Thursday, August 25, 2005

Konsep ekonomi Islam

Bagaimanakah model ekonomi Islam dalam praktek? Itulah pertanyaan yang diajukan teman kepada saya.. Sulit saya menjawab dengan tepat tapi saya menyarankan dia untuk membaca buku tentang Ilmu Ekonomi Syariah. Sebetulnya dia ingin jawaban singkat yang bisa merubah sudut pandangnya tentang ekonomi sekular yang dia dalami. Memang betul bahwa islam adalah agama yang memuat aturan secara menyeluruh. Tapi soal ekonomi ditengah kehidupan modern dimana uang bisa terbang melintasi benua dalam hitungan detik, dimana harga dan pasar begitu mudah bergerak sesukanya. Jadi, how. ? Demikian pertanyaannya. Saya tahu bahwa pertanyaan ini jawabannya sangat luas dan bahkan lebih luah dibandingkan ekonomi sekular. Mengapa ?

Masalah ekonomi bagi Islam adalah masalah muamalah. Hakikatnya, soal kemaslahatan dalam hal Muamalah dapat digali oleh akal dan pemikiran manusia itu sendiri dalam ijtihad-ijtihad yang tercipta. Misalnya, akal manusia itu secara fitrahnya pasti dapat mengerti bahwa penipuan dalam urusan jual beli itu merupakan suatu perilaku yang sangat tercela. Karena itu para filsuf Yunani (Yunani) dahulu yang tidak beriman itu pun mampu meyakini dengan akal pemikiran mereka bahwa perbuatan seperti riba adalah perbuatan yang tidak bermoral dan itu harus dijauhi. Jadi tidak sulit untuk ber itjihad dalam mengembangkan metode syariat islam.

Karena Ilmu ekonomi itu adalah masalah muamalah maka ilmu tentang ekonomi berkembang pesat. Bisa dikatakan, hampir seluruh kitab-kitab Fiqh maupun Hadits, pasti ada setidaknya satu bab yang berhubungan dengan soal Muamalah. Kitab yang membahas secara khusus tentang ilmu ini adalah seperti Al-Kharaj karangan Imam Abu Yusuf, Al-amwal oleh Abu 'Ubaid Al-Qasim, Al-Iktisab oleh Imam Muhammad Asy-Syaibaani, Al-Hisbah oleh Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah, dan termasuk kitab-kitab seperti Muqaddimah oleh Imam Ibnu Khaldun, disamping Al-Mustasfa dan Ihya 'Ulumiddin oleh Hujjatul Islam Al-Ghazzali rahimahumullah.

Bahwa antara tujuan dan hakikat dalam Syariah Islam adalah maslahah . Maslahah itu sendiri, secara umum dapat didefinisikan sebagai kebaikan dan kesejahteraan. Namun, para ahli Usul Fiqh mendefinisikan maslahah itu mencakup segala hal yang memiliki manfaat, penggunaan dan kebaikan, disamping menjauhi mudharat, kerusakan dan kefasadan. Ruang untuk para Ulama 'berijtihad dalam hal Muamalah, lebih luas dan bebas dibandingkan dalam hal-hal yang sudah tetap dan qat'ie seperti dalam urusan Ibadah. Banyaknya nash-nash dan dalil-dalil yang berhubungan dengan kebijakan ekonomi yang teknis, jadi ia membuka ruang dan peluang yang sangat besar dan menarik dalam usaha untuk mengembangkan ijtihad dalam mencapai prinsip maslahah.

Dasar Ekonomi Islam tidak dibenarkan tanpa adanya ijtihad-ijtihad dalam menuju maslahah. Maslahah merupakan salah satu pendekatan dalam berijtihad, yang selanjutnya membuat ia sangat penting dalam mengembangkan sistem Ekonomi Islam untuk bergerak seiring kemajuan dan Pesatnya iptek. Tapi Maslahah itu juga perlu dikontrol dan sesuai i dengan kehendak syara ', bukan semata-mata menuruti hawa nafsu dalam menginginkan keuntungan, sebagaimana yang terjadi dalam sistem Ekonomi sekular. Allah Ta'ala telah menganugerahkan kepada manusia kemampuan dalam mencari hikmah dan maslahah dalam hal Muamalah. Karena itu, Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah memilih untuk membiarkan Kaki pemerintah dalam mengatur harga pasar, sedangkan Nabi Shallallahu 'Alayhi Wasallam sendiri tidak melakukan hal pada zaman Beliau.

Begitu juga dengan adanya berbagai lembaga keuangan Islam pada zaman global ini yang semuanya tergantung pada keberadaan maslahah. Inovasi Zakat yang produktif juga didasarkan kepada maslahah.Begitu juga dengan aktivitas perbankan Islam yang lain. Jika padanya ada maslahah, maka hal itu diperbolehkan dan disetujui oleh Syariah. Sebaliknya jika padanya ada semua kemudaratan dan kefasadan seperti Riba, gharar (ketidakpastian) dan sebagainya, maka hal itu tidak diperbolehkan oleh Syariah.Demikian pula dalam membicarakan perilaku petunjuk sesuatu material untuk mendapatkan manfaat dan kepuasan (Utility). Dalam Ekonomi sekular, tujuan konsumsi adalah untuk memaksimalkan kepuasan semata, sedangkan dalam Ekonomi Islam adalah untuk memaksimalkan maslahah. Utility yang mereka inginkan adalah konsep dimana kepuasannya bersifat material dan keduniaan belaka, sedangkan maslahah itu sendiri adalah Utility yang memiliki unsur-unsur ukhrawi dan rohani.

