Sunday, June 01, 2014

Jokowi vs Prabowo ?

Latar belakang Jokowi sangat berbeda dengan Prabowo. Jokowi lahir dari keluarga miskin yang sedari kecilnya dipaksa mandiri untuk memenuhi kebutuhan sekolahnya. Dia harus merasakan betapa getirnya menjadi orang pinggiran ketika tiga kali terusir dari tempat tinggalnya yang dipinggiran kali. Prabowo lahir dari keluarga bangsawan dan terpelajar. Sedari kecil dia hidup mewah dan masa remajanya dalam dididikan berkelas diluar negeri. Jokowi lahir dari seorang wanita muslimah yang sederhana dan Prabowo dilahirkan oleh seorang ibu kristiani yang terpelajar. Karenanya sikap hidup Jokowi sangat rendah hati namun tak membuat dia rendah diri untuk menjadi something. Setamat SMA dia berhasil masuk Perguruan Tinggi Negeri , Universitas Gajah Mada. Sementara Prabowo setamat SMA masuk Akademi Militer yang mencetak perwira dibawah dokrin Orde Baru dan setelah itu dia menikah dengan puteri Presiden RI. Jokowi menikahi wanita biasa dari keluarga rakyat jelata. Selama 30 tahun karir Prabowo di Militer hanyalah melaksanakan perintah atasannya dan tunduk dengan Protap ( prosedur operasional tetap). Memang serdadu tidak dilatih untuk menggunakan otaknya secara mandiri tapi menggunakan otaknya untuk melaksanakan perintah orang lain. Kreatifitas serdadu adalah keseharian yang membosankan bila tidak ada perang dan konplik. Jokowi tumbuh dan berkembang sebagai wiraswasta. Dia tidak memulai dari modal berlebih tapi dari modal seadanya berkat pinjaman dari bank. 9 tahun di merintis usaha jatuh bangun sampai dia berhasil mengeksport produk furnitur nya ke manca negara. Jokowi tumbuh by natural menjadi mandiri, Prabowo tumbuh by design untuk menjadi alat kekuasaan.

life begins forty.Usia empat puluh telah membuat Jokowi matang. Business nya telah settle. Hidupnya telah stabil. Dia juga bisa mengangkat kehidupan keluarga besarnya menjadi lebih baik. Diusianya ke empat puluh dia bersama keluarga berangkat haji untuk menyempurnakan rukun Islam ke Lima. Pada posisi ini biasanya orang ingin berbuat lebih untuk menumpuk hartanya menjadi konglomerat. Tapi tidak bagi Jokowi. Dia lebih menggunakan usianya untuk berguna bagi orang banyak .Karena itulah dia masuk dalam dunia politik praktis. Awalnya dia melamar kepada Partai Islam namun terlalu sulit baginya untuk bergabung karena dia bukanlah islam aliran.Dia islam rahmatan lilalamin. Namun potensinya dilirik oleh Partai sekular yang berhaluan kiri ,yaitu PDIP. Jokowi tidak melihat hal berbeda antara  Islam dan PDIP karena keduanya punya misi yang sama yaitu membela kaum duafa. Karena itulah dia terpilh sebagai Walikota Solo. Periode kedua dia terpilih kembali sebagai Walikota dengan pengakuan rakyat sampai 90%. Ini merupakan pilkada dengan tingkat pengakuan rakyat paling tinggi. Semua itu karena rakyat merasakan kehadirannya sebagai  pemimpin yang memang untuk melayani rakyat. Jokowi tidak membawa gajinya sebagai walikota kerumah tapi membaginya kepada rakyat miskin. Dari suksesnya  di Solo mengantarnya menjadi Gubernur DKI. Potensinya dilirik oleh elite politik di tingkat pusat untuk menjadikannya politisi berkelas nasional.

