Di Youtube saya mendengar perbebatan antara Ngabalin dengan Habib Smith. Ngablin dengan sabar melayani debat itu tanpa terkesan dia emosi. Namun Habib Smith nampak emosional padahal dia lebih muda dari Ngabalin. Dengan tegas penuh arogan Habib Smith menolak untuk minta maaf. Namun Ngabalin meluruskan bahwa walau Habib tidak mau minta maaf namun Jokowi sudah maafkan. Itu yang dikatakan oleh Jokowi bahwa dia sudah memaafkan orang yang membencinya sebelum orang minta maaf. Makanya Jokowi tidak pernah melaporkan orang yang menghina atau membalas orang yang menghujatnya. Bahkan Jokowi telah memerintahkan kepada Ngabalin agar tidak melayani ujaran kebencian. Dalam ilmu komunikasi politik, provokasi dalam bentuk ujaran kebencian bertujuan menciptakan wacana agar orang yang rendah elektabilitasnya terangkat popularitasnya. Makanya ujaran kebencian itu selalu datang dari petualang rendah mutu untuk bersaing dalam kancah demokrasi. Berharap agar ujar kebencian itu menimbulkan polemik. Dari polemik itulah dia mendulang popularitas. Dan setelah itu dia akan gunakan playing victim agar empati orang bego terpancing mendukungnya dan melupakan kelemahannya. Politik Jokowi tidak seperti itu.
Kalau ada orang membenci saya dengan menciptakan rumor tentang saya maka itu saya syukuri. Mengapa ? karena itu cara Allah untuk menyinkirkan orang yang tidak tulus bersahabat dengan saya. Misal ada rumor bilang saya bangkrut dan kere. Orang yang percaya akan rumor itu segera ikut membenci dan menjauh dari saya. Itu saya syukuri. Mengapa? Itu tanda dia tidak mengenal saya secara pribadi atau dia punya niat buruk, berteman karena mengharapkan uang dari saya. Bukan tulus. Ada yang bilang saya gila perempuan. Rumor beredar luas. Orang yang percaya atas rumor itu langsung membenci saya. Padahal saya tidak pernah menggodanya dan tidak tertarik berhubungan secara pribadi. Saya bersyukur karena saya terhindar berteman dengan orang yang tidak mengenal saya secara pribadi namun baper engga jelas.
HIdup ini ada hukum alam yang kemudian jadi hukum sosial. Bahwa ujaran kebencian lahir dari orang yang lemah dan tak produktif untuk berkompetisi secara sehat. Di era Sosial media, mereka mencari eksistensi dari ujaran kebencian itu. Dan akhirnya memanfaatkan emosi orang mempercayainya untuk ditipu dengan mudah. Jadi korban buruan. Menghadapinya tidak sulit. Yaitu jangan ladenin. Jangan hadapi ujaran kebencian dengan kebencian juga. Apakah karena itu reputasi kita hancur ? Tidak. Ingat bahwa anda hanya membangun reputasi dihadapan Tuhan, bukan dihadapan manusia. Penilaian orang terhadap diri anda tidak pernah 100 persen benar. Yang tulus juga tidak banyak. Namun anda tetap harus prasangka baik. Walau banyak orang buruk laku, namun anda tetap harus berteman. Tetapi tetaplah Tuhan sebagai sandaran.
Kalau orang berumor terhadap anda, tidak perlu anda marah. Mengapa ? Anda tidak perlu membangun reputasi dengan orang buruk laku yang secara spiritual dan business tidak menguntungkan. Anda harus focus membangun reputasi tidak dengan pembelaan dalam bentuk retorika tetapi dengan perbuatan nyata, tulus tanpa ada niat merugikan siapapun. Itu saja. Kalau ada yang percaya dengan ujaran kebecian itu dan menjauh dari anda maka syukurilah. Karena anda terhindar dari lingkungan orang buruk laku. itu artinya Tuhan melakukan auto erase terhadap teman anda. Karena anda orang baik dan Tuhan ingin anda berteman hanya dengan orang baik. Kehebatan Jokowi adalah dia sangat paham mengaktualkan agama untuk bersabar kepada orang yang menghujat dan memfitnahnya dengan ujaran kebencian. Apa itu ? Tuhan menjanjikan kemuliaan bagi orang yang terhina dan terhujat asalkan dia berlaku sabar. Tuhan akan mengangkat derajat orang yang di hujat dan di fitnah itu. Karena itulah kemulian anak Adam di bandingkan makhluk ciptaan Tuhan yang lain.
No comments:
Post a Comment