberikan izin import seluas mungkin untuk memenuhi pasar dalam negeri daripada memacu produksi dalam negeri.. Tidaklah semudah mengizinkan asing masuk untuk melakukan apa saja investasi demi menjadikan kita sebagai buruh atau jongos dari pada memacu kemandirian rakyat. Semua harus diperjuangkan dan memang tidak mudah. Karena begitulah fitrah kita sebagai manusia untuk tunduk akan sunatullah. Dalam Alquran , Allah Swt berfirman “ Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk sorga, padahal belum datang kepada kamu (cobaan) sebagaimana halnya orang orang terdahulu sebelum kamu. Mereka ditimpa oleh malapetaka, dan kesengsaraan serta digoncangkan ( dengan bermacam macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang orang yang beriman bersamanya “ Kapankah datangnya pertolongan Allah Swt ? Ingatlah pertolongan Allah Swt itu sangat dekat ( QS Al Baqarah (2): 214).

Dari ayat tersebut kita memahami , bahwa yang dimaksud “sorga” dapat berarti luas. Ia dapat berupa kebahagiaan dan kemakmuran didunia. Untuk mendapatkan “sorga” tidaklah semudah membalikan telapak tangan. Semua itu haruslah diperjuangkan dengan menghadapi berbagai cobaan dan resiko yang pasti untuk mendapatkan “sorga” itu tadi. Sedemikian beratnya cobaan yang harus dihadapi untuk mendapatkan sorga, sampai deri mulut seorang Rasul pun keluar kalimat “ Kapankah datangnya pertolongan Allah ? tetapi Allah menegaskan bahwa pertolongan Nya amatlah dekat.

Berbagai regulasi yang dikeluarkan di era reformasi membuka tabir yang selama ini dianggap sebagai mitos tentang teori konspirasi antara asing ( barat dan AS ) dan elite penguasa untuk mengexploitasi sumber daya Indonesia demi kepentingan kapitalisme Asing. Kini terbukti sudah bahwa itu semua bukan mitos. Padahal Alquran sudah mengingatkan kita jauh sebelum ini kita buktikan. “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (Al-Baqarah: 120).
Berubahlah agar pertolongan Allah datang. Lawanlah musuh yang pasti itu. Caranya perkuatlah barisan dengan langkah yang sama untuk menghadapi musuh bersama.

Tidak ada musuh terbesar dalam hidup ini melainkan diri kita sendiri. Tundukanlah diri kita dengan melawan hawa nafsu dan meningkatkan kepekaan nurani kita untuk berbuat demi cinta dan kasih sayang. Maka setelah itu akan menjadikan diri kita manusia unggul dalam lindungan Allah untuk melawan segala kezoliman. Keseharian kita adalah kebersamaan dan gotong royong untuk melawan ketidak adilan dari system apapun , dimanapun, dalam bentuk apapun.

Thursday, April 06, 2006

Hutang Luar negeri

Keberadaan Soeharto sebagai penguasa orde baru tidak terlepas dari pertarungan dua kekuatan besar, yaitu group Barat dengan dikomandani oleh Amerika dan UniSoviet. Atau istilah yang kita kenal dengan “perang dingin”. Naiknya Soeharto dan jatuhnya Soekarno adalah kemenangan Amerika di asia tenggara terhadap pengaruh paham komunis. Konsekwensinya Amerika dan barat harus memberikan dukungan penuh bahgi Indonesia agar tidak terjebak dalam kemiskinan. Karena disadari dari pengalaman revolusi yang terjadi di china , bahwa kemiskinan menyuburkan tumbuhnya paham komonisme.

Makanya , peran ekonom Indonesia lulusan Universtas Amerika atau dikenal dengan Mafia Barclay , juga tidak bisa dilepaskan dari situasi ini. Mereka membawa paham baru tentang paradigma pembangunan yang sebelumnya bertumpu pada kekuatan rakyat atau istilah dikenal Berdikari. Paradigma mereka sederhana bahwa perlunya suatu grand design pembangunan nasional yang mendorong terciptanya pertumbuhan ekonomi dan pemeretaan atau dikenal dengan istilah teori Rostow. Inipun dipakai oleh Korea Selatan, Malaysia, Thailand dan Singapore , Taiwan, Turki maupun negara lainnya yang tergabung dalam kelompok dibawah pengaruh kekuatan Barat. Amerika menyadari bahwa Negara yang berhasil mereka bebaskan dari pengaruh komunis ini mempunya keterbatasan modal dan technologi untuk menggerakan mesin ekonominya. Makanya program bantuan pendanaan dan technology pun merupakan bagian tak terpisahkan dari politik luar negeri Amerika ketika itu.

