Thursday, October 07, 2010

Pemimpin orang miskin

Pada suatu kesempatan saya berkunjung ke Yunnan dan diterima oleh teman saya yang kebetulan adalah Pejabat pemerintah lokal disana. Disela sela kunjungan dia membawa saya makan malam direstoran istimewa. Restoran ini tadinya adalah asrama para biksu dan disampingnya masih terdapat Vihara. Didepan restoran itu terdapat patung Maozedong berukuran besar. Dibawah patung itu terdapat tulisan dipahat’ Aroma tahu di restoran ini mengundang selera untuk makan dan ini tempat favorit saya “ Kira kira begitulah terjemahan bebasnya dalam bahasa Mandarin. Dibawahnya terdapat ada tanda tangan Mao. Teman saya tersenyum ketika melihat saya begitu antusiasnya untuk merasakan menu Tahu itu. Ketika hidangan disediakan, saya sempat mau muntah. Karena aromanya serperti air got. Rasanya , jangan tanya. Benar benar membuat selera makan saya terhenti. Teman saya tertawa melihat muka saya memerah menahan muntah.

“Tidak usah sungkan untuk bilang bahwa tahu itu tidak enak. Memang itu kenyataannya. “ Kata teman itu. Tapi dia tetap makan Tahu itu dengan lahapnya tanpa ada kesan dia mual dengan aroma tahu itu.” Kalau kamu makan dengan lidahmu , tentu kamu tidak akan bisa menelan tahu ini. Tapi kalau kamu makan dengan jiwamu, maka tidak ada alasan bagimu untuk tidak makan ini. “ Saya terkejut. Apa maksudnya makan dengan “jiwa “. Teman ini melihat saya sejurus dan menghentikan makannya. “ Ini adalah menu rakyat miskin di China.. Mengapa bau, karena tahu ini diberi cuka agar tidak basi dan tahan lama untuk mengganjal perut selama musim dingin. Biasanya tahu ini dipotong kecil kecil untuk dicampur dengan bubur nasi dan ditambah sayatan halus daging bebek yang diasapi. Mereka tidak mampu beli minyak goreng karena memang tidak mampu membelinya. Bapak Mao mengajarkan kepada kami untuk dekat kerakyat miskin dan mencitai mereka sepenuh jiwa.

Salah satu cara untuk dekat dengan rakyat miskin adalah dengan ikut merasakan apa yang dimakan oleh mereka. Membiasakan makan apa menu orang miskin akan terus menyadarkan kita untuk terus bekerja keras mengangkat mereka dari kubangan kemiskinan. Demikian hipotesa teman saya ini. Tak diperlukan tesis hebat untuk mengangkat mereka yang miskin. Tidak dibutuhkan professor dan doktor untuk membuat program pengentasan kemiskinan. Yang dibutuhkan adalah pejabat yang dapat membuat program dengan jiwanya. Dengan cinta. Itulah kira kira uraian yang dapat saya simpulkan dari teman ini. Apa yang diuraikan teman ini mengingatkan saya kepada seorang sahabat Rasul yang juga ponakan kandungnya. Dia adalah Ali Bin Abi Thalip. Yang dikenal dalam sejarah sebagai pemimpin orang miskin., Ali pernah berkata “Bagaimana mungkin aku menjadi seorang pemimpin jika aku sendiri tidak merasakan kesusahan dan kesengsaraan mereka.”

Ketika Ali menegur salah satu gubernurnya bernama Utsman bin Hanif , yang hadir dalam persta pernikahan orang kaya raya dikota Basrah. Ali mengirim surat teguran yang berisi ” Wahai Ibn Hanif, telah sampai laporan kepadaku bahwa ada orang kaya raya yang mengundangmu untuk menghadiri pesta pernikahan, lalu dengan segera dan senang hati engkau menyambut undangan tersebut dengan jamuan makanan yang berwarna warni. Sungguh aku tidak mengira bahwa engkau sudi menghadiri makanan seseorang yang hanya dihadiri oleh orang-orang kaya sedang orang-orang miskin tidak mereka hiraukan". Begitulah cara ALi mendidik gubernurnya agar jangan pernah lupa barang sedetikpun sama orang miskin.

Itulah yang kini kita rasakan. Keseharian yang kita ketahui kini bahwa dalam setiap acara seminar pengentasan kemiskin, selalu diadakan dihotel berbintang atau digedung pemerintah yang mentereng. Selalu terhidang makanan lezat dan pasti itu tidak mungkin ada menu yang biasa dimakan oleh orang miskin yang ada di NTT atau di Papua. Tidak mungkin terhidang menu seperti yang biasa dimakan oleh nelayan miskin atau menu yang biasa dimakan oleh para pemulung,tukang beca, buruh pelabuhan ikan, kuli tani yang ada dilereng gunung dan dipelosok negeri.Bahkan ada Partai Islam yang mengusung program " keadilan dan Kesejateraan" tapi muktamar saja diadakan di hotel bintang lima. Kita tidak tahu bagaimana mungkin hati akan mendekat bila raga saja menolak untuk merasakan derita orang miskin.

