Sunday, July 15, 2018

DKI Kota Kapitalis..



Ketika Anies-Sandi kampanye populis dan orang percaya. Saya membayangkan betapa cerdasnya Anies mengangkat issue populis untuk pemilih Jakarta. Mengapa? penduduk Jakarta itu sebagian besar pendatang. Umumnya mereka datang ke Jakarta untuk mengubah nasip agar lebih baik dari tempat asalnya. Tentu tidak semua yang datang itu sukses. Ada juga yang gagal. Bahkan dari 10 orang pendatang , hanya 1 orang yang sukses. Jakarta walau memberikan banyak peluang untuk orang sukses dengan mudah namun itu hanya untuk orang yang punya nyali, pekerja keras dan modal. Mereka yang termarginalkan inilah yang menjadi target pemilihnya dengan issue populis ditambah agama. Maka walau awalnya elektabiltasnya rendah, dia bisa mengalahkan Ahok yang elektablitas tinggi.

Apa saja kampanye populis yang tidak rasional itu? Rumah DP 0%. Walau tidak rasional tetapi inilah janji politik yang langsung meningkatkan elektablitas Anies. Maklum sebagian besar rakyat DKI tidak punya rumah sendiri. Mereka gagal namun tetap narsis atas nama agama. Semua orang di Jakarta akan aman hidupnya bila punya rumah. itulah yang dilempar oleh Anies. Jadi lampu aladin. Namun orang banyak lupa bahwa Jakarta itu bukan kota sosialis. Nilai tanah Jakarta setiap tahun naik di perkirakan 20-33 %. Makanya Era Ahok NJOP naik sebesar 140% karena selama 4 tahun sebelumnya NJOP tidak pernah naik. Itu artinya per tahun naik lebih dari 30%. Kini Anies -sandi menaikan NJOP sebesar 19%.

Setiap tahun NJOP pasti naik di Jakarta. Mengapa ? karena nilai infrastruktur DKI dan polulasi yang terus bertambah sebagai penyebab utamanya. Artinya ini Jakarta bung. Semua ada harganya. Pasar yang menentukan. Contoh Rusunawa KS Tubun era Ahok yang usai di akhir masa jabatannya direncanakan sewa sebesar Rp. 300.000 sebulan, Tapi kini bagi Sandi itu udah engga layak lagi untuk rakyat miskin. Layaknya untuk rakyat berpengahasilan menengah keatas dengan tarif Rp 1,7 juta per bulan. Mengapa ? karena alasan bisnis. Daerah strategis dekat dengan pusat kota dan angkutan umum. Orang miskin engga pantas dapat tempat sekelas ini. Paham ya.

Sumber PAD DKI itu dari rakyat yang mampu bayar pajak. Selebihnya, rakyat yang engga mampu bayar pajak, engga pernah dianggap ada. Tidak ada urusannya dengan agama atau idiologi. Ente ada uang ente berhak dapat tanah dan wajib bayar pajak yang terus meningkat setiap tahun. Lantas gimana dengan DP 0% ? DP 0% hanya cara mendapatkan rumah dengan cara berhutang. Tetapi apa artinya bila harga rumah terus naik karena NJOP? Itu artinya cicilan semakin besar. Kalau pendapatan ente engga nambah setiap tahun nya, jangan harap dapat rumah. Ente engga sanggup , orang lain sanggup kok. Jangan ngeluh. Ini engga ada kaitannya dengan agama atau apalah. Ini soal duit. Siapa suruh datang Jakarta? sendiri suka sendiri, aduh jangan mau dibegoin janji Populis.


Jakarta adalah kota kapitalis. Tidak akan berubah walau Gubernur berganti. Tidak mungkin populis. Ahok jujur ketika kampanye mengingatkan soal populis itu omong kosong. Tetapi dihadapan orang bego dan gagal, memang kejujuran itu menyakitkan.

No comments:

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...