Friday, May 12, 2023

Membangun mental, bukan phisik.

 



1 Oktober 1949 berdirinya Republik Rakyat Tiongkok dibawah kendali satu pertai, yaitu Partai Komunis. Bapak pendiri Partai adalah Mao Ze Dong. Kini China sudah berkembang pesat. Tidak lagi inferior dihadapan Barat dan AS. Walau China tidak lagi sepenuhnya menerapkan Komunisme dalam konteks ekonomi tapi keberadaan Partai Komunis tetap tidak tergantikan, dan Bapak Mao tetap bapak bangsa bagi rakyat China. 


Pertanyaan besar adalah, apa sih jasa Mao sehingga begitu besar pengaruhnya dalam politik China? Kehebatan Mao adalah dia sukses melakukan revolusi dan mengganyang kontrarevolusioner. Revolusi apa ? ya revolusi mindset. Lebih dari ribuan tahun rakyat China itu terikat dengan feodalisme. Dinasti China  berdiri ratusan tahun berkat kesetian para bangsawan, yang terikat hubungan patron-clients dengan rakyat kelas jelata. Raja memberikan konsesi tanah dan kekuasaan kepada bangsawan, dan pada waktu bersamaan bangsawan menindas rakyat. 


Mao berkeyakinan bahwa tidak akan ada perubahan yang lebih baik kalau sistem hubungan patron-clients masyarakat feodali tidak diubah. Maka langkah awal kekuasaanya adalah melakukan perubahan itu lewat Reformasi Tanah Tiongkok melawan tuan tanah, Kampanye Penindasan Kontrarevolusioner , " Kampanye Tiga-anti dan Lima-anti. Perubahan ini memakan korban tidak sedikit. Seperti gerakan sufan dan Kapanye anti kanan yang memakan korban lebih setengah juta kaum intelektual, agamawan, bangsawan dibunuh. 


Setelah membersihkan penghalang perubahan, maka Mao mulai meletakan dasar dasar pembangunan ekonomi. Tahun 1958 dia meluncurkan program Lompatan Jauh ke Depan. Mao tidak segera membangun modal sosial negara industri, tapi lagi lagi perubahan mindset bertani. Itu dulu yang dia ubah. Petani harus ikut metodelogi industri. Engga bisa lagi dengan cara tradisional. 2/3 hasil produksi petani diambil negara. Dampaknya bagi petani yang tidak patuh terhadap program Mao, ya kelaparan. Diperkirakan 55 juta orang mati kelaparan. Karena yang 1/3 itu tidak cukup makan selama setahun.  Sementara yang ikut program Mao ya selamat. 


Apakah cukup? Tidak. Mao masih melihat tidak semua rakyat patuh terhadap sikap revolusionernya. Pada tahun 1963, Mao meluncurkan gerakan pendidikan sosialis. Dan ini kelak jadi dasar dia melakukan revolusi kebudayaan. Nah target terakhirnya bukan lagi rakyat jelata yang dipaksa berubah, tapi para elite politik dari tingkat terendah sampai tingkat puncak. Ini berlangsung 10 tahun. Selama 10 tahun itu, ada 3 juta elite politik yang masuk program brainwashing di kamp kerja paksa. Tapi banyak juga yang mati lewat pengadilan rakyat.


Apakah suksesi kepemimpinan diserahkan kepada teman dekatnya atau keluarganya atau istrinya ? Tidak. Sebelum Mao meninggal dia  sukses melakukan pembersihan dan sekaligus menunjuk Deng Xiaoping sebagai Perdana Menteri dan Ketua PKC. Padahal Deng Xiaoping termasuk elite partai yang kena program brainwashing, kerja paksa di pabrik bata selama revolusi kebudayaan. Mao meninggal pada usia 82 tahun. Deng masih mewarisi 1/2 kepengurusan Partai orang lama. Butuh bertahun tahun Deng untuk singkirkan mereka, agar jalan reformasi ekonomi bisa berlangsung mulus.


Saat Deng berkuasa tahun 1978 dia mewarisi kerja besar Mao yaitu lahirnya masyarakat baru China, yang berbeda dengan masyarakat tradisional ala dinasti dan kaum nasionalis. Mao benar benar membakar China lama jadi debu untuk lahir peradaban baru. Karenanya Deng tidak lagi ragu membuka China dari dunia luar. Dia yakin kekuatan modal mindset baru China akan mampu menghadapi pengaruh buruk dari luar terutama modal asing. 


Perubahan setelah 1978 sangat mendasar, yaitu memberikan karpet merah kepada investor asing lewat penyediaan infrastruktur ekonomi, dan serangkaian penyediaan modal sosial lewat deregulasi dan debirokratisasi. Mengubah mindset birokrasi menjadi meritokrasi. Modal asingpun masuk lewat PMA. China mulai menapak era industrialisasi dengan percaya diri. Program pembangunan lima tahunan, 25 tahunan ditetapkan. Dilaksanakan secara konsisten. Siapapun presiden yang berkuasa, terus melanjutkan program itu, dan tentu melakukan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi, termasuk menghabisi kelompok yang membangkang.


Apa yang saya uraikan diatas, tak lebih cara konsisten China membangun mental rakyat. Jadi tidak berhenti setelah revolusi kebudayaan. Tetap terus diawasi mental rakyat itu. China berubah karena pengaruh dari luar tetapi pengaruh yang baik. Yang tidak baik, ya ditolak lewat aturan. 


***

Saya perhatikan argumen tentang Politik. Selalu tidak ada titik temu. Itu bukan kedua belah pihak tidak memahami argumen masing masing. Tetapi kurangnya pemahaman tentang literasi politk. Mereka berada di menara yang berbeda dengan sudut pandang yang juga berbeda. Padahal yang menjadi focus apapun politik tetap satu. Apa ? DUIT atau HEPENG. Yang menolak itu, saya pastikan dia hipokrit. Mengapa ? Pada dahulu kala, tidak ada kekuasan dalam arti teratur. Yang ada adalah ketua suku.  Karena sumber daya semakin terbatas dan orang ingin terus memuaskan dirinya. Perluasan wilayah tak bisa dihindari.