Kemakmuran dan sekesejahteraan suatu bangsa atau kaum ditentukan oleh pemimpinnya., Pembangunan karakter umat haruslah dalam bentuk teladan dari para pemimpinnya. Simaklah apa kata ‘Ady bin Hatim At-Tha’i tentang pribadi Ali ” Aku saksikan orang yang kuat menjadi lemah di sisinya karena ia menuntut tanggung jawab darinya, dan orang yang lemah menjadi kuat di sisinya karena hak-haknya terpenuhi. Itulah bila Islam menjadi landasan bersyariat, pemimpin itu tanpa ada aturan dan UU soal Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara ( LHKPN ) tetap takut menumpuk harta.. Karena mencitai orang miskin juga adalah repliksi cinta kepada Allah. Bila ini menjadi keseharian para pemimpin kita maka impian negeri makmur dibawah lindungan Allah akan terjelma. Mungkinkah ?

Ditulis dari ketinggian 40,000 feet.

Tuesday, October 05, 2010

Ilmu ?

Karena Ilmu pengetahuan peradabadan terbentuk. Dari peradaban ini timbulah upaya untuk memudahkan urusan ( syariah) dalam memenuhi sunnatullah. Baju yang melekat dibadan baik untuk melindungi aurat dan manusia berhasil menemukan mesin jahit dalam satu menit 7000 tusukan jarum jahit. Bandingkanlah kalau kita menjahit dengan tangan. Dahulu Ratu Isabella (Italia) di abad XVI perlu waktu 5 bulan dengan sarana komunikasi tradisional untuk memperoleh kabar penemuan benua Amerika oleh Columbus (?). Lalu di abad XIX Orang Eropa perlu 2 minggu untuk memperoleh berita pembunuhan Presiden Abraham Lincoln. Tapi pada 1969, dengan sarana komunikasi canggih, dunia hanya perlu waktu 1,3 detik untuk mengetahui kabar pendaratan Neil Amstrong di bulan . Dulu orang naik haji dengan kapal laut bisa memakan waktu 17-20 hari untuk sampai ke Jeddah. Sekarang dengan naik pesawat terbang, kita hanya perlu 9 jam saja. Subhanallah.

“Dalam peperangan, ilmu menyebabkan kita saling meracun dan saling menjegal. Dalam perdamaian, dia membikin hidup kita dikejar waktu dan penuh tak tentu. Mengapa ilmu yang amat indah ini, yang menghemat kerja dan membikin hidup lebih mudah, hanya membawa kebahagiaan yang sedikit sekali kepada kita?” Itulah sepenggal kata yang disampaikan oleh Albert Einstein kepada mahasiswanya. Itulah pandangan Estein terhadap Ilmu pengetahuan. Bahwa kemajuan yang hendak dituju namun pada akhirnya kemunduran yang didapat. Kemakmuran yang dituju namun pada akhirnya meradang dalam ketidak pastian. Bahkan ilmu pengetahun disegala bidang menimbulkan paradox. Ilmu fisika pada akhirnya menciptakan bomb nuklir. Ilmu kimia pada akhirnya menciptakan biotechnology yang merekayasa kehidupan. Ilmu ekonomi yang melahirkan derivative transaksi dan akhirnya menimbulkan ketidak seimbangan ekonomi. Mengapa begitu ?

Karena agama dibelakangi. Iptek dikedepankan. Agama lepas dari kendalinya terhadap ilmu ( Akal ). Inilah paham sekularisme dimana, agama telah dipisahkan dari kehidupan Agama tidak dinafikan eksistensinya, tapi hanya dibatasi perannya dalam hubungan pribadi manusia dengan tuhannya. Agama tidak mengatur kehidupan umum/publik. Paradigma ini memandang agama dan iptek tidak bisa mencampuri dan mengintervensi yang lainnya. Agama dan iptek sama sekali terpisah baik secara ontologis (berkaitan dengan pengertian atau hakikat sesuatu hal), epistemologis (berkaitan dengan cara memperoleh pengetahuan), dan aksiologis (berkaitan dengan cara menerapkan pengetahuan). Di negeri kita Kementrian Pendidikan terpisah dengan Kementrian Agama. Terpisah juga dengan kebudayaan. Akibatnya tidak jelas lagi kemana arah pendidikan bangsa ini. Kita terjebak dalam putaran dan keresahan akibat berbagai kebijakan pemerintah yang berbasis sekular itu.

