Tuesday, September 25, 2018

Solusi mengatasi kesenjangan ekonomi.




Gerbang Pembayaran Nasional.
Tahukah anda bahwa dari 250 juta penduduk negeri ini, hanya 60 juta yang punya rekening bank.  Di kota, masih sekitar ada 70 orang yang belum memiliki rekening bank, sedangkan di desa mencapai 100 juta orang lagi yang belum memiliki rekening. Tetapi data tahun Januari 2018 jumlah rekening di bank sebanyak 246,9 juta. Artinya apa? satu orang bisa punya rekening lebih dari satu. Dan  tahukah anda bahwa 55,8% dana perbankan yang ada sekarang dimiliki oleh 239 nasabah besar yang total dananya mencapai Rp2.867 triliun dari total Rp5.013 triliun dana perbankan.Tentu pemerintah tidak bisa main main dengan kelompok menengah atas ini. Jumlah mereka sangat minoritas sekali namun mereka mengendalikan lebih dari separuh uang beredar dinegeri ini.

Jadi engga gampang menciptakan keadilan sosial bila dilakukan dengan cara cara konvensional. Karena situasi ketimpangan itu sudah terstruktur dan established lewat sistem perbankan. Apalagi saat sekarang sudah diperkenalkan perbankan dengan sistem digital. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pengguna e-banking pada 2016 mencapai 50,4 juta nasabah, tumbuh 270 persen dari 13,6 juta nasabah pada 2012. Frekuensi transaksi penggunaan e-banking juga naik signifikan. Pada 2016, volume transaksi e-banking tumbuh 169 persen menjadi 405,4 juta transaksi, dari 150,8 juta transaksi pada 2012. Keadaan ini membuat komunitas perbankan semakin bordeless dan dimanjakan dalam mengelola uangnya.

Konsekuensi adanya trend peningkatan penggunaan transaksi digital, jumlah kantor bank di Tanah Air mulai menyusut. OJK mencatat jumlah kantor bank umum pada November 2017 hanya 32.242 kantor, jumlah ini turun 2 persen dari posisi Desember 2016 yang sempat mencapai 32.730 kantor. Sementara itu, jumlah kantor Bank Perkreditan Rakyat (BPR) tercatat masih sedikit menanjak, yakni sebanyak 6.130 kantor, naik 1 persen. Namun, tren kenaikan jumlah kantor BPR dalam lima tahun terakhir dalam tren melambat. Semakin borderless akses ke sistem perbankan semakin jauh ketimpangan sosial terhadap mereka yang tidak punya akses ke perbankan. 

Pada suatu waktu di tahun 2016, saya ngobrol dengan teman pengusaha yang kebetulan dia dekat dengan ring satu presiden Jokowi. Menurutnya Jokowi punya cara smart untuk melakukan revolusi keadilan sosial. Saya mengerutkan kening. Bagaimana caranya ? Memberikan akses kepada siapapun ke sistem perbankan, atau lebih tepatnya akses kepada distribusi uang. Kalau setiap orang di Indonesia punya akses ke sistem distribusi uang maka tangan negara bisa menjangkau setiap orang untuk tujuan keadilan sosial. Bagaimana caranya setiap orang punya akses terhadap sistem distribusi uang. Saya penasaran. 

Pemerintah akan membuat single payment gate way atau gerbang pembayaran nasional. Sistem ini berbasis IT yang bisa diakses oleh perbankan dan individu baik dia nasabah bank atau bukan nasabah bank. Dimana saja dan kapan saja. Tujuannya untuk transaksi keuangan. Baik karena motive jual beli maupun untuk saving dan loan. Setelah single payment gateway dibuat maka selanjutnya pemerintah akan menerapkan QR Code yang sehingga setiap orang bisa melakukan transaksi secara lewat mobil phone dimana saja dan kapan saja. Tidak perlu lagi alat EDC untuk tersambung ke single payment gateway. Jadi pedagang kaki lima atau pengamen bisa menerima pembayaran dengan sistem QR Code itu. 

Nah ada yang luar biasa dari sistem ini. Lanjut teman saya. Apa? Kalau pemerintah ingin intervensi sektor real dengan skema credit program kepada masyarakat bawah yang tidak punya akses ke perbankan, pemerintah tinggal menambahkan kredit ke virtual account mereka yang terdaftar dalam QR code itu. Apakah itu tidak beresiko gagal bayar? engga mungkin gagal. Karena credit rating mereka terdata secara online.  Jadi sekali saja mereka gagal bayar maka akun mereka akan diblock selamanya dan tidak akan pernah bisa lagi punya akun.  Gimana caranya ? QR Code menggunakan sistem blockchain melalui jejak digital disemua akun sosial media dan bill payment sepeti telp, air , listrik. Orang tidak bisa hide dari prilakunya buruknya.  

Begitu juga bila pemerintah ingin melakukan intervensi sosial kepada rakyat miskin, pemerintaht tinggal menambah credit pada rekening vitual mereka tanpa harus melalui pemda yang mudah dikorup. Dengan sistem ini maka komunitas elite yang menguasai lebih 50% pemegang uang dinegeri ini tidak bisa lagi menghindar dari pajak atau mengelabui pajak.  Makan dengan sistem yang terbuka lewat IT maka tujuan keadilan sosial lewat distribusi pendapatan akan terjelma dengan cepat. Semua terjadi secara revolusi yang dahsyat. Katanya. Namun untuk membangun sistem itu tidak murah, Bayangin aja untuk EKTP saja mencapai USD 450 juta apalagi sistem single payment gateway.  Tentu akan lebih besar lagi. Belum lagi anggota DPR tidak akan mudah menyetujui sistem yang terbuka ini.

Tahun 2018 januari BI melakukan efisiensi di bidang sistim pembayaran interkoneksi dengan meluncurkan sebuah platform bernama Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) atau disebut juga sebagai National Paymen Gateway (NPG). Platform ini memangkas biaya pembayaran interkoneksi, sehingga menjadi lebih murah. Selain itu, seluruh transaksi pembayaran melalui platform tersebut dapat dilakukan secara domestik sehingga sistim tersebut dinilai menjadi lebih aman, lebih cepat dan efisien. Maklum selama ini, proses pembayaran interkoneksi domestik masih terjadi di luar negeri. Pasalnya, sektor perbankan Indonesia masih menggunakan platform yang merupakan produk luar negeri untuk menjalankan sistim pembayaran interkoneksi tersebut. Sekedar informasi sebelum menggunakan GPN Indonesia masih menggunakan sistem pembayaran milik asing seperti Visa, MasterCard, JCB, hingga UnionPay, Alipay, Wechat pay. Kini semua sistem pembayaran luar negeri harus menyesuaikan dengan platform GPN. Artinya seluruh pemrosesan harus dilakukan di dalam negeri, maka biaya-biaya yang sebelumnya dibebankan bisa dihemat karena Indonesia memiliki GPN sendiri.

Sekarang sedang dilakukan juga proses design sistem QR Code yang hanya masalah waktu akan diterapkan. Tanpa banyak wacana, Jokowi telah melakukan terobosan mengatasi kesenjangan sosial. Ini solusi smart yang berdampak kepada revolusi sistem yang memastikan semua orang punya akses kepada trasaksi perbankan walau mereka sendiri bukan nasabah bank. Pemimpin visioner mampu melewati ruang dan waktu untuk menghasil solusi atas persoalan yang tidak mungkin bisa dilakukan secara konvensional.

Apa itu blockchain?
Awalnya bumi ini tidak diatur lintas negara. Tidak ada yang memiliki. Namun zaman berubah dari abad abad terbentuk komunitas disetiap wilayah. Dari wilayah lahirlah peradaban. Dari peradaban terbentuklah batas wilayah yang dibentengi tembok kokoh bersama lapisan tentara penjaga. Maka kerajaan terbentuk. Bansa dan bendera tercipta. Begitu seterusnya. Populasi terus bertambah dan resource terbatas. Penguasaan wilayah antar bangsa tak bisa dihindari. Terutama ketika revolusi industri muncul dimana dibutuhkan SDA. Ekspansi meluas atas nama dagang dan kolonialisme. Perang demi perang terus terjadi dalam sejarah. Entah atas nama idiologi atau atas nama syiar agama. Korban berjatuhan tak terbilang. Sampai akhirnya manusia dipaksa berdamai. Terutama usai perang dunia kedua. Terbentuklah PBB dengan konvensi HAM.