Orang pintar, perkasa jago kelahi tega membunuh, berkumpul menjadi gerombolan penakluk atas wilayah lain. Setelah penaklukan tercapai, kerajaan terbentuk. Untuk mengekalkan kekuasaan, komunitas orang pintar dan kesatria mendapat jatah tanah dan wilayah dari raja. Mereka disebut  kaum bangsawan. Mereka memperkerjakan orang lemah di lahannya untuk berproduksi. Hasilnya sebagian diserahkan kepada raja sebagai upeti. Maka lahirlah budaya feodal. Budaya feodal itu lahir pada abad ke 9. Belakangan para raja juga menjadikan kaum agamawan sebagai perekat emosi rakyat dengan raja. 


Dari budaya feodal inilah lahirlah politik kolonialisme. Orang Barat terutama, pergi ke seluruh dunia. Menjadi penakluk. Memperluas wilayah sebagai sumber daya mencapai kemakmuran. Setiap mereka datang kesatu wilayah. Ternyata di wilayah itu sudah  terbentuk tatanan budaya feodal. Melalui politik kolonialsme, mereka menaklukan raja dan menjadikan raja sebagai proxy lewat budaya foedalisme. 


Sehingga, kaum bangsawan disembah rakyat jelata, dan pada waktu bersamaan mereka menyembah raja. Sementara raja menghamba kepada penguasa kolonial. Diantara mereka saling sepakat untuk saling melindungi dari kemarahan rakyat. Politik sampai dengan abad ke 17, politik berputar putar sekitar kaum bangsawan, raja dan kolonial. Rebutan sumber daya. Rakyat hanya jadi korban saja. Abad ke 17 budaya feodal itu diperkuat oleh inggris dalam bentuk sistem Feodalisme. Lebih modern dalam bentuk hak akan property dan wilayah atau konsesi dari penguasa kepada kaum bangsawan.


Lama lama orang mulai merasakan bahwa sistem feodalisme itu dianggap berongkos mahal. Karena menjadi cetral penguasa sumberdaya. Perlu ada efisiensi.  Dipenghujung abad ke 18 lahirlah  paham kebangsaan ( nasionalisme) sebagai cara menerapkan sistem kapitalisme dalam mengelola sumberdaya. Hukum diatas penguasa. Nasionalisme itu bangkit awalnya pada Revolusi Amerika dan Perancis. Kemudian bernyebar ke Amerika Latin. Abad ke 19 menyebar ke Eropa Tengah, selanjut di Eropa Timur dan Tenggara. Berkembang di Asia dan Afrika pada awal abad ke-20. Itu menjadi kebangkitan paham nasionalisme.


Pada abad ke 19 bapak pendiri bangsa terjebak dalam arus perubahan zaman, khususnya paham kebangsaan. Indonesia harus merdeka agar sumber daya Indonesia tidak dikuasai asing. Tapi mereka lupa bahwa paham kebangsaan adalah feodalisme yang bermetamorfosa. Mengapa ? Nasionalisme perlu kapitalisme agar sumber daya menjadi open source. Maka lahirlah paham sosialis. Yang mengkoreksi paham kapitalisme. Namun masih juga dianggap tidak seratus persen lepas dari feodalisme. 


Namun mencapai tujuan sosialis  komunis tidak bisa dengan cara biasa. Harus lewat revolusi. Otomatis terjadilah benturan antara kaum sosialis komunis dan Nasionalis. Setelah perang dunia kedua. Terjadi perang dingin antara USSR ( plus China) vs AS ( Plus Eropa Barat). Terjadi perebutan pengaruh antara Komunis dan Kapitalisme. Perang dingin memungkinkan juga diterapkan cara kolonialisme. Namun dengan cara baru, atau neocolonialism. Lewat bantuan modal dan hutang. Di Indonesia sejarah membuktikan kaum sosialis komunis kalah. Yang menang kapitalisme.


Ketika kaum Sosialis kalah 1948 mereka berganti baju menjadi gerakan berorientasi agama, yaitu islam. Islam diseret dalam narasi perang berdasarkan Al Quran melawan pemerintahan yang sah. Sebetulnya itu adalah perang pemikiran sosialisme dan Kapitalisme.  Akhirnya tahun 1965 komunis kalah telak. Gerakan islam langsung bonsai. Yang jadi masalah adalah baik sosialisme maupun kapitalisme lahir dari paham nasionalisme, yang merupakan kelanjutan paham feodalisme. Hanya bedanya, sosialis komunis tujuanya adalah kekuasaan para kamerad ( para teman), Sementara kapitalisme, betujuan kepada kekuasaan pasar atau pemodal. Sama sama predator. Ujung ujungnya ya cuan.


Sampai disini paham ya. Mengapa China perlu revolusi kebudayaan. Mengapa kaum feodal harus dimusnahkan. Artinya yang jadi musuh itu bukan kapitalisme, atau komunisme atau nasionalisme atau agama, tetapi mental feodal. Jadi paham ya kalau Jokowi mendengungkan revolusi mental. Itu sama saja mengubah paradigma feodal menjadi masyarakat egaliter. Istana tidak  lagi sakral. Baju presiden  baju orang kebanyakan. Kalau ingin berubah, maka ubahlah mindset feodal anda. Istri cukup satu. Jangan ada selir. Itu aja dulu dilatih. Kalau itu bisa, yang lain akan mudah diubah.


***

Tahun 2021 hampir semua seleb di China kehilangan “like dan subscriber atas setiap tampilannya di media sosial. Mengapa? pemerintah buat aturan melarang berita tetang artis menyediakan pilihan “ like or subscribe.” Otomatis rating seleb tidak bisa diadakan lagi. Ini sebagai bagian dari kampanye menghapus budaya Fandom. Kalau mereka kerja sebagai artis atau penyanyi itu wajar saja mereka dapat uang, dan kaya.. Tetapi kalau cuman nama dijual lewat sosial media, acara sampah, mereka kaya karena like or subscribe, itu sudah jadi racun kebudayaan. Bisa merusak mental anak muda. Ini sama dengan neofeodal. Harus diganyang.


