Mungkin berkah tak terhingga
bagi Rakyat Francis ditengah krisis global yang melanda negerinya adalah
tampilnya Francois Hollande sebagai Presiden. Mengapa? Hollande sebagai seorang sosialis
memang dekat kepada rakyat dengan pribadinya yang rendah hati. Betapa tidak, dia memilih skuter bermerek Vespa untuk
kendaraanya kemana mana. Tinggal di Apartement sewaan. Kesederhanaannya
ditengah kehidupan dunia barat yang mengagungkan materialistis membuat rakyat Francis tersentuh . Mungkin dampak
krisis global yang dipicu oleh kerakusan para pemimpin yang menampilkan gaya
hidup glamour telah membuat rakyat muak dan Hollande memang sosok yang
dirindukan. Walau program yang diusungnya sangat populis dan bahkan bagi
pencinta kapitalis itu adalah hal tidak masuk akal namun bagi rakyat itu
menjadi sebuah keyakinan tentang hope dimasa depan. Hollande pun terpilih sebagai President
Francis. Sudah dapat ditebak apa yang dilakukannya pertama kali sebagai
presiden, yaitu memotong anggaran 30% biaya kepresidenan termasuk gajinya
sendiri. Cukup sudah kemewahan seorang pemimpin. Cukup sudah kemanjaan seorang
pempimpin. Berkali kali krisis terjadi karena para elite rakus. Saatnya pemimpin bekerja keras dan melupakan kemewahan karena
jabatannya.
Apa yang dilakukan oleh
Hollande sebelumnya sudah diterapkan oleh Jokowi ketika menjabat Walikota. Dia
menerima gaji sebagai walikota namun tidak untuk pribadinya. Dia mendapatkan
anggaran untuk fasilitas kedinasannya namun dia tidak membeli mobil mewah tapi
lebih memilih kendaraan sederhanaan buah karya anak anak SMK bermerek Esemka. Ketika
para pemimpin lebih senang berada dikantor mendengar laporan dari bawahannya
namun dia mendengar langsung dari rakyat dan kemudian bersikap untuk memaksa
bawahannya bekerja efektif untuk rakyat. Ketika kebanyakan pemimpin
memanifulasi angka kemiskinan rakyatnya dengan menetapkan criteria miskin
sesuai standard statistic, Jokowi menetapkan garis kemiskinan berdasarkan apa
yang dilihatnya langsung di lapangan. Maka jadilah Solo sebagai kota dengan
tingkat kemiskinan yang tinggi. Ia tidak peduli bila karena itu citranya rusak.
Tapi dengan itu membuat dia terpacu untuk memaksa dirinya dan bawahannya agar bekerja
lebih keras untuk rakyat. Program sekolah gratis dan kesehatan gratis
dicanangkannya lewat system yang sehingga memudahkan rakyat mengaksesnya.
Kesederhanaan Jokowi bukan
berarti dia miskin. Sebelum menjabat walikota dia adalah pengusaha berkelas
dunia dan selama karirnya tidak pernah menjadi pegawai. Uang berlebih yang
didapatnya dari bisnis tidak digunakannya menumpuk dibank tapi digunakannya
untuk meluaskan kesempatan orang lain mendapatkan pekerjaan. Sebagai pengusaha
, memang dia sukses walau tak sekelas konglomerat. Namun harta yang dia punya
dia gunakan untuk keperluan pribadinya selama menjabat sebagai walikota tanpa
harus membebani APBD. Itu sebabnya harta pribadinya menurun setelah menjabat
sebagai walikota, Sangat kontras dengan pejabat lain yang justru hartanya
bertambah setelah mendapatkan kekuasaan. Jokowi tidak pernah berpikir bahwa
kekuasaan adalah segala galanya. Baginya kekuasaan adalah tanggung jawab
spiritual yang harus dipertanggung jawabkan tidak hanya kepada rakyat tapi juga
kepada Tuhan. Firman Allah " Maka apabila kamu telah selesai (dari suatu urusan) maka kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.” (QS Alam Nasrah : 7). Itulah sebabnya ketika tugasnya menata Solo dirasa cukup, diapun
tak menolak untuk mendapatkan tugas lain walau jabatannya secara procedural sebagai walikota belum
selesai.