Bagi Islam, apapun yang kita lakukan didunia ini berangkat dari syariah. Setiap syariah haruslah didukung oleh ilmu. Keimanan harus ditanamkan dengan ilmu; ilmu harus berdimensi iman ( QS Al-Alaq [96] : 1) ; dan amal mesti berdasarkan ilmu. Karenanya mencari ilmu adalah wajib sifatnya dan berjuang meraihnya adalah jihad. Ini bagian dari ibadah kepada Allah agar kita bisa menjalankan sunnatullah dan menyadari bahwa ilmu Allah meliputi segala sesuatu ((QS An-Nisaa` [4] : 126). Disamping itu karena niat mencari ilmu untuk beribadah maka hanya kebaikan saja yang akan lahir dari ilmu itu. Ia menetramkan untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Para Ahli sains akan melahirkan produk yang akrab dengan masyarakat untuk semakin dekat kepada Allah. Para Ahli ekonom akan membuat system perdagangan dan keuangan yang melahirkan keadilan sosial bagi semua. Para ahli sosial akan merekat budaya cinta kasih ditengah masyarakat

Hal tersebut diatas telah dibuktikan pada masa kejayaan peradaban Islam yang telah mencetak muslim-muslim yang taat dan shaleh tapi sekaligus cerdas dalam iptek, antara tahun 700 - 1400 M. Pada masa inilah dikenal nama Jabir bin Hayyan (. 721) sebagai ahli kimia termasyhur, Al-Khawarzmi ( 780) sebagai ahli matematika dan astronomi, Al-Battani ( 858) sebagai ahli astronomi dan matematika, Al-Razi ( 884) sebagai pakar kedokteran, ophtalmologi, dan kimia, Tsabit bin Qurrah ( 908) sebagai ahli kedokteran dan teknik, dan masih banyak lagi. Ketika itu dunia barat dan timur dalam kedamaian selama 7 abad. Semoga ini menjadi kesadaran kita semua untuk membangkitkan batang terendam. Untuk kembali mengangkat Islam dalam praktik IPTEK , untuk cinta dan kasih sayang, tentunya.

Wallahualam bissawab

Friday, October 01, 2010

Ibu

Dalam perjalanan diluar negeri, saya pernah melihat seorang ibu sedang memungut makanan dari tong sampah. Saya pikir si ibu itu akan menelan makannya tapi ternyata saya salah. Makanan itu dari mulutnya langsung disuapkan kedalam mulut anak balitanya. Suapan dari mulut kemulut ini berlangsung ditengah hilir mudik orang ramai yang melirik peristiwa itu. Saya sempat terkejut. Karena saya sadar bahwa si Ibu menggunakan mulutnya untuk membersihkan makanan itu dari kotoran dan setelah bersih dia tidak menelannya tapi dia justru memberikannya kepada anak balitanya. Inilah pengorbanan yang fantastic. Sulit diterjemahkan dengan akal sehat. Tapi kehidupan ini memang ada karena berkat pengorbanan orang yang tak banyak dicatat oleh sejarah.

Dulu ketika saya tamat SLP dan diterima di SMU. Karena tidak ada uang untuk membeli seragam sekolah, ibu saya , dari sore sampai keesokan paginya tanpa istirahat , dalam keadaan sakit batuk menjahit celana panjang untuk saya dan celana itu bahannya dari celana yang dimiliki oleh ayah saya. Itu dia lakukan agar keesokan paginya saya bisa sekolah dengan seragam baru. Ketika saya berangkat sekolah, yang saya lihat tak ada nampak sedikitpun kelelahan dari ibu kecuali rasa bahagianya karena melihat saya tersenyum untuk pertama kalinya menggunakan celana panjang kesekolah. Ayah sayapun tersenyum walau celana terbaiknya harus dikorbankan untuk seragam sekolah saya. Mereka sendiri tidak tahu apakah selanjutnya saya bisa terus sekolah. Tapi kekuatan cintanya pada hari itu adalah titik awal yang membuat saya dewasa.

Apa yang dialami oleh ibu, juga berlaku bagi kita sebagai bentuk apa yang disebut dengan detachment - buah dari iman dan kedahsyatan. Ketika dia berkorban , “Aku “ bukan lagi subject yang bertindak. Tak ada rasa sakit, sedih , cinta, harapan, ketakutan, tak ada aku. Semuanya adalah titah-Mu. Sejenis pengorbanan diri yang sublime. Berkorban adalah peniadaan ganda. Meniadakan aku dan meniadakan apa yang bagian dari diriku. Apa yang luar biasa dari kisah pengorban itu ? Apa yang luar biasa adalah bahwa kita jarang mengingat bahwa secara DNA anak itu bukanlah milik Ibu. Dia milik sang Ayah. Tapi dia berbuat dengan pengorbanan untuk sesuatu yang bukan miliknya.. Keikhlasan karena titah illahi dan di design untuk itu. Memang sebuah pengorban yang sublime

Bagaimana si Ibu bisa begitu tegar dan ikhlas berkorban untuk anaknya ? Padalah kebanyak ibu tidak pernah sekolah ke pribadian bahkan tidak paham ilmu spikologi anak. Ya inilah kekuasaan Allah. Ketika Allah menciptakan wanita, maka Allahpun menyiapkan software “ pengorbanan “ itu Jadi antara hardware dan software sudah di build up oleh Allah Selanjutnya dalam perkembangan ketika dia berkeluarga, Allahpun mendidiknya secara langsung bagaimana bersikap dan berkorban itu. Walau kadang anak terlahir dari Ayah yang bejat namun tidak ada dendam ibu kepada anak yang notabene secara genetik adalah milik ayah. Anakpun dididiknya untuk tidak ikut membenci ayahnya. Luar bisa. ! Ikhlas, tawadhu tanpa dendam.

