Monday, September 01, 2014

Pengorbanan...

Deng Xioping? Itu yang kamu maksud? Kata teman saya sambil memejamkan mata sipitnya seakan membayangkan sesuatu. Deng adalah orang yang praktis, katanya kemudian. Deng tidak peduli dengan heroisme revolusioner. Deng tidak mau menyibukan diri dengan panduan politik Mao Tse Tung. Makanya tidak aneh sepanjang karirnya, Deng tiga kali dipecat, tiga kali ditahan oleh rezim Mao. Deng  dapat dipastikan bukan seratus persen komunis namun tentu bukan seorang kapitalis. Deng tidak percaya dengan mimpi komunis untuk lahirnya masyarakat yang berkeadilan sosial sesuai dengan standard partai. Manusia punyai cara tersendiri berdamai dengan realita untuk menentukan definisinya tentang keadilan sosial yang diinginkannya. Yang penting negara harus hadir ditengah kebebasan itu agar yang kuat tidak menindas yang lemah, dan yang lemah dapat berkembang. Tidak ada elite politik yang melirik Deng ketika Mao tutup usia, kecuali Tentara Pembebasan Rakyat ( TPR). TPR sadar bahwa negara tidak bisa dibangun dengan hanya retorika Mao yang inginkan masyarakat tanpa kelas, tapi juga  tidak boleh kaum pemodal menindas rakyat miskin. Deng adalah orang yang tepat bagi niat Tentara untuk membawa bangsa china kemasa depan dengan kemakmuran dan bermartabat diantara bangsa bangsa lain didunia. Tentara yakin karena Deng bukan Mao dan juga bukan Lishauqi yang pernah mereformasi China era Mao. Benarlah, kata teman itu, setelah Deng berkuasa maka dia melaksanakan kebijakan reformasi dibidang Ekonomi, bukan idiologi asing tapi idiologi budaya asli China yang dilandaskan kepada semangat gotong royong dan akal sehat.  

Dengxioping,muda
Terserah orang mau bilang apa itu idiologi. Bagi Deng selagi rakyat bisa meningkatkan produktifitas maka dia tidak peduli sebutan komunis atau kapitalis. Bagaimana konkritnya.? Beginilah...Setelah pulang dari lawatan ke Amerika ,Deng xioping terinspirasi untuk membangun China meniru Amerika. Bahwa Amerika bisa makmur karena pembangunan infrastruktur ekonomi yang meluas di semua wilayah. Arus barang dan orang terjadi sangat efisien  sehingga semua potensi ekonomi baik berupa potensi SDA maupun potensi SDM dapat di optimalkan. Alam akan memberikan manfaat sangat besar kepada manusia apabila terjadi interaksi antara wilayah, dan itu harus tersedianya sarana angkutan darat, laut maupun udara. Sementara kamu bisa bayangkan ketika awal Deng berkuasa 1976 , China tidak punya Anggaran untuk hanya membangun 50 km jalan. Deng tidak mau berhutang ke asing guna membiayai mimpinya itu.Lantas apa yang harus dilakukan oleh Deng? dia mengurangi lebih dari separuh anggaran partai yang minus kontribusinya untuk rakyat. Memangkas biaya pegawai dengan tidak menggaji 25 juta PNS. Menutup ribuan BUMN/D yang tidak efisien. Menghapus platform komunis dimana negara bertanggung jawab memberikan subsidi ekonomi dan sosial. Tidak ada lagi jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, subsidi pertanian, subsidi perumahan, susbidi energi ( BBM). Tidak ada. Semua anggaran itu dialihkan kepada pembangunan infrastruktur ekonomi dan investasi pendidikan bagi siswa berprestasi melanjutkan pendidikan ke luar negeri. Kamu bisa bayangkan tadinya rakyat China hidup serba dijamin  namun kemudian negara berlepas tangan dan meminta rakyat membiayai sendiri kebutuhannya sesuai harga pasar. Apakah rakyat China mampu menerima kebijakan yang drastis itu? Entahlah. Mereka hanya percaya satu hal bahwa pemerintah berniat baik. Pada waktu bersamaan negara memberikan kebebasan rakyat untuk berproduksi dan mendapatkan hasil sebesar yang dia mau asalkan dia mau bekerja keras. Negara menjamin keadilan distribusi barang, dan modal bagi semua orang dan dimanapun dia berada. 

