Monday, June 14, 2021

Taman sekolah seumur hidup

 






“Kenapa banyak yang rumah tangganya goyah?, karena pertambahan waktu kan pertambahan masalah. Titik lemah terbesar adalah, kurang ilmu. Masalah nambah, kesulitan nambah, umur nambah, ilmu kurang nambah. Selain ilmu yang tidak bertambah, faktor lainnya karena iman yang tidak kuat. Nikah dengan siapapun kalau iman kita nggak menguat karena ilmu kita nggak nambah, ya ujungnya mirip. ( rumah tangga bermasalah) Karena setiap orang masalahnya pasti bertambah.” Demikian kata seseorang. Saya terpanggil untuk mengkomentari dari sisi saya orang bodoh.


istri saya tidak sekolah tinggi. Hanya tamatan Sanawiyah. Dunianya hanya  rumah. Sementara saya jadi elang di luar rumah. Beinteraksi dengan berbagai kalangan dan lintas benua. Berteman dari yang tidak S1 sampai yang S3. Bahkan saya menggaji mereka. Tetapi ketika sampai sampai di rumah, kalau salah ya tetap saja disalahkan istri. Engga ada urusan dengan posisi saya di luar rumah, yang petarung dalam segala hal.  Seburuk apapun orang lain menilai saya, istri saya tetap tidak tergoyahkan. Tidak ada satupun orang diluar rumah yang berhak mengadili saya kecuali dia. 


Dalam islam berumah tangga itu adalah sama saja melakasanakan setengah beragama. Setengahnya lagi kehidupan di luar rumah, seperti jadi dosen, ustad, pengusaha, pejabat, anggota DPR atau lainnya. Hebat di luar rumah, itu hanya setengah doang nilainya.  Mengapa? karena rumah tangga adalah lembaga pendidikan,  yang Tuhan langsung ajarkan kepada manusia. Sadar tidak sadar, di Rumah tangga itu proses pendidikan karakter orang beriman ditempa dari waktu ke waktu. Dari sikap istri atau suami itulah keimanan dan akal bertaut. Antara syariat dan hakikat bertemu. Agar kedua belah pihak rendah hati.


Lantas kenapa Tuhan tempatkan rumah tangga itu tinggi sekali? Karena di rumah tangga, kebohongan itu tidak bisa dibungkus. Di luar rumah anda bisa membungkus diri dengan pakaian, sorban, aksesoris, retorika. Tetapi di rumah, anda telanjang lahir batin. Dari itulah ego anda dibenturkan satu sama lain dengan pasangan anda. Proses membonsai ego itu terjadi setiap waktu. Kadang masalah sepele jadi besar dan menyakitkan. Saling berdalil salah benar, seperti orang bego. 


Kalau anda terus bersatu, proses belajar terjadi terus menerus. Sehingga membuat anda jadi orang bijak. Menjadi orang kuat lahir batin menghadapi kehidupan di luar rumah yang tak ramah. Tapi tidak mudah. Memang kalau tidak ikhlas, mudah sekali berdalil menyalahkan pasangan. Mudah sekali melihat rumput tetangga lebih hijau. Rumah tanggapun jadi prahara, nerakapun tercipta. Mudah sekali meliat orang di luar rumah sebagai pembanding. Dan merasa pantas bersanding dengan selain pasangan di luar rumah.


Apalagi kalau sedikit paham ilmu agama, membandingkan suami harus seperti Nabi atau Ali bin  Abi thalib atau istri seperti Fatimah Zahra.  Padahal anda bukanlah Nabi, bukan Fatimah zahra. Anda adalah manusia akhir zaman yang pandai mengeluh dan selalu merasa pandai dari orang lain. Di rumah tangga itu, tidak ada dalil yang lebih hebat kecuali ikhlas. Kuncinya adalah cinta. Kalau cinta sudah terhalau, maka apapun mudah disalahkan dan dipermasalahkan.  So, jadikanlah Rumah tangga taman pendidikan sepanjang usia.


Sunday, June 13, 2021

Pilih Al Quran atau Pancasila.