Pada usia lima puluh, Jokowi telah berada dijalur puncak pengakuan publik akan kepemimpinannya sebagai Gubernur DKI. Pengakuan bukan hanya datang dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri. Gaya kepemimpinannya yang blusukan bukanlah pencitraan tapi memang itu lahir dari jiwanya yang tak bisa berjarak dengan rakyat khususnya kaum duafa. Prabowo , diusia lima puluh berada diposisi terendah dalam hidupnya. Dia diberhentikan sebagai Perwira Tinggi karena alasan amoral dan tidak disiplin. Prabowo di ban masuk ke Amerika karena kasus pelanggaran HAM berat dan sampai kini Prabowo tidak pernah berani datang ke Komnas HAM untuk mengklarifikasi tuduhan terhadapnya. Rumah tangganya hancur dan sampai kini dia tidak mampu membangun kembali rumah tangga. Karirnya di bisnis berujung kepada Pengadilan Niaga akibat gagal bayar hutang sebesar Rp.14 Triliun dari lebih 100 kreditur. Prabowo terselamatkan dari kebangkrutan karena diberi kesempatan oleh Pengadilan Niaga menyelesaikanya hutangnya selama 15-20 tahun. Dengan keadaan ini Prabowo bukanlah orang yang mapan tapi orang yang tersandera oleh hutang dan dalam islam berhak mendapatkan zakat. Beda dengan Jokowi dimana karir businessnya  tidak menjadikan dia terlilit hutang. Sebagai suami dia mampu menjadikan keluarganya tetap utuh dan rukun. Tidak ada prestasi Prabowo sebagai pemimpin rakyat kecuali memimpin serdadu. Memimpin rakyat berbeda dengan memimpin serdadu yang terlatih menuruti perintah dan loyal. Memimpin rakyat butuh kematangan spiritual  dan kecerdasan akal untuk bersikap bijak terhadap tuntutan rakyat yang beragam dengan latar belakang rakyat yang plural.Ini tidak mudah. Jokowi telah membuktikan itu di Solo dan di Jakarta.

Apa yang ditawarkan Prabowo untuk menjadi presiden hanyalah sebuah agenda yang hampir semua perguruan tinggi mempelajari agenda tersebut. Namun masalah kehidupan ini agenda tetaplah agenda namun pelaksanaan adalah segala galanya. Prabowo tidak pernah teruji sebagai pemimpin rakyat kecuali serdadu, sama seperti SBY dan Seoharto yang pada akhirnya memimpin dengan mental follower asing. Tak nampak dari mereka pemimpin yang visioner , yang tercermin dari caranya  berpikir ( way of thinking ) , merasakan ( feeling ) dan kemampuannya  memfungsikan semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life ) dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Kita butuh pemimpin yang berjiwa pemimpin yang memimpin dengan cinta. Bukan pemimpin yang dibesarkan oleh dokrin patuh tanpa syarat dan terlatih membunuh. Bukan.! Prabowo berambisi untuk menjadi presiden karena itu dia mendirikan partai. Jokowi tidak punya ambisi kecuali memang sadar akan takdirnya untuk berguna bagi orang lain. Tak penting dimana dia ditempatkan namun itu akan menjadi sebaik baiknya tempat untuk dia mengabdi.  Tak dikejarnya kekuasaan namun bila datang tidak dia tolak. Kalau kini dia di calonkan oleh PDIP maka itu bukanlah karena kekuatannya memaksa PDIP memilihnya tapi by process dia memang qualified to be come president. Sebagaimana di Solo maupun di DKI, ketika dia berkuasa maka dia adalah milik Rakyat. Tak ada satupun yang bisa mendiktenya, termasuk partainya. Semua karena rakyat dan kembali kepada rakyat, kembali kepada kita semua, tentunya...

3 comments:

Fajar Asikin said...

Terima kasih atas summary-nya pak Jeli, ternyata berbuat banyak bagi masyarakat bukanlah pekerjaan yang mudah, karena nyatanya banyak pemiimpin umat muslim yang lebih suka dibelakang layar dan berteriak dengan sangat keras mendukung prabowo...sementara yang sudah berbuat nyata malah dituduh dengan berbagai serangan seolah ada musuh bersama baru dalam kehidupan muslim Indonesia saat ini.... Asal Bukan Jokowi....Semoga Allah SWT senantiasa memberikan jalan keluar dari bangsa ini yang sebenarnya memiliki potensi besar dalam menjadi suri tauladan bangsa lain dalam beragama sekaligus berdemokrasi....

Permana said...

terima kasih Pak Erizeli Bandaro, tulisan yang sangat menarik dan sangat penting untuk dibaca khalayak ramai.

Anonymous said...

Banyak informasi terkait Jokowi dan Prabowo di sini, semoga mencerahkan kita semua tentang rekam jejak mereka. Pilpres sekarang cukup panas dengan berbagai kampanye negatif dan hitam. Blog ini perlu dipromosikan agar memberikan pandangan yang berimbang kepada masyarakat.

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...