Memang sejak adanya dunia internet. Banyak sekali kegiatan yang kena ban pemerintah China. Kegiatan cari dana amal lewat sosial media. Mau ormas agama atau sosial. Engga ada urusan.  Dilarang keras. Apa pasal? karena pemerintah China anggap penggalangan dana sosial lewat sosial media itu lebih banyak buruk dampaknya bagi kesehatan mental rakyat. Makanya disana tidak ada seleb sosmed yang dapat duit dari like atau iklan. Termasuk dilarang buat konten hedonisme.


Bahkan pemerintah buat aturan agar provider ecommerce Ojol harus menjamin pendapatan driver diatas UMR. Termasuk harus tanggung biaya asuransi bagi driver. Karena pemerintah engga mau provider ecommerce kaya hanya modal tekhnologi, yang pada waktu bersamaan mengorbankan driver. Pemerintah juga menghapus rating terhadap para provider ecommerce. Karena itu bisa menipu bursa. Jadi apa yang diinginkan sebenarnya dengan adanya internet dan ecommerce? Untuk memudahkan berkomunikasi dan bertransaksi saja. Soal bisnis dibalik itu tetap harus mengikuti standar moral. Kerja  real ya pantas kaya. Engga bisa ongkang ongkang kaki modal cuap dan gaya, dapat uang. Itu mental feodal.


Kita selama ini percaya bahwa pembangun ekonomi berupa infrastruktur dan pabrik adalah prioritas. Padahal itu hanya bangunan phisik yang bisa dengan mudah hancur kalau mindset dan budaya feodal tidak dikikis. Selagi mindset feodal tetap ada, maka selama itupula pembangunan ekonomi akan menciptakan rente dan regulasi hanya melegitimasi kekuasaan untuk kepentingan oligarki atau para gerombolan elite yang menghisap darah rakyat jelata. Pada awal kekuasaan Jokowi saya sangat yakin akan ada perubahan yang lebih baik. Karena Jokowi tidak bicara ekonomi tetapi revolusi mental. Tapi berlalunya waktu, revolusi tidak terjadi. Mental kita semakin brengsek. Rusak mental rakyat, rusaklah peradaban. Tidak ada lagi harapan dan tidak ada lagi yang ditunggu kecuali kehancuran.


Thursday, May 04, 2023

Cintaku yang kuberi

 




Ketika kali pertama pria itu datang ke rumahnya, dia hanya punya kesan pria itu adalah pria baik dan taat beragama. Neneknya minta agar berlaku baik kepada pria itu, karena dia guru mengaji yang  sholeh. Pria itu akan menjadi cahaya rumah. Dia sendiri tidak tahu bagaimana sampai pria itu datang kerumahnya yang hanya hidup dari bertani sepetak sawah dan usaha mengambil air enau. Sebagai anak yatim piatu dia merasa punya saudara laki laki baru di rumahnya. Dia senang.


Pria itu tinggal di belakang rumah yang memang ada dangau ( gubuk kecil ). Setiap hari pria itu selalu di kamar mengaji dan berzikir dan sholat. Semua dilakukan dengan kusyu. Kalau mengaji suaranya merdu sekali. Setiap pagi, siang dan sore, neneknya menyediakan makan untuk pria itu. Pria itu tidak pernah berbicara banyak. Jarang sekali keluar dari gubuknya. Kecuali mandi dan berwudhu. Dia kadang mencuri pandang kepada pria itu tapi tak ada nampak sedikitpun pria itu terpengaruh. 


Dia kadang malu namun berharap di safa oleh pria itu. Karena dia tidak lagi anak anak. Dia telah menjadi gadis remaja. Dia ingin di perhatikan atau setidaknya ditegur. Namun ketika hal ini  disampaikan kepada neneknya, nenek mengatakan bahwa bagi pria sholeh tidak boleh terlalu dekat dengan wanita yang bukan muhrim. Ini agama yang mendidik. BIla saatnya kamu akan di ambil pria maka pria itu akan melamarmu kepada nenek untuk jadikan kamu sebagai istri.


Suatu saat si nenek sakit keras. Menjelang ajal si nenek berpesan agar memberi makan untuk pria sholeh yang sedang mendekatkan diri kepada Allah. "Itu pahala cucuku. Memberi musafir yang sedang mengembara mencari cintanya kepada sang Pencipta adalah ladang ibadah tak ternilai." Dia dapat menerima dan ingat akan pesan sang nenek. 


Setelah nenek nya meninggal , dia meneruskan kebiasaan si nenek memberi makan kepada pria itu. Namun pria itu tidak pernah membuka pintu. Jadi makanan itu hanya di tempatkan didepan pintu dan kemudian akan di ambil pria itu setelah dia pergi. Begitulah seterusnya. 


Selama tinggal bersama, pria itu tidak pernah menoleh ke arah dia dan selalu diam tanpa bertanya atau ngobrol. Awalnya keinginan sangat besar untuk bersedekat dengan pria itu namun akhirnya dia tidak lagi berharap apapun kecuali melaksanakan kewajibannya memberi makan pria itu. Setiap hari dia bekerja keras di sawah dan mencari air enau di hutan. Hidup berlalu dan kesepian menghinggap. Dua anak manusia dalam satu rumah. Yang satu memberi dan berkorban , yang satunya lagi asyik bercengkrama dengan Tuhannya dalam zikir.


Senja telah memerah , dia menatap kearah atap gubuk itu sambil berbisik " Apalah aku yang tak pandai mencintai Tuhan seperti pria itu dan aku hanya bisa sujud disela waktu sibuk-ku dan tergopoh  gopoh memburu matahari pagi untuk ke sawah menggais rezeki yang Tuhan-ku benamkan di tanah dan hutan. Apalah aku...wanita yatim piatu yang miskin..apalah aku... mencintai dan berkorban adalah satu satunya kemewahanku. Terimakasih Tuhan untukku hanya cinta karena Mu."