 




Dalam test Wawasan Kebangsaan ( TWK) kepada petugas KPK, ada pertanyaan, Pilih Al Quran atau Pancasila? Jawaban petugas KPK yang memilih Al Quran dianggap tidak lulus. Yang menjawab Pancasila, lulus. Saya kemudian menyimak tanggapan beberapa tokoh dari ulama, aktifis, profesor, terkesan perbedaan persepsi semakin lebar. Seakan membenturkan antara agama dan Pancasila. Kemudian mereka yang gagal dalam TWK akan membawa kasus ini ke Komnas HAM. Jadi rame dah. Saya akan memberikan masukan secara rakyat jelantah. 


Pertama. Pertanyaan itu ditujukan dalam rangka melaksanakan UU berkaitan dengan ASN. Jadi tentu persepsi TWK itu adalah persepsi pemeritah. Dalam sistem politik kita, pemerintah adalah penguasa yang mendapat mandat lewat pemilu. Tentu pemerintah berhak menentuk persepsi kebenaran politik terhadapa aparatur negara. Karena ASN juga adalah bagian dari politik kekuasaan. Mereka harus patuh kepada penguasa.


Kedua, Kalau tidak patuh kepada pemerintah ya petugas KPK atau ASN bisa mengundurkan diri secara suka rela. Engga dipaksa kok jadi ASN. Menjadi rakyat biasa juga tidak buruk. Bebas dari TWK. Mengapa? Pemerintah tidak bisa memaksa rakyat agar persepsi pancasila seperti pemerintah mau. Engga bisa. Mengapa? Karena Pancasila bukanlah idiologi tertutup. Tetapi sebagai idiologi terbuka. Memaksakan kehendak persepsi Pancasila seperti maunya pemerintah itu jelas melanggar HAM. Tetapi tidak berlaku pelanggaran HAM kelau pemaksaan itu kepada ASN.


Ketiga. Indonesia bukan negara religius. Tetapi Indonesia adalah negara yang mempunya nilai nilai religius sebagaimana Filosophi  Pancasila pada sila pertama. Kalau negara religius maka sistem kita dibangun berdasarkan agama tertentu. Tetapi kalau nilai religius artinya sistem kita dibangun berdasarkan agama pada umumnya. Jadi harus dipahami dengan baik perbedaan antara negara religius dan nilai religius. 


Kalau tiga hal itu dipahami, tentu tidak perlu dibenturkan, Pancasila atau Al Quran. TWK itu hanya ditujukan kepada ASN bukan kepada rakyat. Jadi tidak ada kasus HAM kepada ASN. Kalau kasus HAM bisa diterapkan. Saya kawatir, besok Komandan militer di lapangan juga bisa di adili oleh KOMNAS Ham karena prajurit menjawab pertanyaan tidak sesuai dengan persepsi komandan, kena tempeleng. Kan runyam jadinya. 


Saran saya kepada petugas KPK, kalau merasa pemerintah tidak lagi sesuai dengan selera kalian, ya jadi rakyat biasa saja. Berjuang kan tidak harus jadi ASN atau pejabat. Jadi rakyat juga bisa berjuang kalau memang niatnya tulus, bukan fulus. Dah gitu aja.


Friday, June 04, 2021

Sikap egaliter

 




Saya melihat ada orang tua berjalan tertatih membawa beban diatas troli. Dia berusaha masuk ke apartement. Namun kesulitan menarik troli keatas trotoar. Saya perhatikan berkali kali dia berusaha namun gagal. Saat itu saya sedang jalan bersama Wenny untuk meeting di gedung Alexander, central Hongkong. Tampa peduli dengan suit dressed yang saya kenakan, saya membatu orang tua itu menarik trolinya keatas trotoar. Bahkan saya bantu sampai dia masuk lift apartement.


Wenny tersenyum ketika saya kembali kedia. “ Saya jatuh cinta kali pertama dengan kamu karena sikap egaliter kamu. Dan saya perhatikan hampir semua direksi dan relasi respek kepada kamu karena sikap egaliter itu. Di kamar kerja kamu punya kamar ganti pakaian. Pakaian bisnis dan pakaian pribadi.  Itu artinya kamu punya dunia yang berbeda. Tapi sebagai pribadi kamu tidak berubah. “ kata Wenny 


