Monday, September 20, 2010

Amerika Serikat.

Tidak ada satupun lembaga atau individu yang tidak bersinggungan dengan Bank. Bank adalah barometer kesehatan ekonomi suatu negara. Ini berhubungan dengan system bagaimana negara mengatur urat nadi yang begitu pital terhadap uang. Bahkan dalam kebijakan ekonomi modern , peran bank begitu pentingnya sebagai agent of development untuk menggerakan semua sektor sesuai dengan program pemerintah. Tak berlebihan bila krisis global jauh lebih dahsyat gaungnya ketimbang krisis pangan. Karena krisis global berhubungan dengan krisis keuangan dan tentu bersinggungan dengan dunia perbankan. Jatuhnya pamor partai Republik di AS lebih disebabkan oleh terjadinaya krisis keuangan di AS. Itulah yang terjadi sekarang pada pada AS dan negara yang follower AS

Sejak usai perang dunia kedua,AS memimping perubahan disegala bidang. Hal ini disebabkan oleh kehebatan system AS mengatur dunia keuangannya. Hampir sebagian bersar negara didunia mengikuti platform moneter AS. Mata Uang Dollar Amerika Serikat dijadikan patokan bagi banyak negara untuk menentukan kursnya dan otomatis menjadikan dollar Amerika Serikat sebagai cadangan devisa setelah berlelah menguras energi berproduksi dan menguras sumber daya alam. Bila negara lain menerbitkan Surat Hutang ( obligasi ) makan lembaga rating yang berkantor di New York berhak untuk menentukan qualitas Surat Hutang itu. Tapi kalau AS menerbitkan surat hutang maka tidak boleh di rating. Tbill AS dinyatakan dengan tegas sebagai No Risk. Lembaga the last lending resource seperti IMF dikuasai mayoritas sahamnya oleh AS. World Bank yang bertugas membantu program pembangunan banyak negara di kendalikan oleh AS.

Begitulah kehebatan AS. Kalau diibaratkan kehidupan maka uang itu sama dengan air. Tanpa air manusia tidak bisa hidup. Tanpa uang manusia tidak bisa berbuat. Memang uang bukanlah segala galanya tapi segala galanya butuh uang di era sekarang. Kemakmuran AS dalam mengendalikan uang atau air kehidupan percis sama dengan digambarkan oleh Allah dalam kisah kaum Saba. Saba’ adalah nama kaum keturunan Nabi Hud. Mereka memiliki kerajaan yang bernama Sabaiyyah dengan ibukota Ma’arib. Al Quran menceritakan tentang negeri ini yang makmur berkat adanya bendungan raksasa bernama Ma’aarif. Zaman dulu kala , ketersediaan air dan bendungan adalah berkah tak terhingga apalagi letak negeri itu berada diwilayah Yaman yang termasuk langka akan air. Bagi AS bendungan air itu sama dengan IMF dan World Bank serta Federal Rerserved. Semua uang dari seluruh dunia mengalir ke AS dan di bendung oleh Federal reserved di New York

Kehancuran kaum Saba karena Allah mendatangkan badai hujan deras (saiful Arim ) hingga menjebol bendungan raksasa itu. Akibatnya negeri kaum Saba mengalami kekeringan dan kerajaannyan menjadi lemah dan akhirnya dipermalukan oleh kaum sekitarnya. Inilah azab Allah karena kaum Saba inkar kepada Allah dan memusuhi Rasul Allah yang berusaha menyampaikan kabar kebenaran dari Allah. Hal ini tak ubahnya dengan Amerika Serikat yang dilanda badai moneter yang dipicu oleh kredit perumahan. Federal Reserved yang merupakan Bendungan terkuat dan raksasa uang ,jebol setelah berkali kali mem bail out lembaga keuangan yang bermasalah. Tahun 2009 sudah lebih 140 bank yang dibekukan dan tahun 2010 diperkirakan jumlahnya akan berlipat dua kali. IMF sebagai penyangga reputasi dan trust AS sudah di restrukture dan AS tidak lagi sebagai pengontrol utama. Begitupula dengan World bank.

Karena Bendungan uang jebol dan tentu mengakibatkan kekeringan likuiditas dimana mana. Banyak perusahaan yang tak mampu berkembang karena bank sedang berdarah darah dan kehausan akan uang. Akibatnya banyak program sosial yang tadinya begitu mudah pemerintah AS jelontorkan untuk rakyatnya kini tak mampu lagi karena tak ada lagi aliran dana masuk ke AS. Kalaupun ada itu bukanlah dana yang bisa dibendung sesukanya. Itu hot money yang mudah masuk dan mudah pula pergi. Upaya perbaikan struktur yang dilakukan Team Ekonomi Obama tidak bisa berjalan dengan mulus. Ini akan semakin memperparah situasi ekonomi AS dimasa depan. Permasalahannya adalah AS tidak pernah menyadari bahwa bencana ekonomi itu adalah hukuman dari Allah sebagai akibat bangkrutnya spiritual. Tak ubahnya dengan kaum Saba.

Bagi kita, apa yang terjadi di AS adalah pelajaran berharga dan merupakan penguat iman..Apabila kesombongan suatu kaum sudah keterlaluan dan tak ada lagi yang mampu untuk melawannya maka Allah lah yang akan menghadapinya. Bahwa Allah berbuat dengan sesukanya. Sudah saatnya para pemimpin berkiblat kepada ulama dan jangan lagi berkiblat kepada professor Harvard atau ekonom World Bank atau IMF. Semua hal untuk mengatur kehidupan telah Allah ajarkan didalam Al Quran dan Rasul telah mencontohkan bagaimana peradaban yang dirahmati Allah dibangun . Ulama yang merupakan titisan Rasul akan selalu bersedia untuk diajak bicara bagaimana mengelola bangsa untuk menjadi rahmat bagi alam semesta. Kembalilah sebelum terlambat.

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...