Memahami ekonomi islam haruslah didasarkan kepada keimanan kepada Allah dan hanya beribadah kepada Allah. Tanpa itu, konsep Ekonomi islam akan tak jauh bedanya dengan konsep sekular walau berbaju syariah.

Sunday, August 21, 2005

Pasar Rakyat

Pedagang Pasar Tanah Abang sejak beberapa tahun terakir ini diliputi kegelisahan. Utamanya sejak terjadi kebakaran yang melumatkan Blok A. Pada waktu itu Pemda DKI berencana membangun kembali BLOK A. Selanjutnya pertikaian mulai merebak antara pedagang dan Pengelola pasar yang diwakili oleh PD. Pasar Djaya. Pertikaian ini berlanjut kepengadilan dengan pedangang sebagai pemenang. Tanpa peduli dengan tuntutan pedagang, Pemda DKI tetap dengan kebijakannya untuk membangun kembali Pasar BLOK A. Pembangunan Blok A selesai dibangun. Kini terdengar kembali rencana Pemda DKI untuk membongkar BLOK B, C dan mebangunnya sesuai dengan kehendak pengelola pasar PD Pasar Djaya. Nampak dipermukaan adalah syah syah saja karena penataan pasar adalah menjadi tanggung jawab Pemda. Tapi mengapa terjadi penolakan dari pedagang ?

Saya hanya ingin membahas unsur keadilan dibalik pembangunan pasar ini. Sejarah dibangunnya Tanah Abang adalah didasarkan oleh swasembada masyarakat dengan wajib iuran untuk membangun pasar regional. Selama proses pembangunan Pasar, pedagang diwajibkan untuk mengangsur biaya pembangunan. Setelah selesai , pedagangpun secara bersama sama diwajibkan untuk menanggung biaya perawatan pasar. Iuranpun dikutip setiap bulan. Artinya , dulu dikala Gubernur Alisadikin, Pasar dibangun dengan melibatkan peran serta pedagang secara otonom tanpa keterlibatan pengusaha/developer. Peran PD Pasar Djaya adalah mengelola pasar yang didukung oleh para pedagang.

Kemudian , Zaman berganti dan Gubernurpun berganti. Setiap potensi komunitas business menjadi lahan business. Tanah Abang telah menjadi pusat perdagangan grosir terbesar di Asia Tenggara. Terkenal sampai diseluruh Asia dan Afrika. Pasar inipun telah ikut membantu terbentuknya usaha informal dari pedagang kecil sampai kepada usaha rumah tangga yang memberikan jasa konveksi . Ditengah krisis ekonomi, para konglomerat hancur dengan meninggalkan hutang tak terbilang. Pabrik berhenti berproduksi. Sementara Pasar Tanah Abang , tetap ramai dijejali pembeli dari Afrika, Malaysia, Brunei dan Sumatera, Kalimantan. Geliat pasar sebagai pusat grosir nampak tak bergeming dengan situasi ekonomi nasional yang morat marit.

Namun , ketangguhan dan kreatifitas pedagang menghadapi krisis tidak ditanggapii positip oleh pemerintah. Sebaliknya , proposal kongkalingkong "pengusaha petualang " ditanggapi untuk membangun kembali pasar yang terbakar dengan konsep mereka. Konsepnya adalah membangun pasar yang modern dan berklas international. Sudah tentu ada unsur penindasan dengan memanfaatkan potensi kebutuhan tempat usaha pedagang. Harga kios yang akan dibangun itu harganya sangat tidak rasional. Per meter kios ditetapkan harganya berkisar dari Rp. 45 juta sampai dengan Rp. 100 juta. Artinya untuk kios ukuran 2 x 2,5 harganya mencapai Rp. 500 juta. Harganya yang hampir tidak mungkin terjangkau oleh usaha kecil. Entah darimana cara berpikir pengusaha yang akan membangun pasar ini. Tapi kenyataanya, pengusaha ( developer ) ini tetap mendapatkan dukungan pembiayaan dari Bank milik Pemerintah dan mendapatkan dukungan perizinan dari Pemda.

Dari teman yang bergerak sebagai Contraktor , yang kebetulan ikut dalam tender pembangunan proyek Blok A tersebut, didapat informasi bahwa biaya permeter Pasar Blok A tersebut adalah hanya Rp. 10 juta. Asumsi biaya ini sudah termasuk ongkos perizinan dan bunga bank. Dapat dibayangkan berapa keuntungan yang didapat oleh Developer dari hasil pembangunan Pasar Tanah Abang. Bila Kios yang dibangun adalah sebanyak 4000 kios. Itu sebabnya Tommi Seorharto didalam penjarapun berniat untuk bertindak sebagai developer pembangunan Blok B dan C.