“ Ah itu biasa saja. Bukan hal yang luar bisa. Itu sudah Nature saya. Mau gimana lagi. Saya orang kampung dan tidak lahir dari keluarga kaya raya. Kalaupun bisa berbisnis itu berkat TRUST dari investor. Tanpa memberikan laba kepada investor mana mungkin TRUST bisa dipertahankan. Saya? Apalah. Hanya ayam kampung ditengah tengah ayam merak. “


Ibu saya menasehati saya, “ Tuhan tidak memuji Islam sebagai Agama. Tetapi memuji Nabi Muhammad SAW sebagai pribadi yang agung ( QS Al-Qalam [68]: 4). Lantas apa keagungan Nabi Muhammad itu? pribadi yang egaliter dan beliau mendidik umatnya untuk punya mindset egaliter.    Sikap egaliter adalah puncak tauhid. Bahwa semua manusia sama dihadapan Tuhan, dan nilainya diukur dari perbuatan baiknya, bukan jabatan atau harta.”


Jokowi itu sejak beliau sebagai walikota sampai jadi Presiden, yang membuat orang suka dia dan bisa mengalahkan jenderal, tokoh agama dan cendekiawan dalam proses politik, karena sikap egaliternya. Sikap egaliter adalah  sikap yang Down Earth. Bahwa kita bukan siapa siapa tanpa pertolongan Tuhan. Kita bukan siapa siapa walau jabatan tinggi dan harta berlimpah. Kita adalah something ketika kita memberi, mengajarkan, berbuat untuk orang lain dengan cinta.


Saturday, May 29, 2021

Philosopi 5 jari

 


Ketika oma sedang setir kendaraan. Jemari kirinya saya genggam.” Ada apa sih pah. Aneh? Kata oma.


“ Telapak tangan ini waktu awal menikah, sangat halus. Tetapi kini terasa kasar. Kasarnya telapak tangan itu adalah bukti bahwa perjalanan hidup mama sangat berat mendampingi papa. Kalaulah mama tidak keras hati menjaga papa, entah jadi apa papa ini. Kini kita menua bersama” Kata saya terus meremas jemari oma.


“ Tapi tahu engga philosopi lima jari ini ? Kata saya.


“ Apa?


“ Jempol. Itu artinya kita harus terus berbuat baik. Tidak penting berbalas tidak baik. Tidak penting tidak ada terimakasih. Tidak penting orang suka atau tidak suka. Berbuat baik karena Tuhan saja. Jari telunjuk. Itu artinya kita harus punya kebiasaan memberikan petunjuk kepada orang lain tanpa ada kesan menggurui. Orang terima atau tidak, engga penting amat. Dibayar atau tidak, engga penting. 


Jari tengah? adalah bersikap adilah selalu. Baik dalam pikiran maupun dalam perbuatan. Soal orang suka tidak suka. Tidak penting. Kita tidak mungkin memuaskan semua orang. Jari manis, adalah bersikap manislah kepada orang lain. Luka karena pukulan bisa sembuh cepat. Tapi luka hati karena kata kata itu dibawa mati. Bersikap manis adalah juga menjaga ucapan. Walau kebenaran sekalipun, tetaplah bijak menyapaikannya. Terkakhir adalah jari kelingking, itu mengharuskan kita rendah hati. Kita bukan siapa siapa tanpa pertolongan Tuhan. “ Kata saya.


“ Ah papa,  tahu engga apa yang mama paling senang perubahan papa sekarang? 


“ Apa ?


“ Gua engga capek lagi beresin papa pulang malam hari dalam keadaan mabok. Itu aja. Selainnya ya biasa saja. Yang lima jari itu sudah nature papa. Orang tampang pas pasan memang begitu.” kata oma tersenyum.


Bangkrut spiritual


Hari ini saya sebelum meeting di Hotel yang ada di selatan Jakarta, saya bertemu dengan relasi saya di Pulman Hotel central Park. Oma setelah antar saya dia terus ke Citraland.  Relasi saya sempat marah besar kepada pemerintah. Kekecewaannya ditumpahkan kepada Jokowi karena bisnisnya semakin terpuruk. Dia merasa apa yang sudah dibangun berpuluh tahun akan hilang begitu saja. Rasanya dia tidak bisa bernapas lagi. Takut bangun pagi, membayangkan masa depan yang buruk.  Saya senyum saja.  Benarlah. Saya menolak proposal dia. Karena engga masuk akal.


