Sunday, July 24, 2005

JALAN MENUJU PUNCAK

TIdak ada yang gratis dalam hidup ini. Semua harus diperjuangkan. Ongkos setiap perjuangan tergantung kondisi yang anda inginkan. Orang Minang punya pepatah “ Indak ado gunung nan ndak ba lurah. Samakin tenggi gunung samakin dalam lurahnyo. “ Tidak ada gunung yang tak berngarai ( jurang ). Semakin tinggi gunung maka semakin dalam pulalah jurangnya. Orang Minang yang hidup dengan philosopi alam “ Adat bersandi sara , sara bersandi kitabullah” sangat meyakini hukum alam ini. Untuk mencapai puncak gunung anda harus melalui empat kondisi jalan ( istilah minang Jalan Mampe’k) Apabila anda tidak bisa melalui empat kondisi jalan ini maka jangan harap anda akan sampai dipuncak gunung dengan kedamaian dan rasa syukur.

Pertama„ Jalan Mendatar „ Sebelum anda mendaki maka anda akan melewati jalan mendatar ditengah hutan belantara. Anda bisa memilih jalan yang sudah dilalui orang lain dimana semua sudah terdapat jejaknya dan tentu saja aman. Atau anda dapat memilih jalur lain namun anda harus siap menerima resiko kehilangan arah atau dimangsa binatang buas. Didalam hutan banyak sekali jebakan yang bisa membuat anda jatuh. Semua tergantung pilihan anda. Yang pasti sukses anda adalah kualitas anda. Apakah ingin hidup sebagai follower atau sebagai inovator dan creator.

Kedua “ Jalan Mendaki “. Untuk mencapai puncak maka anda harus menguatkan otot dan bahu untuk mendaki. Anda tidak bisa berlari karena itu akan menguras energi anda sendiri. Sementara anda sendiri tidak tau bila akan sampai dipuncak. Artinya anda harus mempunyai emosi yang terkendali dalam melihat puncak gunung. Dalam mendakipun anda harus rela untuk berhenti barang sejenak bila memang lelah. Bila anda kehilangan arah maka cobalah berhenti barang sejenak. Pandanglah langkah yang sudah terlewati, tataplah puncak gunung itu. Kemudian pikirkan dan analisa langkah yang telah anda lalui. Ada banyak gunung semua memiliki tinggi yang berbeda. Sesuaikan kadar kemampuan diri dan tentukan mana puncak yang akan anda raih maka itu adalah bijaksana.

Cerita kaum sufi menyebutkan tentang seekor bakicot merayap mendaki pohon murbay yang sangat tinggi. Sang burung mentertawakan Bakicot sambil berteriak “ Hii Bakicot apa yang engkau lakukan. Pohon murbay ini tidak sedang tidak berbuah dan berdaun karena musim gugur. Dan lagi sampai kapan anda akan tiba dipuncak pohon ini. “ Bakicot dengan tenang terus merayap pohon itu dan menjawab “ Saya tau pohon ini sedang tidak berbuah dan berdaun tapi setidaknya ketika musim semi datang , saya sudah sampai dipuncak pohon untuk memakan daun murbai.” Untuk mencapai puncak tidak hanya dibutuhkan kekuatan phisik dan fasilitas yang tersedia tapi lebih dari pada itu adalah kemampuan melihat dari tabir kegegelapan. Melihat dengan kekuatan hati. Itu semua bersumber dari satu sikap “ SABAR dan ikhlas. “

Ketiga “ Jalan melereng “. Ketika mendaki , maka kondisi yang tidak bisa anda hindari adalah jalan melereng ( jalan melingkar) mengitari tebing gunung. Disekitar anda terdapat jurang yang sangat dalam. Semakin tinggi puncak gunung yang hendak anda capai maka semakin dalam jurang yang ada disamping jalan anda. Dilereng gunung ini , selalu jalannya lincin. Anda akan mudah sekali tergelincir . jalan mencapai puncak memang mengharuskan anda menempuh jalan berliku. Memang sangat menyakitkan bila anda harus terjatuh namu anda harus bangkit untuk mencoba lagi dan mencoba lagi. Yang pasti kesuksesan itu adalah reward terindah dari perjuangan tanpa lelah. Sikap hati hati dan bijaksana mengendalikan emosi meredam ego adalah sangat penting bila anda ingin selamat sampai dipuncak.

Keempat “ Jalan menurun “ Ketika anda telah berhasil sampai dipuncak maka tidak ada yang dapat anda rasakan kecuali puas. Bahwa anda telah menjadi bagian dari sejumlah orang yang berhasil mencapai puncak dengan melewati berbagai tantangan. Banyak pula yang gagal mencapai puncak. Berhenti sebatas lereng gunung. Tetapi lambat atau cepat andapun harus ikhlas untuk turun. Jalan menurunpun tidaklah mudah. Ia membutuhkan kekuatan emosi dan kesabaran mengitari lereng gunung dan menghadapi dalamnya jurang kehidupan.

**
Banyak orang hanya melihat dan berhasrat meraih keindahan puncak gunung tapi tidak siap melewati pendakian dan menyusuri lereng gunung. Yang mereka lakukan adalah melakukan jalan pintas. Menyogok untuk menjadi pemenang. Menjilat agar mendapat jabatan. Berjudi agar cepat kaya. Merampok , korupsi agar cepat sukses. Bila mereka sampai dipuncak dengan cara ini maka tentupula mereka tidak siap bila harus turun. Karena mereka tidak pernah tau cara untuk turun. Mereka tidak pernah dapat menarik hikmah kemanusiaan dari keberadaannya dipuncak karena mereka melangkah diluar hukum alam. Naik cepat dan turunpun cepat dan biasanya bukan turun secara alami tapi terjun bebas!. Hitler mati di bunker bawah tanah setelah dihujani Bom oleh pihak sekutu. JF. Kennedy mati ditembak. Mahatma Gandi mati ditembak. Jhon Lenon juga mati ditembak. Napoleon mati di pulau Elba karena diracuni. Alexander mati karena diracuni. Mereka semua tercatat dalam sejarah sebagai orang hebat tapi berakhir jatuh dengan sangat menyedihkan.

Tapi berlainan dengan Rasullullah Muhammad SAW , turun menuju keabadian sang pencipta Allah SWT dengan penuh kedamaian setelah mencapai puncak kemenangan gilang gemilang.. Kematian adalah jalan turun dari puncak kehidupan dan disambutnya dengan senyum.Anehnya diakhir hayatnya Nabi menolak fasilitas kemudahan tanpa rasa sakit dari malaikat untuk melepaskan ruhnya . Lagi lagi dia tidak ingin menolak sunnatullah. Takdir.