Ada tiga kuridor pinjaman yang dilakukan oleh Indonesia , yaitu pinjaman melalui World Bank Group , yang bersifat lunak. Pinjaman ini ditujukan untuk pembangunan infrastructure . Kuridor kedua adalah pinjaman Mutlilateral melalui IGGI, bersifat grand dan sebagian pinjaman lunak (( bunga 2,5% pertahun dengan jangka waktu 25 tahun dan masa tenggang bebas bunga 5 tahun ). Pinjaman ini ditujukan untuk memperkuat liquiditas APBN untuk mensuplai dana ke public dalam rangka menumbuhkan sector riel. Kuridor ketiga adalah Pinjaman Bilateral, yang juga bersifat lunak dan sebagian grand/hibah. Pinjaman ini ditujukan untuk dukungan pendanaan sektoral. Apa yang diterima oleh Indonesia, sama dengan yang diterima oleh Negara lain yang tergabung dalam kekuatan pro barat. Artinya apapun yang diberikan oleh pihak Amerika ( barat ) kepada Indonesia baik modal maupun technology adalah berkaitan langsung dengan politik luar negeri dalam konteks perang dingin. Ini platform hutang luar negeri.

Juga semua menyadari bahwa tidak ada yang gratis. Tujuan politik adalah kekuasaan dan penguasaan resource. Atau istilah yang dipakai oleh Soekarno menyikapi politik barat dan timur ( Soviet ) , Neocolonialisme. Penjajahan tidak dalam bentuk pisik tapi dalam bentuk ideology. Itu sebabnya Soekarno membentuk Gerak Non Blok untuk melindungi negara negara yang baru merdeka terseret dalam arus perang dingin tersebut. Terbukti syah saja bila Indonesia pada rezim Soeharto terjebak dalam kekuatan barat ketika menerima bantuan dari mereka , yang harus menyerahkan natural resource kepada pihak Amerika ( barat ) atau istilah lain You win you take all. Tap Soeharto tidak pernah mengorbankian nasionalisme sebagai sebuat kompromoi politiknya.

Pihak Amerika memang ampuh dalam strategy global untuk menguasai dunia. Jepang<>

Wednesday, April 05, 2006

Keluarga Bahagia

Seorang teman mengeluhkan sifat istrinya. Dia bercerita banyak tentang tabiat buruk istrinya. Saya tak ingin menanggapi. Saya berusaha tidak mendengar dengan hati apa yang dikatakanya. Karena alasan , aib istrinya adalah aib dirinya sendiri. Juga aib bagi saya sebagai saudara muslimnya. Tapi ketika dia bertanya tentang bagaimana menciptakan keluarga bahagia. Dia segera menjawab sendiri bahwa perlunya istri yang sholeha. Yang setia kepada suami . Saya hanya tersenyum mendengar kata kata teman itu. Saya melihat sang egoistis sedang bicara dengan kemaskulinannya yang serba superior dalam penciptaannya sebagai laki laki. Saya tidak menyalahkannya tapi juga tidak mendukung kebenaran.,Karena kalau tujuannya inginkan kebahagian maka yang dipertanyakan adalah bagaimana methode meraih kebahagiaan itu. Ini memang tidak mudah namun kekuatan akal dan qalbu , kita bisa menciptakan cara yang tepat menghadapi masalah keluarga menjadi keindahan tersendiri dalam mengarungi kehidupan.

Ibarat sebuah organisasi maka keluarga adalah organisasi dalam bentuk miniatur. Setiap organisasi harus punya visi yang kuat untuk tetap kokoh berdiri ketika menghadapi goncangan. Apa visi berkeluarga ? mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat Tugas pria lah yang harus menyampaikan kepada wanita tentang visi ini. Karena pria adalah pemimpin dirumah tangga.Makanya sebelum masuk kemahligai rumah tangga, pria harus mensosialisasikan kepada calon istrinya tentang ini. Jangan hanya mengandalkan harta dan kedudukan untuk memikat wanita. Pemaham soal visi bagi calon istri haruslah penting sebagai pra syarat menikah. Harus!. Visi itu berkaitan tentang rumah tangga adalah cara untuk beribadah kepada Allah. Bukan untuk memenuhi hidup bahagia dengan impian kemewahan materi. Bila ibadah yang dikedepankan maka baik pria maupun wanita akan menjadikan cinta sebagai anugerah dari Allah untuk semakin dekat kepada Allah dalam situasi apapun.