Demikian cerita ringkas tentang relasi saya ini. Kalau saya simpulkan cerita itu hanya ada 5 saja. Pertama, hawa nafsu berlebihan.  Kedua, sifat amarah. Ketiga, terlalu cinta dunia. Keempat, Tamak. Kelima, pride atau ego. Saya tidak akan uraikan lebih jauh tentang apa yang sedang dialami relasi saya itu. Saya akan uraikan nilai spiritual terhadap lima hal itu.


Pertama. Yang mendorong kita mau bekerja keras mengarungi samudera luas dan tingginya gunung. Karena ada unsur nafsu yang memaksa kita berani dan tanpa lelah. Tetapi nafsu berlebihan itu akan membuat kita lupa akan diri kita. Lama lama jiwa kita dikendalikan hawa nafsu. Saat itu kita menuju kebangkrutan stadium awal. 


Kedua. Apabila kebangkrutan awal terjadi. Sifat amarah datang. Mudah mengeluhkan siapa saja itu. Sedikit sedikit kita marah. Sedikit saja orang salah ngomong, kita tersinggung. Kita ingin dunia seperti kita mau. Kita inginkan orang berbuat seperti kita mau. Itu artinya kita masuk ke bangkrutan stadium kedua.


Ketiga, Apabila kebangkuratan kedua terjadi. Maka akan muncul sifat ketiga. Apa itu?. Kita merasa apapun itu milik kita, yang sangat kita cintai. Apapun akan kita lakukan untuk bisa pertahankan milik itu. Kita faktanya tidak ada manusia yang bisa pertahankan miliknya. Bahkan nyawa saja bisa hilang kapan saja. Itu artinya kita masuk kebangkrutan tahap stadium ketiga.


Kempat, Apabila kebangkrutan udah masuk stadium tiga. Maka stadium empat akan mudah sekali. Apa itu? Tamak. Apapun kita lakukan untuk keluar dari masalah, termasuk menipu atau korup. Kita lupa melihat realita dan lupa berdamai untuk belajar dari masalah, berubah lebih baik karena waktu. Itu artinya kita sudah masuk kabangkrutan stadium empat. 


Kelima, apabila kebangkrutan sudah sampai stadium empat, maka yang muncul adalah kebangkrutan stadium lima. Apa itu?. Pride atau ego.  Sifat sombong datang. Sombong yang paling telak terhadap kebangkrutan adalah sifat menolak kebenaran yang datang. Nah kalau kebangkrutan sudah masuk stadium lima, maka itu artinya sudah total bangkrut. Engga akan bisa bangkit lagi. Mengapa ? karena yang bangkrut itu adalah spiritual. Kehadiran Tuhan sudah terhalau dari hati. 


Jadi sumber masalah atau induk kebangkrutan itu adalah hawa nafsu berlebihan. Apabila kita tidak bisa kendalikan dengan baik maka proses kebangkrutan total itu akan datang dengan sendirinya. Kapan? itu hanya masalah waktu saja. Tetapi kalau anda bisa kendalikan hawa nafsu maka walau bangkrut sekalipun anda bisa bangkit lagi. Karena sifat marah atau mengeluh, cinta dunia, tamak dan ego tidak ada pada diri anda. Akan selalu ada jaring pengaman untuk anda bisa bangkit lagi. Hidup di maknai sebagai jalan menuju Tuhan saja Apapun yang terjadi,anda akan baik baik saja.


Sambil menanti taksi saya duduk di loby.  Ada wanita belia cantik mendekat. Baju tanktop. Dari leher kiri sampai dibelahan dada  membusung dihiasi tato bunga. Tanpa ba  bi bu..dia langsung peluk saya. Duh ada apalagi ini. “ Maaf saya terlambat pak.” katanya seraya perlihatkan WA ke saya. Tetapi belum sempat saya baca, ada telp masuk kedia. Dia menoleh ke belakang. Ada pria melambaikan tangan kepada dia. Pria itu adalah relasi saya tadi “ maaf pak. Salah orang. Baju hampir sama. “ Katanya cuek melangkah kepada relasi saya. Mereka keluar dengan kendaraan  Alphard dan saya naik taksi. 


Friday, May 28, 2021

Sombong dan tamak.