Kado terindah abad 21 adalah lahirnya demokrasi politik sebagai puncak pengakuan HAM. Demokrasi semakin terbuka luas ketika tekhnologi informasi semakin berkembang. Internet menghubungkan manusia lintas negara dan bangsa. Tidak ada lagi yang tidak cepat diketahui dimana saja peristiwa. Pengetahuan tersebar luas lewat jaringan Google dan lainnya. Semangat demokrasi informasi melahirkan semangat berbagi informasi lewat sosial media, wikipedia. Dari kebebasan informasi yang masuk kedalam gadget disaku anda, setiap saat informasi mengalir deras dan semakin setiap orang punya akses berinteraksi lintas SARA. Semua serba terbuka untuk lahirnya peradaban realita dan akhirnya hanya masalah waktu akan muncul peradaban virtual.

Benarkah peradaban virtual itu terjadi ? bisa saja. Kini sudah ada tekhnologi Blockchain. Apa itu ? semua orang sudah terhubung dengan jaringan internet dan apa saja data tercatat dalam pusat data di dalam internet. Dari kumpulan dan jaringan data inilah lahirnya tekhnologi Blockchain. Dengan tekhnologi ini maka pusat data tidak lagi di atur oleh lembaga clearing yang bertugas melakukan verifikasi terhadap setiap pertukaran informasi dan transaski tetapi verifikasi oleh mesin blockchain yang memuat data masing masing pihak yang berinteraksi. Dengan tekhnologi ini masing masing terhubung secara tertutup (peer to peer ) tanpa ada pihak lain bisa yang terlibat. Akurasi dan keamananya sangat tinggi karena terlindungi oleh data digital disemua jejak yang ada dinternet.

Contoh anda bertukar informasi atau bertransaksi dengan saya maka mesin blockchain anda akan menjelajah kesemua jejak digital data saya yang ada di internet. Sehingga bisa dipastikan tidak mungkin anda berhubungan dengan selain saya. Para hacket gigit jari. Termasuk negara atau lembaga pemerintah tidak bisa mengontrol data dan akses anda. Dengan demikian transaksi keuangan dapat langsung ( real time ) settle tanpa harus menunggu confirmasi dari lembaga clearing. Pertukaran informasi dan validasi dokumen asset pribadi atau perusahaan dapat terjadi real time tanpa ada pihak yang bisa menggandakan. Akurasinya terjamin selama lamanya tanpa kawatir akan dibajak orang. Makanya penjualan asset dan pembayaran dengan mekanisme blockchain menjadi ranah pribadi dan tertutup namun dilakukan dengan siapa saja, kapan saja.

Nah bayangkan bilan sistem transaksi, perkuran informasi, pertukaran dokumen, terjadi secara blockchain maka masih perlukah negara dan pemerintah sebagai pengatur ? Uang keras tidak diperlukan lagi. Perindahan dana antar individu terjadi secara digital. Transaksi secara vitual. Posisi kekayaan negara tidak bisa lagi direkayasa politik karena ia hanya mencatat rekap data cloud setiap individu tanpa ada akses melakukan intervensi. Perubahan kearah ini sedang terjadi. Terutama di China dan negara maju lainnya sedang melakukan pembangunan besar besaran sistem blockchain sebagai koreksi dari e-government yang sentralistik menuju peer to peer.

Hanya masalah waktu, perubahan pasti terjadi dan sistem demokrasi bukan hanya masuk ke ranah politik tetapi telah meluas dalam setiap sendi kehidupan. John Lennon dalam lagu imaging mengingatkan “ Imagine there's no countries. It isn't hard to do….You may say I'm a dreamer. But I'm not the only one. I hope some day you'll join us. And the world will be as one. Imagine no possessions. I wonder if you can. Kalau ingat ini maka saya lebih termenung akan ungkapan teman saya di Malaysia “ Dengan jatuhnya Najib maka kekuasan atas nama politik dan agama masuk keranjang sampah. Yang menang adalah kebaikan dan kebenaran yang tak lagi direkayasa, dan itulah berkah hebat dari akses IT rakyat Malaysia, sehingga bisa menghukum politisi busuk yang mengusung jargon etnis dan agama.

Penerapannya di China.
Tahun lalu waktu dari perjalanan dari Guangzhou ke Shenzhen saya naik kereta cepat first class. Di kereta saya beli kacang mede untuk membatalkan puasa senin kemis saya. Harganya 25 Yuan. Saya membayar dengan pecahan uang 50 Yuan. Petugas kereta bingung. Dia menyodorkan HP nya yang menampilkan QR Code untuk saya scann. Itu alat pembayaran. Tetapi saya tidak punya WeChat payment application. Dengan halus dia mengatakan akan berusaha mencarikan kembaliannya. Butuh waktu cukup lama untuk dapatkan pengembalian sebesar 25 Yuan. Menurutnya tidak banyak lagi orang China yang ngantongi uang di dompet.

Pernah satu kesempatan, teman saya mengundang saya santai di KTV. Di China tidak boleh lagi pengelola menyediakan PL ditempat. Teman saya itu memesan lewat online seperti GoJek. Pemesan dapat mengetahui berapa menit jarak wanita PL itu dengan lokasinya dan lengkap dengan profile PL tersebut. Pembayaran ? ya menggunakan QR Code. Perjam 75 Yuan atau Rp. 125.000 minimal 3 jam. Jadi engga ada uang tunai yang diserahkan kepada PL itu. Nah kalau mau nyanyi, anda harus scann QR Code lewat HP anda setiap ada lagu yang akan dinyanyikan. Maklum lagu itu engga gratis. Itu ada hak ciptanya. Pembayaran secara Payment application melalui smartphone.

Pernah pada satu kesempatan lain. Teman saya dari Ausi membeli Teh. Teh itu dibelinya dari petugas cleaning service di Shenzhen. Petugas cleaning service pesan secara online. Darimana dia dapat uang untuk beli teh itu yang cukup mahal. Kalau di kurs kan dalam rupiah sebesar Rp, 9 juta. Teman saya dari Ausi jelaskan bahwa cleaning service itu dapat credit line melalui application Loan instant lewat internet. Setelah barang sampai diantar pejual ke hotel. Cleaning service akan dapat uang tunai dari pembeli. Dia akan topup WeChat creditnya melalui counter hotel. Melalui Wechat itu dia membayar utangnya. Selisih jual dan beli menjadi labanya. Proses itu real time.

Ya China sedang berubah menuju masyarakat berbasis IT. Apapun transaksi di China menggunakan Q Code. Bahkan pengemis dijalanan mau menerima pembayaran menggunakan QR Code. Apa yang terjadi ? Berkat IT tanpa disadari China berhasil menciptakan new comer enterpreneur sedikitnya 300 juta orang. Meningkatkan penghasilan bagi rakyatnya 2 kali lipat. Terutama meningkatnya pasive income. Membuat 90% rakyat China mempunyai akses ke financial resource dan perbankan. Walau mereka tidak nasabah bank namun mereka punya rekening virtual account di Alipay dan Wechat, yang fungsinya sama dengan punya rekening bank, Karena bisa digunakan sebagai alat transaksi real.

Mengapa di China begitu cepatnya perkembangan IT ? Mengutip Forbes, ada dua alasan berkembangnya pembayaran mobile payment terutama Alipay dan WeChat Pay. Pertama, infrastuktur. Di China infrastruktur internet berkembang dengan cepat dengan kecepatan tinggi.karena sejak 15 tahun lalu China telah mempersiapkan masyarakat IT dengan baik melalui jaringan telekomunikasi yang berbasis Fiberotik ( FO) maupun satelite. Juga dilengkapi dengan pengadaan data center yang luas untuk berbagai aplikasi. China juga punya OS sendiri untuk smartphone. Kini mereka sudah menerapkan blockchain sehingga transaksi payment lebih secure dan cepat.

Kedua, layanan perbankan yang dianggap tidak ramah. Masyakat China menganggap ke bank menyulitkan. Harus antri dan harus memenuhi berbagi persyaratan agar mendapat memiliki rekening dan mendapatkan kartu debit. Di China kartu kredit dari perbankan bahkan tidak populer. Alasannya, masyarakat China tidak terlalu suka berutang. Teman saya banker di Hong Kong, mengatakan, kalau semua penggunaan uang sudah dalam bentuk digital maka efisiensi likuiditas akan semakin tinggi dan pemerintah dapat dengan mudah mendistribusikan modal secara luas juga. Dan tidak ada lagi orang bisa menghindari pajak. Karena semau transaksi tercatat. Dan tidak bisa lagi PNS seenaknya mau korup karena jejak digital transaksi mereka tercatat.

