“ Pah, kata Ustad, era jokowi ini sering sekali orang menistakan agama, tapi jarang sekali yang masuk penjara. Padahal sudah ada UU ” tanya Oma. Menurut saya, itu karena orang islam tidak lagi beragama dengan iman tetapi dengan dengan politik.“ Maksud papa” Kata oma mengerutkan kening.
Andaikan ada perintah Al Quran agar membenci dan menghukum orang yang menistakan agama, saya rasa Nabi yang paling banyak membunuh. Karena awal beliau memperkenalkan Islam, masyarakat Arab lebih banyak membencinya. Tetapi disaat Nabi kuat dan diatas angin. Beliau memilih memaafkan semua. Setelah islam berjaya di era Nabi, para oposisi dari kaum Yahudi tidak ada yang dihukum mati. Menurut saya, justru cinta Rasul kepada manusia melewati sekat agama. Rasul memilih bersikap memaafkan daripada membenci mereka. Karena itu islam diterima luas oleh semua etnis dan bangsa.
Makanya kalau ada orang berpendapat tentang agama saya. Tidak akan saya tegur, walau terkesan konyol. Tidak akan saya anggap penista agama. Mengapa? orang berpendapat dan bersikap, ya sebatas pengetahauan dan emosi dia. Atau istilah mesranya sebatas intelektual dia. Kalau intelektual dia tentang agama terbatas, ya berusahalah luruskan. Kalau tidak bisa, ya doakan saja. Karena yang berhak membuka hati orang, bukan manusia tetapi Tuhan. Setiap orang berbeda beda dalam berproses menemukan kebenaran iman.
Mama tahu apa itu iman sesugguhnya ? tanya saya kepada istri.
“ Apa itu ?
“ Mencintai orang yang membenci kita. Memaafkan orang yang tak ingin memaafkan kita. Bersilahturahi kepada orang yang enggan mendekat kepada kita. Memberi kepada orang yang pelit.
“ Mengapa Engga dibalas. Emang salah kalau kita balas juga?
“ kita bisa saja membalas mereka tetapi Tuhan member pilihan kepada kita. Apa itu? bersabar lebih baik. Orang sabar bersama Tuhan.
Tapi mereka di luar sana terkesan jauh sekali dari hakikat agama? Ya itu tadi dari awal papa bilang. Mereka beragama bukan karena cinta tapi karena politik. Perbedaan itu sangaja dibesar besarkan, agar identitas mereka semakin berjarak dengan agama lain. Berharap dengan itu politik jadi mudah mendapatkan suara ketika Pemilu. Itu karena kebodohan. Nah, agar kita engga terjebak dengan kebencian yang sama karena politik. Kita yang waras harus bersikap menghindari berdebat dengan orang bodo
No comments:
Post a Comment