 




Kemarin malam saya bicara via facetime dengan teman. Dia menaging Director salah satu konglomerat bisnis di Indonesia. Dia juga staf ahli pemerintah. Pendidikanya? S3 dari Amerika. Saya kenal dia sudah lama. Namun tidak begitu inten ketemu. Sebetulnya hal sederhana yang dia diskusikan kepada saya. Yaitu masalah penyelesaian hutang korporat yang akan dialihkan ke entity di luar negeri. Namun cara yang akan ditempuhnya jelas melanggar hukum. Karena sistem perbankan kita tidak mengenal SWAP settlement berkaitan dengan hutang. 


Artinya kalau ingin selesaikan hutang, ya bayar dulu. Soal nanti mau gadaikan lagi neraca perusahaan dalam bentuk senior bond, itu urusan lain. Tapi yang membuat saya sempat terkejut adalah dia bilang ” Ah mana ada di Indonesia yang tidak bisa diatur. “ Kalau  dia sebagai orang yang well educated, managing director holding big company dan juga staf ahli pemerintah punya mental seperti ni, entah apa jadinya negeri ini.


Ada direksi konglomerat yang cerita kesaya, bagaimana  smart nya dia menyelesaikan hutang kepada BUMN. Caranya? dia buat preskom BUMN lebih loyal kedia. Sehingga mempersulit tagihan piutang BUMN kepada konglomerat. Direksi BUMN tidak berani keras kepada konglomerat itu. Memang tidak menghilangkan tagihan itu, namun mempersulit cash flow BUMN karena tagihan yang tak kunjung dibayar. Bagi direksi konglomerat yang well educated, itu adalah solusi smart. Kalau sekolah tinggi hanya bisanya itu sebagai solusi, apa bedanya degan preman jalanan.


Sama juga ada cerita direksi developer besar. Yang dengan bangganya cerita kalau hutang Fasum kepada Pemrof berhasil dia tunda, bahkan seakan tidak pernah ada tagihan sama sekali. Itu karena pejabat Pemrof lebih segan kepada dia daripada  kepada pemerintah. Maklum ring satu Gubernur lebih loyal kedia daripada kepada pemerintah. Dampaknya yang saya tahu, pemrof itu mengalami defisit APBD. Terpaksa berhutang untuk menutupi anggaran yang tekor. Dampaknya lagi adalah semakin lemahnya ekspansi sosial Pemrof kepada rakyat.

Banyak sekali masalah financial negara yang sebetulnya tidak ada masalah kalau itu diselesaikan sesuai aturan dan amanah. Tetapi karena masalah itu  digantung oleh pejabat kunci maka masalah tidak pernah selesai dan menjadi bomb waktu dikemudian  hari. 


“ Anda tahu, masalah hutang bisa dialihkan lewat aksi korporat seperti merger atau IPO yang kelak exit investor nya adalah dana pensiun milik negara.” Kata teman itu. Ya mereka berhutang kepada negara dan akhirnya Dapen yang bailout lewat skema merger atau IPO. Kelak itu akan jadi bomb waktu yang meledak seperti kasus Jiwasraya dan Asabri, dimana negara harus bail out atau bail-in.


Memang korupsi mencuri uang APBN/D itu sudah jadul. Tetapi korupsi lewat kerah putih itu semakin mewabah dan terjadi secara sistematis. Yang paling bahaya adalah itu berkaitan dengan uang negara yang ada pada swasta, dalam berbagai transaksi. Baik karena hutang uang, skema B2B yang merugikan BUMN, skema akuisisi BUMD lewat IPO yang menjadikan negara ( dapen) sebagai korban, dan semua itu tersembunyi dibalik penampilan mereka para orang well educated yang hidup plamboyan. Sementara rakyat bingung. Karena biaya sosial semakin mahal dan akses ekonomi semakin sulit.


Mungkin kita baru sadari seperti kata Bernanke boss the Fed.“ Kita sebetulnya sudah lama punya masalah besar, tapi kita terlalu banyak orang pintar di swasta yang membeli jiwa pemimpin pada setiap level. Mereka ahli menunda masalah, bukan menyelesaikan masalah. “ Itu katanya menyikapi krisis wallstreet, yang sampai kini menempatkan AS negara super power jadi pecundang.