Di bumi yang berputar pasti ada gejolak

Ikuti saja iramanya, isi dengan rasa

Di menara langit halilintar bersabung

Aku merasa tak terlindung, terbakar kegetiran

Cinta yang kuberi sepenuh hatiku

Entah yang kuterima?  aku tak peduli,



Tuesday, April 11, 2023

Diri kita adalah amanah Tuhan.

 


“ Ah mimpi lue B. “ kata Eshter dengan ketus setelah saya cerita mimpi ingin mendirikan bisnis Private Equity. “ Emang kamu siapa? Jangankan dapat trust dari investor, menjadi money broker saja kamu engga punya cantolan dengan aset manager. Jangankan Asset manager berkelas dunia, kelas lokal aja kamu engga qualifed. Udah ah. Lupakan saja mimpi kamu itu. Udah cukup kamu sukses di bisnis maklon. Mending pulang ke Indonesia. Nikmati saja laba yang ada itu. Hidup damai bersama keluarga. Setidaknya kamu tidak perlu terhina lagi karena kemiskinanan. Ngapain ngayal terlalu tinnggi.”  Lanjut Esther. 


Saya tidak negatif thingking atas ucapan Esther pada tahun 2008 itu. Bagaimanapun dia sahabat saya. Dia tentu lebih banyak mengenal saya secara pribadi. Tapi dari kata katanya itu, satu hal yang saya garis bawahi. Bahwa untuk bisa sukses berbisnis Private Equity adalah punya network dengan banker dan investor kelas dunia. Kalau engga, ya benar kata Esther. bahwa saya hanya menggantang asap. Mimpi doang. Saya harus focus dapatkan cantolan dengan asset manager berkelas dunia.  


Tapi bagaimana ? saya tidak punya orang hebat untuk rekomendasi bertemu dengan asset manager berkelas dunia. Saya cepat tutup rapat pikiran negatif tentang saya. Semua orang terlahir sama. Tidak ada bedanya. Tapi saya tahu. Bahwa mereka orang bisnis. Tentu mereka punya mindset positif dan efisien. Kalau engga, mana mungkin mereka bisa sukses. Nah saya harus bawa bisnis yang bisa memancing mereka mau bicara dengan saya. Soal suka tidak suka, tidak penting. Diberi kesempatan bicara saja, itu udah berkah. 


Tahun 2008 juga saya mendirikan PE yang terdaftar di Hong Kong. Dengan modal yang ada dari hasil bisnis maklon, saya hired profesional dan sewa kantor di kawasan financial Center Hongkong. Awalnya hanya 2 orang saja. Saya focus mendapatkan peluang memancing investor untuk bicara dengan saya. 


Satu saat saya dapat peluang untuk akuisisi perusahaan Satelit. Perusahaan ini  sudah IPO di Wallstreet, namun pemegang saham pengendali adalah perusahaan yang terdaftar di New Jersey. Wilayah bebas paja. Pemiliknya adalah keluarga kerajaan Arab. Saya tahu perusahaan ini kinerjanya tidak bagus karena faktor kompetisi tekhnologi.


Dalam rentang waktu 8 bulan saya butuh 10 kali meeting di Eropa dan AS. Talenta sales kepakai juga. Meeting dengan berbagai pihak sampai akhirnya saya bertemu dengan pemegang saham pengendali. 


“ Saya sudah baca proposal kamu. Bagus dan masuk akal.  Tapi kamu tidak punya reputasi berbisnis dengan saya.” Katanya.


“ Saya tidak menawarkan bisnis kepada anda. Tetapi memberikan solusi. Kalau anda setuju, selanjutnya skema financing yang melibatkan institusi keuangan akan deal langsung dengan anda. Saya hanya jadi advisory. Resiko arrangement tanggung jawab saya.” Kata saya.


“ Anda dapat apa dari saya” katanya sambil berdiri. Saat itu saya meeting dengan dia di Hilton London Euston hotel. 


“ Saya dapat trust. “ Kata saya singkat.  Dia hanya tersenyum. Dan pergi tanpa permisi. Tapi keesokan hari staf nya hubungi saya untuk ambil surat special assignee (S/A) untuk program akuisisi sahamnya.


Dengan surat S/A itu saya travelling ke semua lembaga keuangan. Ahaaa benar. Tidak ada satupun lembaga keuangan first class tutup pintu. Semua setuju bicara dengan saya. Dengan bicara itu saya punya peluang untuk improvisasi melawati proses  izin dari bursa, FSA, dan belum lagi negosiasi dengan pemegang saham lain, termasuk para direksi. Ini benar benar jungkir balik dan kadang salto saya. 1 tahun selesai proses itu semua termasuk dapat dukungan pembiayaan dari bank. Uang habis USD 50 juta untuk arrangement.  Sampai akhirnya saya bisa akuisisi 40% saham pendiri.


Semua kerja keras saya 4 tahun berbisnis maklon ludes. Kemudian saya lakukan corporate aksi melalui merger dengan perusahaan satelite Eropa senilai USD 1,4 miiliar. Dua tahun kemudian atau tahun 2011 saya lepas ke perusahaan AS dengan nilai USD 2 miliar. Dua tahun saya dapat untung USD 600 juta. Bagi saya ini bukan soal untung besar tetapi saya dapat trust dari lembaga keuangan papan atas dan fund manager berkelas dunia.  


Setelah itu, secara reguler mereka hubungi saya dan undang saya makan malam. Semua menjadi mudah untuk berkembang namun tidak mudah menjaganya. Jauh lebih sulit daripada memulai. Kini Esther baru menyadari bahwa dia salah namun dia belajar dari pria kampung yang pernah dia cintai. Namun dia tahu walau lingkungan bisnis saya top level financial community tapi saya tetap jadi diri saya sendiri,  untuk hidup lebih rendah hati. " Although you are able to conquer the world, you are not swallowed up by the world. Instead, you become stronger as a person " Kata Esther.