Karena Allah mendesign wanita untuk berkorban maka Allahpun menegaskan bahwa “ jangan menyembah selain aku dan berbuat baiklah kepada kedua orang tuamu ((QS. Al Isra’:23). Kewajiban menyembah kepada Allah bersanding dengan kewajiban berbuat baik kepada kedua orang tua. Inilah keadilan Allah. Karena ketika Ibu berbuat berkorban sebetulnya itulah repliksi cinta Allah yang hadir dalam kehidupan kita. Mencintai dan menghormati ibu adalah repliksi kecintaan kepada Allah itu sendiri. Bila cinta ibu tak bertepi maka begitulah cinta Allah yang juga tidak bertepi kepada makhluk yang bernama Manusia. Rasa syukur kepada Allah haruslah terujudkan dengan senantiasa menghormati dan berkorban kepada kedua orang tua kita , khususnya ibu ( QS-Luqman 14 ).

Saya baru berangkat ketanah suci setelah memberangkatkan terlebih dulu ibu saya pergi menunaikan ibadah haji. Atau seperti teman yang saya temui di Mekkah, suami istri begitu memuliakan ibunya dengan menjaga dan melayani kebutuhan ibunya ditengah kesibukan beribadah. Itu salah satu cara meng hilangkan “aku”, ketika berbuat baik kepada ibu dan tentu masih banyak lagi contoh yang kesemuanya bermuara karena rasa syukur kepada Allah dan tentu juga berterimakasih kepada kedua orang tua.

Wednesday, September 29, 2010

Kalamullah

Kemarin saya telp ibu saya untuk menanyakan keadaan kesehatannya. Terdengar suara ibu saya seperti orang menahan tangis. “ Sekolah TK kami akan ditutup oleh Dinas bila sampai minggu depan Toilet tidak disediakan. Kami sudah berusaha cari donator tapi tidak dapat. Juga berusaha cari pinjaman , juga tidak dapat. Amak sedih bila memikirkan murid murid harus berhenti sekolah kalau sampai TK itu ditutup. Para orang tua murid tidak bisa diharapkan membantu karena mereka orang miskin. “ Demikian ibu saya berkata. “ Kenapa amak sedih “ aku bertanya. Dia terdiam agak lama kemudian dia berkata “ Barusan amak kerumah orang kaya. Mobilnya ada empat. Dia sendiri suruh datang kerumah untuk mengambil uang zakat untuk membantu TK itu tapi lebih dua jam amak tunggu di teras, jangankan bantuan diterima , air putihpun tidak tersedia.. Betapa sulitnya berjuang menegakkan kalamullalh. Semoga Allah memberikan kesabaran buat kami semua.

Saya sempat tersentak. Yang saya tahu ibu saya tidak pernah serapuh ini. Karena dia terlatih sebagai kader Muhammadiah dan ditempa lebih dari 30 tahun dalam perjuangan. Bahkan saya melihat di album tua, nampak Ibu saya sedang hamil saya sedang berdiri di podium berceramah dalam kegiatan social Aisyiah dikota kelahiran saya di Pagar Alam--kota kecil di kaki Gunung Dempo. Muhammdiah tidak memberikan gaji atau tunjangan bagi para pengurus. Semua pengurus menjadikan muhamadiah sebagai ladang berjihad. Setela reformasi anggaran social semakin kecil dan kalaupun anggaran itu ada hanya untuk keperluan belanja rutin dinas social di PEMDA. Kementerian Pendidikan mempunyai standard compliance untuk izin berdirinya sekolah. Mereka tidak peduli apakah sekolah itu untuk social atau tidak. Apabila tidak memenuhi compliance maka terpaksa ditutup. Walau karena itu akan mengorbankan murid dari keluarga miskin.

Itulah yang dirasakan oleh Ibu saya, bahwa tantangan perjuangan menegakkan kalamulllah semakin tahun semakin berat. Walau Indonesia sudah tergabung dalam G20 , walau UUD 45 pasal 34 telah mengamanatkan agar negara bertanggung jawab kepada orang miskin tapi tanggung jawab social negara kepada rakyat hanya sebatas formal yang tercantum dalam APBN tapi kenyataannya berdasarkan hasil survey ADB masih ada sekolah Dasar di Bekasi yang tidak punya bangku sekolah. Bayangkanlah, Bekasi yang lokasi hanya sejengkal dari kantornya Menteri dan Presiden mengalami seperti itu apalagi daerah terpencil lainnya. Bahkan sebagian besar guru Sekolah Dasar masih banyak yang tamatan SMU. Ibu saya menyadari itu, Dia tidak mengeluh hanya sedih saja. Nalurinya sebagai pegiat Aisyiah mengatakan bahwa semakin tidak peduli negara , semakin tidak bersahabatnya system negara kepada orang miskin , itu artinya semakin luas ladang ibadah bagi orang beriman untuk menegakkan kalamullah.