Sebetulnya bila Pemda DKI mempunyai hati untuk menumbuh kembangkan pengusaha kecil , masalah Pembangunan kembali pasar tanah abang tidaklah begitu sulit. Pemda DKI dapat melakukan komunikasi langsung dengan pedagang dengan memberikan informasi yang benar dan dapat dipertanggung jawabkan. Dengan biaya pembangunan pasar per M2 sebesar Rp. 10 juta , tentu semua pedagang akan mampu membeli kios. Artinya untuk kios ukurang 5 M2 , mereka hanya mengeluarkan dana sebesar Rp. 50 juta.

Bila masalah pembiayaan pembangunan dikawatirkan oleh Pemda Dki , itu dapat dibicarakan dengan pihak pedagang. Pemda DKI juga dapat membicarakannya dengan pihak Perbankan. Melalui skema pembayaran uang muka sebesar 30% bagi setiap pedagang sudah dapat menjamin uang muka pembangunan kepada pihak kontraktor. Dengan uang muka ini kontraktor sudah dapat berkerja. Atau Pemda DKI melaui PD. Pasar Djaya mengajak Bank sebagai Mortgage pengadaan kios. Bukankah sebagian besar Pedagang Pasar tanah Abang adalah juga nasabah bank yang banyak bertebaran disekitar pasar. Bank tersebut tidak akan keberatan untuk memberikan dukungan mortgage kepada nasabahnya.

Model pembangunan gaya Tanah Abang dengan melibatkan developer ( pengusaha ) sudah menjadi trend diberbagai kota besar dewasa ini. Juga setiap ada lahan kosong dan strategis pastilah dimanfaatkan oleh developer untuk membangun MALL dan Apartement. Walau peraturan tentang jarak antar pusat pasar tradisional dengan MALL sudah diatur , namun PEMDA tidak peduli. Izin untuk pembangunan MALL terus saja diberi hingga menghancurkan usaha pedagang kecil. Demi menjaga keindahan bangunan mewah tersebut , kadang PEMDA bersedia menggusur pedagang kaki lima.Tentu dengan alan menjaga ketertiban dan keindahan kota. Potensi pedagang yang unggul melawan krisis telah dimanfaatkan oleh developer yang dekat dengan penguasa dan perbankan. Kenyamanan berusaha terganggu dengan rencana pembangunan. Alasanpun dibuat dengan berbagai cara agar pembangunan dapat disyahkan. Bahkan ada yang tega membongkar pasar yang ada ( walau hanya sinyalemen ) , untuk dibangun Mall dan sementara pedagang yang ada dipindahkan ketempat lain. Padahal diketahui bahwa pedagang kecil hanya dapat hidup bila dekat dengan konsumennya—yang juga rakyat kecil. Bagaimana mungkin terjadi interaksi jual beli bila mereka dipisahkan.

Sebetulnya , tidak ada yang sulit mengelola masyarakat bila kepentingan pribadi dan ketamakan akan jabatan /kekuasaan tidak ada. Masyarakat Asia , juga termasuk Indonesia adalah masyarakat religius yang mudah diajak kompromi bila didasarkan oleh sentuhan hati yang tulus dan ikhlas. Tapi tulus dan ikhlas itulah yang menjadi barang mahal bagi pejabat dan pengusaha petualang di negeri ini. Maka keadilan bagi pengusaha kecil juga menjadi barang langka. Entah sampai kapan ini akan berlangsung.

Saturday, August 13, 2005

Pilihan dan bersikap

Tepatnya 18 maret 1978, Deng Xiaoping mengundang seluruh intelektual datang ke Aula Besar Rakyat. Yang hadir totalnya 5.585 delegasi yang berasal dari seluruh penjuru china. Mereka adalah guru, dokter, penulis, pakar ilmu pengetahuan dan juga 117 pimpinan institute riset. Sebetulnya untuk beberapa tahun orang orang ini dianggap sebagai “ orang yang ditinggalkan oleh kelompok lama “ dan juga dikenal sebagai “ orang yang belum direformasi”. Mao Zedong menyebut mereka sebagai “ bulu pada selimut “. Mereka bertahan hidup ditengah kritikan dan kerja paksa, penderitaan, dan hinaan. Bahkan banya diatara mereka yang meninggal dunia dikamp kerja paksa. Dalam pertemuan itu mereka mendengarkan dengan seksa kata kata Deng Xiaoping “ Intelektual adalah bagian dari kelompok yang sukses. Mereka yang bekerja dengan otak adalah bagian dari mereka yang bekerja dengan benar. “

Sejak itu dan selama 14 tahun para pakar dibidang science bekerja siang malam di berbagai Institut hanya untuk melayani kebutuhan militer dibidang riset persenjataan. Mereka melaksanakannya dengan penuh dedikasi. Setidaknya keberadaan mereka dihargai walau mereka sendiri kadang tidak mengerti untuk apa semua ini mereka lakukan. Dalam diam dan kebingungan itulah mereka terus bekerja. Ketika tahun1984 , terjadi perubahan besar besaran dichina. Reformasi ekonomi mulai dilaksanakan yang berakibat terjadi reorientasi kebijakan yang lebih demokratis. Akibatnya banyak kegiatan pemerintah yang menelan biaya tanpa tujuan yang tidak jelas , terpaksa harus ditutup. Begitupula dengan Lembaga riset.

