Di era sekarang tak terbilang wanita diperkosa oleh orang yang terdekat bahkan orang yang sangat dipercayainya dan dicintainya. Tidak dengan kekerasan tapi dengan magic word. Perkosaan seperti ini tidak diatur dalam KUHAP . Banyak orang tua , kiyai ,ulama yang berusaha mengingatkan bahayanya hubungan diluar nikah. Karena ini bertentangan dengan budaya dan agama. Tapi bagi kebanyakan wanita, ini tidak didengar.Apalagi bila mereka sedang jatuh cinta. Mereka hidup dilingkungan informasi dan komunikasi tumbuh suburnya berjuta magic word. Termasuk para bapak ( pria beristri ) mencermati ini sebagia suatu bentuk jual beli biasa bila mereka butuh wanita. Padahal inipun pemerkosaan secara psikis lewat uang dan harga. Dalam kontek demokratisasi ini syah saja. Alasannya suka sama suka dan dilakukan ditempat private.
Dunia sekarang memang terjebak dalam magic word. Dunia usaha maupun dunia politik sama saja. Mereka menggunakan magic word untuk menggiring konsumen membeli. Objectivitas pilihan menjadi absurd karena terhalang oleh magic word. Kosmetik laku keras bila menampilkan bintang film terkenal. Hingga banyak wanita tidak percaya diri bila keluar tanpa make up dan accessories yang bermerek. Banyak orang malas malu naik sepeda karena iklan motor yang tak pernah hentinya. Banyak orang membeli mie kering karena
Itu demokrasi liberal. Private placement. Kita memuja demokrasi karena kebebasan dan benci dictator.. Sama seperti anak remaja sekarang yang menganggap orang tua dictator kalau dinasehati soal agama dan budaya agar menghindari pergaulan yang salah.. Memang kesan dictator lebih akrab dengan kekerasan.atau sama dengan pemerkosaan. Tapi dictator media yang tak henti hentinya meniupkan magic word agar orang lain mengikuti, diktator ini jauh lebih dahsyat daya rusaknya. Sama seperti life style yang ditayangkan lewat TV tentang kehidupan malam dan free sex yang akhirnya indentik dengan Narkoba. Tanpa disadari orang telah menjadi budak dan diperalat oleh business narkoba.
Magic word memang ampuh menjebak orang untuk di utilize. Di era kapitalisme dimana ada harga ,maka magic word” tampil dalam bentuk hadiah dan janji. Hampir sebagian besar wanita jatuh cinta karena hadiah dan janji.Jarang sekali karena akhlak dan agama. Keadilan menjadi cemoohan. Budaya santun dan ikhlas dipinggirkan. Masa depan dijual dalam retorika menyesatkan untuk mendapatkan hari kini. Hasil Pilpres kali ini adalah pilihan rakyat karena megic word. Peran media dan magic word sangat dominant membuat SBY Budiono menjadi pinangan rakyat. Survey membuktikan orang yang dicintai akan merasa aman dalam kondisi apapun selagi pasangannya tidak selingkuh ( kepada asing/kapitalis ). Juga yang harus diingat bahwa cinta dengan magic word itu subjective. Dia labil dan renta. Kecuali semua terjaga seperti apa yang dijanjikan. Semoga…