Apakah kalamullah itu ? “ Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama? Itulah orang yang menghardik anak yatim, dan tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya, orang-orang yang berbuat riya, dan enggan (menolong dengan) barang berguna (al-mâ’un),” (QS Al-Ma’un [107]: 1-7). “ Ketika Muhammdiah berdiri , ini gerakan itjihad para ulama hebat yang percaya bahwa sumber kemiskinan adalah kebodohan. Kebodohan rakyat akan membuat penjajahan terus terjadi. Penjajahan yang dimaknai oleh Muhammdiah adalah terbentuknya kelas orang pintar dan orang bodoh. Perbedaan kelas ini sengaja dikekalkan agar system menjajah do exist. Penindasan hak orang lemah terus terjadi. Dari keyakinan inilah Muhammadiah berserta organisasi dibawahnya berjihad memberikan akses kepada orang miskin akan pendidikan. Itulah yang membuat ibu saya sedih karena terancam sekolah TK nya akan ditutup hanya karena tidak ada toilet.

Selama ini kita gemar membangun mesjin dengan mewah. Soal ini ibu saya mempunyai pendapat dan ini tak pernah saya lupa, "ketahuilah kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial adalah amalan yang salah dalam praktik agama". Seusai ibu saya menelphone, sayapun langsung mengirim uang untuk keperluan biaya membuat Toilet TK nya itu.. Ibu saya berkata " Amak baru merasa lega kalau perjuangan ini diaspirasi oleh mayarakat khususnya oleh pemerintah bukan hanya oleh anak anak amak saja. " Begitulah Ibu saya yang selalu punya semangat untuk memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk dekat ke ALlah lewat spiritual sosial. " Bukan jumlah yang kita tuju tapi ikhlasnya. "Demikian ibu saya.

Ibu saya tidak pernah masuk perguruan tinggi. Tapi dia pernah memimpin Aisyiah tingkat Propinsi dan acap menghadiri pertemuan tingkat nasional. Pasih bahasa arab dan mampu berkomunikasi dalam bahasa inggeris dengan baik. Ayah saya bukan aktifis Muhammadiah . Ayah saya orang miskin tapi selalu memberikan dukungan kepada ibu saya untuk aktif. Setelah Ayah saya tidak ada maka kini tentu tugas kami para putra putrinya untuk mendukungnya dan menjadi pewaris semangatnya untuk menegakkan kalamullah agar tidak di cap oleh Allah sebagai orang yang “lalai “ sholat. Atau orang yang sholat tapi tidak melaksanakan pesan pesan yang ada dalam sholat. Atau disebut sebagai orang yang mendustakan agama atau munafik…

Wednesday, September 22, 2010

Istri ?

Saya punya kakak perempuan seorang guru dan suaminya PNS di Pemda. Walau keduanya bekerja namun kehidupan rumah tangga mereka sangat harmonis. Bagi kami bersaudara , kakak kami itu menjadi panutan. Betapa tidak ? walau suaminya bekerja sebagai bendahara di PEMDA namun mereka tetap hidup sederhana. Suaminya sangat jujur dan Kakak saya sendiri Guru SD yang juga sangat tinggi dedikasinya. Walau kakak saya punya pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan suaminya namun rasa hormatnya kepada suaminya sngat tinggi. Ketika saya tanya jawabnya sederhana sekali " Saya bekerja karena izin suami. Kalau dia larang saya bekerja itu adalah haknya. Jadi tak ada alasan saya menepuk dada dengan pekerjaan saya." Sementara suaminya berkata " Saya menghormati dia karena dia ikhlas membantu saya mencari nafkah. Karena kamu tahulah berapa gaji bagi PNS seperti saya. " Saya melihat keluarga kakak saya , saya melihat bagaimana Al Quran menempatkan keistimewaan seorang suami yang memimpin keluarga dan bagaimana menempatkan istri sebagai yang dipimpin.

Istri menyadari dan menerima dengan ikhlas bahwa kaum laki-Iaki adalah pemimpin kaum wanita. (An-Nisa’: 34).. Artinya istri menyadari bahwa hak (kedudukan) suami setingkat lebih tinggi daripada istri. (Al-Baqarah: 228). Dan yang lebih penting adalah soal kewajiban bahwa ”Istri wajib mentaati suaminya selama bukan kemaksiatan. (An-Nisa’: 39). Tidak ada alasan istri untuk tidak taat kepada suami kecuali bila suami menyuruh berbuat maksiat. Apapun yang lakukan oleh istri itu haruslah atas permintaan suami termasuk bekerja diluar rumah. Nilai ibadahnya bukan soal pekerjaanya tapi kepada ketaatannya kepada suami. Jadi bagi istri yang tinggal dirumah tanpa pembantu tidak perlu kecewa karena setiap keringatnya dihitung sebagai ibadah oleh Allah. Bagi istri yang bekerja diluar rumah atas permintaan suami tidak perlu merasa superior bila penghasilannya lebih besar dari suami karena tanpa izin suami maka penghasilannya itu haram. Ingatlah bahwa Allah hanya memberi satu syarat bagi istri untuk bisa masuk sorga yaitu bila dia taat dan setia kepada suaminya , dan tentu dia harus beriman.