Sunday, September 16, 2018

Pertumbuhan ekonomi.


Masalah Indonesia itu , menurut BPS, setiap tahun jumlah penduduk bertambah 1,1 % atau sekitar 2,6 juta bayi lahir. Jumlah angkatan kerja baru setiap tahun bertambah sebesar 2,6 juta. Nah anda bayangkan. Kalau terlambat saja pemerintah meng-eskalasi pertumbuhan ekonomi, maka masalah pasti dihadapan mata seperti pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja menjadi ancaman serius. Contoh macetnya jalan Jakarta adalah satu bukti pertumbuhan penduduk lebih cepat daripada pertumbuhan ekonomi. Akibatnya jalan macet dan daerah kumuh bermunculan serta penyakit sosial terjadi dimana mana. Kalau tidak segera memaksa pemimpin mempecepat pertumbuhan, maka insfrastruktur ekonomi dan sosial yang sudah dibangun akan rusak begitu saja. Itu jadi mubazir.

Artinya, pertumbuhan ekonomi itu adalah mutlak. Masalahnya gimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi? Jokowi mewarisi APBN yang defisit primer. Struktur pertumbuhan ekonomi era SBY engga sehat. Era SBY, elastisitas tenaga kerja dari setiap 1 % pertumbuhan ekonomi berdaya serap 250 ribu tenaga kerja. Maklum investasi lebih banyak non tradeblae. Kalau anda ingin meningkatkan pendapatan, maka anda harus investasi. Jokowi tidak mau berpikir terlalu utopia. Tetapi dia focus kepada apa yang harus dicapai minimal agar pertumbuhan penduduk dan angkatan kerja dapat diantisipasi. Maka pertumbuhan sebesar 5% minimal sebagai target ditetapkan. Artinya 5% pertumbuhan ekonomi bisa menyerap 2 juta angkata kerja setiap tahun. Masalah pertumbuhan penduduk 2,6 juga bisa diatasi. Kekurangannya adalah kerja keras lewat ekspansi belanja pemerintah.

Tanpa investasi tidak mungkin ada peningkatan pendapatan. Untuk meningkatkan 1% pertumbuhan ekonomi butuh peningkatan 6,4% pertumbuhan investasi. Jadi kalau Jokowi inginkan pertumbuhan sebesar 5% maka dia perlu peningkatan investasi sebesar 32% setiap tahun. Mau tahu berapa 35% itu? kalau dihitung uang berdasarkan PDB tahun 2015 maka dia perlu sebesar Rp. 3500 triliun ! sementara uang negara tidak tersedia. Mau tarik utang, engga bisa. Karena dibatasi oleh UU sebesar 3% maksimum dari PDB. Mau tahu berapa 3% itu ? kurang lebih Rp.350 triliun pertahun. Kan jauh sekali dari kebutuhan investasi. Sementara Jokowi masih harus bayar utang setahun sebesar Rp. 350 triliun. Mumet engga?.

SDA kita memang besar. Namun itu hanya potensi ekonomi bukan potensi financial yang bisa langsung dipakai untuk belanja. Untuk jadikan potensi ekonomi menjadi potensi financial kan perlu investasi. Emang kita bisa makan minyak dan batu bara. Kan engga mungkin. Kembali lagi darimana duitnya ? Nah gimana cara Jokowi mensiasati agar investasi tumbuh tanpa negara keluar uang? Dia jual potensi bisnis kepada investor. Kalau istilah dalam bisnis jual propektus kepada investor. Kalau dalam bisnis property, dia jual gambar. Siapa yang disuruh jual gambar itu ? ya BUMN. Jokowi create beberapa proyek infrastruktur dimana negara endorsed soal legitimasi. Negara hanya keluarkan uang untuk bridging agar proyek qualified masuk kepasar financial.

Nah apa yang terjadi? Dana pihak ketiga yang ada diperbankan sebesar 35% dari PDB bergerak masuk ke proyek. Bukan itu saja , tabungan domestik yang ada di perusahaan asuransi dan dana pensiun juga beregrak ke proyek. cukup? Bukan itu saja, dana investor asing juga masuk ke proyek. Akibatnya likuiditas domestik yang tadinya besar diongkos menjadi murah. Hukum permintaan dan penawaran terjadi. Bila likuiditas longgar maka suku bunga akan turun. Otomatis inflasi juga turun. Karena sektor real bergerak naik. Hasilnya? dalam empat tahun Jokowi berkuasa dia bisa pertahankan pertumbuhan diatas 5%. Setiap 1 % PDB mampu menyerap angkatan kerja 400.000. Karena pertumbuhan ekonomi lebih banyak dipicu oleh sektor trandeable. Makanya stok pengangguran dapat dikurangi. Angka kemiskinan turun.

China dan India bersama Indonesia merupakan negara yang bisa tumbuh ditengah krisis global. Mengapa negara lain anggota G20 tidak bisa meniru Jokowi. Pertumbuhan ekonomi mereka rata rata dibawah 3%. Karena kapasitas ekonomi mereka udah over capacity dan likuiditas lebih banyak di intrument derivative yang terkena delusi akibat jatuhnya pasar uang global. Kalau negara lain sedang menuju penyesuaian kapasitas, sementara Indonesia terjadi restruktur ekonomi yang lebih sehat dan lentur. Bila koneksitas antar wilayah terjadi maka potensi ekonomi wilayah akan menjadi potensi financial yang akan memperbesar kapasitas ekonomi nasional. Nah saat itulah pertumbuhan akan bisa melesat diatas 10%.

***
Disetiap industri manufaktur maupun jasa pasti ada manager pembelian ( purchasing manager). Tugas nya melakukan pembelian segala kebutuhan untuk memastikan mesin produksi berjalan. Tidak boleh terlambat. Tidak boleh juga pembelian terlalu besar dari kebijakan stok dan tentu tidak boleh dibawah stok minimun. Pembelian ini tentu membutuhkan uang dan bagian dari putaran arus kas keluar industri. Bila arus kas macet bagian pembelian maka industri pasti berhenti berproduksi. Nah kalau kita ingin tahu seberapa besar sebetulnya kekuatan ekonomi suatu negara maka kita bisa lihat pembelian sektor industri. Ini engga mungkin salah. Karena datanya real.

Dalam ilmu ekonomi data pembelian sektor manufaktur ini dijadikan indikator untuk mengukur trend kurs dan harga saham di bursa. Namanya Purchasing Managers' Index ( PMI). PMI ini yang buat bukan BPS tetapi lembaga survey independent. Di Inggris, kawasan Euro, dan Jepang, indikator ini dirilis oleh Markit Group. Di Amerika Serikat oleh Institute for Supply Management (ISM) dan Markit Group; sedangkan di China terdapat indeks PMI versi resmi (official PMI) dan PMI Caixin. Di Indonesia dasarnya PMI Nikkei. Ukuran mengetahui sejauh mana prospek kurs mata uang dan bursa dapat dilihat dari indikator PMI. Semakin tinggi PMI tentu semakin tinggi prospek ekonomi suatu negara. Sebaliknya semakin rendah PMI semakin suram prospek ekonomi negara.

Bagaimana dengan indonesia ? Purchasing Managers’ Index Manufaktur Indonesia dari Nikkei yang disesuaikan secara berkala naik dari 50,5 pada bulan Juli ke 51,9 pada bulan Agustus 2018. Apa artinya ? bahwa kondisi operasional di seluruh sektor manufaktur Indonesia menguat pada kisaran gabungan terkuat sejak bulan Juli 2014. Kenaikan indeks didorong oleh pertumbuhan solid pada total permintaan baru yang merupakan yang terkuat sejak bulan Juli 2014. Sebaliknya, permintaan ekspor baru turun selama sembilan bulan berturut-turut sampai pada bulan Agustus. Namun pada waktu bersamaan ekspansi output mulai terjadi kencang sejak bulan Mei 2018, Ini sebagai dampak realisasi investasi.