Selanjutnya china akan mengalihkan anggarannya bagi penyediaan infrastructure ekonomi dan social yang ketika itu lebih diperlukan bagi kelangsungan reformasi ekonomi china. Bagi para ilmuwan, perubahan dichina yang terjadi memang memberikan tekanan yang luar biasa akan masa depan mereka. Namun inipula menjadi tantangan bagi impian mereka untuk menjadikan china sebagai bangsa besar yang tidak hanya piawai dalam berdagang tetapi juga dalam penguasaan tekhnologi. Ini sangat diperlukan bagi lompatan china jauh kedepan. Para direktur institute mensikapi kebijakan ini dengan mengambil tanggung jawab biaya operasional dengan zero cost dari pemerintah. Para Ilmuwan juga menyetujui bila mereka juga harus membayar pajak dan biaya sewa peralatan yang mereka gunakan serta tetap menjadi bagian dari Negara. Dengan itu semua tidak ada artinya bila dibandingkan dengan berkah kebebasan berkreasi yang diberikan partai komunis kepada mereka. .

Lambat namun pasti , dengan kecerdasan dan keuletaan menyikapi kebijakan pembaharuan china , maka sebagian besar institute tersebut telah bermetamorfosis menjadi lembaga business yang disegani dan sekaligus pencipta entrepreneur yang handal ,menghasilkan product high technology yang mampu bersaing dan menjadikan china raksasa dibibang industri Electronica, computer, High technology.

Ketika awalnya mereka dihadapkan oleh pilihan yang sulit. Hidup ini memang memberikan banyak pilihan. Namun ada tiga hal yang paling sulit bagi para ilmuawan china yaitu pertama adalah berusaha beradabtasi dengan lingkungan tanpa ada keberanin untuk merubah lingkungan walaupun setiap hari menonton ketidak adilan. Hal kedua adalah bekerja sama dengan orang orang yang ingin berbuat tentang perubahan. Hal yang ketiga dan inilah yang tersulit yaitu menjaga jati diri sebagai putra bangsa yang bertanggung jawab bagi masa depan generasi penerus.. Mungkin pilihan ini terdengar sederhana bagi kita sebagian orang. Namun disinilah nilai seseorang ditentukan. Para ilmuwan itu sekarang dapat berbangga karena mereka telah melewati proses sejarah china dengan menerima pilihan pilihan tersebut. Sebagaimana Liu Chuanzhi yang merupakan alumnus dari institute science dan pendiri Lianxiang group ( lenovo) berhasil mengabil alih raksa business computer kelas dunia (IBM ). Hanya dibutuhkan waktu 20 tahun sejak berdirinya Lianxiang untuk mampu mengabil alih perusahaan yang menjadi kebanggaan bagi bangsa Amerika.

Para Ilmuwan yang dulu berkumpul di Aula Besar Rakyat tetap menghargai kata Deng Xiaoping ditahun 1978 tentang keberadaan mereka. Setidaknya mereka telah mempersembahkan yang terbaik bagi bangsanya diusia pension mereka. Kini china tampil tidak hanya sebagai negara pedagang dan industri perakitan tapi telah menjelma menjadi negara maju diabad 21 dengan dukungan anggara riset raksasa...

Bagaimana dengan Ilmuwan Indonesia ?

Thursday, August 04, 2005

Islam: sosialis atau kapitalis ?

Ada sebagian orang mengatakan bahwa kapitalisme itu indentik dengan Islam. Sepertinya mereka mengatakan itu setelah membaca buku Islam and Capitalism, karya Rodinson yang menyimpulkan islam lebih dekat dengan Kapitalisme daripada Sosialisme. Saya tidak tahu apakah buku ini ingin menyanggah asumsi yang umum dianut, bahwa ajaran sosial-ekonomi Islam adalah Sosialisme, dengan mengatakan bahwa ajaran itu lebih dekat dengan Kapitalisme? Ataukah buku ini ingin membantah tesis Max Weber, salah seorang pendiri ilmu sosiologi asal Jerman, bahwa etika ekonomi Islam tidak kompatibel dengan Kapitalisme Rasional? Mungkin karena Rodinson membaca sejarah tentang Nabi yang berasal dari pedagang dan mekkah memang dulu menjadi pusat perdagangan , juga madinah. Bila ada Anggapan bahwa Kapitalisme adalah suatu sistem yang datang dari luar dan mempengaruhi ekonomi cara Islam. Tentu saja tidak benar. Karena islam mengikuti cara Allah.