Kehidupan yang sedang kita lalui ini adalah tidak lebih sama. Semua kita melalui process mencapai puncak walau puncaknya berbeda beda kadar ketinggiannya pada masing masing orang. Semakin tinggi puncak yang hendak kita capai maka semakin besar pula tantangan yang harus dihadapi. Jalan mendatar , mendaki , melereng dan akhirnya harus turun dari puncak. Kita tidak bisa menghindari hukum alam ini. Sunnatullah. Penolakan hukum alam akan menimbulkan pradox , kehancuran bagi diri kita sendiri juga bagi kehidupan umat manusia di planet bumi ini.

Kakek saya mengingatkan “ alam takambang jadi guru ( alam terbentang menjadi guru ) dan Alhamdulillah itu selalu saya ingat dalam mengarungi kehidupan ini“ Merantaulah buyung dahulu , dikampung berguna belum. Makna dari ungkapan ini adalah raihlah keberhasilan dengan banyak membaca , melihat dan mendengar karena beban untuk mu sudah menanti „ menjadi rahmat bagi alam semesta. „-

Saturday, July 23, 2005

LIMA JARI

Lima. Itu adalah bilangan yang selalu dekat dengan kita sehari hari.. Dimulai dengan Lima Indra ( Panca Indra ) yang terdiri dari mata, telinga, hidung, mulut dan kulit. Kemudian ada Pancasila. Palsafah negara kita yang sekarang sudah mulai dilupakan. Padahal didalam Pancasila ada Ketuhanan dan ruh yang menekankan perlunya kemanusiaan, keadilan. Tapi dalam kesempatan ini saya tidak akan membahas itu. Saya hanya akan memberikan makna menurut versi saya tentang Lima jari. Jari yang ada pada tangan kita. Tentu kita semua memiliki itu bila kita tidak cacat.

Jari Jempol ( ibu jari )
Dalam keseharian Jempol menjadi simbol tentang kesempurnaan, kehebatan. Pendek kata setiap kita melihat sesuatu yang sangat sempurna maka kita akan memberikan “acungan Jempol “ . Jarang sekali orang memberikan “acungan Jempol “ kepada lawannya. Walau sikap itu tentu sangatlah terpuji karena menghargai kelebihan lawan juga akan mengangkat nilai kita.

Dalam versi kepribadian maka jempol yang ada pada tangan anda itu seharusnya mengingatkan anda untuk selalu berbuat yang terbaik bagi orang banyak. Atau setidaknya berbuat baik untuk keluarga , teman dan lingkungan terdekat. Menjalani hidup dengan satu tekad “ berbuat baik “ tentu akan menjadikan anda pribadi yang Jempol dihadapan orang lain dan pasti akan jempol pula dihadapan Tuhan. Bila hubungan dengan manusia mendapat acungan jempol maka kehidupan itu akan menjadi indah bagi kita. Berbuat baik tidak membutuhkan biaya mahal. Dengan senyumanpun anda sudah melakukan kebaikan. Atau mulailah dari yang terkecil / sederhana. Misal memberi makan kepada kucing, tidak membuang sampah sembarangan, mendatangi sahabat atau keluarga yang terkena musibah, menjaga ketertiban berlalu lintas dan mengikuti aturan “dilarang merokok “ditempat umum , sabar dalam antrian. Dari yang sikap yang sederhana itu , bila anda dapat lakukan dengan konsisten maka setidaknya akan menumbuhkan rasa peduli kepada sesama dan menghargai aturan komunitas anda. Dari yang sederhana ini akan menyuburkan rasa kasih sayang didalam hati anda dan akirnya akan berbuah cinta kepada sesama. Maka anda memang pantas mendapat acungan jempol.

Jari Telunjuk.
Mungkin tidak pernah kita lihat bila kita menunjuk sesuatu menggunakan jari jempol. Memang ada sebagian budaya jawa yang mengharuskan hamba sahaya menunjuk dengan jari jempol. Alasanya tentu menjaga kesopanan. Karena menurut versi feodal hamba sahaya tidak berhak memberikan petunjuk. Dia adalah pribadi pelengkap penderita yang harus selalu ditunjukin. Tapi umumnya semua orang menunjuk dengan jari telunjuk. Karena itu adalah manusiawi dan seolah menjadi konsesus dibumi ini. Termasuk saya.

Dalam hal jari telunjuk ini , tentu kita haruslah mendapat pelajaran tentang perlunya kita mempunyai sifat memberi ‘petunjuk ‘kepada siapapun yang membutuhkan. Memberi petunjuk adalah kebaikan yang sangat mudah namun berdampak luas bagi orang yang anda beri petunjuk ( arahan ). Bila ada kesalahan nyata terjadi didepan anda maka seharusnya anda berani menyampaikan kebenaran dalam konsep memberi petunjuk. Tidak dalam arti menggurui dengan paksaan. Banyak kita lihat sekarang betapa masyarakat individualist sangat mahal memberi pentunjuk bahkan menjadikan petunjuk sebagai satu komiditi ( lahan business ) Kehidupan yang penuh kompetisi telah membuat orang menjadikan petunjuk sebagai satuhal yang sangat mahal. Semakin mahal tarif “ petunjuk” maka semakin dipercaya pemberi petunjuk itu. Ulama yang tidak minta bayaran akan sulit mendapatkan komunitas bergengsi untuk diberi pencerahan.

Apabila Allah memberi kita nikmat yang tak ternilai maka itu adalah Ilmu. Namun bila Allah menempatkan kita sebagai makhluk terendah maka itu juga karena kita tidak menggunakan Ilmu untuk memberikan pentunjuk kepada orang lain. “ “sampaikanlah kebenaran itu walau hanya satu ayat “ sabda Nabi. Disorga , derajat orang berilmu yang mengamalkan ilmunya untuk kepentingan orang banyak disejajarkan dengan para Nabi. Nilai yang sangat tinggi dalam dimensi keabadian.

Jari Tengah
Dalam susunan lima jari maka “jari tengah “ selalu yang tertinggi /panjang dibanding yang lain. Mugkin ada juga sebagian orang yang mempunyai jari tengah lebih pendek tapi itu termasuk langka. Pengecualian.