***

Memang benar. Hidup adalah proses. Saya juga mengalami. Pada titik tertentu dalam hidup, kita semua pernah menjadi korban. Namun, satu-satunya cara agar kita dapat maju dalam hidup adalah jika kita berkomitmen, " Hidupku adalah diriku dan ini milikku. Tak akan bersedih dan kecewa saat orang lain ignore  terhadapku hanya karena aku dianggap tidak qualified. Aku harus Focus memperbaiki diri sendiri dan meraih apa yang menjadi milikku secara terhormat . Akan kulakukan itu dengan baik dan benar. "

Percayalah. Semua manusia dibekali kekuatan hebat. Sayangnya,  tidak semua orang menyadari itu. Mereka lebih percaya hal negatif pada dirinya dan kemudian  menyalahkan di luar dirinya. Akibatnya tanpa disadari dia hidup dengan victim mentality. Sikap “Ah siapa sih saya. Orang miskin. Engga punya kelas. “ Sikap ini sikap tidak bertanggung jawab atas berkah kehidupan yang Tuhan beri. Mengapa? Anda menyerahkan amanah Tuhan atas diri anda kepada orang lain. Bego poll


Penelitian yang mempelajari victim mentality menunjukkan bahwa individu dengan mentalitas korban mengalami kesulitan dalam mengekspresikan dan memproses emosi negatif, seperti kemarahan, ketakutan, dan kekecewaan. Akibatnya, mereka sering mengalami perasaan putus asa dan tidak berdaya. Cenderung berusaha membenarkan prilaku buruknya akibat ulah pihak lain. Hidupnya selalu punya alasan untuk mengeluh. Jika Anda berperilaku seperti ini secara konsisten, kekuatan dalam diri anda akan meredup dan akhirnya lenyap. Anda bukan lagi mahkluk bernama manusia dalam dimensi Tuhan, tetapi tak ubahnya dengan korban  hewan buruan.

Perkuat spiritual anda. Awali dengan buang jauh jauh sikap negatif. Tanamkan pada diri bahwa andalah pencipta realitas Anda, yang artinya andalah satu-satunya orang yang memiliki kekuatan untuk mengubahnya. Alih-alih mengasihani diri sendiri, percayalah bahwa begitu Anda mulai menguasai pikiran, emosi, dan keyakinan Anda, Anda akan menyadari bahwa inilah satu-satunya kekuatan yang Anda miliki untuk menjadi pahlawan bagi diri anda sendiri. Dan tentu anda akan tahu nikmat bersukur akan kehadiran Tuhan dalam hidup anda. Tentu tahu arti mencintai.

Friday, April 07, 2023

Janganlah membenci...

 





Matthew Williams, seorang profesor kriminologi Inggris melakukan penelitian yang panjang tentang hasrat membenci dan kebencian pada individu dan masayarakat. Hasil penelitian itu ditulis dalam bukunya “ Science of Hate “. Fakta, kemampuan untuk membenci sudah terprogram dalam diri kita semua. Kita dilahirkan dengan kebencian dalam DNA kita. Tapi untuk mengarahkan kebencian itu perlu pengetahuan dan informasi. Nah kalau kita bisa mudah mengakses informasi dan belajar untuk membenci, mengapa kita juga tidak belajar untuk mencintai.? 


***

Saya benci diskriminasi dan segala manifestonya, kata Neson Mandela. Saya bertarung sepanjang hidup saya, saya bertarung sekarang dan sampai akhir hayat saya.Mandela dikenal sebagai orang yang menentang politik kulit hitam. Perjuangannya menentang itu dikisahkan dalam buku yang ditulisnya berjudul Walk to Freedom. Tujuannya untuk mengambil simpati warga Afrika Selatan agar terbebas dari belenggu orang kulit putih.


Nelson beberapa kali melakukan sabotase kegiatan pemerintahan karena beranggapan Afrika Selatan terlalu dikuasai orang kulit putih. Warga lokal yang berkulit hitam tidak mendapatkan tempat sama sekali di tanah kelahirannya. Alasan inilah yang membuat Nelson dan banyak teman-temannya berjuang mati-matian. Hal yang dilakukan Nelson membuat pemerintah marah kemudian mempenjarakannya. Mendekam di penjara tak membuatnya berhenti berjuang, ia terus berkoordinasi dengan anggotanya bahkan dibantu orang-orang di dalam penjara. 


Tak lama setelah terpilih sebagai Presiden Afrika Selatan (1994-1999), Nelson Mandela mengajak beberapa pengawalnya untuk keliling kota. Dia singgah di sebuah restoran, dan tidak meminta perlakuan khusus. Dia memesan makanan untuk disantap bersama rombongan. Di meja bagian pojok ada seorang laki-laki yang duduk menunggu pesanannya. Nelson meminta pengawalnya untuk mengajak laki-laki itu bergabung ke meja Nelson. Laki-laki itu pun dipersilakan duduk tepat di samping Nelson.  


Hidangan sudah lengkap, Nelson dan rombongan siap menyantap, termasuk laki-laki yang berada di sampingnya. Namun, laki-laki itu tampak aneh. Wajahnya berkeringat dan tangannya gemetar. Dia tidak sanggup menyantap hidangan yang ada, kecuali hanya sepotong roti dan beberapa tegukan air. Pengawal pun bingung.


“Tampaknya dia sedang sakit, dan sebaiknya segera kami bawa ke rumah sakit”, ujar pengawal kepada Nelson. Nelson diam sampai selesai makan. Pengawal semakin bingung melihat kondisi laki-laki tersebut, hingga dia dipersilakan untuk kembali ke mejanya yang pertama dia pesan.


Kata Nelson kepada pengawal, “Dia tidak sakit. Keringat yang keluar dan tangan yang gemetar itu bukan karena dia sakit. Dialah sipir yang dulu menyiksa aku ketika aku dipenjara di ruang isolasi. Pernah, ketika aku haus dan meminta air darinya, dia malah mengencingi kepalaku. Jadi, dia sedemikian gemetar karena dia takut aku akan membalas apa yang pernah dia perbuat terhadap aku. Tapi aku tidak akan membalasnya. Dendam bukan akhlakku. Dendam tidak akan dapat membangun negara, tapi memaafkan selalu menjadi jalan menuju kebangkitan sebuah bangsa.” Ujar Mandela.