Di tengah-tengah penguatan permintaan, perusahaan menaikkan tingkat penerimaan staf karyawan selama tiga bulan berturut-turut sampai pada bulan Agustus. Selain itu, tingkat pertumbuhan lapangan kerja merupakan yang paling kuat sejak 7,5 tahun pengumpulan data. Aktivitas pembelian di seluruh sektor manufaktur Indonesia naik selama tujuh bulan berturut-turut pada bulan Agustus. Akan tetapi, tingkat pertumbuhan bertahan di posisi sedang meskipun mengalami percepatan dari bulan sebelumnya. Sementara itu, pertumbuhan inventori praproduksi sedikit melambat. Di tengah-tengah keterbatasan ketersediaan bahan baku, waktu pemenuhan input kembali diperpanjang lagi sejak bulan April. Walaupun demikian, tingkat penurunan kinerja vendor tergolong sedang.

Tekanan inflasi semakin intensif selama bulan Agustus. Terlebih lagi, tingkat inflasi biaya input naik tajam dalam kurun waktu hampir tiga tahun. Bahwa melemahnya nilai mata uang berperan terhadap kenaikan biaya input terkini. Tetapi sejak tahun 2015 perusahaan sudah membuat perhitungan atas melemahnya kurs dikisaran 14-15.000. Caranya? perusahaan menaikkan biaya input mereka pada laju terkuat sejak bulan Oktober 2015. Penguatan permintaan memungkinkan perusahaan untuk meneruskan kenaikan beban biaya kepada klien. Sentimen terhadap perkiraan output 12 bulan mendatang menguat ke posisi tertinggi dalam tiga bulan selama bulan Agustus. Walaupun demikian, data terkini jauh lebih lemah dibanding rata-rata jangka panjang.

Nah apa kesimpulannya ? Data survei bulan Agustus 2018 PMI, menunjukkan bahwa kesehatan sektor manufaktur Indonesia naik pada kisaran terbesar dalam kurun waktu lebih dari dua tahun. Hal ini didorong oleh penguatan permintaan baru sejak bulan Juli 2014 dan kenaikan pada tingkat ketenagakerjaan. Data PMI menunjukkan bahwa kenaikan terkini didorong oleh penguatan permintaan domestik. Fakta bahwa ekonomi Indonesia semakin lama semakin bergeser kepada kekuatan ekonomi domestik. Itulah nawacita.  Makanya Jokowi dua periode itu penting, Kalau engga kita akan terkubur lagi. Salah memilih pemimpin maka kita akan menempatkan orang yang selalu menjual rasa takut kepada rakyat dan pada waktu bersamaan menjajikan banyak hal tanpa rasionalitas.

Sunday, September 09, 2018

Perubahan.


Menurut Sandiaga, tekanan terhadap nilai rupiah disebabkan lemahnya faktor fundamental ekonomi, yakni defisit neraca perdagangan dan defisit transaksi berjalan. Ia berpendapat hal itu disebabkan oleh kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi. "Antara lain tidak berhasilnya pemerintah dalam mendayagunakan kekuatan ekonomi rakyat sehingga kebutuhan pangan semakin tergantung pada impor seperti beras, gula, garam, bawang putih, dan lain-lain," kata Sandiaga. Selain itu, lemahnya nilai rupiah juga terjadi karena pertumbuhan sektor manufakturing yang berada di bawah pertumbuhan ekonomi. Sandiaga mengatakan, sektor manufakturing yang pernah mencapai hampir 30 persen pada Pendapatan Domestik Bruto (PDB) tahun 1997, saat ini hanya 19 persen.

Saya tidak akan mengatakan Sandi salah. Namun saya juga bisa mengatakan bahwa kalau itu adalah kesimpulan keadaan ekonomi sekarang ini disebabkan karena kekeliruan dalam orientasi dan strategi pembangunan ekonomi, jelas tidak tepat. Setiap kebijakan ekonomi atau perusahaan selalu berangkat dari data masa lalu keadaan real. Struktur bisnis atau ekonomi Indonesia itu bertahun tahun sejak era Soeharto adalah lebih bertumpu kepada bisnis non tradable. Anda kan tahu, bahwa sektor non-tradable adalah sektor ekonomi yang tidak dapat menyerap angkatan kerja luas. Banyak orang kaya termasuk anda bagian dari pengusaha yang menikmati sistem tersebut.

Ini menjadi tidak wajar karena Indonesia adalah negara yang berbasis sumber daya alam. Mestinya (sektor) tradable itu di atas pertumbuhan (Produk Domestik Bruto) rata-rata. Sektor tradable ini meliputi sektor pertanian, pertambangan dan industri. Sejak tahun 2001, pertumbuhan sektor non tradable selalu berada di atas pertumbuhan PDB. Data tahun 2010 , pertumbuhan PDB hanya 6,1 persen, sedangkan sektor non tradable bisa tumbuh 8,19 persen sampai tahn 2013 semakin memburuk. Sementara itu, pada tahun yang sama, sektor tradable hanya tumbuh 2,86 persen. Dampaknya, terjadi kesenjangan pendapatan antara masyarakat golongan bawah, khususnya petani, dengan golongan atas. Jadi pertumbuhan ekonomi kita di era sebelumnya digerakkan oleh non-tradable. Ekonomi kaum rente.

Paham ya Pak Sandi. Nah sekarang dengan fakta yang ada tersebut, sebagai presiden Jokowi harus mengubah struktur bisnis dulu sebelum dia meningkatkan pertumbuhan. Kan engga mungkin kita bercita cita mau ke Bandung ingin cepat kalau engga ada angkutan lebih cepat. Kalau tetap menggunakan angkutan yang lama tentu cita cita ingin cepat hanya mimpi. Makanya yang dilakukan Jokowi diawal kekuasaannya adalah memangkas struktur bisnis rente atau non tradeable itu. Petra dibubarkan karena menghambat tumbuhnya industri migas. UU Minerba diterapkan dengan konsisten agar industri smelter tumbuh. Tataniaga Pangan diubah.Muratorium perkebunan sawit dilakukan dan pajak ekpor CPO dinaikan. Sektor kelautan dibenahi agar izin tangkap ikan tidak menghasikan rente diperjual belikan kepada asing. Sehingga industri pengolahan hasil laut bisa bangkit.

Kemudian pemerintah menerapkan pajak progressive atas property agar asset tidak menumpuk di non tradeble. Sektor non tradeable pun turun secara berlahan lahan. Dan orang kaya dari non tradeable diharap mulai mengalihkan ke sektor tradeable. Engga mau? pemerintah ubah UU pajak yang memaksa tapi pada waktu bersamaan mengeluarkan tex Amnesty agar orang kaya dari rente mendaftarkan kekayaannya agar mereka menjadi potensi pajak dikemudian hari. Kalau mereka tidak alihkan uangnya ke sektor tradeable maka hartanya akan habis dimakan pajak. Silahkan pilih mau berubah atau negara ambil uang secara sistem.

Cukup ? Belum. Kebijakan tersebut diatas hanya menghambat tumbuhnya non tradeabl untuk berubah menjadi tradeable. Tetapi bagaimana menumbuhkan sektor tradeable yang adil bagi semua ? Regulasi perizinan dibenahi lewat paket kebijakan ekonomi sehingga lebih cepat dan mudah mengurus izin pabrik. Bukan hanya soal regulasi orang terpicu untuk masuk ke bisnis tradeable tetapi juga bagaimana memastikan lingkungan bisnis lebih efisien. Makanya sistem logistik kita harus efisien. Itu sebabnya pemerintah harus bangun infrastruktur ekonomi berupa jalan, pelabuhan, bandara, kereta api dan lain lain. Tujuannya agar terjadi koneksifitas antara potensi wilayah menjadi potensi ekonomi. Tiada hari tanpa kerja memacu ketertinggalan sektor tradeable itu. Karena kita terlalu lama tertinggal. Hasilnya kini sudah dirasakan secara significant. Pertumbuhan investasi sektor tradeable meningkat.

Pak Sandi, Jokowi baru bekerja empat tahun sebagai presiden yang harus membenahi kerusakan sistem ekonomi dari yang sudah berlangsung puluhan tahun. Ditengah upaya membenahi itu semua, Jokowi harus menghadapi krisis global, perang dagang, situasi politik yang memanas karena SARA, defisit APBN, tekanan neraca perdagangan akibat economic imbalance global. Tiada hari tanpa kerja agar negeri ini selamat melewati badai dan keluar dari reruntuhan ekonomi yang tidak berkeadilan sebagai warisan masa lalu. Kita harus bergerak kedepan. Tolong anda sampaikan solusi smart anda untuk memastikan lebih hebat dari Jokowi. Kalau hanya ngeluh, dan menyalahkan, kampret juga bisa.

