Saturday, December 20, 2014

Islam tentang , Selamat Natal ?

Sahabat saya dalam bisnis sebagian besar beragama Non Muslim. Mereka kebanyakan orang asing. Pada setiap hari besar Islam, mereka selalu mengucapkan selamat kepada saya. Begitu cara mereka menghormati persahabatan dengan saya. Sebaliknya setiap hari besar agama mereka , saya juga mengucapkan selamat. Ya, sebentar lagi ada hari keagamaan bagi umat kristiani yaitu Natal. Dalam fatwa MUI yang dikeluarkan pada 1 Jumaidil Awal 1401 atau 7 Maret 1981 itu, Buya Hamka menetapkan keputusan bahwa Natal bersama adalah haram hukumnya. Artinya haram apabila kita ikuti prosesi ibadah Natal di Gereja seperti misa , berdoa,  mendengar kotbah. Tapi kalau hanya mengucapkan Selamat Natal  atau hadir pada satu event diluar gereja yang tidak termasuk dalam prosesi ibadah Natal, itu tidak melanggar Fatwa MUI,dan Hamka pernah mengatakan dalam majalah Panjimas bahwa itu dibolehkan dengan alasan toleransi. Mengapa saya bersandar pada buya Hamka? Pertama, dia adalah ulama besar Indonesia dan pernah menjadi ketua MUI. Kedua, disamping ulama, beliau juga adalah politisi, tokoh Muhammdiah. Ketiga , dalam pohon keluaga besar, saya termasuk cucu beliau dari garis Ibu ( nenek ). Saya tahu percis bahwa Buya Hamka sangat toleran dengan orang yang berbeda agama.Argumentasi beliau mempertahankan aqidah sangat jelas tanpa membuat orang berbeda agama merasa tersinggung. Sikap beliau terhadap toleransi didasarkan pemahaman agama yang luas , yang ditulis dalam Tafsir Al Azhar.

Dalam Al-Baqarah 62: “Sesungguhnya orang-orang beriman, dan orang-orang yang jadi Yahudi dan Nasrani dan Shabi’in, barang siapa yang beriman kepada Allah dan Hari Kemudian dan beramal yang shalih, maka untuk mereka adalah ganjaran dari sisi Tuhan mereka, dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berduka cita.”. Kemudian al-Maidah 69: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman, dan orang-orang Yahudi dan (begitujuga) orang Shabi’un, dan Nashara, barang sipa yang beriman kepada Allah dan Hari Akhirat, dan dia pun mengamalkan yang shalih. Maka tidaklah ada ketakutanatas mereka dan tidaklah mereka akan berduka cita.”.Bagaimana penafsiran Hamka atas kedua ayat ini ? “Inilah janjian yang adil dari Tuhan kepada seluruh manusia, tidak pandang dalam agama yang mana mereka hidup, atau merk apa yang diletakkan kepada diri mereka, namun mereka masing-masing akan mendapat ganjaran atau pahala di sisi Tuhan, sepadan dengan iman dan amal shalih yang telah mereka kerjakan itu. ‘Dan tidak ada ketakutan atas mereka dan tidaklah mereka akan berdukacita (ujung ayat 62), Tafsir Al Azhar halaman 211.  Yang menarik, Hamka dengan santun menolak bahwa ayat telah dihapuskan (mansukh) oleh ayat 85  surat Ali ‘Imran yang artinya: “Dan barangsiapa yang mencari selain dari Islam menjadi agama, sekali-kali tidaklah  akan diterima dari padanya. Dan di Hari Akhirat akan termasuk orang-orang yang rugi.”(Halaman  217).

Alasan Hamka bahwa   ayat 85  surat Ali ‘Imran tidak menghapuskan Al-Baqarah  ayat 62 itu sebagai berikut: “Ayat ini bukanlah menghapuskan (nasikh) ayat yang sedang kita tafsirkan ini melainkan memperkuatnya. Sebab hakikat Islam ialah percaya kepada Allah dan Hari Akhirat. Percaya kepada Allah, artinya percaya kepada segala firmannya, segala Rasulnya dengan tidak terkecuali. Termasuk percaya kepada Nabi Muhammad s.a.w. dan hendaklah iman itu diikuti oleh amal yang shalih.”(Halaman 217). “Kalau dikatakan bahwa ayat ini dinasikhkan oleh ayat 85 surat Ali ‘Imran itu, yang akan tumbuh ialah fanatik; mengakui diri Islam, walaupun tidak pernah mengamalkannya. Dan surga itu hanya dijamin untuk kita saja. Tetapi kalau kita pahamkan bahwa di antara kedua ayat ini adalah lengkap melengkapi, maka pintu da’wah senantiasa terbuka,dan kedudukan Islam tetap menjadi agama fitrah, tetap (tertulis tetapi) dalam kemurniannya, sesuai dengan jiwa asli manusia.” (Halaman  217). Tentang neraka, Hamka bertutur: “Dan neraka bukanlah lobang-lobang api yang disediakan di dunia ini bagi siapa yang tidak mau masuk Islam, sebagaimana yang disediakan oleh DziNuwas Raja Yahudi di Yaman Selatan, yang memaksa penduduk Najran memeluk agama Yahudi, padahal mereka telah memegang agama Tauhid. Neraka adalah ancaman di Hari Akhirat esok, karena menolak kebenaran.” (Halaman  218).