Tengah bermakna “keadilan “. Tengah adalah pusat bertumpunya timbangan. Permainan sepak bola selalu diawali dengan lapangan tengah. Artinya ‘tengah “ mencerminkan keadilan. Mengapa jari tengah selalu lebih tinggi diantara lima jari ?. Karena semua perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan bernilai bila kita tidak dapat bersikap adil. Anda selalu berbuat baik hingga mengorbankan diri anda sendiri maka anda telah berlaku tidak adil pada diri anda sendiri. Juga anda telah membantu orang lain dengan memberikan pekerjaan tapi anda menghargai jerih payahnya terlalu rendah dibawah UMR. Itu samasaja anda memanfaatkannya untuk kepentingan pribadi tanpa rasa keadilan. Itu sama saja anda telah mempermainkan kebaikan dengan tidak memberikan keadilan terhadap orang lain. Kebaikan yang lebih jahat daripada perbuatan jahat yang sebenarnya.

Panca indra yang ada pada diri kita tidak akan berfungsi dengan baik bila kita tidak dapat mengendalikannya dengan kekuatan jiwa dan pikiran yang seimbang dan adil.. Ibarat anda mengendarai kereta dengan lima kuda. Kelima indra itu adalah kuda. Sementara Kereta adalah kehidupan anda. Maka kelima kuda itu dapat bergerak seirama menuju jalan yang anda inginkan bila anda dapat mengarahkan mereka dalam barisan yang teratur sesuai dengan kehendak jiwa dan pikiran anda. Namun dapat pula kelima kuda itu berlari kearah yang berlainan atau salah satu diam tak bergerak maka tentu bukannya kereta itu akan bergerak malah anda akan jatuh tersungkur oleh kelima kuda itu. Mengarahkan kelima indra membutuhkan keadilan /keharmonian /keseimbangan agar kehidupan anda sampai pada tujuan yang sebenarnya.

Pada kehidupan bangsa kita kini, keadilan telah menjadi komoditi. Keadilan tidak lagi berdasarkan kata nurani tapi lebih pada petimbangan untung rugi. Sehingga keadilan hanyalah bermakna “adil “ tanpa ruh “keadilan hakiki “.Masyarakat yang sudah melupakan hakekat keadilan sangat bulit berbicara tentang “Cinta dan Kasih Sayang. “Sebetulnya bersikap adil tidaklah sulit bila kita mau menjadikan nurani sebagai penentu dalam bersikap.

Jari Manis.
Jari “manis “ ini terletak setelah jari tengah. Sudah menjadi budaya cincin kawin diletakkan pada jari ini. Jari manis menjadi simbol cinta. Simbol keikhlasan jiwa untuk memberi dan bertaut dalam suka maupun duka.

Memaknai Jari Manis ini adalah agar kita diingatkan untuk bertutur kata, berbuat dan melakukan apa saja dengan sikap manis. Sikap yang jauh dari prasangka buruk. Sikap yang mengutamakan kasih sayang dan kejujuran. Senyuman akan selalu terpancar dari sikap manis. Sikaf manis adalah sumber kedamaian yang selalu menerangi jiwa dan pikiran kita. Membuat hidup selalu indah. Sikap ini haruslah menjadi budaya dalam keseharian. Perhatikanlah bila kita berjalan di Mall , orang orang berjalan dengan wajah tanpa kedamaian. Penuh curiga dengan mangapit dompet kuat kuat. Karena takut dicopet.Jangan berharap anda akan mendapatkan respon baik bila hendak bertanya kecuali jawaban singkat “ tanya aja sampai Information desk “ tanpa senyuman. Orang kota mencari kedamaian kedesa katanya untuk menikmati udara pegunungan atau pantai. Kalau mau jujur bukan gungung atau pantai membuat orang damai kecuali nuasa yang berselimut tutur sapa dan sikap manis masyarakat desa itulah penyebabnya.. Justru disinilah kedamaian itu ada. Kemanisan sikap adalah ruh kasih sayang dan membuat semua orang rindu. Tapi anehnya disekitar kita sendiri , dikota yang penuh kemewahan telah membuat kita menjauh dari ruh itu.

Jari kelingking
Jari Kelingking adalah jari tekecil/rendah diatara susunan lima jari. Atau disebut juga anak jari. Tapi kehadirannya membuat kelima jari menjadi sempurna dan anggun. Jari kelingking adalah satu perlambang tentang “Rendah Hati “ Kata kecil/rendah namun tak akan pernah mengecilkan kita. Bahkan dapat membuat kita besar. Tokoh besar dalam sejarah mempunyai sifat redah hati ini. Seperti Nabi Muhammad SAW dan para sahabatnya. Isa RA, Mahatma Gandhi , Ibu Theresa dan banyak lagi. Mereka besar dan abadi dalam sejarah karena mereka memberi teladan tentang kebaikan , ketulusan dengan sikap “rendah hati “

Bila sifat rendah hati tidak ada maka rumah mewah berlebih kamar tidaklah cukup bagi anda. Makan secukupnya tidak akan mengenyangkan anda. Baju tanpa merek terkenal tidak akan membuat anda nyaman. Anda tidak akan nyaman memiliki kendaraan bila tidak bermerek terkenal dan mahal. Anda tidak akan puas bila putra anda hanya tamatan universitas dalam negeri. Rendah hati akan menjauhkan kita dari kehidupan penuh topeng untuk mendapatkan kehormatan. Sifat sombong membanggakan kelebihan diri sendiri tak mau mendengar saran orang lain, tidak suka memberi maaf dan meminta maaf, Takabur dengan keyakinan dan kemampuan yang ada adalah sifat yang bertolak belakang dengan sifat rendah hati. Sifat yang akan merusak jiwa dan pikiran .Yang pada akhirnya kita terdampar dalam keresahan yang tak bertepi. Menuai derita ditempat keceriaan. Bagai ikan mati karena haus. Rendah hati adalah lambang kekuatan sejati, Kekuatan yang tampil dari kejujuran , ketulusan dan kepatutan.

**
Genggamlah kelima jari itu dan tekad kan dalam diri anda untuk menjadikan kelima jari itu sebagai hikmah untuk menuntun anda menuju kebahagiaan , kedamaian didunia dan akhirat.

