Dalam hadits disebutkan “Dahulu ada seekor anjing yang berputar-putar
mengelilingi sumur, anjing tersebut hampir-hampir mati karena kehausan,
kemudian hal tersebut dilihat oleh salah seorang pelacur dari bani israil, ia
pun mengisi sepatunya dengan air dari sumur dan memberikan minum kepada anjing
tersebut, maka Allah pun mengampuni dosanya.” (HR Bukhari Muslim). Anjing dan
Pelacur itu berbeda. Satu binatang dan satunya lagi adalah manusia. Anjing itu
bukan peliharaan wanita itu. Mereka bertemu ditempat yang sama karena sama sama
membutuhkan air minum. Anjing tak mampu meraih air itu namun wanita itu dapat
dengan mudah meraih air itu karena kedua tanganya. Apabila wanita pelacur itu
sampai menggunakan sepatunya untuk mengambil air dan memberikannya kepada
anjing itu, maka itu benar benar tidak ada hubungan komersial tersurat maupun
tersirat. Ini hanya given. Wanita itu melihat anjing kehausan dan dia sendiri
tahu rasanya kehausan. Diapun berbuat begitu saja. Lewat kisah itu Allah mengajakan
kepada Rasul bagaimana makna ikhlas itu sesungguhnya.
Dalam keterbatasan ilmu agama
, sangat sulit memahami bagaimana mungkin seorang pelacur yang jelas jelas
berbuat maksiat untuk makan namun hanya karena perbuatan baik kepada anjing ,
lantas masuk sorga. Tapi begitulah tingginya nilai ikhlas itu dihadapan Allah.
Berbuat baik berlaku ikhsan memang tidak mudah. Seorang yang berani berkata dia
paling ikhlas sebetulnya pada waktu bersamaan dia sedang mempertontonkan sifat
tidak ikhlas itu sendiri. Ikhlas adalah perbuatan bukan kata kata. Ikhlas
memberikan sesuatu yang pada waktu bersamaan kita sangat membutuhkannya hanya
karena merasa itu lebih baik bagi orang lain. Ikhlas melepaskan ego karena
jabatan, nama baik, harta, ketika berbuat bahkan harapan sorgapun tak terpikirkan.
Ah, rasanya terlalu panjang mengungkapkan sifat ikhlas itu sendiri karena
semakin diungkapkan semakin kita sadar sangat sulit meraihnya. Apalagi diera
yang serba tidak jelas dan semua diukur dengan transaksional, ikhlas semakin
utopis diungkapkan.
Lantas bagaimana meraih sifat
ikhlas itu ? kemarin waktu diruang tunggu bandara KLIA saya bertemu dengan
seorang kenalan. Dia mengatakan bahwa setiap manusia punya GEN ikhlas itu yang diturunkan
langsung dari kedua orang tuanya. Apakah kedua orang tua kita ahli ibadah atau
bukan, namun sikap memberi dan berkorban pasti ada pada kedua orang tua,
khususnya ibu. Ini sudah di design oleh
Alah. Ketika malam rasa kantuk begitu beratnya membawa mata terpejam namun
ketika bayi terbangun maka bersegera si ibu bangun dan menyusukan bayinya. Rasa
kantuk hilang begitu saja. Saya pernah menyaksikan seorang ibu disebuah kota
diluar negeri dimana dia membersihkan nasi yang dipungutnya didalam tong sampah
dengan mulutnya.Setelah bersih, makanan itu disuapkan kepada anaknya. Suapan
itu tidak dengan tangan tapi dari mulut kemulut. Siibu makan kotoran dan sianak
makan nasi yang bersih. Subhanallah. Orang tua selalu memberi dan berjuang
melakukan apa saja untuk anak anaknya. Tak akan pernah ada kepentingan pribadi
bagi orang tua ketika harus berkorban untuk anak anaknya..
Keagungan Rasul Muhammad SAW
adalah sifat ikhlas itu sendiri. Seluruh Nabi Allah mempunyai sifat ikhlas itu.