Saturday, September 08, 2018

OK Oce VS MA'RUF economic

Ma’ruf economic VS OK Oce.
( Bisnis ).

Program Ok Oce.
Programnya ideal. Baik saya ilustrasikan secara sederhana. OK Oce sebagai penyedia dana bagi siapa saja yang membutuhkan modal usaha. Modal yang diperlukan bisa untuk modal kerja maupun investasi. Karena itu Ok Oce mempunya program pembinaan kepada anggotanya. Siapa yang lolos pembinaan maka akan dapat akses kepada permodalan. Sekilas bagus. Tetapi, rencana Sandi dalam Ok Oce ini ada yang disembunyikan. Yaitu bagaimana dia bisa menjajikan modal kepada anggotanya ? Orang awam melihat karena dia orang kaya, maka mereka berharap keluarga Sandi yang menyediakannya. Makanya program Ok Oce ini sangat efektif sebagai alat kampanye untuk menggiring orang yang tidak punya akses modal namun tinggi ngayalnya untuk menjadi follower nya.

Namun orang awam lupa bahwa Sandi itu adalah pemain hedge fund. Dibalik program itu ada agenda. Agenda lahir karena sebuah ide pooling fund. Apa ide itu ? menjadi lembaga fund provider (penyedia dana ). Ingat, bahwa Ok Oce hanya sebagai fasilitator atau underwriter atas sumber modal yang ada. Secara tidak langsung semua anggota Ok Oce yang dapat modal akan dibawah pembinaan OK Oce. Ya seperti pengelolaan Holding dimana semua unit bisnis OK OCe menjadi anak perusahaannya. Ini akan menjadi holding raksasa di ASEAN. Seperti Minsheng Investment di China dimana merupakan holding para UKM yang anggotanya 800 juta orang. terbesar di dunia.

Dari mana sumber modal itu? dia berharap dari Kas APBD melalui pos pembinaan UKM. Kedua , menjadikan bank DKI sebagai kasir. Apabila skema ini dipenuhi maka OK Oce ini akan cepat sekali menarik anggota dengan berbagai skema pembiayaan. Tentu skema ini berasal dari OK Oce. Dia berharap setelah dia jadi pejabat Publik maka program Ok Oce akan lebih mudah mendapatkan legitimasi dari negara sebagai fasilitator. Setelah proses yang mahal menjadikannya pejabat Publik, akhirnya menang sebagai pasangan Gubernur DKI. Namun apa yang terjadi kemudian.

Secara UU, pemda tidak boleh mengintervensi tugas bank dalam kebijakan penyaluran kredit. Bank harus independent. Artinya OK Oce tidak bisa menjadi underwriter anggotanya yang butuh modal. PEMDA DKI tidak boleh menyalurkan dana bantuan UKM melalui lembaga perantara atau NGO. Kalaupun ada perantara maka itu harus dibawah BUMD. Aturan BUMD dalam menyalurkan dana UKM adalah menjadi tanggung jawab BUMD secara akuntasi kepada PEMDA DKI. Artinya tidak bisa diambil dari PMN tetapi dari dana CSR. Berbulan bulan, sandi berusaha melobi DPRD dan pejabat kementerian tetapi tetap tidak bisa UU ditabrak. Karena sumber dana dari Bank DKI dan Pemda DKI terbentur aturan maka Sandi anggap program Ok Oce ini tidak bisa melaksanakan skema primadonanya sebagai fund provider. Akibatnya mimpi mendatangkan dana triliunan dari skema pembiayaan UKM dan menjadi holding UKM terbesar di Asia Tenggara kandas ditengah jalan.

Gimana seharusnya ? Seharusnya Sandi belajar ke China bagaimana Minsheng Investment bisa menjadi fund provider bagi UKM. Kekuatan Minsheng bukan pada regulasi atau fasilitas negara. Tetapi murni gerakan koperasi rakyat untuk mendapatkan akses pendanaan. Ini lahir dari gerakan arisan secara nasional kaum pekerja dan petani. Gimana skemanya ? Minsheng menjual produk investasi semacam reksadana kepada anggotanya untuk pooling fund. Dana ini tidak diberikan kepada anggota yang butuh modal tetapi ditempatkan di bank sebagai collateral provider. Makanya MInsheng punya bank sendiri namanya China MInsheng Bank (CMB). Nah bagi anggota yang qualified dapat menarik pinjaman dari CMB dan collateral dari MInsheng. Sebagai collateral provider, Minsheng Investment dapat fee dan bagi hasil. Penerimaan dari bagi hasil dan fee ini tidak dikuasai Minsheng tetapi dikembalikan lagi keanggota sebagai pendapatan usaha atau produk investasi yang mereka beli.

Menurut saya, kalaulah Sandi agak smart sedikit, dia bisa menjadikan OK Oce sebagai collateral provider ya semacam Asuransi resiko terhadap anggota Ok Oce. Dengan sebagai collateral provider , dia bisa mendirikan perusahaan Asuransi dengan bisnis penyedia jaminan kredit ( ASKRI). Tentu Sandi harus menyediakan dana resiko sebagai collateral provider dan mengikuti standar kepatuhan yang ditetapkan OJK. Namun skema sebagai collateral provider tidak mungkin bisa diterapkan. Karena Sandi udah di black list oleh OJK sejak bisnis Asuransinya gagal bayar dan akhirnya dipaksa ojk dijual ke pihak lain.

Sandi sadar bahwa jabatan Wagub tidak cukup melaksanakan agendanya itu. Makanya dia melambung ke Istana. Dengan jabatan Wapres maka dia akan mudah melaksanakan agenda besarnya. Makanya program OK Oce akan di usung dalam program kampanye nasional Probowo-Sandi. Tetapi Sandi lupa bahwa BI Itu bukan lembaga dibawah presiden tetapi dibawah DPR. OJK juga bukan dibawah presiden tetapi dibawah DPR. Walau jabatannya wapres dan dapat dukungan dari presiden, engga mungkin dia bisa tabrak UU untuk meloloskan Ok Oce. Karena semua lembaga baik itu BI maupun OJK bekerja sesuai UU. UU itu untuk kepentingan rakyat, bukan kepentingan Sandi.

Ma’ruf Economic
Mungkin tidak banyak yang tahu siapa itu Ma’ruf Amin. Bagi pegiat ekonomi syariah akan tahu bahwa Ma’ruf Amin adalah satu satunya pakar ekonomi syariah yang paling disegani. Bukan hanya soal keilmuan tetapi kepeduliannya terhadap ekonomi syariah. Kalau orang bicara ekonomi syariah lebih kepada gimana buat bank syariah atau asuransi Syariah tetapi konsep ekonomi Syariah MA tidak berfocus kepada perbankan sebagai saingan bank konvensional. MA menjadikan ekonomi syariah itu sebagai gerakan rakyat untuk mandiri dengan mengandalkan kekuatan umat lewat, zakat , infak, sadakah. Ya tak ubahnya dengan program dari Minsheng Investment, yang menggunakan gerakan arisan sebagai kekuatan budaya china untuk mandiri dari sisi permodalan.

MA tahu bahwa dia tidak mungkin minta kepada negara uang APBN untuk membina umat islam yang mayoritas memang tidak mendapatkan keadilan distribusi modal. Maklum APBN itu milik rakyat ,bukan hanya umat islam. Lantas bagaimana ide MA mendapatkan sumber pembiayaan itu ? MA memanfaatkan lembaga Wakaf nasional untuk menjadikan wakaf sebagai collateral provider sekaligus sebagai fund provider. Wakaf ini milik umat, bukan milik negara. Hanya masalahnya asset berupa Wakaf ini tidak bisa disekuritisasi untuk disinergikan menarik dana venture atau investment. Makannya Skema MA adalah meminta kepada negara agar memfasilitassi agar potensi Wakaf ini menjadi potensi real umat islam. Jadi MA hanya minta payung hukum bukan dana dari negara.Mengapa ? agar tidak ada fitnah dikemudian hari.