Sikap Hamka yang menolak bahwa ayat 62 al-Baqarah dan ayat 69 al-Maidah telah dimansukhkan oleh ayat 85 surat Ali ‘Imran adalah sebuah keberanian seorang mufassir yang rindu melihat dunia ini aman untuk didiami oleh siapa saja, mengaku beragama atau tidak, asal saling menghormati dan saling menjaga pendirian masing-masing. Dalam kehidupan kita sekarang, kadang bila ada orang beragama lain yang begitu baik amalannya kita curigai dengan kefanatikan kita. Yang kadang-kadang saking fanatiknya, maka imannya bertukar dengan cemburu: "Orang yang tidak seagama , yang tidak semahzab ,yang tidak seide dengan kita adalah musuh kita. "Dan ada lagi yang bersikap agresif., menyerang, menghina, dan menyiarkan propaganda bahwa agama /golongan yang lain itu kafir, sesat, bid'ah.Ternyata kita terlalu hebat belajar mengurai dalil dibalik hadith Rasul dan Firman Allah namun kadang kita sangat lupa tentang pribadi Rasul yang lebih mengutamakan perdamaian dan Allah yang maha pengasih lagi penyayang. Ketahuilah bahwa tidak ada Kitab Suci dimuka bumi ini yang memiliki ayat toleransi seperti yang diajarkan Alquran. Pemaksaan dalam agama adalah sikap yang anti Alquran (lih. al-Baqarah 256; Yunus 99). 

Monday, December 15, 2014

Asuransi...?

Kita tidak bisa menghindari penyakit karena itu adalah sunatullah. Walau Allah mendesign tubuh kita dengan sempurna namun tubuh kita adalah proses yang melemah dari waktu kewaktu dan sangat renta dengan lingkungan dan kondisi hidup kita. Sebagai manusia yang hidup di era modern, ada dua jalan untuk aman dari akibat penyakit, yaitu asuransi kesehatan dimana premi dibayar kepada perusahaan penyelenggara asuransi.Perusahaan asuransi hanya menjamin biaya namun tidak menjamin kesembuhan. Tapi ada juga asuransi kesehatan yang diselenggarankan oleh Allah yang menjamin biaya kesehatan dan juga kesembuhan. Benarkah ? Rasulullah saw bersabda:”Obat termasuk takdir. Obat bermanfaat bagi siapa yang Allah kehendaki berupa apa yang Allah kehendaki”  Bila Alllah berkehendak maka semua sangat mudah, termasuk menyembuhkan penyakit. Nabi saw telah bersabda : “Obatilah orang yang sakit di antara kalian dengan sedekah.” Sadaqah adalah polis asuransi terbaik di bumi ini.  Bahkan sedekah itu bukan hanya asuransi kesehatan tapi juga asuransi keselamatan. Inilah sabda Rasul ”Ujian yang menimpa seseorang pada keluarga, harta, jiwa, anak, dan tetangganya bisa  dihapus dengan puasa, shalat, sedekah, dan amar ma’ruf nahi munkar.”. Apakah ada asuransi terbaik dibandingkan dengan Allah ? Walau saya hidup dilingkungan modern namun saya dan keluarga tidak punya polisi asuransi.Kami hanya membiasakan diri bersedekah sebagai premi asuransi. Hanya itu. Apakah benar aman?

Disuatu klinik di Singapore di kawasan Robinson, saya sedang menanti panggilan untuk diperiksa. Dokternya seorang profesor. Diruang tunggu itu saya duduk bersebelahan dengan pria tua. Dia menanyakan penyakit saya. Setelah saya jelaskan penyakit saya, pria tua itu dengan serta merta mengatakan agar saya mengkonsumsi obat yang disarankannya.Saya tidak menanggapi dengan serius sarannya itu. Karena penyakit saya berdasarkan hasil analisa Rumah Sakit di Hong Kong memang mengharuskan saya melakukan transplantasi  lever. Hanya saya perlu menanti jadwal untuk operasi. Maklum ada banyak sekali pasien yang ingin melakukan transplantasi lever. Selama menanti itulah saya rutin setiap minggu ke dokter di Singapore untuk mendapatkan suntikan daya tahan tubuh. Memang sangat menderita penyakit itu, namun saya bisa menyembunyikan sakit itu dengan wajah penuh optimis.Sehingga istri dan teman teman saya tidak mengetahui bahwa saya sedang sekarat. Pria itu yang duduk disamping saya kembali menguatkan saya agar mengkosumsi obat yang disarankannya dan saya menanggapinya dengan senyum. Seusai diperiksa dokter dan ketika hendak pulang, pria tua itu mengikuti saya. Dia menarik tangan saya ke apotik dan membeli obat itu untuk saya. Dia membayar dengan uangnya. Saya terharu. Tentu tidak ada alasan saya meragukan sarannya dan lagi obat ini semacam suplement yang tidak ada efek sampingannya.

Ketika mengkonsumsi obat yang disarankan orang tua itu, selama seminggu saya merasakan setiap hari ada perubahan terhadap kesehatan saya. Ketika jadwal check up di Singapore, dokter juga melihat keanehan terhadap kesehatan saya. Menurutnya kesehatan saya semakin membaik.Setelah satu bulan mengkonsumsi obat itu, saya benar benar merasa sehat. Hasil test lab Rumah Sakit di Hong Kong menyatakan saya bebas dari penyakit.Lever saya kembali seperti semula. Bahkan jauh lebih baik dibandingkan usia saya. Kepada Allah saya  bersyukur. Saya pernah juga kena penyakit jantung koroner. Juga sudah dijadwalkan untuk operasi jantung di KL tapi karena saran teman untuk mengkonsumsi jamu dapur, sayapun bisa bebas dari jantung koroner. Saya juga pernah kena penyakit penurunan fungsi telinga.Penyebabnya karena ada radang diotak tengah saya. Jalan keluarnya adalah operasi tapi saya tidak mau dioperasi karena kemungkinan gagal 50%. Saya memilih pasrah kepada Allah. Tapi seseorang dalam mimpi meminta saya untuk mengkonsumsi makanan. Dia sebutkan jenis makanan itu. Saya mengalami mimpi yang sama berkali kali sampai akhirnya saya tidak punya alasan untuk tidak mengikuti saran dari dunia mimpi itu. Benarlah, setelah saya konsumsi makanan itu , telinga saya normal kembali dan radang otak tengah sebagai penyakit juga sembuh.Berkali kali saya terkena penyakit yang mengkawatirkan namun selalu ada penyembuhan dengan cara sederhana. 

