Saturday, June 24, 2017

Kacang Garuda.

Sudhamek Agoeng Waspodo Sunjoto terpilih sebagai Anggota Pengarah Pembina Ideologi Pancasila. Dia terpilih bersama 9 tokoh nasional lainnya seperti Megawati, Safii Maarif dll. Dikalangan pengusaha , semua tahu siapa itu Sudhamek. Dia adalah pengusaha yang termasuk 50 orang terkaya di Indonesia. Lah apa bisnisnya ? ya produksi kacang dan jualan kacang. Nama mereknya “ Kacang Garuda. Nah tentu anda semua tahu merek kacang ini. Karena pasti pernah merasakan kegurihan Kacang Garuda. Siapa Sudhamek itu ? ia adalah putra bungsu dari 11 bersaudara, dari pasangan Darmo Putro dan Poesponingroem. Ayah dan ibunya adalah pengusaha yang membidani berdirinya pabrik Kacang Garuda. Hanya sampai membesar perusahaan itu dan terkenal sampai ke manca negara setelah di komandani oleh Sudhamek.
Sudhamek menyelesaikan pendidikanya di fakultas ekonomi Universitas Satya Wacana pada tahun 1981dan kemudian sarjana Hukum pada tahun 1982 di universitas yang sama. Setaman kuliah dia berkarir di PT. Gudang Garam Tbk. Dari sinilah Sudhamek menimba ilmu dan pengalaman selama delapan tahun di pabrik rokok tersebut. Hingga ia berhasil menduduki posisi sebagai Presiden Direktur di PT. Trias Santosa Tbk ( anak perusahaan PT. Gudang Garam Tbk). Tahun 1991 hingga 1994 ia bergabung dengan Djuhar Group sebagai Executive Director. Akhirnya di tahun 1994, barulah ia masuk kembali ke dalam bisnis dan perusahaan keluarganya dengan menjadi CEO Garuda Food di bulan Oktober.
Sudhamek berhasil meyakinkan kakak-kakaknya untuk mulai mengembangkan merek. Dan disepakatilah dana Rp 600 juta untuk prosesnya. Dikisahkan di awal proses mereka sempat mengalami kegagalan, tapi mereka terus bergerak untuk beriklan. Kemudian pada tahun 1996, perusahaan ini memproduksi juga kacang atom, salah satu alasannya karena seorang kakak perempuannya adalah ahli dalam kacang atom dan memutuskan ikut bergabung dengan saudara-saudaranya. Tahun demi tahun perusahaan ini terus berkembang. Bahkan tercatat pertumbuhan perusahaan mencapai 30 persen setiap tahunnya. Karena itulah perusahaan mampu melewati krisis moneter 1998 dengan selamat.
Pada bulan Desember 1997, Sudhamek mengembangkan PT GarudaFood Jaya untuk memproduksi biskuit bermerek Gery dan pada tahun 1998 ia mengakuisisi PT Triteguh Manunggal Sejati untuk memproduksi jelly bermerek Okky dan Keffy. Pada tahun 2000 PT Tudung Jaya berkembang menjadi PT Garudafood Putera Puteri Jaya, di bawah Tudung Group. Di tangah dinginnya Kacang Garuda memang berkembang pesat. Dari hanya satu pabrik di Pati, dengan 700 karyawan dan 5 produk, Garudafood kemudian berkembang menjadi 8 pabrik dengan 20.000 pekerja langsung dan 3.000 pekerja tak langsung serta 200 produk. 
Untuk menjaga suplai bahan baku , Garudafood kemudian bergerak juga di bidang hulu yaitu dengan memiliki perkebunan kacang tanah, juga membangun kemitraan dengan petani lokal. Karena itulah mereka memiliki perkebunan kacang tanah di Lombok, Nusa Tenggara Barat, termasuk laboratorium untuk penelitian varietas unggul kacang tanah. Dari segi pemasaran, Kacang Garuda leading di market dalam negeri dan pasar luar negeri yang juga kuat.
Lantas mengapa sampai Sudhamek di pilih sebagai anggota pengarah Pancasila, bersanding denga ulama, tokoh agama , Negarawan dan Jenderal ? Ternyata Perusahaan itu di bangun diatas visi yang kuat. Apa itu ? "Damai dan dinamis". Kesetiaan karyawan kepada atasanya sangat kuat. Dan semangat jujur, ulet, dan ketekunan yang diringi doa sebagaimana yang ditanamkan oleh Darmo Putro sang pendiri terimplementasi dengan baik dalam management perusahaan. Sudhamek di kenal sebagai pengusaha yang bersih, pembayar pajak yang taat, memberikan kesejahteraan kepada karyawannya, membina suplier. Singkatnya visi entrepreneurship diterapkan dengan baik yaitu mengutamakan stakeholder dan memastikan fungsi sosial perusahaan jalan karena perusahaan untung, dan itu bukan karena rente tapi kerja keras atas dasar kreatifitas..
Nah, anda bisa bayangkan bahwa hanya dengan jualan Kacang kering dan beberapa industri pengolahan produk pertanian bisa menjadikan seseorang sebagai 50 orang terkaya di Indonesia, lebih kaya dari Hari Tanoe dan lebih hebat dari Hashim Djoyohadikusumo tapi dia tetap rendah hati…Siapa bilang engga ada peluang disektor pertanian. Hanya kadang peluang itu menjadi tidak nampak karena yang keliatanya hanya hambatan sehingga kita tidak pernah bergerak..dan selalu punya alasan untuk tidak bergerak…dan akhirnya menyalahkan orang lain termasuk pemerintah

1 comment:

Adi Kwok said...

tulisan nya manteb.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...