Saat sekarang , sebagian besar negara didunia ini menerapkan sistem kapitalisme. Ini tak lain karena proses sejarah terjadi dengan sendirinya dan kalau masyarakat islam mengikuti kapitalisme maka itu bukan karena pilihan tapi karena proses sejarah atau istilah Marx Weber , Hukum perubahan ( law motion) . Walaupun sistem kapitalisme selalu dirundung krisis, resesi atau bahkan depresi ekonomi, Kapitalisme malah mencapai puncak kejayaannya yang diikuti di seluruh dunia sebagai ”akhir dari sejarah” (the end of history) yang bersama-sama dengan Demokrasi Liberal di bidang politik merupakan puncak dalam pemikiran manusia. Namun seorang Marxis liberal, Ralph Milliband, berpendapat lain. Baginya yang menjadi kunci penentu adalah apakah sistem ekonomi itu bisa menjadi fondasi demokrasi atau tidak. Di situ ia berpendapat bahwa kapitalisme merupakan fondasi yang sangat rentan bagi demokrasi, karena konflik dan kontradiksi yang inheren dalam masyarakat kapitalis.

Landasan yang paling kokoh terhadap demokrasi, menurut Ralph adalah Keadilan Sosial. Jadi sesuai dengan hukum sejarah, maka Kapitalisme hanyalah sebuah epoh sejarah (historical epoch) dan bukannya akhir sejarah. Sebagian pemikir Eropa Barat, misalnya Anthony Giddens, berpendapat bahwa alternatif sistem ekonomi terhadap Kapitalisme adalah Sosial Demokrasi (Social Democracy). Melihat Kapitalisme dan Ekonomi Islam sebagai epoh sejarah akan membantu kita memahami hubungan antara agama dan Kapitalisme. Kajian yang lebih umum mengenai hubungan antara agama dengan kebangkitan Kapitalisme dilakukan oleh sejarawan R.H. Tawney dalam bukunya ”Religion and the Rise of Capitalism” (1922). Dalam perspektif sejarah,

Menurut Dudley Dillard, perkembangan Kapitalisme sejak awal kelahirannya pada abad ke-16 hingga sekarang telah mengalami tiga tahap. Pertama adalah sejak 1500 hingga 1750 yang disebutnya Kapitalisme Awal. Sesudah itu perkembangan ekonomi memasuki tahap kedua, dari 1910 hingga 1914, menjelang Perang Dunia I yang disebut sebagai Kapitalisme Klasik. Dan tahap ketiga, sejak 1914 hingga sekarang disebutnya Kapitalisme Akhir (Late Capitalism). Kapitalisme Awal dimulai dengan lahirnya institusi pasar (market) pada abad ke-16 dan dilanjutkan dengan perkembangan perdagangan jarak jauh antar pusat-pusat kapitalisme di dunia. Pada tahap inilah Islam menjadi berseberangan dengan kapitalisme. Karena soal prinsip.

Jadi kalau ada yang berani mengatakan bahwa kapitalisme tidak bertentangan dengan AL Quran dan Hadith, hanya melihat masalah kepemilikan hak pribadi dan hak mengontrol harta.Menurut saya, mereka yang mengatakan ini adalah karena mereka tidak memahami Islam secara utuh dan juga tidak paham apa itu sebetulnya kapitalisme. Islam memang tidak melarang orang untuk mendapatkan harta dan mengendalikan atas harta itu. Tapi ada dalam kapitalisme yang berbeda dengan islam yaitu soal Bunga. Masalah Ini sangat prinsip bagi Islam. Riba itu haram sifatnya. Barang siapa melakukan Riba maka dia berperang dengan Allah maka tunggulah kehancuran akan datang. Soal bagimana kapitalisme men stimulus ekonomi lewat pasar bersaing tidak bertentangan dengan islam asalkan kompetisi tidak sampai menzolimi orang lain. Artinya kompetisi untuk kemasalahatan umat.

Dunia kapitalis memungkinkan orang bebas berbuat dengan kekuatan modalnya. Boleh membuat pesaing hancur atau konsumen terkontrol kebutuhannya, atau pekerja terjajah. Karena kapitalisme memang mengajarkan buy low sell high and pay later. Sangat culas. Dalam dunia keuangan yang serba riba itu , kapitalisme juga merancang wahana judi ( spekulasi ) soal masa depan. Ini dapat dilihat dari bursa saham / komoditi dengan transaksi future. Judi atau spekulasi jelas diharamkan dalam islam. Karena pada prinsipnya masa depan itu milik Allah, Manusia tidak boleh berspekulasi untuk menarik keuntungan. Apalagi setiap ada yang untung , tentu ada yang rugi. Belum lagi soal derivative transaksi yang menstimulus pasar menjadi bubble, sehinga tak jelas lagi apa yang diperdagangkan. Bicara perdagangan komoditi tapi volume phisik dan yang diperdagangkan tidak sama. Karena sisanya adalah spekulasi dalam dunia maya.

Islam tidak peduli dengan sebutan sosialisme atau kapitalisme selagi tidak bertentangan dengan Al-Quran dan Hadith. Yang pasti sosialis dan kapitalis dalam praktek yang positip untuk kebaikan,kebenaran dan keadilan adalah islami. Namun bila berbeda soal prinsip maka itu bukan Islam dan harus diperangi.