Jadi kewajiban istri hanya satu yaitu taat kepada suami. Sekilas nampak sangat tiran. Lantas bagaima soal hak istri ? Hak itu melekat pada kewajiban suami terhadap istri termasuk cara memperlakukan istri agar suami tidak berlaku sewenang wenang. Dalam hubungan ini, memang terkesan ada kesetaraan antara istri dan suami. Seperti - Suami istri, hendaknya saling menumbuhkan suasana mawaddah dan rahmah. (Ar-Rum: 21). Karenanya harus saling mempercayai dan memahami sifat masing-masing pasangannya. (An-Nisa’: 19 - Al-Hujuraat: 10). agar terjadi suasana pergaulan yang harmonis. (An-Nisa’: 19). Dan mau menempatkan rasa hormat untuk saling menasehati dalam kebaikan. (Muttafaqun Alaih). Emansipasi itu terletak pada human being bukan soal hak dan kewajiban yang sudah jelas diatur oleh Allah.

Akhirnya yang lebih penting adalah “ Suami hendaknya menyadari bahwa istri adalah suatu ujian dalam menjalankan agama.” (At-aubah: 24). Namanya ujian tentu bukanlah hal yang mudah dan murah. Mungkin banyak hal yang tidak disukai terhadap istri tapi ketahuilah dibalik yang tidak disukai itu ada kebaikan. Begitulah Allah menguji keimanan kita. Segala sifat mulia harus teaktualkan dalam berhubungan dengan istri. Rasul bersabda “Orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah, yang paling baik akhlaknya dan paling ramah terhadap istrinya/keluarganya. (Tirmudzi). Dari suami yang sholeh tentu akan mendapatkan istri yang juga sholeh. Karena Allah mengajarkan kepada semua pria sholeh untuk berdoa agar mendapatkan istri yang sholeh. (AI-Furqan: 74).

Dari keluarga kakak saya , itu semua terurai dengan begitu indahnya. Tidak ada lain yang nampak dipermukaan kecuali rasa hormat satu sama lain untuk menjadikan semua sebagai ibadah kepada Allah. Semoga persepsi tentang emansipasi wanita tidak sampai pada melawan firman Allah. TIdak sampai menempatkan istri merasa superior dan akhirnya suami merasa rendah. Maha benar Allah atas segala firmanNya.

Wallahualam

Monday, September 20, 2010

Amerika Serikat.

Tidak ada satupun lembaga atau individu yang tidak bersinggungan dengan Bank. Bank adalah barometer kesehatan ekonomi suatu negara. Ini berhubungan dengan system bagaimana negara mengatur urat nadi yang begitu pital terhadap uang. Bahkan dalam kebijakan ekonomi modern , peran bank begitu pentingnya sebagai agent of development untuk menggerakan semua sektor sesuai dengan program pemerintah. Tak berlebihan bila krisis global jauh lebih dahsyat gaungnya ketimbang krisis pangan. Karena krisis global berhubungan dengan krisis keuangan dan tentu bersinggungan dengan dunia perbankan. Jatuhnya pamor partai Republik di AS lebih disebabkan oleh terjadinaya krisis keuangan di AS. Itulah yang terjadi sekarang pada pada AS dan negara yang follower AS

Sejak usai perang dunia kedua,AS memimping perubahan disegala bidang. Hal ini disebabkan oleh kehebatan system AS mengatur dunia keuangannya. Hampir sebagian bersar negara didunia mengikuti platform moneter AS. Mata Uang Dollar Amerika Serikat dijadikan patokan bagi banyak negara untuk menentukan kursnya dan otomatis menjadikan dollar Amerika Serikat sebagai cadangan devisa setelah berlelah menguras energi berproduksi dan menguras sumber daya alam. Bila negara lain menerbitkan Surat Hutang ( obligasi ) makan lembaga rating yang berkantor di New York berhak untuk menentukan qualitas Surat Hutang itu. Tapi kalau AS menerbitkan surat hutang maka tidak boleh di rating. Tbill AS dinyatakan dengan tegas sebagai No Risk. Lembaga the last lending resource seperti IMF dikuasai mayoritas sahamnya oleh AS. World Bank yang bertugas membantu program pembangunan banyak negara di kendalikan oleh AS.