Bila visi itu sudah sepaham, maka menikahlah karena Allah. Terimalah takdir itu untuk menjadi sebaik baiknya makhluk ciptaan Allah. Setelah berkeluarga maka peran suami selanjutnya adalah menjadi pemimpin yang tahu bagaimana mengelola istri. Tak ada cara lain untuk mengelola orang yang kita cintai selain mencoba mengerti sikap istri dan menempatkan rasa hormat. Saya punya istri sangat mudah sekali marah. Dia tempramental. Tapi saya tahu hatinya sangat baik. Dia taat beribadah. Kita satu Visi. Hanya memang sudah menjadi sifatnya begitu. Kalau saya ladenin ,saya tahu dia akan menderita. Karena marah butuh energi dan melelahkan. Saya hadapi ini sebagai cobaan dari Allah kepada saya untuk belajar sabar. Apa yang terjadi , adalah saya semakin hati hati bersikap untuk dia tidak marah. Akibatnya pribadi saya semakin kuat dalam kesabaran , bukan hanya didalam rumah tapi diluar rumah. Itulah mungkin makna rumah tangga adalah cara orang melatih keimanan.

Yang terakhir adalah suami harus mampu berkomunikasi dengan baik kepada anggota keluaraga. Komunikasi yang baik haruslah didasarkan kepada pemahaman ilmu agama yang cukup serta dalam bahasa lemah lembut. Ya, Mau mendengar sebelum didengar. Menerima kritik sebelum mengeritik. Dan yang lebih penting adalah keteladanan atas apa yang dikomunikasikan itu. Sangat sulit meminta anak untuk sholat bila orang tua tidak sholat, Sangat sulit meminta istri jujur dan setia bila suami sendiri doyan selingkuh. Sangat sulit bicara hemat bila suami sendiri suka boros. Sangat sulit minta istri rajin bila setiap hari suami dilihatnya hanya duduk dirumah bermimpi. Tentu tidak mudah tapi ini adalah proses yang harus dijaga sambil terus mendekatkan diri kepada Allah untuk memohon pertolongan agar selamat dunia dan akhirat.

Ingatlah bahwa rumah tangga adalah cara Allah menguji kita beragama. Bila urusan akhirat baik maka Allah akan memperbaiki urusan dunia kita. Itulah yang harus diyakini dalam visi. Bila visi benar, cara memperlakukan istri benar , cara berkomunikasi yang baik, maka insya Allah rumah tangga akan menjadi sorga di dunia. Menjadi tempat kembali bagi anak anak setelah berlelah dan kecewa diluar rumah. Tempat istirahat bagi suami setelah berlelah mencari nafkah., Tempat istri mendapatkan kenikmatan tak terbilang bersama canda tawa walau kadang goncangan datang. Walau harga melambung gaji tak cukup membayar. Rumah tangga tetaplah tempat teraman didunia untuk jalan terbaik menuju keridhoan Allah...

Wednesday, March 29, 2006

Zhejiang

Ditengah krisis anggaran dewasa ini maka kita menyadari bahwa APBN tidak berdaya secara utuh untuk menopang program kesehatan, pendidikan, perumahan , penyediaan infrastructure. Ekonomi kita bergerak lambat sementara tuntutan pembangunan terus bergerak cepat. Sejak reformasi berbagai upaya yang dilakukan pemerintah nampaknya tidak memberikan perubahan bahkan cenderung situasi semakin menurun. Bagi kebanyakan kita yang frustasi dengan situasi ini , cenderung menyalahkan Orde Baru dan lebih banyak wacana daripada kerja.