Sedekah berasal dari bahasa Arab, yaitu ash-shadaqah. Kata ini diambil dari huruf sha-da-qa yang asal kata ash-shidiq yang berarti “benar”. Jadi sedekah adalah pemberian yang diberikan untuk mengharap ridha Allah. Bedanya dengan zakat adalah sedekah untuk kategori sunnah, dan zakat untuk yang wajib dimana peruntukannya sudah diatur oleh Allah.  Ayah saya menasehati saya , “Nak jangan pernah kau tolak orang pinjam uang untuk modal dia menyambung hidup  atau bayar sekolah anak atau menikahkan anak/adik atau bayar sewa rumah. Mereka tidak mengemis, Nak. Mereka sedang dalam moment kesusahan , kesempitan dan karena itu mereka meminjam kepadamu. Dan kelak bila mereka datang kepadamu meminta maaf belum bisa membayar hutangnya maka maafkan mereka. Lepaskan mereka dari kewajiban membayar hutang. " Mengapa? Bagi saya itulah salah satu cara Allah menagih Premi asuransi kepada saya. Karenanya cukuplah berharap Allah yang membayar hutang itu. Tentu banyak sekali cara kita bisa bersedekah. Tapi intinya adalah menanamkan empathi kepada siapapun yang membutuhkan pertolongan dan meninggikan kalimah Allah. Terbukti sepanjang usia setengah abad , saya bisa merasakan sendiri, very secure ! Saya yakin bila kebiasaan bersedeqah ini menjadi standar kelas menengah dan atas di Indonesia maka tidak ada lagi orang miskin yang kehilangan harapan dan tentu tidak ada lagi penyakit yang menyengsarakan dan menguras harta. Mari bergabung dengan produk Asuransi Allah,  preminya berupa sedekah.

Monday, December 08, 2014

Mukjizat...?

Dulu ketika Rasul masih hidup dan tinggal di Madinah, bersabda "“bahwa Kota Konstantinopel akan jatuh ke tangan Islam. Pemimpin yang menaklukkannya adalah sebaik-baik pemimpin dan pasukan yang berada di bawah komandonya adalah sebaik-baik pasukan.” [H.R. Ahmad bin Hanbal Al-Musnad 4/335]. Pemahaman Ilmu pengetahuan yang terbatas namun keimanan yang sangat besar maka sabda rasul itu diyakini sebagai sebuah muhjizat. Mengapa ? Ketika itu, Konstatinopel adalah sebuah kerajaan yang dilengkapi dengan tentara terlatih dan dikelilingi oleh tembok kota yang sulit ditembus dengan tekhnologi yang ada pada saat itu. Dan lagi, ketika Rasul berkata itu, umat islam sedang dalam posisi hidup mati menghadapi serangan kaum kafir qurais,yang selalu terancam. Namun Sabda Rasul itu diyakini oleh para pengikutnya kecuali kaum yahudi. Mereka tahu bahwa apapun perkataan Rasul adalah bersumber dari Allah. Keimanan kepada Allah ,juga adalah keimanan kepada Rasul.  Kata kata Rasul itu dicatat dengan rapi oleh para sahabatnya, dan menjadi inspirasi hebat bagi para pejuang islam setelah Rasul wafat. Mereka ingin menjadi orang terpilih membuktikan sabda Rasul itu. Namun ketika itu diyakini sebagai Mukjizat maka ia  mengecoh. Terbukti berkali upaya penaklukan benteng Konstantinopel yang di lancarkan sejak  zaman Mu’awiyah bin Abi Sufyan , Khalifah Umayyah, Khalifah Abbasiyyah, termasuk di zaman Khalifah Harun Arrasyid. Beberapa usaha untuk menaklukkan Konstantinopel juga dilakukan oleh para pemimpin Daulah Utsmaniyyah termasuk Sultan Murad II yang pernah melakukan beberapa kali pengepungan ke benteng tersebut. Semua nya gagal.

Tapi, untunglah, tak semua dan tak selamanya orang teperdaya dengan Mukjizat. Sultan Murad II menyadari dan paham apa tersirat dibalik hadith Nabi itu bahwa itu bukan mukjizat yang seperti Nabi Sulaiman mendatangkan Istana Bulqis didepan matanya. Hadith menyebutkan hukum sebab akibat yang tak terbantahkah ( sunattullah ) bahwa hanya yang qualified berhak menjadi penakluk. Bahwa kemenangan itu hanya mungkin bila pemimpinnya baik dan rakyatnya juga baik.  Sultan Murad II menyatadari bahwa dia bukan orang yang qualified sesuai hadith Nabi itu. Untuk itu dia focus untuk mengawali rencana penaklukan itu dari mendidik putranya sejak usia dini untuk menjadi penakluk. Putranya itu bernama Muhammad Tsaniy,yang belakangan dikenal dengan Sultan Muhammad Al Fatih. Proses membuat Al Fatih menjadi penakluk bukanlah hal mudah atau simsalabim.Tapi proses panjang. Ia didik oleh guru terbaik diberbagai bidang. Melewati usia pertumbuhan dengan belajar dan belajar keras. Ketika dia terpilih sebagai khalifah dalam usia muda.Perencanaan penaklukan itu dibuat dengan sangat teliti dan melibatkan berbagai ahli dibidang alat perang, spiritual, management logistik perang . Tidak sekali serang langsung menang.Butuh berkali kali serangan dengan korban tak terbilang sampai akhirnya Al Fatih berhasil merubuhkan konstatinopel. Sejarah berhasil membuktikan sabda Rasul itu  bahwa Kota Konstantinopel jatuh ke tangan Islam. Namun tidak dengan mudah tapi proses panjang untuk bisa sempurna seperti syarat yang ditetapkan sabda Rasul itu.