***

Nabi terpaksa hijrah ke Madinah dari tempat kelahirannya di Makkah. Itu karena kekejaman penduduk makkah di bawah kekuasaan Abu Sufyan dan bangsawan Quraisy. Sejak Nabi hijrah  ke Madinah, bangsawan qurais tetap memerangi Nabi  dan Nabi terpaksa membela diri. Itu karenanya sering terjadi perang antara kekuatan Qurais dan pasukan Nabi. Kemudian terjadilah gencatan sejata yang ditandai dengan perjanjian Hudaibiyah. 


Akan tetapi, perjanjian Hudaibiyah yang seharusnya menjadi masa genjatan senjata, justru dimanfaatkan Naufal bin Muawiyah Ad-Daili, bersama segolongan orang Bani Bakar untuk melampiaskan dendam lama terhadap Bani Khuza’ah. Mereka melakuakan serangan mendadak pada malam hari, ketika bani Khuza’ah sedang berada di mata air mereka, Alwatir. Padahal sudah terinci jelas di salah satu poin perjanjian Hudaibiyah, bahwa siapa yang ingin bergabung ke pihak Muhammad dan perjanjiannya, dia boleh melakukannya. Sebaliknya, siapa yang ingin bergabung ke pihak Quraisy, dan perjanjiannya dia boleh melakukannya.


Dalam rangka menegakan perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah membawa pasukan sebanyak 10 ribu orang dan bermaksud untuk menaklukkan Kota Makkah dan menyatukan para penduduk kota Makkah dan Madinah. Slogan penaklukan adalah al-yaum yaumal marhamah (hari ini hari kasih sayang). Penguasa Makkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai memilih untuk menyerah. Kemenangan Nabi tidak membuat Nabi melampiaskan kebencian  dengan darah dan kepala terlepas dari tubuh musuh, tapi memaafkan mereka semua yang tadi membencinya. 


Tuhan diatas sana terkagum kagum dengan pribadi Rasul “ Maka disebabkan rahmat dari Allah-lah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu. Karena itu maafkanlah mereka, mohonkanlah ampun bagi mereka, dan bermusyawaratlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian apabila kamu telah membulatkan tekad, maka bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakkal kepada-Nya." (QS Ali 'Imran: 159).  


Kebencian akan merusak iman dan merusak peradaban. Tapi akhlak cinta dan kasih sayang akan melahirkan keselarasan dan perdamaian di muka bumi. Dan islam diperkenalkan Nabi tak lain bertujuan adalah rahmat bagi semesta. 


***


HAMKA, Ia ulama besar. Tak pernah masuk perguruan tinggi namun mendapat gelar Doktor Honouris Causa dari Universitas Al-Azhar. Rezim Soekarno menuduhnya makar. Muhammad Yamin dan Pramoedya Ananta Toer memfitnah dan menghujatnya anti Pancasila. Hamkan ditangkap dan dipenjara tanpa ada proses pengadilan. Setelah keluar dari penjara, HAMKA telah memaafkan mereka semua. Benarkah ?


Sesuai wasiat Soekarno, Buya Hamka pun memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah menjebloskannya ke penjara itu. Dengan ikhlas ia menunaikan wasiat itu, mereka yang hadir pun terharu. Setelah itu Hamka mendukung orde baru. Namun agama tetap nomor satu. Ketika berbeda pendapat dengan orde baru, ia hanya tersenyum jabatan Ketua MUI pun dilepas berlalu.


Muhammad Yamin tergolek lemah menjelang datang malaikat maut. HAMKA mendampingi sampai ajal menjemput. Walau ia pernah di musuhi. Namun Hamka menuntun Yamin menyebut  " Laa ilaaha illallah" untuk di patuhi.  Tak ada dendam bertalu. Semua telah berlalu. Yang akhirnya Tuhan Yang Maha tahu. Tugas manusia beriman dalam tawadhu.


Pram meminta calon menantunya  belajar Islam kepada Hamka. Tanpa menolak , Hamka memenuhi keinginannya.  Padahal Pram yang komunis dan HAMKA yang Islam selalu berbeda idiologi. Tak membuat mereka musuh abadi. Karena itu tak ada lagi jejak saling membenci. Hamka memberi contoh pribadi religi terpuji.


Janganlah pandang hina musuhmu, karena  jika ia menghinamu, itu ujian tersendiri bagimu..”(Syair Imam Syafi’i).


Kekuatan cinta adalah senjata untuk memusnahkan sifat membenci. Dunia ini tidak pernah damai, penyebabnya  bukan karena miskin harta dan sumber daya, tetapi miskin cinta. Dengan kebencian, kemakmuran melahirkan peradox, bukan kebahagian malah menimbulkan stress dan paranoid antar golongan. Instability politik, sosial dan ekonomi mengancam program sustainable growth dunia.

Bebaskan diri…

 



Saat saya SMA di Lampung, saya lihat orang Tionghoa keluar dari kendaraan bagus. Saya sempat nyeletuk “ Mereka kaya tapi kafir. “ 


“ Mengapa kamu berkesimpulan begitu. Padahal kamu tidak kenal mereka “ tanya ibu saya.


“ Ya karena mereka China. Kan agamanya beda dengan kita” Kata saya. 


“ Nak, sifat itu akan merusak mental kamu dan akhirnya merendahkan dirimu diihadapan Tuhan dan orang lain. Jangan perturutkan laku buruk” kata Ibu saya.  Kemudian Ibu saya cerahkan saya dengan firman Allah. “Janganlah sekali-kali kebencianmu kepada satu kaum, mendorong kamu tidak berlaku adil. Berlaku adillah, karena keadilan itu lebih dekat kepada takwa dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS Al-Maidah [5]: 8).