Mau tahu kekuatan Wakaf ini ? menurut Badan Wakaf Indonesia (BWI), potensi wakaf tanah saja di atas Rp 370 triliun, sementara wakaf tunai Rp 180 triliun. Ini belum termasuk menghitung potensi wakaf tanah yang masih belum muncul, yang bisa mencapai Rp 2.000 triliun. Dahsyat engga. Konon katanya ( entah benar atau tidak ) Sandi pernah menawarkan pengelolaan Asset Wakaf ini ke MA tetapi ditolak oleh MA. Kemudian MA mengajukan usulan kepada Jokowi melalui Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) untuk membentuk Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Bagaimana sikap Jokowi ? Jokowi melihat potensi zakat yang begitu besar. Dan ini kalau di kelola dengan skema produksi maka dana zakat tidak akan habis tetapi akan terus berkembang. Kalau inipun di manfaatkan lewat skema keuangan untuk pembiayaan sektor real maka akan menghasilkan asset yang raksasa.

Bukan hanya mendukung secara moral. Tetapi malah Jokowi mengusulkan kepada OJK agar membuat regulasi soal wakaf ini. Maka OJK mengeluarkan aturan mengenai berdirinya Bank Wakaf. Nah, bagaimana struktur bank Wakaf ini? Ada tiga yaitu donatur, pesantren dan masyarakat produktif. Badan hukumnya adalah koperasi. Jadi bank wakaf bukanlah bank yang menerima simpanan. Skema permodalan dari Bank Wakaf Mikro ini juga terbilang unik. Nantinya, 1 LKMS akan menerima dana dari Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS). Dana tersebut tidak akan disalurkan semuanya menjadi pembiayaan, melainkan sebagian akan diletakkan dalam bentuk deposito di bank umum syariah sebagai collateral.

Bagaimana kalau orang tidak memberikan donasi berupa uang tetapi wakaf tanah? tidak mengapa. welcome! Bank wakaf mengelola tanah itu menjadi bernilai uang. Bagaimana caranya ? bank wakaf akan menjadi manager investasi dengan mempertemukan orang yang punya uang dengan pemberi wakaf tanah itu. Dari kegiatan kerjasama ini bisa menghasilkan berbagai proyek. BIsa saja RUSUN, kawasan industri, dll. Dari hasil proyek ini , pendapatan bagian tanah wakaf akan menjadi sumber dana donasi bagi Bank Wakaf membiayai program pemberdayaan umat.

Skema pembiayaan melalui Bank Wakaf Mikro adalah pembiayaan tanpa agunan dengan nilai maksimal Rp3 juta dan margin bagi hasil setara 3 persen per tahun. Bagaimana risk managemen dari Bank Wakaf ini? Maklum karena bank wakaf menerapkan bagi hasil dan tanpa agunan. Maka risk management nya ada pada trust dari nasabah. Gimana nasabah dapatkan trust tersebut ? Dia harus mengikuti program pelatihan yang di tunjuk oleh Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS). Dari pelatihan ini dia akan dapat sertifikasi untuk layak dapatkan pinjaman modal dari Bank Wakaf. Hebat kan.  Sama dengan OK Oce sekilas. Namun perbedaannya dari sumber dana dan kepemilikan program dimana bank Wakaf milik umat, bukan milik lembaga hedge fund

Jadi sebetulnya ini adalah jenis skema pembiayaan venture. Secara bisnis dimana pengelola dana jadi angel atas nasabah. Dan dalam jangka panjang bila nasabah itu sukses maka bagi hasil yang diberikannya akan memperkuat dana Bank wakaf untuk membantu yang lain. Ya semacam dana bergulir, namun diterapkan secara modern dengan SOP dari Otoritas Jasa Keuangan. Maka potensi asset tidur, kewirausahaan dan komunitas islam bisa menjadi potensi ekonomi yang dahsyat untuk menjadi penggerak ekonomi kerakyatan yang berbasis gotong royong. Nah bandingkan dengan skema Ok Oce. Mana lebih hebat dari MA Economic ? 


Tuesday, September 04, 2018

Memahami ekonomi secara idiot.




Kemarin ada rapat terbatas bidang Ekuin khusus masalah kurs rupiah yang melemah. Rapat dihadiri oleh Menteri Keuangan, Menko Perekonomian, Menko Maritim, Menteri Perdagangan. Gubernur BI. Dalam rapat itu, Jokowi mendapat penjelasan dari Menteri keuangan bahwa kurs yang melemah karena masalah defisit transaksi berjalan. Namun dampak terhadap kurs tidak significant karena inflasi terjaga. Pemerintah akan segera mengeluarkan kebijakan untuk memperbaiki desifit transaksi berjalan. Ada dua yang utama kebijakan pemerintah tersebut. Yaitu pertama, menaikan tarif pajak atas beberapa produki impor agar terjadi proses produksi substitusi Impor. Kedua , karena komponen defisit terbesar adalah impor migas, maka pemerintah akan melarang hasil produksi migas untuk di eksport semua. Tetapi utamakan pasar dalam negeri dengan transaksi rupiah.  Kebijakan pertama, akan butuh waktu untuk dirasakan dampaknya. Tapi kebijakan kedua akan segera dirasakan dampaknya. Kalau melihat Defisit CA USD 8 miliar maka kewajiban Domestic market obligation atas MIGAS akan segera membuat kita surpplus. Masalah selesai. Sederhanakan? tapi untuk mencapai kebijakan itu memang perlu keberanian dan alasan yang kuat. Kinilah momentumnya.

Kesalahan persepsi sebagian orang bahwa kurs melemah itu pertanda pemerintah gagal mengelola ekonomi. Stigma krisis moneter 98 yang mana rupiah jatuh yang mempercepat kejatuhan Soeharto seakan dibangun lagi sekarang.  Orang awam sangat mudah sekali terprovokasi soal kurs ini. Padahal pengelolaa moneter era Soeharto dengan Sekarang jauh berbeda sistemnya. Era Soeharto kita menganut neraca T Account tetapi sekarang kita menerapkan I Account berdasarkan Standard Government Finance Statistic (SGFS) yang sehingga kekuatan fiskal negara dapat setiap saat dimonitor sebagai dasar forecasting value Rupiah. Disamping itu juga Sistem Akuntasi Moneter Bank Indonesia harus mengacu kepada International Reserves and Foreign Currency Liquidity (IRFCL). Sehingga setiap detik posisi devisa BI dapat dimonitor secara international. Semua menjadi transference dan terhubung keseluruh dunia secara border less  Era Soeharto BI tidak Independent tetapi sekarang BI independent. Era Soeharto BI dan OJK jadi satu. Artinya operator dan regulator satu badan. Namun kini BI dan OJK terpisah, Jadi lebih prudential pengelolaan moneter. Jadi stigma krisis moneter 98 itu akan terjadi era sekarang itu jelas salah.

Uang dan trust.
Kita mengenal uang sebagai ujud lembaran kertas atau koin. Uang itu kita kenal dan akrab dengan keseharian kita untuk melakukan aktifitas pertukaran barang dan jasa. Dengan uang maka semua ada nilai untuk dibeli, dijual dan di nominalkan. Lantas bagaimanakah uang itu diciptakan dan darimana asalnya ? Dahulu kala uang itu dibuat dari emas dan perak. Berapa nilai uang itu , ya tergantung dari beratnya koin emas atau tembaga. Artinya uang berhubungan langsung dengan nilai materi yang melekat padanya.Tapi dia era modern , ketika populasi manusia semakin bertambah, kebutuhan semakin luas, perpindahan penduduk, barang dan jasa semakin cepat. Maka uang tak bisa lagi sepenuhnya ditentukan dengan materi yang ada. Uang sudah bergeser menjadi ”sebuah nilai ” yang tak bisa lepas dari "Internationalisasi." Uang dan politik adalah satu kesatuan yang tak terpisahkan. Suka tidak suka inilah kenyataanya. Dari segi monetary system kita menyatu dengan system keuangan global.

Walau semua serba transference namun pasar berbuat sesukanya berdasar data real tesebut. Disinilah nilai uang diukur dan ditentukan oleh segelintir pemain. Cadang devisa negara dalam berbagai mata uang tak lagi terkait langsung dengan jumlah rupiah yang beredar. Cadangan devisa hanya dipakai untuk transaksi atau belanja yang mengharuskan tunai atau cash advance bermata uang asing. Sementara hampir 90% transaksi lintas negara ( cross border ) yang dilakukan dunia usaha tidak berupa cash advance tapi commitment. Commitment ini dalam bentuk instrument yang dilegimite oleh kesepakatan multilateral baik dalam kuridor WTO maupun BIS dan lainnya. Hitunglah berapa perputaran uang dibalik commitment itu?. Anda akan terkejut. Jumlahnya diatas cadangan devisa negara kita. Bahkan melebihi SUN yang kita terbitkan. Atau melebihi dari jumlah pajak yang terkumpul. 