Mao ingin agar Cina yang ”terbelakang” bisa beberapa tahun jadi sebuah negeri industri yang setaraf Inggris. Mao percaya dengan mimpi sosialis komunis yang tidak menciptakan kelas,kesetaraan dalam kebersamaan untuk membangun peradaban sama rasa sama rata. Untuk itu negara menguasai semua untuk memastikan terjadinya distribusi keadilan. Dengan hebat Mao menyampaikan retorika tentang kemujizatan komunisme yang akan memimpin dunia. Rakyat banyak termotivisi dan terinspirasiuntuk di mobilisasi demi mimpi Mao “Lompatan China jauh kedepan”. Di pedesaan Cina yang luas, ribuan tanur tinggi untuk produksi baja dibangun dengan mengerahkan segala bahan yang ada. Hasilnya: baja yang tak bermutu. Sementara itu, di seantero Cina yang luas, selama dua tahun berjuta-juta petani telah dikuras tenaganya untuk itu, hingga sawah dan ladang telantar—dan kelaparan pun datang. Berapa juta manusia yang mati akibat itu, tak pernah bisa dipastikan.  Ketika Deng menggantikan Mao, dia sadar bahwa mimpi  sosialis komunis bukanlah negara “berhak”  atas semua tapi negara “berkuasa” atas semua yang digunakan untuk tegaknya keadilan .Kesetaraan  itu bukan diterjemahkan sama rasa sama rata tapi bermakna keadilan sosial  dimana kesejahteraan orang tergantung dari kerja keras dan pengetahuannya. Hanya dengan cara itu mimpi sosialis komunis bisa tegak karena emansipasi rakya terbangun dan setiap orang memberikan kontribusi untuk terbangunnya peradaban yang makmur dan bermartabat.

Tentu saja harus dicatat: Indonesia hari ini bukan Khalifah Islam di masa Mu’awiyah  , Umayyah, Abbasiyyah yang percaya merebut konstatinopel adalah mukjizat bukan pula Cina di masa Mao yang percaya kemakmuran China karena mukjizat retorika komunisme. Indonesia harus bersikap seperti Sultan Murad II dalam menafsirkan hadith bahwa kemenangan adalah proses sunatullah,bukan mukjizat. Sultan Muhammad Al Fatih yang berhasil menaklukan Konstantinopel karena akhlak nya ( mental ) yang agung sehingga menjadi teladan bagi rakyatnya untuk meniru. Maka terciptalah lingkungan soslal politik yang meninggikan kalimah Allah  dimana kebaikan diutamakan, kebenaran dibela dan keadilan diperjuangkan.  Indonesia harus percaya bahwa kemakmuran itu bukan mukjizat tapi karena proses kerja keras dan kemampuan berkembang karena ilmu pengetahuan. Negara sebagai wasit yang adil dan bendahara yang jujur dan amanah serta komandan  yang tumakninah dengan aturan dan hukum yang mengutamakan keadilan bagi semua. Indonesia butuh kapitalisme demi terjadinya kompetisi dan efisiensi namun Indonesia juga butuh  sosialimse demi keadilan sosial dan Indonesia idak bisa lepas dari agama demi lahirnya peradaban yang dirahmati Allah. Kapitalisme dan sosialisme adalah kebudayaan dan Islam adalah agama yang menjadi penyeimbang dan memastikan mukjizat itu bukan too good to be true tapi mukjizat itu adalah kesadaran kita mengakui bahwa Tuhan menjamin rezeki semua makhluk namun  Tuhan tidak pernah mengirim makanan kesangkar burung. Inilah mukjizat manusia. Menyadari ini adalah inti dari kesadaran bertauhid yang benar. Bahwa manusia bukan hidup untuk “meminta” tapi “memberi.”

Monday, December 01, 2014

Pemimpin Islami...

Mingggu lalu saya ngobrol santai di cafe dengan teman yang kebetulan dia adalah Walikota. Banyak sekali penghargaan dari dalam dan luar negeri atas suksesnya menjalankan berbagai program di daerahnya. Tapi tidak banyak diliput oleh media. Baru bulan ini dia kedatangan wartawan Tempo yang meminta wawancara khusus. Sebelumnya  wartawan itu telah mengelilingi kotanya dan mewawancarai rakyatnya secara langsung. Edisi Tempo bulan depan, Malajah Tempo akan menampilkan profil tentang kesuksesannya selama memimpin. Apa kuncinya dia bisa sukses ? Memimpin di Indonesia itu tidak sulit. Karena rakyat indonesia itu sebagian besar muslim yang mudah diarahkan. Benar apa katanya. Komunitas Islam itulah yang membuat Indonesia kuat. Bahwa didalam diri setiap orang islam ada iman. Mereka semua diingatkan oleh Allah bahwa setiap laki  laki adalam pemimpin dan setiap pemimpin akan diminta pertanggungan jawabnya nanti diakhirat. Mereka tidak pernah tergantung kepada siapapun kecuali kepada Allah.Ketika mereka memilih pemimpin maka urusannya selesai. Selanjutnya mereka akan melewati hidupnya dengan amal sholeh. Amal bagaimana dia mampu memimpin dirinya sendiri, keluarganya, tetangganya serta lingkungannya. Soal pemimpin zolim atau amanah, itu juga mereka percaya bahwa pemimpin bertanggung jawab kepada Allah. Setiap orang menanggung dosanya masing masing dan setiap orang mendapatkan pahala masing masing disisi Tuhannya.

