Wednesday, June 02, 2010

Bahasa

Al Quran menyampaikan kata kata lewat bahasa yang bukan bahasa Arab asli. Ini bahasa Allah. Hebatnya Allah hadir dalam bentuk bahasa disekitar kita sampai kini. Tak ada satupun bangsa di dunia yang menggunakan bahasa Al quran dalam berkomunikasi, kecuali Allah. Mengapa ? Tiada bacaan bahasa seperti Al-Quran yang bukan hanya susunan redaksi dan pemilihan kosakatanya, tetapi juga kandungannya yang tersurat, tersirat bahkan sampai kepada kesan yang ditimbulkannya. Tiada bahasa seperti Al-Quran yang diatur tatacara membacanya, mana yang dipendekkan, dipanjangkan, dipertebal atau diperhalus ucapannya, di mana tempat yang terlarang, atau boleh, atau harus memulai dan berhenti, bahkan diatur lagu dan iramanya, sampai kepada etika membacanya. Adakah buku bacaan atau kitab suci yang menyerupai Al-Qur’an dari aspek-aspek tersebut? Semua manusia berhak untuk memahami bahasa itu dan memang diharuskan tanpa ada hak ekslusifitas. Al Quran adalah sandi berkomunikasi yang merupakan perpaduan antara akal, jiwa dan syariat.

Bahasa purba adalah bahasa yang hanya dipahami bila dikatakan melalui mulut (oral).. Bangsa Asia yang peradabannya lebih dulu maju terbukti mempunyai bahasa tidak hanya dalam bentuk kata kata juga diiringi oleh tekanan nada suara. Tekanan nada suara itu berhubunngan dengan jiwa. Jadi bahasa merupakan gabungan ungkapan jiwa dan oral. Makanya budaya asia tak selalu “diam” berarti tidak setuju dan begitu pula sebaliknya. Tak bisa berkata “tidak “ tapi gerakan tubuh dan roman wajah sudah cukup menyampaikan pesan“tidak” . Kehalusan budaya yang tinggi itulah membuat bangsa Asia dikesankan oleh orang barat yang berbudaya purba sebagai sikap “ plin plan” atau tidak bisa tegas. Sebetulnya ini karena perbedaan budaya yang sangat jauh rentang sejarahnya. Tidak akan pernah mudah dipahami oleh budaya barat.

Makanya sistem voting didepan publik tidak dikenal dalam budaya Asia. Ini bahasa purba menyampaikan pendapat. Kekuatan pemahaman bahasa seseorang teraktualkan dari kemampuannya mendengar suara oral maupun suara jiwa orang lain. Musyawarah adalah ungkapan bahasa oral dan mufakat adalah kekuatan jiwa untuk mengerti orang lain dan saling menghargai perbedaan untuk mengedepankan akal sehat dan nurani. orang jawa bilang "tepo selero", orang padang bilang "tenggang patenggangkan", orang china tidak bisa mengatakan " "tidak bisa ditawar", tapi mereka menyebutnya "tidak ada jalan ( wo fu sing) " Bahasa ini menempatkan nilai nilai rasa hormat dan rasa malu diatas segala galanya. HIngga mudah sekali mengetahui orang lain yang tak bermoral dan disebut tak "berbudaya", atau orang padang bilang " indak mampek"

Bahasa Asia adalah bahasa panutan. Orang yang dituakan dan dihormati akan didengar dengan telinga dan jiwa, kemudian diikuti dengan kepatuhan. Karena proses menjadi terhormat tidak didapat dengan cara cara tidak terhotmat. Proses itu didapat dari kematangan bahasa oral dan jiwa kepada pengikutnya. Dia tumbuh berakar dari proses yang panjang. Dapat dimaklumi, menggabungkan kekuatan akal dan jiwa dalam satu bahasa yang cepat dimengerti orang lain tidak bisa didapat dari pendidikan formal. Ia membutuhkan teladan sebagai bagian dari sandi berkomunikasi kepada orang lain. Hingga dia menjadi sermpurna dimana bahasa oral, gerakan tubuh dan teladan menyatu sebagai seni berkata kata kepada orang lain. Dalam Islam inilah yang disebut dengan sidiq, amanah, tawadhu dan segala sifat mulia lainnya.

Apa yang membuat kita kehilangan indentitas sebagai bangsa, tak lain ketika kita kehilangan bahasa itu sendiri. Bahasa kita kini sudah terisolasi dan terpartial , dan tak ada integrasi antara bahasa oral, jiwa dan teladan. Bahasa oral telah terkontaminasi oleh bahasa iklan. Kecap KS No. 1. Bahasa jiwa telah terkontaminasi dengan pakaian dan aksesoris bermerek. Keteladanan telah tergantikan dengan propaganda publik image. Semuanya adalah packaging yang menipu dan rasa malu terhalau,apalagi tepo selero. .Dari keadaan inilah kita hidup dipaksakan untuk terus berinteraksi dengan bukan bahasa kita sesungguhnya. Kitapun hidup diantara dua ruang, Asia dan Barat,. Asia, telah lapuk, ke Barat pun tak diterima. Tak lebih seperti cerita Roman “ Salah Asuhan”. Ya, kita memang salah asuhan akibat sistem pendidikan sekular , yang selalu percaya bahwa segala yang berasal dari Barat itu baik.

China dapat tumbuh berkembang dengan pesat mengalahkan Eropa dan Amerika yang membangun beratus tahun peradapan “modern”. Itu pula sebabnya Vietnam, Kamboja dapat cepat bangkit dari kehancuran perang. Itu sebabnya Iran mampu mandiri ditengah embargo international. Karena mereka membangun tanpa kehilangan indentitas ke Asiaanya. Padahal Indonesia , yang mayoritas Islam dengan Al Quran dan Hadith sebagai panutan serta budaya leluhur yang tinggi tersilaukan oleh budaya yang dibawa oleh barat. KIta membangun melihat keluar dan melupakan mutiara indah yang ada didalam diri kita sendiri.

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...