Wednesday, July 20, 2005

PENJARA

Mungkin sudah banyak tau bahwa Tommi ( Hutomo Mandala Putra – Putra ex Mantan President Soeharto ) ada di LAPAS Nusakambangan. Ini adalah LAPAS terangker di Indonesia dan hanya diperuntukan bagi terpidana berat saja. Terisolasi tidak hanya berada dalam Kamp Tahanan tapi juga dari kehidupan ramai. Tapi taukah anda. Dalam kondisi terpenjara pidana ,senyatanya Tommi tidak pernah terpenjara secara perdata. Kehidupan businessnya terus berjalan. Dia nampak bahagia karena penjara telah membuat hatinya tidak lagi terpenjara. Kekawatiran tentang masa depan sudah bukan lagi yang diperhitungkannya. Melalui beberapa sahabat yang masih setia , dia mulai membenahi usahanya. Bahkan bertambah lancar dan tajam sepak terjang business nya. Dalam kurungan , dia telah berhasil melakukan restruktur perusahaannya secara menyeluruh. Didalam situasi menjadi pesakitan Tommi jadi mengetahui siapa teman siapa lawan. Penjara pisik tidak pernah menghentikan orang untuk berkreasi apabila dia mempunyai kebebasan dalam berpikir tanpa ada rasa kawatir akan masa depannya. Percaya Allah telah menentukan semua yang ada didepan kita. Percaya Allah maha pengampun, pengasih dan penyayang kepada hambanya yang ikhlas. Dalam hal Tommi apakah dia dapat mengambil hikmah dari situasinya kini ¿ wallahu a’lam.

Ada seorang sahabat yang selalu berkeluh kesah dan tertekan. Karena dia selalu memikirkan masa depan anaknya yang masih berusia 5 tahun. Tantangan yang ada didepan mata selalu disikapi berlebihan. Kawatir karirnya akan hancur dan tentu akan berpengaruh terhadap masadepan anaknya. Ketika bunga bank turun diapun semakin tidak nyaman karena kawatir tabungannya tidak bisa bertambah cepat untuk mendukung masa depannya. Rasa cinta yang berlebihan terhadap masa depan keluarga telah membuat dia semakin kikir terhadap orang lain. Juga kikir terhadap dirinya sendiri. “ tidak akan ada orang akan peduli pada anak saya bila saya tidak punya cukup bekal untuk masa depannya. “ begitu keluhnya dalam kekawatiran yang tak pernah hilang. Rasa kawatir telah memenjara kreatifitasnya dan takut mengambil resiko apa saja yang akan mengurangi hartanya.

Jadi tidak mengejutkan bila banyak orang yang ada didalam mobil mewah , di rumah mewah dan kamar kerja mewah merasa terpenjara. Penjara yang menghalanginya untuk melangkah bebas. Yang selalu merasa diawasi. Tidak ada yang membuatnya merasa terpenjara kecuali perasaannya sendiri. Perasaan akan kekawatiran masa depan. Perasaan takut kehilangan harga diri. Perasaan takut kalah. Kekayaan harta menimbulkan perasaan takut kehilangan. Kekawatiran ini membuat dia semakin tamak dan semakin curiga dengan siapapun yang akan mengurangi hartanya. Sehingga langkah dan tindak tanduknya semakin eksklusif. Jauh dari orang kebanyakan. Dia bentengi rumahnya dengan pagar tinggi. Dia bentengi uangnya di bank bank yang menawarkan layanan pribadi ( Private Banking ) yang sulit dilacak orang. Secara teratur dia selalu general check up di luar negeri untuk memastikan tubuhnya sehat. Kawatir kematian menjemputnya. Kawatir dan kawatir itulah yang terus membuatnya tidak pernah bahagia. Sebetulnya mereka ada karena kemiskinan jiwa dan kekerdilan bersikap. Harta diburu dengan cara tanpa perasaan kasih sayang. Kecuali sikap tamak dan tidak peduli dengan orang lain. Lebih mengutamakan harta daripada “ cara” mendapatkan harta.

Pernah suatu ketika di Mekkah, tepatnya di Masjid Al Haram, di saat buka shaum ada beberapa orang pengemis membawa kain yang tampaknya penuh dan isinya terlihat berat. Mereka meminta-minta sampai kain bawaannya semakin banyak. Hingga sulit dibawa dengan tangannya. Ternyata, dia melakukan itu karena merasa bahwa belum tentu besok hari akan mendapatkan kesempatan yang sama. Orang yang miskin jiwa seperti itu terus tumbuh. Orang-orang yang licik, koruptor, yang mengambil harta orang lain tanpa hak, sebetulnya mereka adalah orang-orang miskin. Walaupun jabatannya tinggi, kedudukan dan hartanya berlimpah, tetapi jiwanya tetap miskin. Dia akan terus mengambil apa saja yang ada di hadapannya, meski itu bukan miliknya. Saat pembagian beras untuk orang miskin (Raskin), mereka menjadi orang pertama yang mengambil beras itu. Sebelum sampai kepada yang berhak sudah dimakan lebih dulu oleh oknum-oknum yang miskin jiwa tersebut. Atau kalau tidak, beras itu mereka timbun untuk kemudian dijual.

Orang yang miskin jiwa, bila naik jabatan akan sibuk mencari rampasan. Akibatnya, kewajibannya menjadi terbengkalai. Miskin jiwa, meski kaya harta; dia akan merusak. Oleh karena itu, jangan mencari pasangan yang kaya secara lahiriah. Carilah manusia yang kaya batin dengan penuh kemuliaan. Kekayaan lahir itu hanyalah topeng. Orang yang hanya mempertontonkan topeng adalah kekanak-kanakan. Harta yang didapat dengan tidak halal tidak akan membuat bahagia. Bahkan akan jadi racun untuk keluarga. Yang akan membelenggu kehidupannya. Memenjarakan dirinya sendiri.

Perasaan kawatir itu lebih banyak timbul karena refleksi akal yang menyesatkan. Akal selalu salah menyikapi masadepan dan cenderung membuat pikiran kita terbelenggu. Pikiran kita ada dalam perhitungan untung rugi semu. Perhitungan akal inilah yang mendikte hati dan perasaan kita menjadi merasa selalu terpenjara. Padahal masa depan bukanlah milik kita. Kita hanya memiliki masa lalu dan masa kini. “Maka nikmat apa saja yang ada pada kalian, maka itu semua dari Allah (S. 2: 165)” Setiap yang bersumber dari Allah tentu Allah akan menyediakan pertolongannya bagi kita. Setiap yang bersumber dari Allah tidak akan membuat kita teraniaya. Karenanya bersihkanlah hati dan jernihkan akal tanpa topeng yang menyesatkan. Apabila kita berjalan kearah yang benar maka kita akan sampai pada tujuan yang sebenarnya. Bila kita mengejar dunia maka kita akan kehilangan akhirat. Bila kita mengejar akhirat maka kita akan mendapatkan kedua duanya.

Jadi perkuatlah pegangan bandul kehidupan anda dengan banyak berbuat tanpa rasa kawatir apakah bandul itu akan kekanan atau kekiri. Caranya lepaskan belenggu dari perasaan ingin dihormati , ingin diperhatikan , ingin menguasai , ingin aman. Selanjutnya melangkahlah dengan bebas bagai burung camar. Ikhlas berbuat karena Allah ,melintasi hari hari dengan banyak “memberi.” Semakin banyak anda “memberi” maka semakin jauh belenggu ‘keinginan” dari kehidupan. “Memberi “ adalah kata kerja yang didasarkan oleh cinta dan Kasih Sayang bagi sesama dan karenanya itulah kebebasan yang hakiki bagi jiwa dan pikiran kita.