Krisis anggaran ini sudah masuk dalam perangkap mematikan dan hampir tidak mungkin diselesaikan tanpa ada revolusi. Sementara revolusi adalah hal yang menakutkan dan tidak boleh terjadi. Apa yang harus dilakukan. ? Benarlah apa kata orang bijak, "Belajarlah sampai ke Negeri China." Maka, kita di Indonesia yang terus menerus dilanda kebingungan, tak ada salahnya mempelajari resep kemajuan China. Pun tidak perlu malu untuk menjadikan China sebagai acuan agar kita mau mengakselerasi pembangunan nasional. Dalam hal ini ada baiknya pemerintah mengakui saja bahwa gagal memenuhi janjinya karena krisis anggaran yang berakibat semakin banyaknya orang miskin, lemahnya daya beli , tidak terbangunnya infrastructure social maupun ekonomi. Akui saja bahwa pemerintah gagal melaksanakan keadilan dan korupsi semakin merajalela dan sulit dihapuskan. Keadaan ini tidak jauh berbeda ketika China dimasa rezim komunis Mao dengan kelompak empatnya bahkan keadaan rakyat china lebih buruk dbandingkan kita.. Para petani dipaksa berproduksi untuk memuaskan partai dan semua kehidupan dikontrol ketat oleh pemerintah dengan banyak aturan yang menyulitkan rakyat untuk bergerak bebas. Nah , disinilah yang patut kita contoh dari rakyat china , khusunya rakyat yang ada di provinsi Zhejiang.

Sebelum liberalisasi ekonomi Zhejiang adalah contoh kemampuan pemerintah local melawan system komunis. Namun perlawanan ini tidak begitu diperhatikan oleh pemerintah pusat karena letak daerah ini yang jauh. Provinsi Zhejiang yang berbatasan dengan Taiwan. Kota ini awalnya tidak dirancang sebagai pusat industri tapi pusat pertahanan militer karena berbatasan dengan Taiwan. Hanya selat yang membatasi . Daerah ini sangat sedikit sekali mendapatkan anggaran dari Pusat dan hampir tidak mungkin untuk menciptakan pertumbuhan namun rakyat yang ada di Zhejiang bangkit dengan kemampuan kemandirian. Pembangunan dilakukan oleh masyarakat dengan dukungan pendanaan dari budaya arisan. Kebiasaan masyarakat china yang suka berkelompok berdasarkan pertemanan serta hobi hidup hemat dan gemar menabung telah menjadikan system arisan ini mampu sebagai amunisi menuju kemakmuran.

Ketika system arisan ini menunjukan keberhasilan maka disinilah yang patut kita contoh dimana mereka mampu berbuat jenius tanpa dukungan penasehat keuangan Wall street dan pengacara di London. Larangan mendapatkan dana dari system perbankan telah mendorong terbentuknya system perusahaan keluarga kolektive ( koperasi ). Kemudian dengan melobi perusahaan Negara untuk menjadikan mereka sebagai anak angkat. Melalui perjanjian dengan manajemen perusahaan Negara tersebut , koperasi itu akan membungkus dirinya dengan nama, dokumen dokumen dan nomor rekening di bank dimana perusahaan Negara itu sebagai nasabah utama, Tentu terjadinya kolaborasi tersamar ini karena didukung adanya jaminan dari system arisan yang mampu memperkuan likuiditas bank. Langkah ini tidak hanya membuat usaha mereka halal menerima kredit bank, tetapi juga membebaskannya dari keharusan membayar pajak. Sementara para petanipun melalui system pertanian kolektive yang ditetapkan pemerintah berhasil mengelabui pemerintah dengan cara yang sama.

Tentu cara ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan tidak langsung dari penguasa partai local dan intelektuak kaum muda yang tersadarkan oleh ambisi rakyat untuk mandiri. Namun melawan secara langsung kekuatan pusat adalah tidak mungkin. Maka tidak aneh bila banyak pemimpin usaha kolektiv tersebut ( koperasi ) itu dimotori oleh pejabat partai local yang gigih memberikan pendidikan untuk menimbulkan semangat kemandirian. Disamping itu para pemuda lulusan universitas Zhejiang secara diam diam melalui program kebudayaan pergi kepenjuru china untuk memasarkan produk dan juga melobi pedagang Hong Kong untuk menjadi perantara mereka masuk kepasar international.

Keberhasilan Zhejiang telah menyadarkan Pemerintah Pusat . Deng menjadikan ini sebagai momentum yang tepat melakukan reformasi ekonomi. Zhejiang pun dijadikan model pembangunan bagi seluruh provinsi. Partai Komunis mulai bersedia memperbaiki kesalahan idiologi radikal pada masa lalu, termasuk kesalahan Mao dan kelompok Empat Maois, perubahan ini menandakan era kepemimpian yang lebih praktis. Dibawah komando Deng , reformasi ekonomi dipantau dari dekat oleh Partai Komunis dan pemberatasan korupsipun dilakukan dengan cara praktis dan sistematis sebagai bagian tak terpisahkan dalam system pengawasan era reformasi. Hasilnya, hampir 40 ribu industri milik Negara yang tidak efisien telah ditutup. Sejak tahun 1996 sampai dengan 2001 sebanyak 53 juta orang yang bekerja di sector pemerintahan diberhentikan. Jumlah ini sama saja dengan seperempat penduduk Indonesia.

