Malam terasa dingin. Kasman berharap malam cepat berlalu. Karena tidur sendirian ditinggal istri kerumah orang tuanya sakit, memang tidak nyaman. Jam 1 paginya berlalu. Dia terbayang seminggu lalu ketika mengantar istrinya ke bandara “ Terimakasih mas. Sudah izinkan aku menjenguk ayahku yang sakit keras. “
“ Maafkan aku juga karena engga bisa antar kamu sampai ke kampung. Kerjaan aku di kantor sedang padat sekali. Sampaikan maaf aku ke ayah. Doa aku selalu untuk ayah. Maafkan aku juga ya mah”
“ Ayahku maklum kok. Aku udah bilang mas sibuk sekali. Ayah pesan aku engga boleh pergi bila mas tidak izinkan”
“ Ya udah pergilah. Kalau uang kurang untuk berobat ayah, bilang. Aku akan kirim ke ATM kamu. Aku bisa pinjam dari kantor.
“ Ya mas. “ Kata istrinya. Kasman mencium putri mungilnya yang terlelap dalam pelukan istrinya.
“ Maafkan aku juga karena engga bisa antar kamu sampai ke kampung. Kerjaan aku di kantor sedang padat sekali. Sampaikan maaf aku ke ayah. Doa aku selalu untuk ayah. Maafkan aku juga ya mah”
“ Ayahku maklum kok. Aku udah bilang mas sibuk sekali. Ayah pesan aku engga boleh pergi bila mas tidak izinkan”
“ Ya udah pergilah. Kalau uang kurang untuk berobat ayah, bilang. Aku akan kirim ke ATM kamu. Aku bisa pinjam dari kantor.
“ Ya mas. “ Kata istrinya. Kasman mencium putri mungilnya yang terlelap dalam pelukan istrinya.
Dia melangkah ke kamar mandi. Ketika dia jongkok dia bingung. Bagaimana dia bisa masuk tanpa membuka pintu? Dalam kebingungan itu dia melirik ke cermin dan segera menyudahi buang hajatnya. Di dalam cermin ada wajah mertuanya tersenyum. Dia balik badan. Tidak ada seorang pun di belakangnya. Bulu kuduknya mulai berdiri. Kembali dia menatap cermin. Kini ibunya ada dalam cermin. Bukankah ibu sudah lama meninggal. Kenapa ada dalam cermin. Segera dia balik badan. Tidak ada ibunya di belakang nya. Dari bingung berubah jadi takut.
Dia segera mendorong pintu tapi tidak bisa. Sepertinya dia menabrak hologram. Dengan mudah dia melewati pintu kamar mandi tanpa harus buka pintu. Dia melangkah kembali ke tempat tidur. Nampak istrinya sendang tidur pulas. Diapun kembali tidur. Dengan sejuta tanya. Besok pagi dia akan cerita kepada istrinya.
Berkali kali dia panggil istrinya tidak menjawab. Dia sentuh tidak bisa. Seperti menyentuh hologram. Berkali kali dia teriak. Tetap saja istrinya tidak menoleh. “ apakah aku sudah meninggal ? Pikirnya. Tetapi mana malaikat? Mengapa tidak ada malaikat yang menjemput? Dimana aku sekarang ? Apa yang terjadi dengan ku? Begitu banyak pertanyaan yang membuat dia stress.
Dia melihat istrinya berdoa seusai sholat dan dia mendengar doa istrinya. Tak ada isi doa kecuali mendoakan dirinya agar sehat dan dalam lindungan Allah. Seketika dia merasakan bahunya ditepuk. Dia menoleh ke belakang. Ada pria berwajah teduh.
“ Kasman, kamu sedang berada diantara alam dunia dan kematian. Tuhan tunjukan kemuliaan kamu atas perbuatan mu kepada istri, ibu dan mertua. Tadi kamu liat ibu dan mertua mu tersenyum di cermin. Mereka bahagia di alam baqa. Karena punya anak dan mantu yang Sholeh. Kamu lihat bagaimana istrimu tak henti mendoakan mu karena kamu suami yang Sholeh.
Kasman... kamu pria yang sabar. Tak mengeluh walau gaji tak cukup dapat rumah DP 0%. Walau gajimu harus dipotong biaya BPJS yang naik. Walau biaya dan harga terus naik yang membuatmu tidak bisa lagi menabung untuk beli rumah. Kamu sabar dalam kerja keras penuh cinta. Dalam sempit hidupmu akan tetap lapang. Allah bersama orang sabar. Apakah ada nikmat lain selain punya istri yang Sholeh, setia dan tak henti mendoakanmu. “ kata pria itu.
Kasman terkejut dan langsung terjaga oleh suara dan getar HP nya. Dia segera terima telp “ Pa... ayah udah meninggal. “ Tersengar suara istrinya di seberang.
“ Kapan????
“ dua jam lalu. Aku telp papa mau kabarin tetapi dari tadi tidak diangkat. Baru sekarang bisa tersambung“
“ Ya ya. Kamu sabar ya. Aku pagi ini segera terbang ke rumah ayah. Nanti kita pulang bareng ya”
“ Kapan????
“ dua jam lalu. Aku telp papa mau kabarin tetapi dari tadi tidak diangkat. Baru sekarang bisa tersambung“
“ Ya ya. Kamu sabar ya. Aku pagi ini segera terbang ke rumah ayah. Nanti kita pulang bareng ya”
Pesan moral “ tidak ada kebahagiaan di dunia ini selain punya istri Sholeh dan setia. Dan setiap wanita akan menjadi sebaik baiknya istri ditangan suami yang baik. Keduanya saling melengkapi. Saling mendoakan dalam kebaikan, dan saling mengingatkan dalam kesabaran.