Tuesday, July 19, 2005

BERSYUKUR

‘ Saya seperti keledai atau lebih tepat kuda penerjang bukit. Hidup saya selalu ditekan oleh tuntutan yang tidak bisa saya hindari. Saya harus menghidupi ribuan karyawan. Bayar bunga bank , angsuran hutang Bank dan belum lagi harus ngemong pejabat. Setiap saya bangun pagi , terasa begitu berat beban yang menghimpit sehingga saya tidak pernah tau lagi keindahan mentari pagi. “ Demikian teman saya bertutur. Dulu puluhan tahun lalu, dia juga pernah mengeluh betapa sulitnya hidup serba diatur dan terjebak dengan rutinitas sebagai karyawan. Dia putuskan untuk berhenti kerja. Ingin mandiri. Kini dia tidak lagi merasa hidup serba teratur. Karena tidak ada yang mengatur. Dia tidak lagi menghadapi rutinitas yang membosankan karena dia sebagai creator dan leader. Tapi dia sekarang menghadapi “tuntutan yang tidak bisa dihindari. Artinya dalam rentang waktu hidupnya , dia telah melakukan kesalahan. Hidup sebagai karyawan, itu salah. Juga hidup sebagai pengusaha juga salah. Lantas mana yang benar. Mungkin dia dulu menyalahkan tuhan ketika menjadi karyawan. Dan kini tentu dia akan menyesali mengapa tuhan menjadikannya sebagai pengusaha. 'Dan sedikit sekali daripada hamba-Ku yang tahu berterima kasih (bersyukur)." (QS. Sabda': 13)

Teman saya yang lain juga pernah bertutur bahwa dia sangat kecewa karena gagal mendaki gunung himalaya setelah berhasil menaklukan Gunung Jaya Wijaya. Tapi jauh sebelumnya dia pernah mengeluhkan karena belum berkesempatan mendaki gunung Jaya Wijaya. Saya tidak tau apa yang akan dikeluhkan bila dia telah berhasil menaklukkan Gunung Himalaya. Mengejar puncak ego adalah sifat manusia pada umumnya dan sebagaimana firman Allah
"Sesungguhnya Allah sentiasa melimpahkan kurnia-Nya kepada manusia (seluruhnya), tetapi kebanyakan manusia tidak bersyukur." (QS. al-Baqarah: 243)

Manusia acap kali terjebak dalam egonya. Karena dia selalu melihat dari sisi negatif atas takdir yang menimpanya. Dia tidak mampu menerima apa yang disebut sisi “ kelebihan dan kekurangan, Kebaikan dan keburukan “. Dua kata yang selalu bersanding. Keseimbangan yang mengharuskan kita untuk terus bergerak. Layaknya ayunan bandul jam. Ayunan kekiri dan kekayan yang selalu sama. Tapi ayunan itu akan tetap bergerak apabila tempat bertumpu ayunan itu kuat. Keterhentian ayunan itu akan membuat proses terhenti. Kekiri atau Kekanan. Dua duanya selalu tidak nyaman karena tidak ada keseimbangan. Tidak ada warna. Hidup akan menjadi hampa. Kita harus mempunya kekuatan untuk mempertahankan bandul kehidupan dalam situasi dan kondisi apapun. Karena itu pasti akan terjadi seiring waktu berlalu.
“ Sesungguhnya Kami (Allah) menjadikan apa yang ada di bumi sebagai perhiasan baginya agar Kami menguji mereka siapakah antara mereka yang terbaik perbuatannya."(QS. al-Kahfi:7)

Tidak berlebihan bila orang bijak berkata “ Aku membutuhkan kesulitan agar aku dapat mengerti makna kemudahan. Aku membutuhkan penderitaan agar aku dapat memahami kebahagiaan. Aku memahami kebencian orang lain bila mengharuskan aku untuk belajar mencintai orang lain. “ Seharusnya hidup bukanlah untuk dianalisa apalagi dikeluhkan tapi dilalui sambil melihat langkah dibelakang dan mensyukuri setiap apapun yang kita terima.
" Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." (QS. An-Nahl:78)

Begitupula kita selalu inginkan segala sesuatu dapat berjalan sesuai apa yang kita mau.. Kita tidak menyadari bahwa setiap hasil adalah suatu reward dari kesabaran , ketekunan dan kerja keras. Proses ini bergulir tanpa bisa kita hindari. Kualitas dan kuantitas reward sangat tergantung kualitas kita melewati proses waktu itu. Setiap manusia mempunya kualitas sendiri sendiri dan sehingga mempunyai reward sendiri2 sesuai takarannya. Itu sebabnya takdir manusia menjadi berbeda. Ada karyawan , ada pengusaha dan penguasa , ada kaya , ada miskin. Menyadari ini akan membuat kita disadarkan bahwa hidup terlalu singkat bila kita hanya sibuk menilai reward. Reward materi tidak memberikan apaapa kecuali kehampaan. Sementara menanamkan kepuasan , rasa syukur terhadap diri sendiri karena mampu memuaskan orang lain dan menghidarkan diri dari segala perbuatan maksiat adalah buah yang tak ternilai. Apapun buahnya , kita telah menentukan pilihan kita secara benar. 'Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih'." (Q.s. Ibrahim: 7

Tuesday, July 12, 2005

Rindu dan Cinta

Cinta adalah fitrah bagi setiap manusia. Perasaan ini ada karena kehendak Allah. Cinta memberikan rasa rindu yang tiada terperi. Bila cinta telah bersemayam didalam sanubari maka rindupun akan terus bergayut terhadap orang yang dicintai. Kadang kerinduan itu memberikan bekas duka nestapa bila tak kunjung bersua. Kadang bila rindu datang , air matapun tak mampu dibendung. Bahkan kerindungan pada sang kekasih yang pergi entah kemana, kadang membuat semua menjadi hampa hingga akhirnya bunuh diri. Naudzubillah. Kerinduan adalah kesengsaraan. Kerinduan adalah kelemahan manusia menahan dorongan nafsu. Bagaimankah kiranya membendung rasa rindu ...

