Obama akan berkunjung ke
Melihat perkembangan politik AS setelah Obama dipilih sebagai President,kita melihat suatu akrobat kebijakan luar negeri yang terkesan ragu ragu. Tidak jelas arahnya, khususnya yang berhubungan dengan Islam. Itulah sebabnya baru baru ini, Obama meminta The Chicago Council on Global Affairs untuk melakukan survey terhadap pandangan public AS terhadap umat islam dan Islam. Survei diharapkan memberikan gambaran yang jelas agar pemerintah AS dapat mengeluarkan kebijakan luar negerinya yang tepat, khususnya tentang islam. Hasil Survei menyebutkan bahwa masyoritas penduduk AS berpandangan ”tidak terlalu baik ” atau ”tidak baik sama sekali”terhadap Islam. Jauh lebih negatif dibandingkan Yahudi, Budha dan Kristen). Yang paling miris adalah sebagian besar responden tidak menyukai Islam sebagai agama namun dapat menerima Umat islam.
Tapi yang harus dicatat dalam survei itu bahwa sebagian besar (65%) responden mengatakan tidak mengetahui banyak tentang Islam. Inilah dasarnya mengapa setiap kebijakan politik AS terhadap dunia islam selalu terkesan tidak jelas. Karena memang mayoritas penduduk AS dan elitenya tidak memahami Islam secara utuh. Obama berusaha membuka mata penduduk AS bahwa Islam bukanlah musuh. Mengakui Islam sebagai suatu kekuatan politik untuk merangkul umat islam didunia adalah smart way. Artinya setiap penyelesaian konplik yang melibatkan Umat Islam harus tidak boleh mengecewakan eksistensi Islam sebagai sebuah Agama. Itulah sebabnya masalah Agama Islam akan diperdalam dan dipromosikan kepada seluruh masyarakat AS agar apapun kebijakan luar negeri AS dimasa mendatang tidak menimbulkan salah pengertian.
Obama keliatannya konsisten dengan sikapnya untuk menerapkan smart power dalam kebijakan internationalnya. Ini bukanlah sederhana. Harap maklum sebagian besar elite politik AS dan kelompok menengah AS masih diliputi seperioritas dimasa lalu. Bahwa apapun kebijakan AS akan selalu ada pembenaran. Akan ada selalu pengecualian termasuk bila dia harus menginvasi Irak, mendukung Israel , memburu Osama dan Taliban di Afghanista. Tapi kini situasi AS sangat berbeda. Kekuatan ekonomi AS yang menjadi motor kekuatan militer tidak sekuat dulu lagi. AS kin dihadapkan oleh 10 juta pengangguran, Pertumbuhan Ekonomi yang melambat., Rontoknya industri keuangannya. Tekanan dipisit perdagangan dengan China. Ancaman China untuk menghentikan pembelian Surat Hutang AS yang akan berpengaruh terhadap likuiditas APBN nya.
Kini AS tidak lagi sebagai pengatur untuk mempengaruhi perubahan dunia. Justru AS membutuhkan kekuatan dalam negeri untuk berubah dan juga dukungan international agar AS dapat melewati posisi sulit ditengah ancaman krisis structural dibidang ekonomi. Karena itulah, peran Umat Islam di Indonesia harus dapat menarik manfaat dari situasi ini. Terus memusuhi AS adalah tidak bijak. Bukankah Nabi Muhammad mengutamakan perdamaian daripada peperangan. Kini saatnya Umat Islam memberikan masukan kepada Obama untuk sebuah pengertian tentang Islam sesungguhnya. Bahwa Islam adalah agama cinta damai. Alangkah indahnya ,bila suatu saat Ulama kita yang pintar pintar diberi kesempatan untuk mempromosikan tentang Islam di AS.
Memang berat untuk mencapai perdamaian dan menarik orang untuk mencintai kita dengan tulus. Namun bagaimanapun upaya santun, akhlak mulia dengan ramah menerima tamu untuk berdialogh dan bersilahturahmi adalah lebih baik daripada harus menolak atau menerima dengan umpatan. Semoga kita bisa terus berjuang menegakkan kalimat Allah tanpa harus menyakiti orang lain. Bukankah ” lakum dinukum waliyadin” adalah keputusan final kita terhadap perbedaan, untuk tidak perlu bertikai. Segala sesuatu adalah Allah yang menjadi maha pengatur dan penentu mana yang baik dan mana yang buruk. Kita hanya melewati itu semua dengan ikhlas...