Selama kurun waktu itu 25 tahun sejak tahun 1976 dibangun 12 jalan raya arteri nasional yang terdiri dari jalan-jalan raya kelas satu yang melintang pada arah timur barat, dan membujur pada arah utara selatan, panjang seluruhnya 35.000 km. Juga membangun jalan raya baru yang sampai akhir tahun 2003, panjang jalan raya di seluruh negeri lebih 1,8 juta km, di antaranya jalan raya bebas hambatan yang mewakili taraf perkembangan transportasi modern mencapai 40.000 km. Lebih dari 200 kota, Beijing, Shanghai, serta semua kota tingkat provinsi lainnya, ibukota propinsi dan daerah otonom di seluruh negeri dihubungkan oleh jalan raya kelas satu. China membangun jalur kereta mencapai 73.000 km, di antaranya rel ganda mencapai lebih 20.000 km, panjang jalan kereta api elektrifikasi mencapai 18.000 km. Jalan kereta api Yuehai, jalan kereta api lintas laut yang pertama di China diresmikan pada tanggal 7 Januari tahun 2003. China sudah menjadi salah satu negara yang volume angkutan jalan kereta apinya terbesar di dunia, juga negara paling cepat peningkatan volume angkutannya, dan paling tinggi efisiensi pemanfaatan alat transportasinya. Sampai akhir tahun 2003, pelabuhan utama di pantai China memiliki tempat berlabuh sekitar 1.800, diantaranya yang berkelas puluhan ribu ton mencapai lebih 530; volume lalu lintas barang mencapai 1,7 miliar ton. Volume total lalu lintas barang pertahun sejumlah pelabuhan besar di atas seratus juta ton. Pelabuhan-pelabuhan Shanghai, Shenzhen, Qingdao, Tianjin, Guangzhou, Xiamen, Ningbo, dan Dalian sudah masuk 50 besar pelabuhan peti kemas di dunia. Terhitung sampai akhir tahun 2003, bandar udara penerbangan sipil ada lebih dari 140 buah, dengan jumlah rute penerbangan mencapai 1000 lebih. Di antaranya terdapat 160 rute internasional yang menjangkau 60 lebih kota di 30 lebih negara didunia. China membangun hidropower terbesar didunia sehingga sangat efisien cost energynya.

Salah satu kota besar di China, Shanghai
Keliatannya mudah tapi kenyataannya tidak seperti membalikan telapak tangan. Akibat kebijakan reformasi Deng ini, tidak sedikit anak anak yang putus sekolah dan menjadi kuli berupah murah. Tidak sedikit rakyat meninggal karena sakit tak terobati. Penyakit sosial dikota kota besar seperti tumbunya daerah kumuh,pelacuran dan lain sebagainya tidak bisa dihindari sebagai akibat urbanisasi. Rakyat menjadi kumpulan manusia yang dipaksa berproduksi dan bekerja dengan upah rendah. Angka kematin bayi dan ibu melahirkan mencapai rekor tertinggi. Tidak sedikit tanah rakyat digusur demi pembangunan. Lingkungan rusak. Namun berlalunya waktu,seiring terbangunnya infrastruktur ekonomi keadaan ekonomi bergairah. Ekonomi tumbuh dua digit. Rasa percaya diri rakyat bangkit karena kesempatan terbuka luas dimana mana. Penyakit sosial perkotaan dibenahi menjadi manusiawi. Kerusakan lingkungan diperbaiki secara serius. Sejak reformasi ekonomi di tahun 1978, tingkat kemiskinan penduduk China turun dari 53% di tahun 1981 menjadi 8% di tahun 2001. Kini setelah kemajuan diperoleh, petani tidak lagi dipajaki dan dibebaskan dari semua bea dan pajak. Rakyat sudah boleh memiliki tanah sendiri tanpa harus menyewa kepada negara. Kredit tani diperluas. Subsidi sosial diperluas. Tadinya usaha asing mendapatkan fasilitas keringanan pajak. Tentu maksudnya untuk membujuk asing membangun pabrik di China dan menampung angkatan kerja. Namun kini usaha lokal sudah mampu menggantikan asing. Pajak usaha lokal diturunkan dan asing dinaikkan. Itulah perubahan yang kini dirasakan rakyat china. Para anak muda China mungkin hanya bisa mendengar cerita betapa masalalu orang tuanya sangat menyedihkan. Namun para orang tua merasa puas pengorbanan masa lalu mereka terbayar oleh kemakmuran yang dirasakan kini oleh anak anaknya dan juga kelak cucunya.

Tahukah kamu andaikan dulu ditahun 1976, Deng tidak berani menghapus subsidi karena alasan idiologi komunis yang menjamin sama rata sama rasa. Andaikan Deng lebih memilih pembiayaan pembangunan insfratruktur dari utang luar negeri maka dapat dipastikan China tidak akan semaju sekarang.Nasipnya akan sama dengan Indonesia: kaya sumber daya alam, kaya sumber daya manusia tapi tetap miskin dan tak tehormat. Mengapa? Membangun dengan sarat utang adalah membangun dengan cara kapitalis. Ini akan membuat negara tidak berdaya secara politik untuk menegakan keadilan. Kami bersyukur karena Deng membangun China dengan cara terhormat, walau karena itu satu generasi berkorban dan yang lebih penting lagi adalah Tentara dan rakyat tetap setia bersama pemimpin untuk China  yang lebih baik.
.....
Sebuah negeri, Adalah sebuah cita cita kebersamaan. 
Yang digayuh dalam kelelahan. 
Oleh satu generasi kegenerasi berikutnya. 
Yang tak lepas dari kehendak dan pengorbanan... 

1 comment:

Jimmi oei said...

Ijin share pak. Ini yang selalu ada di pikiran saya, membangun Indonesia seperti China, korbankan 1 generasi, demi masa depan dan kehidupan yang lebih baik. Sekalipun saya/kita termasuk dlm generasi yang jadi korban/musnah.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...