Pandangan yang berulang-ulang adalah pemantik terbesar yang menyalakan api hingga terbakarlah hati dengan kerinduan. Orang yang memandang dengan sepintas saja jarang yang mendapatkan rasa kasmaran. Namun pandangan yang berulang-ulanglah yang merupakan biang kehancuran. Ibnul Qayyim menyatakan, "Orang yang berakal jangan sampai terlalu mudah tergelincir jatuh hati dan rindu agar tidak tertimpa berbagai kerusakan yang ditimbulkannya, baik sedikit maupun banyak. Barangsiapa yang menerjunkan diri kedalamnya maka ia termasuk orang yang menzalimi diri sendiri yang tertipu dan binasa. Andai saja bukan karena pandangan yang berkali-kali terhadap orang yang dikagumi dan usahanya untuk dapat merajut benang-benang asmara, pastilah asmara tidak akan kokoh mencengkeram jiwanya."

Ibnu Taimiyah berkata, " Allah menjadikan menjaga pandangan dan kemaluan sebagai sebab terkuat untuk mensucikan jiwa. Dan konsekuensi dari menjaga jiwa adalah dengan menghilangkan segala bentuk kejahatan, perbuatan keji, kezaliman, syirik, dusta, dan sebagainya.

Dalam situasi kosong kegiatan, biasanya seseorang lebih mudah untuk berangan angan memikirkan orang yang dia cintai. Dalam keadaan sibuk luar biasa berbagai pikiran tersebut mudah untuk lenyap begitu saja. Oleh karena itu, untuk memangkas kerinduan seseorang hendaknya menyibukkan diri dengan hal-hal yang bermanfaat baik untuk dunia maupun untuk akhirat. Hakikat dari rasa rindu adalah kesibukan hati yang kosong. Di kala sepi sendiri, tanpa aktifitas muncullah bayangan sang kekasih, wajah, gerak-gerik, dan segala yang berkaitan dengannya. Seluruhnya hanya sekadar bayangan dan khayalan yang berakhir dengan kesedihan diri. Tiada manfaatnya sedikitpun bagi kehidupan kita..

Nyanyian dan film-film percintaan memiliki andil besar untuk mengobarkan kerinduan pada orang yang dicintai. Apalagi jika, nyanyian tersebut dikemas dengan mengharu-biru, mendayu-dayu tentu akan menggetarkan hati orang yang sedang ditimpa kerinduan. Akibatnya rasa rindu kepadanya semakin memuncak, berbagai angan-angan yang menyimpang pun terbetik dalam hati dan pikiran. Bila demikian, sudah layak jika nyanyian dan tontonan seperti ini dan secara umum ditinggalkan. Demi keselamatan dan kejernihan hatimu sendiri. Sehingga sempat diungkapkap oleh para ulama, "Nyanyian adalah tarian perzinahan."

Ingatlah selalu, bahwa orang yang kau cinta bukanlah sosok pribadi yang sempurna. Ia sangat memiliki banyak kekurangan, sehingga tidak layak untuk dipuja, disanjung, atau senantiasa diangan. Orang yang kau cintai tidaklah seperti yang kau khayalkan di setiap lamunan. Ibnul Jauzi mengatakan," Sesungguhnya manusia itu penuh dengan najis dan kekotoran. Sementara orang yang dimabuk cinta senantiasa melihat kekasihnya dalam keadaan sempurna. Disebabkan cinta ia tidak lagi melihat adanya aib.".Kita bisa menghukumi sesuatu kecuali dengan timbangan keadilan, sementara orang yang sedang kasmaran tengah dikuasai oleh nafsunya sehingga tidak dapat bersikap dengan adil. Kecintaannya menutupi seluruh aib yang dimiliki pasangannya. Para ahli hikmah berkata, "mata yang diliputi hawa nafsu akan menjadi buta."

Ikhlas adalah obat termanjur penyakit rindu. Jika ikhlas kepada Allah, maka Allah akan menolongmu dari penyakit kerinduan dengan cara yang tak pernah terbetik di hati kita sebelumnya. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah mengatakan, "Sungguh jika hati telah merasakan manisnya ibadah kepada Allah dan ikhlas kepada-Nya, niscaya ia tidak akan menjumpai hal lain yang lebih manis, lebih indah, lebih nikmat dan lebih baik daripada Allah. Manusia tidak akan meninggalkan sesuatu yang dicintainya, melainkan setelah memperoleh kekasih lain yang lebih dicintainya. Atau karena adanya sesuatu yang ditakutkannya. Cinta yang buruk akan bisa dihilangkan dengan cinta yang baik. Atau takut sesuatu yang membahayakannya"

Ketika seseorang ikhlas kepada Allah, maka Allah akan memilihnya, menghidupkan hatinya. Di saat itulah segala kekejian akan berpaling darinya dan dia sangat takut untuk mencari pengganti selain Allah. Keadaannya berbeda dengan hati yang tak ikhlas. Hati tersebut akan selalu diombang-ambingkan nafsu, keinginan, tuntutan serta cinta yang memabukkan. Keadaannya tidak berbeda dengan sepotong ranting yang meliuk kesana kemari mengikuti arah angin.

Do'a mengandung sikap kefakiran serta kerendah dirian seseorang di hadapan Allah. Oleh karena itu, doa merupakan salah satu bentuk ibadah yang agung. Ketika seseorang berada dalam kesempitan dan dia bersungguh-sungguh dalam berdoa, merasakan kebutuhannya kepada Allah niscaya Allah akan mengabulkan doanya. Termasuk diantaranya dia memohon untuk dilepaskan dari kesulitan penyakit rindu dan kasmaran yang terasa mengkoyak-koyak hatinya. Penyakit yang menyebabkan dirinya gundah gulana, sedih dan sengsara.

Bagaimanapun menikah merupakan obat bagi kerinduan hati. Meski pernikahan tersebut dilangsungkan tidak dengan orang yang dicintai dan diidamkan diawal. Kenapa bisa demikian? Tidak lain, karena pernikahan telah mencukupkan segala kebutuhan jiwa disamping ia penuh berkah. Pernikahan memadamkan berbagai gejolak cinta. Namun jika memungkinkan menikah dengan orang yang diidamkan maka menikahlah dengannya tanpa harus menunggu.
Wallahu ‚alam

Monday, July 11, 2005

Pribadi humble

Ketika saya sedang hendak pergi kekamar mandi untuk berwudhu, telp sellur bergetar disamping tempat tidur saya. Ternyata ada SMS yang mengingatkan untuk sholat Tahajud. Saya tersenyum. Bayangan saya kepada sahabat saya yang tak pernah bosan mengirimi saya SMS menjelang dini hari. Teman ini sangat rajin sholat tahajud. Ini sudah menjadi kebiasaanya sejak muda. Dia, menurut saya termasuk orang yang disiplin dalam beribadah. Walau sesibuk apapun dia dalam urusan bisnis,bila datang waktu sholat , dia akan bersegera untuk sholat. Dia tinggalkan semua urusan. Dalam usia muda dia sudah pergi haji. Diapun termasuk orang yang ringan berzakat ,bersadakah. Bahkan pelesiran gayanya adalah mengunjungi Panti Asuhan diluar kota hanya untuk makan bersama dengan para anak yatim. Dengan hartanya dia ingin membagi kenikmatan itu bersama anak yatim.