Dari sifat para rasul yang terekam dalam hadith dan AL Quran itu kita dibekali ilmu untuk
meraih ikhlas. Itu adalah ilmu namun implementasinya diperlukan GEN pengikat
didalam diri kita agar sunnatullah terjadi dengan sempurna. Untuk menghidupkan
Gen ikhlas itu maka diperlukan hubungan yang intim dan empati tinggi kepada
kedua orang tua. Anak harus terus menjalin komunikasi dengan kedua orang
tua, baik secara phisik maupun melalui
doa sebagai ujud rasa syukur dan berterima kasih. Maafkan orang tua ketika
sifat dan prilakunya kadang membuat kita kecewa. Beri apa yang terbaik yang
kita punya. Dalam situasi apapun tetaplah lemah lembuh kepada orang tua. Sikap hormat dan menyayangi kedua orang tua
bukan hanya dalam bentuk kata kata tapi perbuatan yang selalu menjaga perasaan orang
tua, membelanya , memuliakannya dan melindunginya dengan penuh kasih
sebagaimana orang tua telah lakukan kepada kita sedari kecil.
BIla kita berbakti kepada
kedua orang maka hati kita pasti lembut.Gen kasih sayang sebagai nilai nilai
ikhlas itu akan terus menyala. Kita akan mudah berempati untuk berbuat dan memberi
kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan. Bila Allah meminta kita berikrar “Sesungguhnya
shalatku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta
alam.” (QS al-An’aam [6]: 162) dalam setiap sholat lima waktu maka ikrar itu
akan melekat dalam GEN kita untuk terus bercahaya didalam hati. HIngga semua yang
terjadi dalam hidup ini memanglah proses
yang harus kita hadapi dengan ikhlas tanpa harus berpikir banyak dengan akal
yang serba terbatas ini. firman Allah dalam hadith Qudsi “Keikhlasan adalah
rahasia yang diambil dari rahasia-rahasia-Ku. Aku telah menempatkannya sebagai
amanat di hati sanubari hamba-hamba-Ku yang Aku Cintai.” Peliharalah GEN ikhlas
yang sudah ada dihati kita. Cintai orang tua , sayangi mereka sebagai mana
cinta mereka yang tiada bertepi untuk kita.
Ingatlah firman Allah “Dan
Kami perintahkan kepada manusia (untuk berbuat baik) kepada kedua orang tuanya,
(terutama kepada ibunya), karena ibunyalah yang mengandungnya dengan berbagai
susah payah, dan menyapihnya dalam (umur) dua tahun. Oleh karena itu hendaklah
kamu bersyukur kepada Ku (hai manusia) dan juga kepada Kedua orang tuamu.” (
QS. Luqman 14 ). Karenanya anak yang durhaka kepada orang tua pasti tidak ada
ikhlas dihatinya. Ia pantas menjadi musuh Allah karena nikmat ikhlas yang
diturunkan Allah melalui orang tuanya tidak diterimanya dengan rasa syukur tapi
dikaburkan oleh sifat sombong. “Dari Abdullah Ibnu Amar al-’Ash Radliyallaahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallaahu ‘alaihi wa Sallam bersabda: “Keridloan Allah tergantung kepada keridloan orang tua dan kemurkaan Allah tergantung kepada kemurkaan orang tua.” (HR-Tirmidzi).Ya,bIla sama orang tua tidak bisa berterimakasih
maka manapula mungkin ia bisa berterimakasih kepada Allah dengan berbuat untuk dan
karena Allah.
Goyahnya kapitalisme sebagai isme dari secular yang dilanda
krisis tiada henti karena rumah jompo semakin sesak dipenuhi oleh orang tua
akibat anak yang durhaka. Tentu kamunitas mental kapitalisme yang berkata Money is the second God in the world itu tidak mengenal kata ikhlas. Semua berujung kepada kepentingan pribadi. Tauziah singkat dari seorang kenalan di
bandara KLIA.Subhanallah. Ingat akan lagu ketika saya masih kanak kanak : Kasih ibu kepada beta/ Tak terhingga sepanjang masa/Hanya memberi tak harap kembali... Saya merindukan ibu saya. Sangat rindu untuk senantiasa menyuci kakinya dan mengharapkan ridhonya, ridho Allah. Ya, Allah sayanginlah kedua orang tuaku sebagaimana dia menyayangiku sedari kecil...
Wallahualam
No comments:
Post a Comment