Memang tidak semua orang yang mengaku beragama islam punya kesadaran Tauhid yang tinggi. Banyak juga yang men Tuhankan sesuatu selain Allah. Inilah yang sulit namun dengan akhlak yang baik setiap orang bisa menjadi penakluk orang yang lemah Tauhidnya. Seperti halnya para Birokrat  tidak semuanya bermental islami.Sebagian besar mental feodal masih ada. Harap maklum karena ini sudah cacat dari niat ketika mereka ingin jadi PNS. Ingin hidup aman tanpa resiko, ya kemapanan. Anda bisa bayangkan , kata teman saya yang walikota itu , gimana sulitnya mengajak birokrat dan Parlemen untuk berhemat, jujur, amanah, kerja keras, jangan menunda pekerjaan. Mereka sangat terlatih dan cerdas membuat excuse dan membuat analisa situasi bahwa semua baik baik saja. Tidak usah kawatir, itu kata mereka kepada pimpinan. Mereka sangat pandai menyenangkan hati atasannya namun kepada rakyat mereka menindas. Karena inipula banyak pemimpin setelah terpiliih tidak bernbuat apa apa tapi merasa telah berbuat banyak. Pemimpin seperti ini telah terjebak dan menjadi korban brengseknya birokrasi yang berlindung dari data statisik ( but lie). Bagaimana dengan DPRD? Sebagian besar anggota DPRD berasal dari Patron ditengah masyarakat. Mereka terbiasa dihormati dan dilayani karena ke patronannya. Jadi masih ada mental feodal,, sama dengan PNS.

Makanya untuk menghadapi birokrat dan politisi diparlemen tidak bisa dengan data dan argumentasi. Kita pasti kalah, katanya. Caranya adalah turun ketengah tengah masyarakat. Berdialogh dengan rakyat. Jangan pernah berjarak dengan rakyat. Kita harus merebut hati rakyat lewat kehadiran nyata bukan retorika. Semakin kita dekat kepada rakyat semakin luas pemahaman kita tentang kebutuhan rakyat dan kendalanya. Orang arab berkata bahwa menguasai masalah berarti telah menyelesaikan setengah dari masalah itu sendiri. Artinya semakin mudah kita mendapatkan solusi. Tentu kedekatan kita kepada rakyat membuat kita semakin punya pengaruh  secara moral untuk memaksa birokrat dan DPRD bekerja amanah untuk rakyat. Bagaimana caranya dekat kepada rakyat? Tanya saja. Caranya adalah bersikap sederhana. Sikap sederhana adalah  sifat rendah hati yang merupakan salah satu ciri pribadi ihsan. Bukan hanya soal penampilan pakaian yang sederhana tapi kesediaan untuk berbaur dan larut ditengah rakyatnya dari semua golongan, akrab lahir batin. Setiap pemimpin harus meninggalkan baju feodalnya, meninggalkan baju menjajahnya. Yang dikenakan hanyalah baju pelayan rakyat. Dari itulah program untuk rakyat dapat terlaksana. Karena pasti mendapat dukungan dari rakyat.

Saya meliat teman ini seakan meihat cahaya terang dimasa depan. Dia anak muda yang taat beragama . Hafid Al Quran, fasih berbahasa inggeris, lulusan universitas terbaik di  negeri ini. Namun tidak membuat dia ekslusif.  Kali pertama bertemu  saya tidak tahu bahwa dia kader partai yang memperjuangkan syariah Islam. Karena selama bergaul jarang dia berbicara tentang partainya. Dia bersikap bagaimana membuat orang lain nyaman. Sangat islami. Sehingga orang berbeda agama maupun paham merasa nyaman dekat dengan dia. Pemimpin dapat lahir dari mana saja karena Allah berjanji akan menyerahkan kekuasaan kepada orang shaleh, orang yang paling banyak amal sholehnya (QS. 24:55). Teman ini sebagaimana Presiden Jokowi , Emil, Di Bandung, Tri di Surabaya dan Nurdin Abdullah di Bantaeng adalah orang yang telah mewakafkan hidupnya kepada Allah, melalui jalan pengabdian kepada orang banyak. Dengan akhlak mereka berdakwah ; Mereka melakukan kebaikan kepada orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada mereka yang memutuskannya. Memaafkan mereka yang tidak memberi kemaafan kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang mengkhianatinya. Berbicara kapada mereka yang enggan berbicara dengannya. Memuliakan mereka yang menghinanya... 

Sunday, November 23, 2014

Melatih akhlak

Suatu saat saya bertanya kepada teman mengapa dia bisa sabar menanti 3 tahun untuk mulai membangun project. Padahal proyek itu sudah selesai tahap studi dan dari segi dana, pasar, tekhnologi sudah tersedia. Tapi mengapa harus tunggu tiga tahun, baru memulai. Ternyata baru saya tahu bahwa dia menunggu jawaban atas tawarannya kepada seseorang.Seseorang itu adalah executive dari salah satu perusahaan asing , lulusan universitas biasa saja di Indonesia. Dia ingin orang itu  duduk sebagai Presiden Direktur Perusahaan yang akan mengelola proyeknya.  Apa kelebihan orang itu? Padahal banyak lulusan universitas terbaik di Negeri ini  dan juga diluar negeri. Mengapa harus menunggu orang itu setuju atas tawarannya. Teman itu jatuh cinta kali pertama dengan orang itu dalam suatu pertemuan bisnis. Orang itu,katanya , pendengar yang baik, wajahnya selalu memberikan pancaran magnit kepada kita bahwa kita berbicara dengan orang yang tepat. Dia murah senyum. Bijak menyikapi perbedaan pandangan dan kalau dia menyampaikan argumentasinya sangat efektif membuat kita mengerti. Dan yang lebih membuat dia jatuh cinta adalah orang itu bisa dengan segera keluar dari meeting busines hanya karena ingin melaksanakan ritual sholat. Sholatnya tidak lama, ya hanya 10 menit dia sudah ada diruangan rapat lagi. Untunglah setelah menanti 3 tahun, orang itu bersedia menerima lamarannya.Proyekpun mulai dibangun dan sukses.