Tapi penah satu kali saya bertemu dengan dia ketika menghadiri perkawinan putra dari teman kami. Dia nampak bermuka sedih. Apa pasal ? Karena tadi dijalan menuju tempat acara resepsi perkawinan, ketika lampu merah kendaraannya dihampiri oleh anak kecil yang mengemis.. Dia tidak begitu memperhatikan karena sibuk menerima telp dengan relasi bisnisnya. Dia sempat memelototi anak itu karena terus mengetuk ngetuk jendeal mobil hingga menggangu konsentrasinya berbicara. Dia baru menyadari sikapnya itu setelah lampu hijau dan kendaraan menjauh dari anak itu. Dia katakan, dia terasa masuk dalam lobang sesal tak bertepi. Dia membayangkan neraka begitu dekat dengan dirinya. Mengapa ? tahukah kamu ? dalam surat Al Mauun Allah berkata ” Tahukah kamu ciri ciri orang yang mendustakan agama,itulah orang yang menghardik anak yatim...( QS. 107:2).

Saya tidak bisa menggambarkan betapa menyesalnya dia. Padahal belum tentu anak yang mengemis itu adalah anak yatim. Tapi ’ apa jadinya bila benar itu anak yatim” katanya dengan suara berat menyiratkan sesalnya yang tak bertepi. Saya tak mau berkomentar lagi. Saya yakin teman saya itu bisa berdamai dengan perasaannya melalui sholatnya , melalui taubah nya. Mengingat tentang teman ini , mengingatkan saya tentang firman Allah (Al-Mu'minûn [23]: 57-61) “Sesungguhnya orang-orang yang berhati-hati karena takut akan (azab) Tuhan mereka. Orang-orang yang beriman dengan ayat-ayat Tuhan mereka. Dan orang-orang yang tidak mempersekutukan dengan Tuhan mereka (sesuatu apapun). Serta orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan, dengan hati yang takut, (karena mereka tahu bahwa) sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka, mereka itu bersegera dan berlomba-lomba berbuat berbagai kebaikan "

Apa yang dirasakan teman itu adalah buah keimanan. Orang yang beriman memang selalu was was dengan segala amalanya. Ada rasa takut sedikit saja dia berbuat salah. Hingga dia selalu hati hati berbuat dan bersikap. Andaikan melakukan kesalahan , maka cepat sekali dia tahu. Segera rasa sesal datang menghantui. Ketika itulah sebetulnya ampunan Allah datang karena cinta Allah. Rasa takut ini , juga implikasi keyainannya akan janji Allah untuk memberikan imbalan segala amal sholehnya. Dia percaya Allah akan memperlakukannya sebagaimana dia memperlakukan Allah. Dengan itu dia terkurung oleh keimanannya untuk senantiasa berhati hati agar tidak berbuat salah sekecil apapun. Dia memang menjelma menjadi pribadi yang humble dalam beribadah.

Rasa takut seperti inilah yang membuat kaum sufi tak berharap apapun dari Allah kecuali dekat kepada Allah dengan senantiasa mensucikan dirinya. Mereka sadar bahwa hanya lewat pensucian dirilah cahaya Allah itu akan sampai. Dengan mensucikan diri lahir batin itulah rahmat Allah akan sampai. Maka mereka tak pernah berjalan dimuka bumi dengan mendongak keatas menyombongkan diri atas amalanya. Berusaha menghindari fitnah dunia dengan hemat berbicara ,banyak bekerja dan berbagi, banyak berzikir dan tentu taat beribadah karena Allah. Dari teman itu, saya mendapat pembelajaran, bahwa keikhlasan berbibadah hanya akan melahirkan sifat rendah hati dihadapan Allah dan yang lebih penting selalu merasa tidak pantas masuk sorga namun tak sanggup merasakan siksa neraka. Maka rahmat Allah adalah tujuan akhirnya dari penghambaan kepada Allah...

Sunday, July 10, 2005

AMANAH

Yang membedakan antara manusia dan binatang adalah binatang hidup tanpa misi ( amanah) dan manusia mengemban misi ( amanah ). Orang yang tidak peduli dengan misi maka dia tidak dapat disebut sebagai manusia. Alam semesta ini di Amanahkan Allah kepada manusia karena setelah tidak ada satupun materi dialam ini mampu mengemban amanah itu. Dan Adam menjawabnya “sanggup “. ( QS 33:72)

Orang yang beriman adalah mutlak untuk meyakini amanah yang diembannya. Dan dalam hadits Rasulullah saw: "tidak ada iman bagi orang yang tidak ada amanah baginya."..Hingga tak berlebihan bila orang yang beriman mampu mengemban amanah dengan tulus maka dia akan mendapat predikat mu'minin muttaqin , posisi derajat tertinggi dalam beragama. Tapi bagi yang ingkar dengan amanah maka dia akan dihinakan didunia maupun diakhir dan menjadapat julukan asfalassafiliin.

Amanah yang paling dekat dengan diri kita adalah diri kita sendiri. Tubuh kita adalah amanah allah yang harus kita jaga. Allah mengharamkan manusia yang zolim terhadap dirinya. Makanya perbuatan minuman keras atau Narkoba diharamkan karena akan merusak organ tubuh. Berjudi diharamkan karena akan merusak etos kerja ( cara berpikir ) seseorang, yang sehingga akan membuat dia malas , tamak dan mudah marah. Memakan babi atau binatang yang bertaring diharamkan karena didalam tubuh binatang itu ada bakteri /virus yang tidak bisa mati walau sudah dimasak dagingnya. Virus atau bakteri itu akan mengotori peredaran darah manusia yang sehingga akan mengganggu kesehatan seluruh organ dalam tubuh manusia. Kita disunnahkan oleh rasul agar makanlah ketika lapar dan berhentilah sebelum kenyang. Ini adalah cara efektif untuk menjaga metabolisme didalam tubuh kita. Dimana terjadi keseimbangan antara air, udara dan makanan didalam perut. Keseimbangan ini akan menciptakan kelancaran semua proses metabolisme dan akan membuat tubuh kita sehat. Terlebih lebih tindakan bunuh diri adalah sangat dimurkai oleh allah dan itu sama dengan sirik. Tidak akan pernah mendapatkan sorga. Tak ada ampun dan safaat dari Allah.