Proses uang itu sangat sophisticated, misal Corporate melakukan pinjaman luar negeri. bermata uang asing. Apabila mereka mendapatkan penghasilan dalam mata uang rupiah, lantas bagaimana menjamin keseimbangan kurs antar mata uang agar transaksi ini tidak merugikan. Pertanyaan berikut, apabila pinjaman itu gagal siapakah yang akan menjamin uang itu kembali. Juga beragam kegiatan investasi yang berhadapan dengan resiko perbedaan kurs itu. Pertanyaan ini akan panjang sekali bila kita melihat melalui kacamata uang secara normal.Proses itu bergerak sangat cepat , bukan lagi jam atau hari ukurannya tapi detik.

Tapi dalam system moneter ini sudah diantisipasi. Yaitu melalui berbagai instrument derivative yang mendukung proses perputaran uang. Instrument ini tidak melihat devisa negara sebagai kekuatan mata uang. Tidak melihat fundamental ekonomi sebagai dasar uang. Tapi melihat dari sisi ”kepercayaan ” ( trust ). Trust ini adalah energy ( power) dari uang itu sendiri untuk terus berputar mengorbit melintasi dunia sebagai alat tukar. Sementara system moneter adalah software untuk memungkinkan uang terkendali sesuai program yang diinginkan. Didalam software itu terdapat fitur seperti CDS dan berbagai produk derivative keuangan lainnya. Besar /kecilnya atau kuat / lemahnya trust ( energi) dapat dilihat dari tingkat premium credit Default Swap (CDS) yang dibayar.  CDS itu biasanya meliat tingkat rating ( trust ) obligasi yang diterbitkan oleh pemerintah. Semakin murah CDS semakin tinggi tingkat ”trust” dan tentu semakin tinggi energy yang berputar. Arus investasi akan masuk deras. Nah, Apa jadinya bila CDS tingkat premiumnya semakin tinggi ? tentu ongkos transaksi semakin mahal dan resiko semakin terbuka lebar. Uang akan mengalir keluar ketempat yang energynya besar. Pada saat inilah commitment uang menjadi hancur. Bila hancur maka mata uang yang kita pegang lepas dari orbit. Uang akan terjun bebas tak terkendali hingga harga harga barang sehari hari akan melambung tinggi tentu akan membuat rakyat miskin semakin miskin.Yang kaya jatuh miskin.

Jadi kesimpulannya adalah uang bukan hanya lambang legitimate dan kekuasaan negara tapi juga uang sebagai lambang kepercayaan. Bila kita percaya tapi dunia tidak percaya maka kita hancur. Bila dunia percaya tapi rakyat tidak percaya, masih engga ada masalah. Nah..pada saat sekarang CDS Credit default swap (CDS) kita, jika dibandingkan dengan peers, juga relatif lebih baik. CDS Indonesia tenor 5 tahun adalah 136,42. Lebih baik daripada Brasil, India, Afrika Selatan, dan Turki. Bandingkan ketika tahun 2008. Ketika bail out CENTURY dilakukan, premium CDS sudah mencapai 1200 bps dan ini sudah dipinggir jurang kejatuhan total. Relatif rendahnya CDS Indonesia saat ini menunjukkan bahwa premi risiko investasi di Indonesia relatif lebih baik. Kita kuat dan terlalu kuat untuk dipermainkan oleh ancaman kurs melemah.

Uang dan Produksi.
Bagi orang awam yang terbatas wawasan keuangannya, dia hanya mengenal satu kata money atau uang. Dia dapat uang dari gaji atau laba usaha dan kemudian dibelanjakan sesuai dengan pendapatannya, kalau ada lebih dia tabung. Dalam kasus ini uang ya uang. Tapi ada juga orang yang menyebut uang itu adalah arus terus menerus atau Currency. Perhatikan, dia tidak menyebut uang tapi arus.. ya sama dengan arus listrik. Kalau di analogikan, uang menjadi sumbu negatif dan aktifitas usaha adalah sumbu positip. Karena adanya sumbu positip dan negatif maka terjadilah current atau arus listrik yang bisa menimbulkan energy untuk bergeraknya roda ekonomi kedepan tanpa henti.

Rekening di bank atau perusahaan di sebut rekening arus ( current account). Bagi mereka uang bukan lagi selembar kertas. Bukan hanya alat transaksi. Bukan. Tapi uang sebagai sarana menghubungkan satu sumber daya dengan sumber daya lain agar terus terjadi hubungan arus yang tiada henti. Contoh bagaimana menghubungkan sumberdaya manusia dengan sumber daya barang, Sumber daya barang dengan sumber daya uang. Sumber daya uang dengan sumber daya pasar, dan lain sebagainya. Selagi hubungan antar sumberdaya itu terus terjadi arus maka itulah uang sebenarnya. Itulah uang dalam perngertian kapitalis. Dimana sebetulnya uang itu omong kosong. Uang itu hanya sarana memicu distribusi capital untuk terjadi beragam aktifitas terbentuknya peradaban. Jadi bukan jumlah berapa banyak uang yang dikumpulkan, bukan seberapa kuat mata uang,  tapi seberapa banyak aktifitas usaha yang bisa di kembangkan karena uang. Selagi arus atau current terus terjadi dengan ditandai aktifitas usaha tidak terhenti maka tidak ada hutang yang perlu dikawatirkan. Mengapa ? Karena current mempunya energy yang bisa dengan otomatis menciptakan hutang baru atau uang baru. Itulah miracle of capital. Akan terus begitu.

Hukum pasar.
Seharusnya pemerintah mengontrol  kurs seperti era Pak Harto. Dengan kurs tetap itu kita lebih leluasa menentukan besaran kapasitas ekonomi kita dan moneter sepenuhnya dibawah kendali Pemerintah. Walau banyak kekurangan sistem itu namun faktanya China selama sekian decade berhasil tumbuh cepat berkat kurs tetap itu. Tetapi dengan kurs mengambang seperti sekarang ini , kita dipermainkan pasar. Padahal fundamental ekonomi kita kuat sekali.  Kinerja ekonomi kita nomor tiga terbaik diantara anggota G20.” Kata teman. Dengan tersenyum saya katakan bahwa Indonesia bukan China yang tidak mengakui Tuhan dalam sistem negaranya. Negara kita pancasila. Ketuhanan yang maha Esa adalah sila pertama, yang merupakan sumber hukum itu sendiri. 

Dalam islam diajarkan pada setiap orang berhak menjual atau tidak menjual apa yang dimilikinya. Demikian pula setiap orang berhak membeli atau tidak membeli apa yang diinginkannya. Hal ini ditegaskan dalam Quran:“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu”. (an-Nisa’:29). Hal ini juga ditegaskan dalam Hadis: “sesungguhnya jual beli hanya bisa dilakukan atas dasar suka sama suka”. (Ibnu Majah:2176). Rasulullah juga melarang jual beli yang dilakukan dalam keadaan terpaksa seperti diceritakan Ali bin Abi Thalib. (Abu Daud:2935).  

Bagaimana dengan agama lain? saya yakin sama. Karena hukum perdagangan konvensional yang diambil falsafahnya dari Injil dan Taurat juga punya prinsip yang sama.  Di era sekarang namanya Liberalisation market. Mengapa sampai Tuhan melarang pasar diatur ? Karena itu hukum ketetap Tuhan. Kalau ada intervensi pemerintah maka itu sama saja berperang dengan hukum ketatapan Tuhan. Pasti kalah. Itu contohnya Arab Saudi sampai kedodoran menahan rial. Pak Harto juga akhirnya tersungkur dan terpaksa melepas rupiah kepasar.  China sama juga yang akhirnya melepas kurs Yuan ke pasar.

