Mengapa Front Pembela Islam
begitu perkasa? Hingga nampak Negara tidak berdaya menghadapinya. Itulah
pertanyaan yang kadang datang ke saya. Saya juga nampak bertanya tanya. Apa
penyebab. Apalagi President pernah berkata dengan geram “ Negara tidak boleh
dikalahkan oleh Ormas”. Kata kata presiden itu membuat saya tambah bingung.
Karena kalau melihat tentara yang begitu banyak, polisi yang berlapis, rasanya
tidak mungkin FPI begitu perkasanya. Pertanyaan itu terjawabkan sedikit ketika saya
bertemu dengan teman yang juga punya bisnis sebagai rekanan TNI. Tentu teman
ini punya akses ke ring satu TNI. Teman ini mengatakan bahwa keberadaan FPI
adalah bagian dari strategy TNI untuk menjaga pondasi bangsa dan Negara. TNI
tidak ada hubungannya dengan FPI namun sengaja dilakukan pembiaran. Sikap TNI
ini juga diaminin oleh Polisi.
Apa hubungannya pondasi Negara dengan
FPI, tanya saya. Menurut yang dia ketahui ada satu platform dalam system Pertahanan
keamanan Nasional Rakyat Semesta tentang segitiga pertahanan. Yaitu TNI,
Birokrat dan Islam. Ketiga hal ini telah dibuktikan oleh sejarah sebagai pengawal Negara kesatuan Indonesia. Politik boleh berganti
kiblat, Pemimpin boleh berganti namun keberadaan islam tetap dipertahankan sebagai
salah satu pilar kekuatan bangsa Indonesia. Ada banyak Partai yang membawa
bendera Islam. Ada banyak ormas Islam. Tapi mengapa hanya FPI yang dijadikan
strategy. Tanya saya. Menurutnya lagi bahwa memang ada banyak Partai dan ormas
Islam namun ketika mereka masuk kewilayah politik maka mereka bukan lagi sebagai
kekuatan riel membentengi Negara kesatuan. Mereka tak ubahnya dengan lainnya
menjadi kunang kunang mengejar cahaya kekuasaan, yang lebih banyak terlibat
dalam politik pragmatis.
Jadi apa sebetulnya yang
diperjuangkan oleh FPI ? tanya saya karena masih belum tahu pasti susbstansi
perlunya FPI itu. Teman ini tersenyum karena dihadapanya adalah saya yang
inginkan jawaban kongkrit dan bukan jawaban ngambang. Dia mengatakan yang
diperjuangkan FPI adalah amar makruf nahi munkar. Mereka memperjuangkan dengan
keras tentang kebaikan dan memberantas segala kemunkaran yang disebabkan oleh
sikap kompromi politik. Hanya saja mereka tidak masuk wilayah pembrantasan
munkar yang berkaitan dengan politik, seperti Korupsi. Mereka tidak terlibat perjuangan menegakkan Negara
islam. Ini wilayah politik dan sengaja dihindari oleh FPI. Mereka sadar sudah
banyak ormas dan Parai islam yang bekerja soal ini. Namun apabila karena
politik pragmatis terjadi upaya sistematis melemahkan islam dalam bentuk
penistaan agama, pornographi, pornoaksi dan lain sebagainya maka FPI akan
digaris depan melawan.
Pada tahap ini saya baru bisa
maklum. Ada benang merahnya dukungan TNI /Polisi terhadap FPI. Saya tersenyum karena sedikit tercerahkan.
Dalam system demokrasi saat ini, satu satunya yang membuat elite politik tidak
bisa bebas semaunya mengelola politik adalah adanya barisan umat islam yang tak
ingin diajak bebas bila sampai sendi ajaran agama diselewengkan karena tujuan
politik. Dan itulah peran FPI. Memang pelacuran tidak bisa dibrantas
sebagaimana keberadaan Iblis namun keberadaan prostitusi yang di create by
design lewat kebijakan public akan merusak kekuatan agama. Memang tak dilarang
orang bebas bersikap dalam beragama,
namun kebebasan by design lewat kebijakan public itulah yang merusak aqidah agama.
Dan karena itulah FPI ada. Kalau dalam operasionalnya ternyata FPI melakukan
tindakan melawan hukum (missal anarkis ). Tanya saya. Ya, mereka akan berhadapan dengan pedang hukum.
FPI sadar itu dan menerima resiko karenanya.Jawab teman saya itu dengan santai.
Saya tidak tahu apakah teman ini
benar dengan informasinya bahwa TNI dan Polisi ada dibalik FPI namun setidaknya
saya bisa memaklumi bahwa walau setelah reformasi ada angin kebebasan namun
kebebasan itu dicermati oleh TNI/Polisi dengan
cerdas berdasarkan platform system Pertahanan Keamanan Nasional Rakyat
Semesta. Ya walau system itu tidak lagi exisit namun tetap abadi didalam setiap
tubuh prajurit. Para pejabat TNI/Polisi kini yang ada diatas tidak datang
dengan sendirinya. Mereka ada berkat didikan para seniornya dan mereka dididik
dengan baik bagaimana menjaga stabilitas Negara kesatuan dari segala pengaruh kebebasan dan globalisasi, yang salah satu caranya membiarkan FPI dan mengawasinya.
2 comments:
Dewasa ini, istilah dan makna angkatan rakyat semesta semakin pudar pak. Justru yang tampil bukan membela negara, tapi kepentingan kelompok di tengah masyarakat.
Aksi anarkis, tawuran, contohnya.
Wajarlah namanga amar ma,rup nahyilmunkar kalau susah di belangin dengan lembut yah itulah yg terakhir caranga ...
Post a Comment