Tuesday, August 02, 2005

PILKADA

Apakah mungkin dalam Pilkada akan terjadi money politik ? Itu sangat besar kemungkinannay karena untuk dapat menjadi calon diperlukan "sewa perahu", baik yang dibayar sebelum atau setelah penetapan calon, sebagian atau seluruhnya. Jumlah sewa yang harus dibayar diperkirakan cukup besar jauh melampaui batas sumbangan dana kampanye yang ditetapkan dalam UU, tetapi tidak diketahui dengan pasti karena berlangsung di balik layar. Juga, calon yang diperkirakan mendapat dukungan kuat, biasanya incumbent, akan menerima dana yang sangat besar dari kalangan pengusaha yang memiliki kepentingan ekonomi di daerah tersebut. Jumlah uang ini juga jauh melebihi batas sumbangan yang ditetapkan UU. Karena berlangsung di balik layar, maka sukar mengetahui siapa yang memberi kepada siapa dan berapa besarnya dana yang diterima.

Disamping itu untuk kabupaten/kota yang jumlah pemilihnya sekitar 10.000 sampai dengan 100.000 pemilih, tetapi wilayahnya memiliki potensi ekonomi yang tinggi, pengusaha yang memiliki kepentingan ekonomi di daerah tersebut bahkan dapat menentukan siapa yang akan terpilih menjadi kepala daerah. Dengan jumlah dana yang tidak terlalu besar, sang pengusaha dapat memengaruhi para pemilih memilih pasangan calon yang dikehendakinya melalui "perantara politik" yang ditunjuknya di setiap desa. Dan untuk daerah dengan tiga atau lebih pasangan calon bersaing, perolehan suara sebanyak lebih dari 25 persen dapat mengantarkan satu pasangan calon menjadi kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih. Dalam situasi seperti ini, penggunaan uang memengaruhi pemilih melalui "perantara politik" di setiap desa/kelurahan mungkin menjadi pilihan "rasional" bagi pasangan calon.

Bila identifikasi di atas benar sebagian atau seluruhnya, apa yang dapat dilakukan untuk mencegah praktik politik uang tersebut? Setidak-tidaknya tiga cara dapat ditempuh, yaitu melalui mekanisme pelaporan dan audit dana kampanye pilkada langsung, penegakan hukum, dan melalui pengorganisasian pemilih (organize voters) oleh para pemilih sendiri. Cara pertama diadopsi oleh peraturan perundang-undangan, tetapi pengaturannya masih harus dilengkapi oleh KPU provinsi/KPU kabupaten/kota. Masalah tidak sesederhana itu itu. Aturan tetaplah aturan, Audit tetaplah audit namun bila nafsu untuk menang dengan segala cara maka itu semua bisa didobrak. Siapa yang paling suci untuk mengawasi itu? Kalau kenyataanya semakin banyak aturan dan audit justru semakin panjang mara rantai money politik terjadi.

Tak ada jalan lain kecuali system ini harus dirubah. Menyerahkan langsung kepada rakyat untuk memimpin kepala daerah memang sangat ideal tapi dalam masyarakat yang masih sebagian besar terbelakang pendidikan politiknya adalah sangat tidak elok. Bangsa Indonesia dari sejarahnya adalah masyarakat budaya yang masih terikat dengan kepemimpinan adat dan agama dalam menyelesaikan masalahnya. Alangkah baiknya bila peran adat dan agama dijadikan dasar platform bagaimana memilih pemimpin. Bahwa pemimpin itu tidak datang dari pasar tapi datang dari tengah masyarakat yang dikenal lahir batin oleh masyarakat itu sendiri. Tugas pemerintah memberikan aturan yang jelas dan melegitimasi kepemimpinan itu. Harap dicatat dalam Agama islam, orang tidak dibenarkan mengejar kekuasaan , apalagi menyombongkan diri agar dirinya terpilih.

Selagi sistem ini masih tetap dipertahankan maka lihatlah kenyataan nanti. Tidak akan lahir kepemimpinan di tingkat daerah yang amanah. Kalaupun ada hanyalah segelintir.Untuk menyampai tujuan idealnya, sistem ini masih akan membutuhkan waktu yang panjang. Amerika saja sampai sekarang masih bergelut dengan banyak masalah terhadap pemilihan langsung ini. Anehnya, kita masih saja menerima cara cara sulit sementara cara yang mudah melalui kerapatan adat dan agama diacuhkan. Bukankah hukum moral lebih tinggi dibandingkan hukum buatan manusia.

Tinggi gunung dapat diukur
Tinggi nafsu sulit diukur
Bila nafsu sudah bersemayam dihati
maka kasih sayangpun menjadi mati
Harta dan jabatan memang menawan hati
membuat orang berlari tanpa henti
Tidak peduli bila itu tanpa empati
Padahal harta dan pangkat tidak dibawa mati
Bila pejabat negeri suka mengumbar janji
Uangpun ditebar untuk menarik hati
Maka jadilah negeri ini demokrasi tanpa hati
yang akan melahirkan pemimpin tanpa hati

Friday, July 29, 2005

Kematian?

