Thursday, February 27, 2025

Tahu diri aja..

 



Ada teman dengan wajah geram berkata “ Gimana caranya menegakan keadilan. Gimana caranya menghapus korupsi? gimana caranya ? Saya senyum aja. Kenapa engga tanya sekalian. Mengapa Tuhan ciptakan Setan. ? Teman ini sedang bicara melewati batas dirinya. Lama lama bisa stress dia.


Makhluk itu hidup sesuai dengan karakter dan budayanya. Elang engga mungkin berteman dengan Angsa. Tikus engga mungkin berteman dengan ayam. Harimau tidak mungkin berteman dengan rusa. Srigala tidak mungkin berteman dengan domba. Nah kalau elang memangsa angsa. Tikus memangsa Ayam. Harimau memangsa Rusa. Srigala memangsa domba, itu bukan ketidak adilan. Justru itulah keadilan hidup. Predator perlu korban untuk bisa hidup. Cobalah, kalau predator tidak ada mangsa, kan mati dia.


Manusia juga sama. Politisi engga mungkin berteman dengan Jelantah. Kalau dia berkata penuh cinta kepada rakyat, itu hanya drama predator. Pejabat birokrat engga mungkin berteman dengan Marbot. Kalau dia santun dengan tokoh agama, itu hanya lipstik aja ala hipokrit. Pengusaha tidak mungkin berteman dengan buruh. Kalau terkesan sayang, itu hanya drama untuk memastikan agar buruh nyaman untuk tetap jadi buruh. Kalau mereka memangsa jelantah, marbot dan buruh, itu bukan karena ketidak adilan. Tapi karena dalam hidup ini, orang cerdas dan culas perlu korban untuk dimangsa. Dan selalu yang jadi mangsa adalah orang lemah dan bodoh.


Dalam kehidupan hewan, mereka dilengkapi instrument tenaga dan kecepatan bergerak untuk mereka survival dari predator. Manusia dilengkapi dengan akal. Ya, gunakan saja akal untuk survival. Kalau anda rakyat jelantah , buruh, marbot, enggga usah berharap politisi, birokrat, pengusaha akan menegakan keadilan kepada anda. Sesama predator saling menjaga. Mereka akan tegakan keadilan kepada sesama mereka saja.  Agar apa ? agar ekosistem mereka terjaga terus menerus. Mau revolusi berkali kali, tetap saja hasilnya sama.


Jadi apa kesimpulan ekstrimnya? tahu diri!. Kalau anda rakyat jelatah, ya jadilah rakyat jelatah. Perkaya literasi agar tidak mudah dimangsa. Jangan terpolarisasi sesama jelantah yang akan membuat anda lemah. Bergandengan tangan terus. Karena diluar habitat anda itu adalah mereka yang siap memangsa anda.  Kalau anda tetap percaya dan bersandar kepada mereka,  anda pasti jadi korban. Jadi pentingnya kemandirian komunitas, lewat gotong royong. Itulah cara agar anda survival. Hukum penguasa culas lewat Pemilu. Jangan pilih mereka. Hukum pengusaha culas lewat boikot produknya. Gitu aja. 


Itu sebabnya saya tidak pernah terprovokasi jadi bagian dari politik, akrab dengan pejabat atau birokrat. Saya tahu diri aja. Karena saya pengusaha ya habitat saya ya pengusaha. Di habitat saya itulah saya gunakan akal dan spiritual untuk survival dalam lingkaran collaboration dan sinergi. Itu bukan karena saya orang sholeh atau orang jahat, tetapi itu hanya cara survival doang..


No comments:

Sehat selalu pak...

  Kalau saya terkesan mendukung Prabowo dan kadang terkesan mengkritik, itu karena kecintaan saya kepada negeri ini. Saya tahu  niatnya sang...