Pencalonan dirinya sebagai
Gubernur ala demokrasi tidak membuat dia larut dengan gaya kampanye kapitalis.
Tidak ada billboard yang memajang foto dirinya untuk dikenal orang banyak.
TIdak ada iklan televise yang bertujuan untuk menggugah orang untuk
mempercayainya dan memilihnya. Dia lebih memilih mendatangi rakyat langsung. Dia
naik angkutan umum berbaur dengan rakyat untuk merasakan fasilitas angkutan massal
yang disediakan oleh Pemda. Dia mendatangi pasar tradisional untuk melihat
langsung kehidupan rakyat jelata yang terjepit oleh persaingan kapitalis kota Jakarta.
Dia mendatangi mereka yang tinggal dibantaran kali ciliwung, dipinggir rel dan
didaerah kumuh lainnya. Walau begitu tanpa
inferior complex diapun tampil dihadapan para akademisi dan kelompok
menengah untuk berdialogh apa yang
sepatutnya dilakukan oleh pemimpin di Jakarta. Tak peduli bila sebagian mereka
meragukan kemampuannya. Dia tetap focus dengan keyakinannya dan tidak
memaksa orang untuk memahaminya namun
dengan kesederhanaannya membuat orang mengerti apa niat besar dibalik kata
katanya.
Kesederhanan Jokowi bukanlah lipstick
yang penuh rekayasa untuk sebuah pencitraan ala kapitalis. Kekuasaan adalah
cobaan terberat bagi manusia dan hidup sederhana sebagai pemimpin memang juga
bukan hal yang mudah. Namun bukan pula hal sulit dilakukan bila akhlak mulia
bagian dari kehidupan seorang pemimpin. Dari kesederhaan sikap dan perbuatannya ,
tidak sulit baginya untuk mengajarkan
hal yang konstruktif kepada bawahannya agar emosi tetap terjadi secara positip,
mengundang orang untuk mengambil langkah keyakinan melalui sepatah kata tentang
apa yang mungkin , menciptakan sebuah inspirasi kolektif. Semua itu tercermin dari caranya berpikir ( way of thinking ) , merasakan (
feeling ) dan kemampuannya memfungsikan
semua potensi positip ( functioning ) , sebuah cara hidup ( the way of life )
dan cara menjadi ( way of being ) yang transformative. Hal tersebut melebur
dalam hati dan jiwa seiring keteladannya
untuk cinta dan kasih sayang. Bila Jokowi menang dalam putaran PILKADA ini maka
itupun bukanlah hal yang luar biasa baginya. Karena baginya kekuasaan adalah
panggilan tugas yang harus dia emban dengan kelelahan tanpa harus berkeluh
kesah, dan bukan untuk kesenangan yang memabukan.
Ini pelajaran mahal bagi siapa
saja , terutama bagi Elite politik yang mengusung jargon Agama, nasionalis
sosialis. Jangan lagi bermimpi bahwa
partai besar akan membesarkan anda hingga pantas terpilih. Rakyat sudah bosan
melihat gambar partai. Rakyat butuh pemimpin yang berhati mulia , yang dekat
kepada rakyat dengan kesederhanaan bersikap dan berkata namun gagah berani
membela kepentingan rakyat banyak; Yang memastikan orang kaya harus berbagi
kepada yang lemah dan yang lemah terlindungi.
Sudah saatnya para pemimpin entah itu di executive, legislative,
yudikative untuk bersama sama merubah attitude nya dari hidup kemaruk harta
dengan segala trik atas nama rakyat menjadi hidup sederhana dengan kerja keras
demi amanah untuk kesejahteraan rakyat banyak. Yakinlah, bila kemenangan
Jokowi-Ahok ini dapat menjadi inspirasi bagi para elite politik dalam meniti
karir kepemimpinan maka hanya masalah waktu siapapun dia akan pantas untuk dipilih
rakyat. Ingatlah sabda Rasul yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad bahwa “Tidak
bakal susah orang yang hidup sederhana." Bagaimanapun , negeri kita yang
besar ini butuh banyak pemimpin disemua lini. Hiduplah sederhana karena itulah kekuatan sesungguhnya. BIla amal kebaikan dengan sikap rendah hati disemai didunia maka buahnya akan didapat di akhirat, dan itu janji pasti dari Allah.
No comments:
Post a Comment