Pada musim dingin saya bertemu dengan pejabat militer China di Changsa Hunan. Dia ajak saya makan tau yang diasami. Rasanya mau muntah. Aroma seperti air comberan. Saya tak sanggup makan tau itu walau di restoran mewah sekalipun.


“ Menu tau yang rasanya tidak enak dan baunya menyengat adalah menu rakyat miskin ketika musim dingin. Mereka harus bertahan selam 4 bulan untuk hidup dengan menu seperti itu. Kalau ada pemimpin yang suka menunda masalah, maka sehari saja mereka tunda masalah, jumlah kemiskinan akan bertambah karena kelahiran tidak bisa dihentikan. Bayangkan bagaimana kalau masalah sengaja ditunda bertahun tahun. Itu masa depan yang pasti buruk.” Katanya. 


Masalahnya, pemimpin kita dan kaum terpelajar, jangankan merasakan menu orang miskin, gaya hidup mereka sangat berjarak dengan orang miskin. Sikap rendah hati sangat jauh dan sejarah membuktikan hancurnya peradaban karena kesombongan, yang selalu bekulindan dengan tamak


Agama jadi berhala.

 




Di sebuah distrik saya sedang berjalan bersama anggota dewan kota China. Kami menuju restoran untuk makan siang. Dari dalam kendaraan kami melihat wanita menggendong Balita sedang berusaha mendorong kereta  barang rongsokan. Nampak kesulitan. Jalan mendaki. Kalau di Indonesai, itu adalah pemulung. Dia hentikan kendaraan. Dia tersenyum kepada wanita itu. Bicara sebentar.  Dia ikut membantu wanita itu mendorong kereta. Setelah itu dia kembali kedalam kendaraan. “ Itu masalah sudah terjadi sejak tahun lalu. Sejak ada pembangunan kota. Terjadi urbanisasi yang tidak terkontrol. “ Katanya. Dia seperti sedang berpikir. Entah apa yang dia pikirkan.


Tiga tahun kemudian saya datang lagi ke distrik itu untuk urusan bisnis. Sahabat saya yang anggota dewan kota itu saya undang makan malam. Dia senang sekali. “ Saya tidak melihat lagi ada pemulung di jalanan. Kemana mereka ? Tanya saya disela sela makan malam itu. Dia bilang bahwa Pemda membangun pembangkit listrik dari sampah.  Kemudian sosial engineering dilakukan agar rakyat disiplin membuang sampah ditempatnya. Kini kota jadi bersih dan listrik jadi murah. Pemda juga dapat bisnis daur ulang plastik dan kompos. 


“ Lantas bagaimana dengan nasip pemulung itu? Tanya saya. Menurutnya para pemulung itu didata dan kemudian ditingkatkan skill nya. Mereka menjadi pemilik dan sekaligus pekerja pada indusri pengolahan daur ulang sampah. Saya terpesona. Begitu sederhananya China menyelesaikan masalah.  


“ Itu hanya soal kemauan dan niat baik. Kami punya banyak orang pintar di kampus. Punya lembaga riset. Setiap masalah, mereka selalu ada solusi. Dan kami, pejabat pemerintah dan swasta berkolaborasi menjadikan solusi itu sebagai sumber ekonomi. Karena setiap solusi berujung kepada bisnis,  itu pasti sustainable. Rakyat engga merasa tangan dibawah dan peradaban tumbuh atas dasar hormat. Bukankah pembangunan phisik juga adalah pembangunan martabat manusia” Katanya.


Saya termenung. Di negeri saya pembangkit listri dari sampah hanya ada di surabaya. Kota lain, hanya wacana saja. Itu karena aparat pemda hidup manja dari anggaran sampah yang sulit diaudit. Sesuatu yang mudah menjadi sulit karena mental korup. Jadi apa inti masalahnya ? Ya ini soal mental. Agama tidak dijadikan inspirasi untuk berbuat baik bagi semua tetapi bagaimana mendapatkan kekuasaan dan harta. Kejahatan laten itu adalah agama dituhankan dalam politik dan kemudian menjadikan kekuasaan sebagai tuhan.


Memahami otak, beriman kepada Tuhan.

Pada otak kita ada sel bernama neuron. Neuron adalah sel yang memproses dan mengirimkan pesan di dalam otak. Setiap neuron dipenuhi dengan D...