Begitulah kehebatan AS. Kalau diibaratkan kehidupan maka uang itu sama dengan air. Tanpa air manusia tidak bisa hidup. Tanpa uang manusia tidak bisa berbuat. Memang uang bukanlah segala galanya tapi segala galanya butuh uang di era sekarang. Kemakmuran AS dalam mengendalikan uang atau air kehidupan percis sama dengan digambarkan oleh Allah dalam kisah kaum Saba. Saba’ adalah nama kaum keturunan Nabi Hud. Mereka memiliki kerajaan yang bernama Sabaiyyah dengan ibukota Ma’arib. Al Quran menceritakan tentang negeri ini yang makmur berkat adanya bendungan raksasa bernama Ma’aarif. Zaman dulu kala , ketersediaan air dan bendungan adalah berkah tak terhingga apalagi letak negeri itu berada diwilayah Yaman yang termasuk langka akan air. Bagi AS bendungan air itu sama dengan IMF dan World Bank serta Federal Rerserved. Semua uang dari seluruh dunia mengalir ke AS dan di bendung oleh Federal reserved di New York

Kehancuran kaum Saba karena Allah mendatangkan badai hujan deras (saiful Arim ) hingga menjebol bendungan raksasa itu. Akibatnya negeri kaum Saba mengalami kekeringan dan kerajaannyan menjadi lemah dan akhirnya dipermalukan oleh kaum sekitarnya. Inilah azab Allah karena kaum Saba inkar kepada Allah dan memusuhi Rasul Allah yang berusaha menyampaikan kabar kebenaran dari Allah. Hal ini tak ubahnya dengan Amerika Serikat yang dilanda badai moneter yang dipicu oleh kredit perumahan. Federal Reserved yang merupakan Bendungan terkuat dan raksasa uang ,jebol setelah berkali kali mem bail out lembaga keuangan yang bermasalah. Tahun 2009 sudah lebih 140 bank yang dibekukan dan tahun 2010 diperkirakan jumlahnya akan berlipat dua kali. IMF sebagai penyangga reputasi dan trust AS sudah di restrukture dan AS tidak lagi sebagai pengontrol utama. Begitupula dengan World bank.

Karena Bendungan uang jebol dan tentu mengakibatkan kekeringan likuiditas dimana mana. Banyak perusahaan yang tak mampu berkembang karena bank sedang berdarah darah dan kehausan akan uang. Akibatnya banyak program sosial yang tadinya begitu mudah pemerintah AS jelontorkan untuk rakyatnya kini tak mampu lagi karena tak ada lagi aliran dana masuk ke AS. Kalaupun ada itu bukanlah dana yang bisa dibendung sesukanya. Itu hot money yang mudah masuk dan mudah pula pergi. Upaya perbaikan struktur yang dilakukan Team Ekonomi Obama tidak bisa berjalan dengan mulus. Ini akan semakin memperparah situasi ekonomi AS dimasa depan. Permasalahannya adalah AS tidak pernah menyadari bahwa bencana ekonomi itu adalah hukuman dari Allah sebagai akibat bangkrutnya spiritual. Tak ubahnya dengan kaum Saba.

Bagi kita, apa yang terjadi di AS adalah pelajaran berharga dan merupakan penguat iman..Apabila kesombongan suatu kaum sudah keterlaluan dan tak ada lagi yang mampu untuk melawannya maka Allah lah yang akan menghadapinya. Bahwa Allah berbuat dengan sesukanya. Sudah saatnya para pemimpin berkiblat kepada ulama dan jangan lagi berkiblat kepada professor Harvard atau ekonom World Bank atau IMF. Semua hal untuk mengatur kehidupan telah Allah ajarkan didalam Al Quran dan Rasul telah mencontohkan bagaimana peradaban yang dirahmati Allah dibangun . Ulama yang merupakan titisan Rasul akan selalu bersedia untuk diajak bicara bagaimana mengelola bangsa untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Kembalilah sebelum terlambat.

Saturday, September 04, 2010

Budaya Mudik

Budaya mudik pada hari libur keagamaan di Asia sangat fantastic khususnya di China dan Indonesia. Tak ada satupun imbauan atau aturan negara yang memaksa orang untuk mudik. Tapi komunitas yang jumlahnya tak terbilang itu menjadi gerombolan yang terorganisir dengan baik untuk bergerak kesatu arah yang sama , yaitu kekampung halaman. Para komunitas ini tidak peduli dengan ongkos yang harus dikeluarkan, berlelah lelah dalam perjalanan adalah hiburan tersendiri bagi komunitas ini. Ini terjadi bukan hanya satu generasi tapi dari generasi kegenerasi. Sudah menjadi budaya yang tak lekang oleh panas dan lapuk oleh hujan. Dunia boleh canggih. Satelit boleh bertebaran diangkasa, Internet boleh mewabah dimana saja, namun komunikasi tatap muka dan cium tangan bersama handai tolan tak tergantikan.