“ Nak, jangan pernah kehilangan objektifitas meskipun kepada mereka yang tidak kamu sukai dan mereka yang membencimu. Ingat itu nak” kata Ibu. 


***


Semakin dewasa saya bergaul dengan beragam etnis dan strata sosial. Nasehat itu selalu saya ingat. Sehingga saya tidak punya musuh dan bisa terus bergerak ke depan. Mengapa ? Dalam kehidupan ini setiap orang yang kita temui memiliki pemikiran yang berbeda-beda. Ada orang yang memiliki pemikiran positif. Dan ada juga orang yang mengalami pemikiran negatif. Mereka yang memiliki pemikiran, cara pandang, hingga kepercayaan negatif ini lebih banyak disebut dengan stigma.


Satu kesempatan saya bertemu dengan mentor saya. Dia pendeta, berkata “ Kalau rezeki kamu mau lapang. Maka yang utama harus kamu lakukan adalah buang stigma pada diri kamu. Secara personal, stigma itu penyakit mental sama dengan orang gila. Dalam konteks sosial, stigma itu adalah penyakit mental masyarakat, yang ditandai dengan sikap stereotip umum. Persepsi bahwa orang lain diluar kelompoknya salah dan harus dihindari atau dimusuhi, bila perlu dibully. Karenanya pastilah rasis dan diskriminatif. Penuh prasangka buruk.


Teman saya bercerita. Ketika usahanya  bangkrut, istrinya mengusirnya. Maklum istrinya juga professional di bank. Dia keluar rumah dengan hanya pakaian melekat di badan. Semua kenalan dihubunginya untuk mendapatkan bantuan, namun lebih banyak meminta dia bersabar tanpa memberikan solusi apapun. Akhirnya dia ingat salah satu wanita yang dia kenal baik namun kehidupannya tidak pantas di mintai tolong. Karena wanita itu hidup tidak berlebih. Hidupnya hanya berdagang di pasar tradisional dan masih tinggal sama orang tuanya. 


Namu ketika dia hubungi wanita itu langsung mendatanginya. Dengan seksama wanita itu mendengar segala masalahnya. Wanita itu memberi dia tempat tinggal di apartement yang baru dia beli. Wanita itu belum bisa tinggal sendiri karena belum menikah. Teman saya terima bantuan itu dengan haru karena pada saat itu yang dia butuhkan hanya tempat tinggal. Setelah dia berhasil bangkit kembali. Istri dan anak anaknya minta dia kembali. Dia berkumpul kembali dengan keluarganya. 


Tapi setelah dia cerita soal kebaikan teman wanitanya, Anak dan istrinya menyerbu rumah wanita itu. Bukannya berterima kasih, malah dituduh wanita itu pelakor. Kalau tinggal bersama di apartement pastilah berbuat zina. Itu stigma yang melekat. Segala umpatan ditujukan kepada wanita itu. Tapi wanita itu diam saja. Mengapa? “ Stigma wanita berteman dengan pria berkeluarga sebagai pelakor sulit dihilangkan di tengah masyarakat yang sakit mental. Kalau saya marah dan kecewa, itu artinya saya tidak ada beda dengan mereka.” kata teman saya menirukan sikap teman  wanitanya.


***


Pilihan  politik personal saya adalah PDIP. Tetapi sahabat saya banyak dari PKS dan PAN. Ya maklum karena saya dibesarkan dari lingkungan agama yang ketat. Ibu saya sebagai ustadzah dan pengurus Panti berafiliasi dengan Ormas Islam. Almarhum paman saya pernah jadi ketua DPD Muhammadiah. Antara pilihan politik dan kehidupan personal saya tidak ada korelasinya. Saya tidak merasa harus memusuhi PKS dan PAN, tentu tidak bigot terhadap PDIP.


Dan saya juga tahu diri bahwa saya bukan kader partai. Ngapain saya provoke mereka agar berkiblat ke PDIP.  Stigma bahwa PDIP anti islam dan PKS anti Soekarno saya buang habis. Karena patokan saya adalah Pancasila dan UUD 45. Partai berdiri karena konstitusi. Pilihan Politik saya atas dasar ilmu  dan pengetahuan bukan emosional.  Saya bisa saja salah atau benar, tetapi tidak harus membuat saya jadi follower buta tanpa kehilangan hak kritis saya kepada PDIP dan Jokowi. Tidak harus membuat saya jadi pembenci partai lain, tentu tidak menghalangi saya kritis terhadap mereka.


Saya berteman dan berbisnis dengan orang Yahudi. Bahkan Yahudi kolot yang tidak miras dan freesex. Kalau ketemu saya dia tidak lepas kapeah cubungnya. Juga orang Arab yang selalu pakai gamis, Saya juga punya mitra bisnis dari China, Eropa dan AS, tentu Indonesia. Saya focus menghadapi mereka dengan karakter mereka tanpa melihat identitas, asal usul mereka atau agama mereka. Kalau salah ya saya salahkan tanpa harus membenci. Kalau benar dan hebat ya saya berlajar tanpa harus mengidolakan mereka. Tidak akan merendahkan agama saya kalau saya belajar dagang dari China dan memahami financial knowledge dan business model dari orang Yahudi.


Menurut Imogen Tyler dalam bukunya Stigma: The machinery of inequality” Upaya menghapus stigma ini sangat penting jika kita ingin melawan kekuatan politik identitarian yang memecah belah, 'menyelamatkan umat manusia' dari mesin stigma yang ganas.  Perang terhadap stigma harus menjadi concern kaum terpelajar agar kesehatan mental masyarakat  dan peradaban cinta kasi terjelma bagi semua. Semooga.

Kelemahan kita adalah logika kita.

 



Logika itu berkaitan dengan hukum kausalitas. Kausalitas itu mengekor kepada hukum aksi dan reaksi atau hukum alam. Artinya setiap perbuatan selalu diawali karena reaksi. Tanpa reaksi tidak ada aksi. Perbuatan ditempatkan sebagai ekses dari respon yang ada. Kalau anda belajar filsafat itu dasar hukumnya. Dan semua tahu induk dari ilmu pengertahuan adalah filsafat ( mater scientiarum). Yang tidak berinduk kepada filsafat dianggap irasional.