Seorang ahli inspirasi berkata bahwa ketika orang itu taat beragama maka dia pasti menjadi petarung yang hebat. Dia selalu unggul karena didalam dirinya ada agama yang menuntunya berakhlak yang agung. Kehebatan seseorang itu bukan karena skill tapi karena akhlaknya. Mengapa ? skill anda pasti ada harganya dan dibayar, selesai.  Tapi akhlak tidak ada harganya. Itulah mengapa teman saya tidak melirik kepada orang lain yang skill nya lebih hebat dari executive yang akan di hired nya.Akhlak dari target calon executive itu membuat dia berbeda dan bernilai. Akhlak membuat dunia yang sesak menjadi lapang, yang gelap menjadi terang. Senyuman tulus anda kepada seseorang akan selalu abadi dihati seseorang dan hanya senyuman pula pembayarnya. Menolong orang yang kesusahan , kesempitan, tanpa berharap apapun tapi hanya karena Allah maka tak akan bisa dibayar dengan apapun. Itu akan abadi bagi sipenerima dan doanya untuk yang menolong akan selalu menghias langit ,yang akan menyelematkan sipenolong dari segala prahara. Memaafkan orang yang tak mampu membayar hutang adalah kemewahan yang tak terhingga. Itulah salah satu kemewahan dari akhlak. Karena Akhlak , orang menjadi pemaaf, sabar dan selalu bersyukur atas apapun yang terjadi padanya. Karena Akhlak orang menjadi kuat. Akhlak pengasih penyayang adalah sikap kerendahan hati untuk berharap datangnya rahmat Allah diakhirat kelak.

Lantas bagaimana cara termudah melatih akhlak itu dalam diri kita sehingga menjadi pribadi kita dalam keseharian ? Teman saya berkata , cara yang tepat adalah lewat kebiasaan berdoa. When you pray for anyone you tend to modify your personal attitude toward him. Bahwa ketika kita berdoa kepada Tuhan sebetulnya bukanlah komunikasi satu arah tapi komunikasi dua arah antara kita dengan Tuhan. Tuhan hadir dalam diri kita. Ketika kita memohon kepada Tuhan pada waktu bersamaan Tuhanpun mengingatkan kita tentang kelemahan kita, kelalaian kita, kesombongan kita, ketidak jujuran kita, kemalasan kita, kerakusan kita, kebodohan kita, kekikiran kita, Tanpa disadari proses doa itu adalah ajang intropeksi kita dihadapan Tuhan untuk mengingatkan kita agar berubah menjadi sempurna. Hanya diri kita sendiri yang bisa menjadi pengadilan terefektif didunia ini, bukan orang lain. Ya bila doa dilakukan setiap hari , setiap hari kita sedang mengadili diri kita sendiri. Secara kejiwaan kita cenderung untuk berjuang , untuk berubah menjadi lebih baik maka tanpa disadari berdoa adalah membangun karakter pribadi yang kuat untuk berakhlak sesuai kata Tuhan.  Tapi masalahnya adalah apakah kita bisa berkomunikasi dua arah dengan Tuhan?

Maka perhatikan bila anda berdoa "minta sesuatu" tapi anda tidak mendengar Tuhan berkata " kamu-kan kerjanya malas lebih banyak planning daripada tindakan, lebih banyak bermimpi daripada melihat realitas. Kamu bilang cinta kepada KU tapi mengapa kamu membenci makhluk ciptaanKU; lebih sering menghujat orang , lebih sering menyalahkan orang lain. Kamu bilang hanya Aku satu satunya yang dicintai, tapi mengapa kamu lebih mencintai jabatanmu sehinggga kamu senang berhutang daripada berhemat, Mengapa kamu lebih mencintai anak dan istrimu daripada Aku sehingga waktu sibukmu kadang mengabaikan suara azan. Kamu bilang sorga itu rahmatKU tapi mengapa kamu bilang kamu paling suci dan benar, sehingga paling berhak masuk sorga. " maka yakinlah anda tidak sedang berdialogh dengan Tuhan tapi Iblis. Doa anda didengar oleh Iblis sambil membisikan "kamu berhak dengan semua pintamu karena kamu paling benar, palin soleh, paling benar mahzabnya, kamu berhak dengan doa kamu, tunggulah Doa kamu pasti terkabulkan" Karena itulah semakin banyak ibadah semakin anda lupa sama tetanggga lapar, dan teman yang tak bisa bayar sewa rumah. Lupa hutang itu RIBA dan anda menyokong sistem berhutang demi citra. Berjalan semakin menaikkan dagu dan mensyiarkan islam dengan kepalan tangan dan amarah...Akhlak mengabur,nilaipun hablur. Anehnya anda tidak menyadari bahwa anda sudah menjadi laskar iblis,yang terus mengecap orang kafir. 

Saturday, November 15, 2014

Indahnya Islam...

Sedari kecil anak anak kalau pulang sekolah yang pertama dipanggilnya adalah ibunya. Apapun masalah  mereka bicara dengan ibunya. Semua kebutuhan mereka meminta kepada ibunya. Bahkan setelah berumah tangga , tetap ibunya sebagai magnit. Istri saya tidak pernah mengambil keputusan penting soal anak tanpa persetujuan saya, seperti kapan anak boleh bawa mobil sendiri,kapan boleh tinggal diluar, izin jalan jalan, dan setiap keputusan saya selalu ada syarat dan istri saya dapat menyampaikan syarat itu kepada anak anak dengan “bahasa ibu”. Mengapa mereka lebih dekat kepada ibunya dibandingkan saya? Sebagai anak yang juga putra dari ibu saya ,saya dapat merasakan alasan anak anak dekat dengan ibunya. Apa itu ? karena mereka merasakan ketulusan tanpa syarat pada ibunya. Ibu bagi mereka sebagai kekuatan ketika mereka lemah, sebagai penyeimbang ketika mereka ragu, sebagai tempat teraman dan terdamai  didunia. 5000 tahun sebelum masehi,manusia di Barat mempercayai “Bunda Agung”.Suatu lambang imajiner tentang ketulusan yang menentramkan. Semua orang, baik secara individu maupun kolektif menyimpan  “bunda agung” sebagai archetype, sebagai citra yang terawat dalam jiwa. Karena itu mereka bergerak kesatu arah dalam semangat kebersamaan. Agaknya sama dengan dikita “ibu Pertiwi” yang dipercaya sebagai tempat yang damai untuk pulang, karena disana ada “pemurah” penuh kasih dan sayang.