Air pancuran jatuh melewati bambu. Agama mengalir melewati Budaya. Agama berkata, adat memakai. Suatu kombinasi termaha agung yang menyatukan manusia , alam dan Tuhan. Inilah fitrah manusia sesungguhnya. Inilah yang disebut dengan geopolitik dan geostrategis dalam kebijakan mengelola komunitas. Siapapun pemimpin yang ingin membangun peradaban tanpa memperhatikan geopolitk, geostrategis akan mandul ditengah jalan. Kebijakan hanya ada dalam catatan buku besar namun tak pernah sampai diterapkan secara memuaskan. Ilmu hebat dibidang ekonomi, sains hanya sampai dilaboratorium dan memenuhi perpustakaan. Sementara peradaban yang diimpikan oleh para cerdik pandai tak bertemu dengan kenyataan karena kebijakan yang dibuat tidak membumi. Kebijakan lepas dari orbit.

Pemimpin boleh berganti tapi gunung selalu ditempatnya. Bukit tak pernah pergi dari dudukannya. Mengelola komunitas adalah mengelola wilayah dan budaya. Ketika Majapahit berkuasa di Nusantara ini, ketika itulah Islam masuk ditanah Jawa yang dibawa oleh para wali yang sebagian besar berasal dari tanah daratan China. Para wali tidak menghilangkan budaya lokal tapi memoles budaya itu dalam nuasa Islam. Makanya lambat laun islam menyebar luas di Nusantara dan yang lebih penting lagi tidak ada sedikit pertentangan dengan kerajaan Majapahit karena mereka melihat Islam datang tidak menawarkan sebuat revolusi tapi reformasi budaya untuk kedamian dan kesejahteraan. Dari budaya islami dengan kearifan lokal, aqidah ditegakkan. Kerajaan Majapahitpun runtuh tanpa revolusi bau amis darah, yang digantikan oleh kerajaan Islam.

Hal tersebut diatas adalah fakta sejarah. Bukan hanya terjadi di Indonesia tapi hampir diseluruh dunia penyebaran agama islam melalui misi social dan budaya. Karena sebelum agama diperkenalkan Manusia sudah berinteraksi lebih dulu dengan alam dan tentu Allah yang mengajarkan manusia untuk beriteraksi itu secara turun temurun. Orang minang berkata ” Alam terkembang Jadi guru ” Islam adalah project sosial dari sebuah gerakan akhlak untuk meninggikan agama Allah. Tak sulit untuk dipahami oleh seluruh budaya didunia bila kearifan islam tampil untuk cinta dan kasih sayang membangun peradaban yang lebih baik. Tentu tak sulit bila syariah Islam ditegakan tanpa menyinggung budaya lokal. Inilah yang terjadi pada budaya mudik.

Romantisme budaya untuk selalu ingat kampung halaman , untuk ingat kepada orang tua , kepada teman , kepada handai tolan adalah bagian yang tak dipertentangkan oleh ajaran Islam dan bahkan inilah ujud tertinggi akhlak mulia untuk rindu saling menyapa dan berkasih sayang sebagai mana Islam mengajarkan bahwa kecintaan kepada sesama mekhluk adalah repliksi kecintaan kepada Allah. Andaikan para pemimpin Negara, pemimpin agama , para intelektual , para ahli rekayasa sains dapat melahirkan sebuah platform membangun peradaban dalam satu kuridor budaya dan agama, alangkah indahnya. Karena platform ini tidak butuh propaganda untuk dimengerti rakyat. Ia akan mengalir dengan sendirinya dan langsung diterima oleh rakyat sebagai sebuah kepatutan tanpa paksaan, seperti budaya mudik. Negara tinggal memberikan kanal dengan seluas mungkin agar proses pembangunan berjalan dengan tertip dan aman.

Apa yang terjadi sekarang ? Para pemimpin sibuk membangun dengan platform dari luar. Budaya rakyat yang gemar bermusyawarah menyelesaikan masalah dipaksa untuk melakukan sistem voting. Budaya bertengkar dipertontonkan didepan khalayak ramai lewat tayangan televisi. Disetiap sudut kampung ada warung kecil untuk memenuhi kebutuhan hari hari komunitas. Tapi bukan itu saja, warung itu juga berfungsi sebagai jaring pengaman sosial membantu yang tak beruntung untuk berhutang. Tapi budaya ini dilabrak habis dengan membangun jaringan ritel modern berskala kecil sampai modern dengan konsep ” Tak ada uang tak ada barang.” Ulama sibuk ikut membudayakan jalan jalan ke Makkah dengan standard VVIP sementara rakyat miskin di Sitiung bingung ada Musholla tapi tidak ada guru ngaji..

Dari budaya mudik, dihari yang Fitri , kita bukan hanya bersilahturahami dan bermaafan tapi juga mengingatkan kita agar kembali kefitrah kita. Kembali kepada kesejatian kita untuk membangun dan membumi. Kalau itu dilaksanakan maka peradaban di rahmati Allah akan terjadi kini dan disini...

Mengapa petani China dan Thailand kaya raya.

  Anda mungkin tahu semua apa itu sauce tomat. Tentulah. Itu menu tambahan wajib yang tersedia di meja saat anda makan sup atau nasi goreng....