Sejak muda saya belajar ilmu agama. Saya pelajari ilmu syariat dan fikih tapi saya tidak menemukan Jalan ke Tuhan. Malah membuat saya merasa bodoh dan lemah. Logika saya kuat sekali mempertanyakan banyak hal tentang syariat dan fikih. Apalagi melihat fenomena kehidupan yang terus berubah. Sementara saya tidak mau kehilangan rasa hormat kepada syariat. Saya beriman dan saya tidak bisa lepas dari fikih.  Dan karena itu saya hidup dalam keadaan terombang ambing.


Kemudian usia 30 an saya belajar ilmu tasauf. Di sini saya dipaksa mendefinisikan kembali tentang syariat dan hakikat. Awal belajar, membuat saya terjebak dalam ruang kosong. Syariat semakin menjauh dan hakikat tidak saya temukan. Ibu saya minta saya belajar dari Kitab Tasauf Modern Hamka. Saya baca lambat lambat. Akhirnya keranjingan sampai saya lumat semua buku itu.


Nah logika saya bertanya. Kalau tasawuf adalah pembersihan hati. Gimana caranya melaksanakan tasawuf itu. Bukankah marah, kecewa, sedih, nafsu rakus terhadap harta, tahta dan wanita,  takut, kawatir, itu ada pada diri manusia. Itu fitrah manusia. Bagaimana kita lepas dari itu. Bagaimana mengelolanya. Ini perlu bukti untuk membenamkan  persepsi tentang prinsip tasawuf. Kalau engga, saya akan kembali lagi ke ilmu syariat. Berputar putar lagi saya. Bingung lagi. Tapi saya terus berusaha mencari jalan ke Tuhan. Saya sempat pergi haji usia tepat 40 tahun. Itupun tidak membuat saya tercerahkan.


Mungkin karena effort dan niat saya sungguh sungguh untuk mendapatkan hikmah dalam perjalanan hidup saya. Entah kenapa. Tahun 2006 saya berangkat ke Shaolin Tempel di Hunan. Ikut program healing selama 40 hari. Saya sendiri tidak tahu mengapa saya ikut program healing ini. Selama di Klenteng itu saya tidak makan kecuali minum. Saya tetap melaksanakan sholat lima waktu. Seminggu puasa makan,  saya sudah merasa tidak tahan. Badan lemah. Tapi saya tetap bertahan. Masuk hari ke 10, saya  sudah benar benar tak ada tenaga. Tetapi para biksu itu  biasa saja. Mereka juga puasa. Kegiatan sama dengan saya. Mereka bangun setiap jam 2 pagi. Mereka meditasi. Saya sholat malam.


Masuk hari ke 20 saya sudah benar benar lemah. Sudah tak ada tenaga untuk duduk. Tetapi ada yang tegur. Saya terkejut. Siapa? dia menggunakan bahasa ibu saya.  Oh dia menggunakan bahasa telepati. “ Saya ada disamping kamu. “ Kata suara itu. Saya lirik ke samping.  “ Kamu sedang dikuasai oleh jiwa dan raga kamu. Itu sisi terlemah kamu. Padahal kekuatan kamu itu ada pada diri  kamu. Keluarlah dari dimensi itu” Lanjutnya.


“ Semua hidup ini hanya ilusi. Lapar, sakit, haus, senang, marah, kecewa, sedih, itu hanya ilusi. Buah dari permainan pikiran saja. Materi itu tidak ada. Ragamu lemah karena ia berusaha memperdaya jiwamu, agar jiwamu jadi budak ragamu. Selama jiwamu jadi budak ragamu, kamu terisolasi oleh pikiran kamu. Kamu  hidup dalam ilusi. Akan lemah selamanya. Orang lemah tidak akan menemukan kebijakan. Tidak akan menemukan jalan kepada Tuhan “ Katanya.


Kata kata itu seperti cuci otak. Membenamkan persepsi baru kepada saya.Selama seminggu saya gunakan persepsi itu bertarung melawan lapar. Akhirnya masuk hari ke 30 saya sudah tidak lemah lagi. Badan saya terasa enteng. Bahkan saya bisa melihat gerakan kupu kupu dengan slow motion. Dengan sumpit mudah saja tangkap lalat yang terbang. Pernah saya lempar daun kering ke arah pohon. Daun itu nancap kepohon.  


Nah, kalau anda mendewakan Logika, hukum kausalitas dan filasafat sebagai induk pengetahuan, Anda tidak akan percaya kalau saya bisa lempar daun kering ke pohon dan nancap. Tidak akan percaya dengan sekali gerakan sumpit bisa jepit lalat yang terbang. Tidak akan percaya air saya siram seperti silet tajamnya. Tapi itulah yang saya alami. Begitu juga orang yang llmunya tinggi lebih memilih diam ketika diajak berdebat oleh orang bodoh. Orang yang kaya memilih hidup sederhana di tengah lingkungan hedonisme


Apa hikmah yang saya dapat?. Konsepsi materi itu ada karena pengetahuan dunia, dan itu hanya berlaku saat anda terisolasi oleh ruang waktu. Yang terisolasi itu adalah pikiran. Jiwa akan mengikuti kemana pikiran kita. Tapi kalau  kita (ruh dalam dimensi sufi) lead terhadap jiwa ( captain of the soul ) maka kita sudah menjadi Shadow of God. Pengetahuan dunia kita tumbangkan. Dan kita bisa tersenyum menghadapi situasi apapun. Kita terlalu kuat untuk diperdaya dunia berserta materi dan cungkuneknya.

Peran otak dalam memberi

Sore hari. Tahun 83 setelah antar bon dan pembayaran kain tekstil kepada Boss di bilangan kota. Jumlah uang dan bon sama. “ Mengapa kamu tid...