Bayangkanlah ! kata penceramah Sholat Jumat. Anda berada dalam suatu tempat antah berantah. Disekeliling anda yang ada hanya ular besar dengan lidahnya mendesis desis kearah anda. Disamping itu ada makhluk berwajah menakutkan membawa palu godam raksasa yang siap diarahkan kepada anda. Anda ingin berlari dari situasi yang menakutkan itu. Tapi kemana mau lari. Itu ruangan sempit sekali. Tak ada satupun celah bagi anda untuk lari. Tentu anda akan terlolong lolong memohon bantuan dari orang lain. Tapi suara anda berbalik kembali kepada diri anda. Tak ada celah yang bisa membawa suara lolongan anda keluar. Sementara wajah menakutkan dan ular berbisa semakin mendekat kepada anda. Dalam situasi itu, jantung anda berdetak kencang seiring rasa takut tak terperikan. Bayangkanlah !

Tunggu sebentar. Cerita diatas bukan kehidupan yang sebenarnya. Tapi terjadi didunia mimpi. Anda terjaga dari mimpi buruk. Tapi ingatan tentang mimpi itu hanya membuat anda bersyukur bahwa itu “hanya mimpi” dan anda terbangun untuk menikmati kehidupan dimana semua masih terkendali. Tapi tahukah anda ? kehidupan setelah kematian, dialam kubur, tak lebih sama seperti itu. Bila amal ibadah kita bertumpuk atau lebih banyak dibandingkan dosa maka selama dialam barzak kita menikmati mimpi indah sampai hari kebangkitan. Tapi bila amal ibadah minus dan dosa surplus maka kita akan merasakan mimpi buruk sampai hari dibangkitkan. Siksa alam berzak adalah siksa jiwa. Kenikmatan alam barzakh adalah kenikmatan jiwa. Pertanyaan apakah kita siap dengan mimpi buruk ataukah kita berharap mimpi indah setelah kematian ? Atau anda tidak percaya ada kehidupan setelah kematian? Lantas bagaimana dengan dunia mimpi yang acap anda rasakan ?

Bagaimana kehidupan Alam kubur itu, Nabi bersabda “"...Ingatlah kematian, demi Dzat yang nyawaku berada dalam kekuasaan-Nya, kalau kamu mengetahui apa yang aku ketahui, niscaya kamu akan tertawa sedikit dan banyak menangis." (Shahih Muslim). Begitulah dahsyatnya alam kubur. Sampai Nabi pun berkata “ akan tertawa sedikit dan banyak menangis” bila mengingat dosa yang dilakukan. Setiap orang tak bisa menghindari mati. Semua pasti akan menemui takdirnya. Bila saatnya datang, siap tidak siap harus menemui ajalnya (QS al-A'raf [7]: 34). Ini urusan yang pasti. Setiap ada berita kematian teman atau keluarga, pada waktu itulah Allah berdialogh kepada kita tentang sesuatu yang pasti dan menanti. Bahkan setiap waktu, maut memanggil manggil kita untuk pulang. Hanya orang bebal yang tak bisa belajar dari kematian sahabat, keluarga, dan orang lain. Tapi kita tidak sadar.

Apa yang kita banggakan tentang kehidupan ini. Bila saatnya datang untuk pergi tak ada satupun yang kita bawa kecuali amalan kita sendiri. Harta berlebih yang dibela dengan all at cost, ketika mati ,maka yang menikmati adalah ahli waris. Istri cantik yang dipuja siang malam, ketika mati , dia akan kawin lagi dengan pria lain. Jabatan yang dibela dengan segala cara ketika mati orang lain akan bersegera menggantikan. Semua seperti firman Allah "Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui." (QS Al Ankabut: 64). Sungguh tolol bila kita memperjuangkan yang sedikit sementara yang banyak kita lupakan. Yang banyak itu adalah akhirat. Itulah tempat keabadian dimana semua akan diperhitungkan sebaik baiknya oleh Allah.

Mencintai dunia adalah kebodohan yang pasti. Menjadikan dunia sebagai tempat pesinggahan menuju tempat akhir adalah cerdas. Yang namanya tempat persinggahan maka bukanlah tempat untuk menetap. Ini tempat untuk mempersiapkan diri menempuh perjalanan panjang. Maka bekal selama ditempat persinggahan itu harus disiapkan dengan sebaik baiknya. Perbanyaklah ibadah, tegakkan sholat, perbanyaklah berbagi dalam bentuk apapun dan yang penting dari itu semua, lakukan segala amalan hanya untuk beribadah kepada Allah dengan ikhlas se ikhlasnya. Insya Allah, kelak dialam kubur kita tidur dalam mimpi terindah. Atau bila kita lalai dan memanjakan diri didunia lupa alam kubur, maka terimalah mimpi terburuk dari yang buruk. Semua tergantung kita...

Monday, July 25, 2005

Pancasila

Sila Pertama menetapkan Ketuhanan yang Maha Esa. Ini merupakan pengakuan sejarah bahwa bangsa indonesia adalah bangsa religius. Agama diyakini sebagai jalan hidup untuk mencapai kebahagiaan dunia akhirat. Para pendiri negara menyadari bahwa perlu pemahaman ketuhanan sebagai tiang utama negara agar rakyat rela bela negara , ikhlas bergotong royong dan cinta akan tanah air. Bukankah seluruh agama sepakat tentang itu ¿ Jadi Ketuhanan sebagai spirit emotion untuk menciptakan Kemanusiaan yang adil dan Beradad. Agama sangat mempunyai perhatian tentang perlunya menegakkan unsur unsur kemanusiaan kepada siapa saja dalam bentuk cinta dan kasih sayang. Lebih daripada itu kemanusiaan yang menjujung tinggi perlakuan berkeadilan.