Kini provinsi Zhejiang telah menjelma menjadi kekuatan ekonomi dengan melahap sebagian besar lahan pertanian menjadi pusat industri dari segala jenis produk. Di provinsi Zhejiang , 90 persen usaha dan penyediaan infrastructure ( tenaga listrik, jalan toll dll) adalah dikelola oleh masyarakat/swasta. Suatu persentase yang tertinggi dibanding provinsi lainnya. Perjalanan dari bandara kepusat kota , terlihat jelas iklan berbagai produk seperti kamera digital, telephone genggam dan berbagai alat permesinan. Semua itu adalah produk local yang dibanjiri oleh pedagang besar dari eropa dan amerika untuk berbelanja. Yang pasti masyarakat Zhejiang dan begitupula dihampir semua provinsi di china telah menjadi momok yang menakutkan bagi pencinta paham kapitalis tentang teori penguasaan modal ,yang ternyata telah dijungkir balikan oleh kekuatan system komunitas yang bergerak bagaikan roket dan hampir tidak bisa ditemukan dalam teori ekonomi kepitalis (yang menempatkan kekuatan konglomerasi sebagai pendorong pertumbuhan)

Salah satu pejabat china berkata pada saya bahwa “ pertumbuhan ekonomi yang begitu pesat dan pencapaian kemakmuran disemua kota dan desa adalah sangat mengejutkan kami. Tak pernah terbayangkan sebelumnya. Ini bukanlah hasil kerja dari pemerintah pusat, Semuanya datang dari antusias masyarakat yang sadar untuk memperjuangkan kehormatan keluarga dan negaranya, berdasarkan cara cara yang kami yakini dan bukan meniru cara Amerika , eropa atau Negara lainnya.”

Dari teman saya yang pernah bekerja di Credit Suisse dan sekarang memimpin satu perusahaan securitas mengatakan bahwa “ Munculnya perlawanan system di provinsi Zhejiang sebetulnya karena tekanan kemiskinan dan rendahnya dukungan anggaran dari Pemerintah. Apa yang mereka lakukan adalah revolusi system tanpa melalui revolusi phisik dengan cara menggerakan semangat kebersamaan untuk melawan ketidak adilan dbibidang ekonomi dan politik.

Bagiamana dengan Indonesia ?
Apakah kita masih terus berharap dari pemerintah tentang kemakmuran ?? Dan terus menantikan suatu keajaiban dari datangnya nya sang ratu adil.. Sementara itu kita terus larut dalam budaya konsumerisme, individualisme, yang diimport dari Barat. Seharusnya kita kembali kepada akar budaya kita yang gemar bergotong royong sebagai ujud kebersamaan senasif sepenanggungan, hidup hemat, ramah tamah, gemar bekerja. Hanya dengan kembali kepada akar budaya yang turun temurun itulah yang dapat membuat kita keluar dari mimpi kosong dari janji janji para politisi. Kita membayangkan ada salah satu provinsi di Indonesia yang dapat meniru Zhejiang…agar dapat menyadarkan pemerintah untuk kembali kepada jatidiri bangsa sebagaimana yang dicita citakan oleh Muhammad Hatta dan… inilah reformasi yang sesungguhnya.

Saturday, March 25, 2006

Kepribadian Islam

Apa sih indicator menjadi pribadi yang “jempol “ itu? Demikian teman saya berkata. Baginya , diera sekarang , pribadi yang jempol bila anda jadi selebritis, anggota DPR. Lihatlah mereka selalu dipuja dan dihormati oleh orang banyak. Bukankah itu sudah cukup disebut sebagai pribadi yang jempol. Bagi saya dari sudut pandang sempit apa yang dikatakan teman itu ada benarnya. Namun apakah pribadi jempol yang kita lihat itu juga akan mempengaruhi jiwa orang itu menjadi jempol juga ? itu soal lain , kata teman saya. Bagi saya ,ini soal prinsip. Untuk apa kita dipuja orang ramai namun dalam kesendirian kita menderita, kadang merasa resah tak nyaman dengan semua yang ada pada kita. Kan itu orang tidak perlu tahu, katanya lagi. Ya benar. Tapi apakah arti pribadi jempol dihadapan orang lain tapi didalam sendiri kita jauh dari jempol. Akan lebih baik bila kita jempol luar dalam.Ya kan. Lantas apakah indikatornya pribadi jempo itu ?