Tapi archetype itu kemudian tersingkir oleh citra Tuhan sebagai Bapa yang membatasi manusia dengan hukum dan pembalasan. Agama diperkenalkan tentang reward dan punishement. Tentang sorga dan neraka. Sesuatu yang sebetulnya agung tentang Tuhan menjadi hablur oleh prinsip kapitalisme agama. Orang dekat kepada Tuhan karena berharap sorga dimana semua serba menyenangkan tanpa kerja keras. Sejak itu bunda agung dipertanyakan, ibu pertiwi diragukan dan ketulusan/keikhlasan berubah menjadi rakus. Di masa itulah Adam Smith merumuskan pemikirannya tentang ekonomi: pada mulanya adalah Langka, dan langka pun jadi gerak, dan gerak menuju ke kekayaan. Ekonomi berjalan dari premis itu. Apalagi dari langka pula lahir nilai. Ketika kemudian yang berkuasa adalah ”nilai tukar”, uang dan bank pun kian berperan. Bank, yang memproduksi uang, sekaligus membuat uang sebagai sesuatu yang terbatas jumlahnya. Dengan memberikan pinjaman seraya memungut bunga, bank akan memperoleh lebih banyak uang tanpa ia harus memperbanyak uang yang beredar. Di barat dan juga di Indonesia, uang dan sistem peredarannya itulah yang membuat Langka dan Rakus ”terus menerus diciptakan dan diperbesar”. Bank Sentral, yang merawat langkanya uang dengan menjaga suku bunga, secara tak langsung menguntungkan mereka yang menyimpan uang di bank. Investasi di sektor riil jadi tak selalu memikat—terutama ketika dana bisa dengan cepat melintasi batas nasional dalam rangkaian pinjam meminjam dengan bunga berbunga. Lapangan kerja makin sedikit. Ketimpangan pun menajam, seperti di Indonesia kini, dan semua itu karena kapitalisme berarti rakus dan rakus berarti tidak ada ketulusan.

China ketika menerima kapitalisme, yang pertama dikendalikan oleh negara adalah sifat rakus dan tetap menjadikan Mao sebagai kiblat tentang ketulusan seorang ibu. Bagi Deng, semua didunia ini  hanyalah omong kosong bila ketulusan tidak ada lagi. Karenanya Deng tidak terlalu mengatur mekanisme pasar tapi mengatur ritme jantung dari kapitalisme. Apa itu? Uang. Negara memastikan hanya negara yang tahu nilai uang itu.Tidak boleh ada orang lain tau , apalagi pihak asing. Berapa kurs RMB tergantung oleh negara bukan oleh pasar. Rakyat tidak boleh pegang mata uang asing.Rakyat tidak bisa bebas memindahkan dananya keluar negeri. Berapapun devisa ekspor yang mereka dapatkan, itu akan diambil oleh negara dan mereka akan mendapatkan RMB. Siapapun yang menempatkan uang dibank akan rugi dalam jangka panjang karena negara menerapkan pajak progressive terhadap tabungan/devosito. Orang tidak boleh semakin kaya dengan hanya tiduran menikmati bunga. Orang harus kerja dengan uangnya agar distribusi uang melahirkan pabrik dan usaha yang menampung angkatan kerja. China menerapkan kapitalisme namun by system orang dipaksa “memberi”, dipaksa ikhlas. Dari itulah negara punya legitimasi dan dipercaya untuk semua orang berkiblat kesatu arah, Partai Komunis.

Nabi Muhammad SAW datang memperkenalkan Islam tentang makna ketulusan. Tidak ada batas antara Manusia dengan Tuhan. Setiap orang beriman percaya bahwa didalam dirinya ada islam, ada rahmatan lilalamin, ada bunda agung, ada ibu pertiwi, dan ada Tuhan. Semuanya tentang hakikat memberi dan pemurah. Berkali kali krisis politik dan ekonomi terjadi,indonesia tetap berdiri tegak bukan karena pemerintah kuat tapi karena didalam diri rakyat indonesia sebagian besar ada islam. Islam itu adalah  ”memberi”. ”Memberi” membebaskan manusia dari rakus, dari kapitalisme. Hanya dalam memberi, dalam berkorban, orang menemukan sesuatu yang suci, justru dalam sadar tanpa laba, ya seperti keikhlasan seorang  ibu. Karena ibu, Tuhan membuat semua menyenangkan, dan mendamaikan. Bila semangat “memberi” memudar, keikhlasan  terhalau maka sebetulnya Islam sudah hilang di negeri ini, karena islam sudah removed dihati umat islam. Islam yang ada hanyalah islam simbol ritual yang miskin spiritual sosial,yang selalu bertikai dalam amarah tak berkesudahan...

Friday, November 07, 2014

Berbuat dan berharap.

