Kehidupan
di alam liar mengajarkan banyak hal kepada kita. Bagaimana singa begitu
perkasanya mengejar mangsanya namun begitu lincah dan sigapnya mangsanya
bergerak cepat untuk menghindar. Ada yang terkapar karena dicengkram oleh
harimau , adapula yang membuat harimau menatap kosong kearah mangsanya yang
berhasil lolos. Namun akhirnya antara harimau dan korbannya tidak pernah saling
bersejauh. Harimau hanya makan ketika lapar. Ketika kenyang dia akan berhenti
mengejar walau mangsanya ada didekatnya. Dilaut adapula ikan kecil yang
bergerak begitu lincah ditengah predator tanpa takut dimangsa. Apa pasal ?
karena tubuh ikan kecil itu memancarkan energy listrik berkekuatan 500 watt
yang bisa membuat predator terkapar sebelum memangsanya. Ikan itu , walau mempunyai kekuatan hebat
namun dia tidak gunakan kekuatannya untuk menjadi predator. Dia hanya
menggunakan untuk melindungi diri.
Semua
hewan diberi oleh Allah cara mendapatkan makan dan sakaligus cara melindungi
diri dari pemangsa. Manusia juga sama, tapi pemangsanya bukan dari binatang buas. Tapi dari iblis
berkelakuan setan , termasuk dari manusia yang bersifat sama dengan setan.
Kalau binatang yang dimangsa adalah raganya namun manusia yang dimangsa adalah
jiwanya. Pada hewan predatornya nampak
namun manusia , sang predator tidak nampak. Ia bersembunyi dalam diri manusia
itu sendiri. Dia tak nampak namun dapat dirasakan akibat perbuatannya. Seperti
kelakuan maksiat, korupsi, zolim, pemarah , penipu, rakus, sombong, tidak
amanah ,dan lain sebagainya yang bersifat akhlak rendah. Bila manusia sudah
berlaku seperti itu, maka tandanya manusia itu sudah dikuasai oleh pradator
secara mentah mentah. Jiwanya sudah dalam cengkraman predator. Manusia seperti
itu lebih rendah daripada binatang yang piawai melawan sang predator.
Manusia
juga diberi Allah system pertahanan diri dari pemangsanya. Apa itu pertahanan
manusia ? Sesuatu yang juga tersembunyi dalam diri manusia. Ia terdapat didalam
hati ( basirah ). Ia berupa nur ilahi yang suci dan berkekuatan super dahsyat.
Tak ada satupun kekuatan pemangsa dapat menghampiri ruang hati ini. Setiap yang
mendekat akan musnah. ( disisi Allah abadi, disisi mahkluk lenyap). Namun ruang
hati ini, tertutup rapat. Cahaya itu abadi
dalam ruang tak terhingga. Manusia dapat membuka ruang ini dan akhirnya
menjadikan cahaya itu sebagai sumber kekuatan berlindung dari predator.
Bagaimana caranya. ? Untuk membuka ruang itu diperlukan kunci. Kuncinya adalah
dua kalimasyahadat. Beriman kepada Allah dan percaya bahwa Rasul Muhammad
adalah utusan Allah. Ketika dua kalimasyahadat dibaca maka pintu akan terbuka.
Namun jalan untuk meraih cahaya itu masih berliku untuk sampai. Maka diperlukan
“syariat “ sebagaimana standar procedure
yang termuat dalam Rukun Islam.
Standar
procedure itu harus dilewati dengan sungguh sungguh sebagaimana yang tertuang
dalam rukun Iman. Ketika manusia melewati standard procedure itu, ada banyak
cobaan yang harus dilewatinya. Maklum saja , ketika itu manusia belum sampai
kepada cahaya. Baru dijalan menuju cahaya. Atau disebut dengan gerbang
“syariat”. Sang predator ( Iblis/manusia bersifat setan ) terus menghalangi
dengan mempengaruhi akal dan perasaan. Lewat raga , mata melihat maka akal
mencerna , sifat sombong datang, sifat individualism muncul, maka terhalanglah
jalan menuju cahaya itu. Bagi yang berhasil dengan tetap istiqamah melangkah
tanpa terpengaruh oleh akal dan raganya maka dia akan sampai pada gerbang
kedua. Digerbang kedua ini cahaya mulai nampak tersibak sedikit untuk
memberikan penerangan melangkah kedalam .Kekuatan mulai datang merasuk namun
belum menjadi kekuatan hakiki. Ia
disebut gerbang “Hidayah”.
Dalam
perjalanan digerbang hidayah, muncul lagi halangan dari sang predator. Gangguan
dan halangan tidak lagi melewati raga tapi melalui akal. Predator mempengaruhi
akal dengan berbagai analogi tentang baik dan buruk. Yang buruk nampak jelas , yang baik dan benar nampak samar. Manusia mulai
terjebak dalam analogi ilmu syariat. Merasa paling benar dan yang lain salah,
dan karenanya suka bertengkar soal keyakinannya. Manusia semakin asyik dengan dirinya sendiri
lewat zikir namun miskin spiritual sosial.
Ketika itulah gerbang hidayah memudar. Namun bila manusia tetap
istiqamah, sabar melewati semua halangan dengan rendah hati dalam beribadah dan
bersyariat. Maka manusia akan sampai digerbang “hakikat”. Pada gerbang ini
cahaya sudah memberikan “nuansa kekuatan”. Namun halangan dari sang predator
tetap ada walau tak sekencang digerbang syariat dan hidayah. Halangan dari
predator adalah merasa yakin akan masuk sorga. Merasa yakin akan terhindar dari
azab dunia dan akhirat. Inilah yang akan membuat gerbang hakikat tertup rapat
kembali.
Namun
bila manusia digerbang “hakikat” itu
tetap istiqamah untuk hanya beribadah kepada Allah dan tak berharap lain
kecuali ridho Allah maka sampailah manusia digerbang “Makrifat”. Ketika sampai
digerbang makrifat, kekuatan predator tidak akan mampu lagi mendekat. Predator
yang bersifat setan seperti iblis dan manusia akan menjauh. Alam semesta dan
makhluk Allah ( kecuali Iblis ) akan sujud kepadanya. Ia mempunyai kekuatan tak
terhingga tapi tidak digunakan sebagai predator kecuali untuk melindungi diri. Dimanapun
dia berada akan menjadi pencerah bagi siapapun. Kekuatan cahaya hatinya
bersumber dari kekuatan cinta. Cahaya cinta itu memancar dari nur illahiah dan
memberikan magnit untuk kasih sayang kepada siapapun. Ia menjadi rahmat bagi
alam semesta karena kehadirannya menentramkan siapapun. Ia adalah bayang bayang
Allah , ia disebut sebagai Insan Kamil. Yang termasuk dalam golongan ini adalah
para rasul , nabi, wali , imam, namun yang paling tinggi derajatnya adalah
Rasul, Muhammad SAW.
Semua
manusia bisa melewati setiap gerbang
itu. Caranya jadikanlah AL Quran sebagai jalan hidup dan jadikanlah sunah rasul
sebagai pedoman untuk menghadapi semua rintangan. Insya Allah , jalan kemudahan
akan didapat. Tidak ada istilah terlambat untuk menyadari dan memulai langkah
menuju makrifat. Karena Allah itu bukan sesuatu yang sulit didekati bagi mereka
yang khusu….
Wallahualam…
1 comment:
wewww.....
pagi" udh dpt ceramahan yg bermakna.
nice
Post a Comment