Pengusaha mengemban amanah untuk memberikan kontribusi kepada kepentingan masyarakat melalui taat membayar pajak. Tidak mengakali pembukuan untuk meringankan pajak. Dia juga harus meningkatkan martabat dan kesejahteraan para karyawannya. Kepada mitra usaha , dia juga harus menegakkan keadilan dalam keharmonian yang lebih bersifat sinergi. Hingga tidak ada kesan satu sama lain saling menindas. Produk atau jasa yang dihasilkannya haruslah memberikan manfaat lebih ( best quality ) kepada pembeli dengan harga yang pantas ( Best price ) tanpa ada niat memanfaatkan kelemahan akan minat konsumen Bila pengusaha mempunyai sifat amanah maka tidak saja menjamin kelanggengan usahanya karena didukung oleh seluruh pihak tapi juga akan mendapatkan rahmat dari Allah dengan memudahkan setiap urusannya dan diberikan jalan rezeki tanpa diduga. Itulah mengapa kaum entrepreneur disebut sebagai kesatria tempur negara diabad modern ini. Merekalah yang berada dibarisan terdepan untuk menciptakan kemakmuran bagi banyak orang. Ditangan mereka pula fenomena zaman dibentuk. Tapi apa jadinya bila kaum entrepreneur tidak amanah. Maka yang terjadi adalah pengkianat bangsa , yang merusakan sendi sendi berbangsa dari segala aspek kehidupan.

Bagi para professional seperti Guru/dosen , para medis , penulis , pengacara , juru dakwah, pengola donation /charity , Manager perusahaan dan lainnya harus menjadikan amanah sebagai suatu attitude. Sipat amanah akan melahirkan sipat Integritas , dedikasi serta lebih daripada itu mengemban tugas diatas kepentingan moral. Inilah yang disebut dengan akhlak mulia dari orang yang beriman dalam mengemban amanah. Guru akan menggunakan waktu luang untuk senantiasa memperbanyak ilmunya dengan banyak membaca untuk dapat memberikan perluasan wawasan kepada murid/mahasiswanya. Bukannya ngobyek cari tambahan. Pengacara akan menegakan keadilan dan meluruskan keadilan.. Bukannya menjadi calo perkara atau makelar keadilan. Dokter akan lebih meningkatkan kualitasnya kemampuannya tanpa harus mengejar materi semata. Tapi lebih daripada tugas kemanusiaan. Membantu orang yang membutuhkan pertolongan. Petugas donasi charity haruslah menjaga dan mengelola setiap sen sumbangan dari masyarakat untuk disalurkan sesuai dengan programnya dan mempertanggung jawabkanya dengan jujur. Manager Perusahaan haruslah menjaga amanah jabatan dengan bekerja keras untuk kepentingan perusahaan dengan mengutamakan efisiensi dan efektifitas.

Siapapun dia dengan segala profesinya , maka dia baru pantas disebut professional bila di mempunyai dasar moral yang mulia. Disinilah letak makna professional. Karena kaum professional sangat memahami betul profesinya. Semua profesi yang terbentuk di dunia ini karena tuntutan sosial masyarakat untuk menciptakan kehidupan yang lebih baik. Kehidupan yang berorientasi kepada kesetaraan dan perdamaian dan kesejahteraan. Jadi bila ada orang yang mengaku professional tapi mengindahkan moral maka dia adalah amatir atau lebih rendah dari orang yang tidak professional atau bahkan lebih rendah dari binatang.

Didalam rumah tangga. Suami mengemban amanah dari wali wanita dan dari Allah untuk melindungi dan memperlakukan wanita istrinya dengan sebaik baiknya. Artinya suami haruslah menjadi pemimpin bagi keluarganya dengan nafas amanah dari masyarakat ( keluarga wanita) dan dari Allah. Pemimpin yang amanah adalah yang mampu memberikan rasa aman bagi yang dipimpinnya serta mampu menciptakan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarga. Dilain pihak para istripun menyadari bahwa dirinya dan beserta seluruh yang ada didalam rumah tangga adalah amanah dari suaminya. Dia harus menjaga amanah itu dari fitnah dunia maupun akhirat. Dia harus menjaga harta ( uang belanja ) dengan sebaik mungkin tanpa boros. Dia harus menjaga anak anak serta harta suami bila suami tidak ada dirumah. Dan yang lebih penting dari itu semua adalah istri harus menjaga kehormatan dirinya dihadapan umum. Bila dalam satu keluarga menyadari peran masing masing dengan amanah yang diembannya maka kehidupan rumah tangga akan terbentuk mawaddah wa rahman, Namun bila tidak ada amanah diatara anggota keluarga maka rumah tangga itu akan menjadi neraka didunia.

Adapun Amanah yang besar yaitu Penguasa Negara ( Executive, Legislative, Yudicative ) . Setiap orang ,yang memegang jabatan ini akan ditanya. Maka menyebarkan agama, berdakwah dan mengajarkan orang lain kebaikan termasuk tanggung jawab penguasaha yang paling penting, serta merupakan kewajiban dan kefardhuan yang paling utama. Karena sesungguhnya padanya ada kemampuan dan kekuasaan yang lebih banyak dari semua orang Dakwah yang paling efektif adalah memberikan teladan akhlak yang baik kepada rakyat. Dakwah seperti inlah yang dilakukan oleh para pemimpin dizalam khalifah Nabi. Ini adalah tanggung jawab yang paling penting dan yang paling besar atas seeorang penguasa muslim. Amanah yang ada dipundaknya akan ditanya tentang hal itu pada hari qiyamah. Tidak banyak yang dituntut dari penguasa kecuali teladan akhlak mulia yang menanamkan rasa kasih sayang dengan sikap rendah hati. Ikhlas melayani tanpa pamrih. Tidak banyak retorika kecuali selalu ada tindakan ‘memberi “ rasa aman , rasa keadilan dan tentram bagi rakyat yang dipimpinnya.

Allah swt berfirman, yang artinya: "Hai orang-orang beriman, janganlah kamu,mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui." (QS. 8:27). Kita semua mengetahui bahwa kita adalah makhluk sosial yang tidak bisa lari dari amanah: menjadi rahmat bagi alam semesta.

wallahu'alam


Ganjar milih Oposisi Pemerintah.

“Semangat yang besar selalu menghadapi perlawanan keras dari pikiran yang biasa-biasa saja. Pikiran yang biasa-biasa saja tidak mampu memaha...