Semua tahu bahwa standard international untuk bandara berkelas dunia adalah tersedianya fasilitas klinik. Tahukah anda, kemarin ketika di sidak oleh KemenHub, di Bandara Soekarno Hatta klinik berubah fungsi menjadi gudang ( banyak tumpukan karton). Bertahun tahun itu dibiarkan dan bandara kita seperti pasar malam namun hari itu juga dibenahi untuk dapat dipastikan seluruh fasilitas bandara berfungsi dengan baik. Semua tahu bahwa bahwa standard untuk PJTKI adalah tersedianya Tempat Penampungan yang manusiawi. Tahukah anda, kemarin Menteri Tenaga kerja sidak ketempat penampungan TKI tapi ditolak. Karena PJTKII itu ilegal. Ternyata penyebab brengseknya penyaluran tenga kerja  Indonesia karena banyak PJTKI ilegal. Ini telah berlansung tahunan tapi dibiarkan. Hari itu juga program audit PJTKI dilakukan secara nasional untuk memastikan tidak ada lagi PJKTI ilegal. Semua tahu bahwa para prajurit yang bertugas atas nama negara dimedan perang adalah pahlawan. Kemarin waktu Menteri Sosial bertemu dengan ex pejuang Timor TImur, ternyata banyak diantara mereka yang cacat tanpa ada kepedulian negara secara optimal, termasuk menyediakan kaki palsu dll. Hari itu juga dipastikan seluruh pejuang mendapat santunan dari negara. Semua tahu bahwa Listrik itu fital bagi rakyat. Tapi tahukah anda bahwa krisis listrik di Sumatera Selatan dan Lampung karena tidak adanya izini dari Mentri ESDM untuk mensupplai gas. Ini telah berlangsung 6 tahun, dan oleh menteri ESDM yang sekarang itu hanya selesai 1 malam.

Begitu banyak yang tahu tentang bagaimana seharusnya bandara berstandar international, bagaimana pengelolaan pengiriman tenaga kerja keluar negeri, bagaimana bertanggung jawab kepada pahlawan, bagaimana menyediakan sarana umum listrik, bagaimana memimpin negara. Begitu banyak yang tahu, begitu banyak yang mengerti tapi begitu banyak tidak berbuat. Itulah yang dipahami oleh Jokowi dan itulah yang diingatkan kepada para Mentri ketika usai dilantik bahwa mereka harus mengusai masalah dan tahu lapangan.  Menguasai masalah tanpa tahu lapangan akan terjebak dengan mesin birokrasi yang selalu terlambat meng up date masalah dan terkesan dengan keyakinan waktu akan menyelesaikannya ( Time will heal ). Usai dilantik, semua menteri langsung berkeja. Mereka datang, mereka liat, mereka selesaikan. Mereka harus terus bekerja keras karena masih terlalu banyak PR dari rezim sebelumnya yang elitenya sangat yakin tanpa kerja, tanpa sibuk pembangunan dapat sukses. Sebetulnya pemerintah itu bermakna dua yaitu bisa dia bermakna pengatur ( administratur) dan bisa juga bermakna pengurus. Di Indonesia , kesan pengatur lebih dominan karena itu birokrat sibuk rapat, sibuk buat perencanaan, sibuk studi banding, sibuk ikut seminar, agar bisa melahirkan produk yang bernama aturan. Setelah itu, mereka akan sibuk lagi buat aturan dan aturan. Sehingga mereka lupa bahwa aturan itu tidak akan efektif bila tidak diiringi dengan sikap pengurus.

Birokrat adalah bagian dari kepemimpinan Nasional. Pemimpin yang baik adalah mereka yang melaksanakan fungsi management. Yaitu pertama Planning, 25% waktunya membuat perencanaan dan berpikir, yang kedua organizing , 25% waktunya untuk mengorganisir rencana itu agar dapat terlaksana dengan baik, yang ketiga actuating , 25% waktunya untuk mengambil keputusan selama peksanaan, yang keempat controlling , 25% waktunya mengendalikan atau mengawasi untuk memastikan semua rencana atau niat dapat mencapai tujuan dan setiap masalah dapat segera diatasi dengan cepat. Pemimpin yang baik harus menjaga ritme kerja seperti itu. Karena kepemimpinan adalah juga proses dan pendelegasian wewenang maka keteladanan pemimpin paling atas atau presiden sangat menentukan ritme kerja dibawahnya. Apa yang dilakukan menteri, itulah yang diteladankan oleh Presiden. Kalau dulu semua serba telambat sehingga masalah menumpuk, ya itu yang diteladankan SBY kepada menteri dan tentu menteri akan meneladankannya kepada bawahannya lagi sampai ke level terendah. Akibatnya walau APBN naik berlipat namun infrastruktur masih buruk dan hutang terus bertambah , deindustrialisasi dan akhirnya terjadi defisit account yang merupakan gabungan dari semua defisit.  Sangat dahsyat sekali akibat dari ritme kerja yang berprinsip TIME WILL HEAL.  Ini sudah menjadi penyakit mental. Jokowi bertekad merubah mental TIME WILL HEAL menjadi TIME IS MONEY. Waktu sangat berharga dan lebih lagi bila diisi dengan kerja maka karena proses kerja keras itulah Time Will Heal.

Orang barat berkata "TIME IS MONEY ".Ini bukan berarti hidup mengejar uang atau hidup bermakna uang tapi betapa waktu begitu berharganya. Makanya orang yang suka menunda pekerjaan dengan keyakinan bahwa TIME WILL HEAL, sebetulnya orang yang sangat sombong dihadapan Allah. Mengapa ? karena begitu yakin Allah akan menolongnya dimasa depan sementara berkah usia yang diberi Allah hari ini tidak digunakannya untuk berbuat. Padahal perbuatan masa lalu berhubungan dengan masa kini dan perbuatan masa kini menentukan masa depan. Tanpa berbuat tidak ada hope.  Karenanya Rasul mengingatkan “Manfaatkan lima perkara sebelum lima perkara : [1] Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, [2] Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, [3] Masa kayamu sebelum datang masa kefakiranmu, [4] Masa luangmu sebelum datang masa sibukmu, [5] Hidupmu sebelum datang kematianmu.” (HR. Al Hakim dalam Al Mustadroknya, dikatakan oleh Adz Dzahabiy dalam At Talkhish berdasarkan syarat Bukhari-Muslim. Hadits shahih). Kita tidak bisa memastikan apa yang terjadi dimasa depan kecuali kematian. So berbuatlah sekarang dan berharaplah.... 

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....