Saturday, December 10, 2005

istiqamah

Ditengah zaman yang bergelimang maksiat ini, membuat kita mudah sekali tergelincir dalam kemarahan, hilang rasa malu, aqidah tergadaikan, berbuat maksiat. Betapa tidak ? maksiat sudah menjadi sesuatu yang permisif. Kebohongan menjadi ilmu tersendiri dalam seni propaganda dan politik. Kebenaran dipertanyakan, keadilan diperdagangkan, semua menjadi jebakan yang tak nampak bagi orang beriman. Sulit sekali mencari orang benar dizaman sekarang “ demikian ungkapan orang terhadap situasi zaman kini. Bahkan orang benar dicap gila dan kalau semakin kencang bicara kebenaran, kebaikan , keadilan, pasti akan dicap teroris. Oh betapa sulitnya hidup diakhir zaman ini, demikian dikeluhkan oleh teman yang harus tersingkir dalam dunia bisnis karena dia berusaha jujur. Begitupula yang dirasakan oleh ulama yang semakin kalah kekuatan dakwahnya dibandingkan jurkam celebritis

Saudaraku, jangan takut dengan zaman yang menghimpit nilai spiritual kita.Ini adalah ladang ibadah bagi kita yang beriman. Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk merubah keadaan tapi lebih kepada takdir untuk memperkuat keimanan kita. Nabi bersabda bahwa "Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang lemah. Ya,kita harus kuat dalam aqidah.Semakin perkuat jalinan persahabatan dalam cinta karena Allah, dan semakin berprasangka baik kepada Allah. Yakinlah, andaikan Allah inginkan semua orang itu baik, inginkan zaman ini diliputi kepada kebaikan, tentu mudah bagi Allah. Tapi , inilah kehendak Allah yang berlaku untuk kita terima dengan segala kekuatan batin kita untuk tetap mendekat kepada Allah.

Kita sadar bahwa kezaliman dan maksiat itu ada karena system Negara yang jauh dari Al Quran dan hadith, Sistem negara yang berper Tuhan kan akal sekular. Dari sistem ini kemaksiat berkembang secara sistematis. Allah tak lagi akrab bagi mereka. Sholat menjadi berat bagi kebanyakan orang yang mengaku beriman. Dari itu semua , kita hanya berusaha terus melangkah untuk tidak gentar mengingatkan kepada pemimpin agar kembali kepada Allah. Ini cobaan yang harus dihadapi dengan kesabaran serta keteladanan yang tinggi sebagai orang beriman dengan akhlak rahmat bagi alam semesta. Ketahuilah bahwa orang yang teguh berpergang pada agamanya ditengah fitnah dunia dan cobaan berat ini bagaikan pahala lima puluh sahabat rasul. Padahal kita tahu bahwa sahabat rasul itu adalah orang yang cintai Allah. Mereka sudah dijamin sorga oleh Allah. Dan begitulah perumpamaan nilai orang beriman di akhir zaman yang tetap istiqamah dan bersabar.

Dalam riwayat hadith menyebutkan Dari Abu Umayyah as-Sya'bani berkata, "Aku bertanya kepada Abu Tsa'labah al-Khasyani berkata, 'Hai Abu Tsa'labah, bagaimanakah engkau memahami ayat ini,' ...jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya. ?, Abu Tsa'labah menjawab, 'Demi Allah engkau telah menanyakan hal ini kepada orang yang pernah diberitahu mengenai perkara ini. Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan cegahlah kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang diutamakan, dan setiap orang membanggakan pemikirannya, maka hendaklah engkau menjaga dirimu sendiri, dan tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di belakangmu masih ada hari-hari yang panjang. Kesabaran untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal kebaikan pada masa seperti ini akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan seperti itu.'" Dikatakan kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada kami atau mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima puluh orang dari kalian.'"

Benarlah, bahwa kehidupan yang panjang itu bukanlah didunia. Ada kehidupan yang lebih panjang yiatu kehidupan akhirat.

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...