Dalam Al Quran , Allah berfirman dalam Surat Al –Mukminum (23) : 1-11. Ada lima indikator untuk menjadi pribadi jempol dan dinyatakan sebagai orang yang selamat dunia akhirat. Apa itu? Pertama, orang yang menegakkan sholat. Sholat baginya merupakan kebutuhan hidupnya , sebagai caranya dekat kepada Allah dan merindukan Allah untuk mengharapkan pertolongan dari Allah atas segala persoalan. Seusai sholat dia ucapkan salam sambil menoleh kekiri dan kekanan sebagai ujud kecintaannya kepada umat manusia yang beriman agar mendapatkan sebaik baiknya rahmat disisi Allah. Kedua. Dia menjaga lidahnya dari ucapan yang menyinggung perasaan orang lain. Berlemah lembut walau itu menyampaikan kebenaran dari Allah. Dia pekerja keras dan jujur bersikap serta bertindak hingga disukai orang lain. Apapun profesinya , dia akan dinantikan orang untuk bersatu dalam segala urusan. Ketiga, dia gemar memberi dengan apa yang terbaik dia punya. Tak ragu untuk itu. Karena kecintaannya kepada Allah adalah kecintaannya kepada manusia yang diamanahkan Allah untuk dia beri dan beri.

Bila dia menjaga sholat dengan baik maka tentu pula dia akan bersifat lemah lembut kepada siapapun dengan tetap kokoh berjihad dijalan Alla untuk mencari rezeki Allah. Dari itu diapun akan senang berbagi kepada siapapun.Maka yang ke empat adalah dia piawai menjaga akhlak dan kehormatannya. Dia kenal segala tabiat buruk iblis yang menggodanya lewat nafsunya. Dia paham betul bisikan malaikat yang menganjurkan kepada kebaikan., Dia paham betul firman Allah lewat Al Quran yang menjadi bacaan wajibnya. Dia menjadi pribadi yang disukai, menjadi obor ditengah masyarakat. Berharta atau tidak , penguasa atau rakyat jelata, berilmu tinggi atau tidak , dia tetaplah dinantikan orang banyak untuk disafa dan didoakan. Pada tahap ini senyum begitu murah baginya. Rasa marah mudah terhalau dengan cepat seiring dengan sifatnya yang mudah memaafkan. Waktu yang singkat menjadi begitu berharga baginya untuk beribadah kepada Allah.

Dan yang kelima, setelah keempat sifat itu, maka jadilah dia pribadi yang amanah. Tentang ini saya ingat ketika sorang manager SDM menetapkan qualifikasi calon pelamar dari pemahamanya tentang sholat. Pelamar diminta untuk mengartikan setiap bacaan sholat. Kemudian menjelaskan makna setiap bacaan itu. Yang bisa menjawab dengan baik maka masuk qualifikasi untuk dipertimbangkan dan diterima. Mengapa ? Dia jawab, bahwa ilmu dunia dapat dipelajari dan semua orang bisa. Tapi pribadi jempol harus diawali dengan sholat dan paham akan sholat. Tanpa itu, sulit kita dapat pribadi yang amanah Dan pribadi amanah adalah asset yang tak terbilang bagi perusahaan dan negara Begitupla dihadapan Allah, pribadi yang amanah adalah sebaik baiknya tempat disisi Allah..

Bila sudah memiliki pribadi yang amanah maka apapun yang datang padanya hanyalah kebaikan , kebenaran dan keadilan yang akan dilakukannya. Harta berlebih akan membuat dia berbagi,. Kekuasaan ditangan akan membuat orang dibawah merasa aman dan nyaman.Pekerjaan yang menjadi tugasnya akan dilaksanakan dengan penuh tanggung jawab. Ilmu berlebih akan membuat dia gemar sharing knowledge.. Kemiskinan akan membuatnya sabar tanpa tergoda melakukan perbuatan tercela. Anak dan istri dicintainya dengan menebarkan keteladanan tentang ketulusan untuk beribadah kepada Allah. Puncak dari keagungan akhlak adalah amanah. Bukankah dunia berserta isinya adalah amanah dari Allah kepada kita yang ditunjuk sebagai khalifah dimuka bumi. Proses untuk menjadi pribadi yang amanah tidak datang dengan mempelajari ilmu ESQ atau ilmu kepribadian tapi proses yang sesuai ajaran Allah, yaitu di awali dengan SHOLAT.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...