Thursday, January 02, 2020

Orang Indonesia bahagia



Teman saya dari China telp saya sore ini. Dia menanyakan mengapa saya tunda terbang ke Beijing. Alasan saya, walau rumah saya tidak terkena banjir tapi  jalur dari rumah saya ke Bandara sulit dilalui kendaraan. Dia sempat bertanya, mengapa di TV tidak nampak orang Jakarta stress karena banjir. Semua korban yang dilihatnya di TV nampak ceria. Semua seakan baik baik saja. Saya katakan, bahwa kami sudah terbiasa menghadapi bencana. Jadi kalau terjadi, ya sudah terbiasa pula bisa menerima. Kalau masih ada kesempatan ceria, sekecial apapun, bahkan hal yang paling sederha, walau di tengah tengah bencana, kami gunakan untuk ceria. “Oh bagus sekali budaya itu” kata teman saya.

Namun Survey lebih luas lagi tentang index happiness, yang dimuat dalam Laporan World Happiness Report tahun 2019 berdasarkan hasil penelitian dari Helliwell, J., Layard, R., dan Sachs, J. bersama dengan United Nations Sustainable Development Solutions Network. Peringkat Indonesia terendah index bahagianya di ASEAN.  Indonesia berada di urutan ke-92 dari 156 negara!. Not bad. Setidaknya kita lebih baik dari Tiongkok yang berada di urutan ke-93 dan India yang berada di urutan ke-140. Tapi survey ini hanya mengukur tingkat kebahagiaan dalam kondisi normal. Mungkin yang jadi responden adalah bani kadrun. 

Belum ada survey yang mengukur dalam kondisi tidak normal. Saya yakin kalau survey dilakukan dalam situasi sulit, harga melambung, krisis ekonomi, bahkan bencana sekalipun, Indonesia akan menempati peringkat nomor satu di dunia. Bayangkan, walau Jakarta itu tempat orang pintar dan terpelajar, namun mendapatkan Gubernur semacam ABAS yang diplih oleh orang yang jarang pakai otak, tetap saja jadi bahan ceria diatas canda dan tawa. Apapun yang ABAS lakukan disikapi dengan canda saja. Engga ada mereka mau turun ke jalan aksi marah.

Gallup International Association pernah melakukan survey tahun 2017 tentang kebahagiaan di beberapa negara. Hasilnya, Indonesia masuk 10 negara di dunia yang paling bahagia. Peringkat indonesia nomor 8. Survey itu menyimpulkan bahwa 73% orang indonesia itu bahagia. Yang hebatnya itu didasarkan pada tingkat optimisme hidup. Orang Indonesia menempati peringkat pertama soal optimisme.  Itu mungkin yang jadi responden adalah pemilih Jokowi yang merupakan mayoritas di Indonesia. Entahlah. Tapi saya masih ingat dengan sahabat saya orang Yahudi di Belanda berkata “ Andaikan bahagia itu mahal, engga mungkin Soeharto bisa 32 tahun berkuasa.

No comments:

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...