Dari sikap inilah akan muncul masyarakat yang beradab. Satu contoh anda memberi pekerjaan kepada orang lain. Itu artinya didalam diri anda telah terbentuk kemanusiaan karena mau membuka lapangan pekerjaan. Tapi anda juga harus menegakkan keadilan dengan memberikan upah yang pantas serta lingkungan kerja yang nyaman. Maka dengan demikian anda telah menjadi orang yang berlaku secara beradab. Negara menguras seluruh hasil alam dengan maksud untuk menciptakan keadilan bagi rakyat. Agar negara menjadi negara yang beradab. Lantas bagaimana bila hutan gundul , minyak makin berkurang depositnya dan lingkungan rusak sementara rakyat tetap samakin miskin dan bahkan harus menanggung hutang koleftif yang maha besar. ¿ Ini artinya negara yang tidak beradab.

Bila kemanusiaan yang adil dan beradab itu sudah menjadi nafas kehidupan berbangsa dan bernegara maka sudah pasti akan tercipta Persatuan Indonesia , kesatuan dalam masyarakat. Karena tidak ada perasaan dikecilkan atau dipinggirkan. Semua masyarakat merasa satu jiwa untuk bahu membahu bela negara dan ikhlas berbuat untuk saling melindungi. Bila ada daerah yang tidak ingin mengakui Republik ini atau golongan yang menolak negara kesatuan RI maka itu semua akibat tidak adanya rasa keadilan. Semua upaya mempersatukan negara dengan kekuatan apapun tidak akan mampu kecuali rasa keadilan.

Rasa keadilan akan mempersatukan masyarakat dari berbagai suku, agama dan daerah. Dari keadilan inilah kepemimpinan nasional dibentuk yang berlandaskan kepada Kerakyatan yang dipimpinan oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan. Artinya kepemimpinan nasional merupakan ruh dari keyakinan kepada tuhan yang harus menegakkan kasih sayang kepada sesama dengan sikap yang berkeadilan dan beradab. Tentu saja tidak ada nuansa diktator, totaliter. Tidak ada menang atau kalah dalam berpolitik. Semua masalah dan kepentingan golongan di selesaikan dengan cara musyawarah dengan bahasa hati bukan bahasa egoistis. Lihatlah bila dasar beragama dipermainkan maka agama menjadi komoditi dan keadilanpun dipermainkan maka kesatuan dihadapi dengan tangan besi. Kepemimpinanpun dilakukan dengan manifulasi politik dengan mempermainkan amanah rakyat. Sidang DPR pun menjadi ajang caci maki satu sama lain. Sikap santun yang diajarkan oleh agama sudah kabur dalam berpolitk. Karena politik sudah menjadi dewa untuk meraih kekuasaan dalam bentuk kesombongan dan ketamakan.

Bila kepemimpinan terbentuk dengan didasarkan kepada keyakinan ketuhanan yang maha esa maka kepemimpinan itu bukan lagi sebagai rezeki tapi sudah menjadi amanah yang harus dipertanggung jawabkan dihadapan Allah kelak.. Amanah untuk menegakkan keadilan ditengah masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Keikhlasan untuk menegakkan amanah dengan rendah hati akan menimbulkan simpati rakyat untuk bersatu dan mengakui kepemimpinan nasional sebagai bagian dari kepercayaannya kepada Allah SWT. Akhirnya apapun yang disampaikan/diperintahkan oleh kepemimpinan itu akan didukung oleh rakyat karena bahasa pemimpin itu adalah bahasa hati yang bersumber dari Allah untuk tegaknya keadilan sosial.

Sejarah telah mencatat jutaan rakyat relat mati untuk mempertahankan kemerdekaan negeri ini. Mereka adalah para suhada yang ikhlas mati demi mengikuti perintah pemimpinnya “ Merdeka atau mati “.Tidak akan ada keadilan sosial ditangah pemimpin yang lemah dalam beragama. Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia hanya akan menjadi impian tak berujung bila kepemimpinan hanya berorientasi pada kepentingan pribadi dan golongannya saja. Dan yang menyedihkan Pancasila yang awalnya di create dengan mukadimah "kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluknya ditiadakan dalam draft final pembukaan UUD 45. Sejak itulah umat Islam tidak lagi melekat dengan Pancasila. Sejak itu Pancasila hanyalah jargon tanpa perekat apapun untuk menggiring mayoritas Islam dalam barisan rahmatan lillamin. Dan ketika reformasi , Pancasila terkubur oleh eurforia demokrasi sekular. Selesailah sudah. Bagaimana nasip bangsa Indonesia yang mayoritas beragama Islam ? Biarlah sejarah kelak yang akan mencatat.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...