Pertanyaannya adalah  mengapa pasar berbuat sesukannya, ? karena hukum pasar itu memang memberikan kebebasan orang untuk melakukan transaksi termasuk menetapkan harga atau kurs mata uang. Itu sebabnya ada istilah sentimen pasar. Artinya rumor saja bisa jadi pertimbangan orang untuk membeli atau menjual rupiah. Apakah itu salah? Tidak juga. Kesalahan itu bukan kepada kurs menguat atau melemah tetapi kepada hukum permintaan dan penawaran. Kita ambil contoh. Tahun 2006 , di China satu kaus ekspor harganya USD 2 atau sama dengan RMB 20. Tetapi sekarang karena kurs RMB terus menguat maka harga satu kaus jadi USD 3 atau naik USD 1. Kalau China tetap menjual seharga RMB 20 maka itu sama saja pabrik garmen harus rela memotong labanya sendiri. Itu juga terjadi pada Thailand yang kurs menguat.  Pertanyaan berikutnya adalah mengapa kurs menguat tidak memberikan kebebasan kepada China atau Thailand menaikan harga jualnya? masalahnya kurs boleh menguat tetapi daya beli tidak meningkat. Kapasitas pasar kan terbatas. Maka yang terjadi adalah hukum pasar. Kalau china atau thailand ingin terus menjual maka mereka harus turunkan harga dan penggal labanya atau dilindas persaingan dengan negara lain yang kurs mata uangnya melemah. Ini soal pilihan. Engga ada yang maksa.  Suka sama suka.  Nah sampai disini kita bisa paham. Uang satu hal tetapi produksi juga hal lain. Masalahnya apakah kita akan membela produksi ataukah membela kurs mata uang agar terus perkasa? 

Untuk menjawab pertanyaan ini, saya gunakan teori ekonomi , yang saya sebut teori sarung. Anda tahu kan sarung? Kalau anda pakai sarung, anda angkat sarung itu hingga metutup kepala maka bagian bawah, kolor anda keliatan. Kalau anda turunkan sarung itu maka dia jadi pakaian standar untuk sholat. Nah begitu juga dengan melemahnya mata uang terhadap mata uang lainnya. Kalau kurs melemah maka akan mendorong produksi dalam negeri meningkat. Mengapa? karena adanya daya saing domestik terhadap barang impor. Jadi orang aman dari serangan barang impor yang pasti lebih mahal karena kurs melemah. Tetapi pada waktu bersamaan harga barang impor di pasar akan naik. Yang korban adalah rakyat yang punya penghasilan tetap. Tetapi kalau kurs dibuat kuat, maka orang akan cenderung impor daripada produksi dalam negeri. Dampaknya angkatan kerja tidak terserap. itu yang terjadi era SBY dimana proses deindustrialisasi terjadi akibat kalah bersaing dengan barang impor. Nah dilema kan, seperti sarung.?

Perhatikan kita lihat fakta sejarah ekonomi yang sukses karena kurs yang melemah. Kehebatan china bukanlah melulu karena etos kerja yang tinggi tapi lebih dari kehebatan membuat kebijakan moneter yang sehingga mata uang China sangat murah dan pada waktu bersamaan produk import menjadi sangat mahal dan produk eksport menjadi sangat murah. Inilah trigger yang memicu pertumbuhan dua digit selama 20 tahun lebih. Begitupula dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi di vietnam karena kurs selama 20 tahun belakangan dibuat murah maka orang takut pegang mata uang vietnam. Tetapi produksi dalam negeri melesat menyaingi negara ASEAN lainnya. Jadi ada hubungan antara peningkatan produksi dengan melemahnya mata uang. Contoh Indonesia, ketika mata uang terjun bebas akibat krismon tahun 1998, yang paling dintungkan adalah produksi yang nol import. Mereka adalah para petani dan pengusaha perkebunan. Faktanya yang kini masuk dalam top perusahaan di Indonesia adalah perusahaan yang bersandarkan kepada produksi hasil pertanian itu. Semakin melemah rupiah, semakin melimpah pendapatan mereka.Inilah candu yang memaksa orang ketagihan untuk ber produksi. Pertumbuhan ekonomi yang kini dicapai oleh Indonesia hingga tergabung dalam G20 adalah berkat produktifitas dari hasil SDA dan Perkebunan.

Bila rupiah melemah akan beresiko terhadap laju inflasi. Maklum sebagian besar barang konsumsi rakyat didapat dari import. Untuk terjadinya kemandirian produksi butuh waktu tidak cepat. Ya namanya business tentu membutuhkan waktu untuk proses membangun. Selama proses itu, rakyat akan menjerit karena pendapatan mereka tergerus oleh inflasi. Demikian kata oposisi pemerintah yang berpikir pragmatis. Saya tersenyum. Mana ada pembangunan tidak mendulang korban. Ini soal pilihan. Dan lagi tidak akan berdampak terlalu luas. Karena sebagian besar yang doyan konsumsi adalah middle class yang dikenal solid secara financial. Sementara rakyat kebanyakan , mereka tidak begitu banyak berkosumsi produk import, kalaupun ada, itu bukanlah kebutuhan primer atas dasar keinginan tak terpuaskan. Tetapi bagaimana dengan kewajiban utang pemerintah? helloo utang pemerintah itu 56% dalam mata uang rupiah dan sisanya mata uang asing yang dikelola oleh BI melalui hedging sehingga resiko jatuhnya kurs tidak akan membebani pos pembayaran utang pemerintah.

Seharusnya pemerintah intervensi agar rupiah menguat, kata teman. Tanpa intervensi berlebihan justru bagus karena hukum pasar akan bekerja efektif. Invisible hand market akan berkerja. Daripada pemerintah mengeluarkan dana resiko untuk intervensi menjaga mata uang rupiah dari kejatuhan, lebih baik dana itu digunakan untuk perluasan infrastruktur dan biarkan saja rupiah mengikuti pasar secara alamiah. Mengapa ? ya karena ketika rupiah melemah pada waktu bersamaan dunia international akan melakukan penyesuaian terhadap Indonesia, khususnya tidak lagi menjadikan Indonesia sebagai target eksport tapi target investasi untuk berproduksi. Kelak bila produksi meningkat maka inflasi akan terkoreksi dengan sedirinya dan rupiah akan menguat kembali.  Ini soal pilihan. Naik dan turun akan terus terjadi seperti siang berganti malam. Ini hukum alam. Yang penting adalah bagaimana menghadapi fenomena pasar itu dan menentukan pilihan yang bagaimanapun tidak akan sempurna. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. 

Kita patut bersyukur sebagai bangsa Indonsia. Mengapa ? Ada tujuh sendi kekuatan atau points of strength yang membuat perekonomian Indonesia terlalu kuat. Pertama, jumlah penduduk yang besar yakni sekitar 240 juta jiwa. Kuantitas sebanyak itu merupakan pasar yang menarik bagi para pelaku usaha. Kedua, sumber daya alam yang berlimpah di sektor pertanian dan pertambangan. Ketiga, Indonesia memiliki bonus demografi hingga 20-30 tahun ke depan, di mana sekitar 50 persen dari jumlah penduduk adalah kelompok usia produktif, yang akan merupakan engine of economy growth. Kekuatan keempat yang dipunyai Indonesia adalah cadangan devisa yang besar. Dengan kekuatan ini,Indonesia bisa merespons setiap perubahan lingkungan baik eksternal dan internal secara cepat. Dalam hal ini, pemerintah dan Bank Indonesia mempunyai crisis management protocol sebagai tindakan pencegahan krisis. Kelima, Indonesia memiliki Bank BUMN yang sehat dengan daya tahan yang kuat. Dengan kondisi yang demikian baik, perbankanpun dipandang mampu menghadapi gejolak yang ada. Berdasarkan stress test  atau uji ketahanan terhadap perbankan yang dilakukan OJK , kurs sampai Rp. 20.000 Perbankan kita masih sehat. Keenam, Indonesia memiliki kestabilan politik karena didukung oleh sistem politik yang demokratis. Ketujuh, kekuatan ekonomi Indonesia terletak pada capaian peringkat layak investasi dari sejumlah lembaga pemeringkat internasional. 

Apa yang dikawatirkan? saatnya kerja keras. It is time to change or never.

Saya ingin menutup tulisan ini dengan sajak bijak. 
Aku minta air , Tuhan memberiku samudra.
Aku minta bunga, Tuhan memberiku taman bunga.
Aku minta sahabat, Tuhan kirim anda semua kepada saya.
Disaat bahagia, ku berterimakasihlah kepada Tuhan.
Disaat sulit, ku cari Tuhan.
Disaat sunyi, ku sembah Tuhan.
Disaat menderita, kupercaya Tuhan.
Setiap waktu, ku bersyukur  kepada Tuhan.


Persepsi sesat

  Persepsi itu penilaian atas dasar realita. Realita itu apa yang kita lihat, baca dan dengar. Realita bukan fakta.  Nah di era sosial media...