Sunday, February 05, 2017

Kebodohan


Ketika nitizen berkata kepada saya bahwa apabila ada orang islam membela Al Quran itu biasa tapi yang aneh adalah orang islam bukannya membantu malah ikut menjatuhkan semangat membela Agama. Padahal puncak taqwa adalah melakukan jihad.  Bagi saya, engga perlu bicara tentang jihad. Hari ini sejak orang yang paling keras menyuarakan perjuangan Islam, kemaruk harta dan doyan dengan kemewahan harta , saya sudah tak tahu lagi apa maksudnya. Kamu bisa saja berkata, jihad bukanlah kekerasan. Ini gerakan super damai.Tapi berbareng dengan itu orang lain berkata jihad itulah yang membenarkan bila orang yang dianggap kafir atau murtad dibunuh atau di enyahkan atau di cerca. Tiap tafsir bisa dibantah tafsir lain. Kepada siapa saya bisa minta kata akhir tentang apa sebenarnya yang diperintahkan agama? Maka jangan bicara kepada saya tentang jihad. Kekerasan  tak perlu dan tak bisa diterangkan dengan sabda atau fatwa.

Kalau kamu menafsirkan ada hubungan yang erat antara kekerasan dan ajaran agama, maka itu sama saja kamu menyeret pemahaman agama untuk orang yang malas berpikir. Hal yang universal pesan dari setiap agama adalah cinta dan kasih sayang. Kekerasan karena konsesus UU , itu adalah penegakan hukum yang bertujuan untuk tegaknya keadilan dan ketertiban bagi semua. Suka tidak suka, tidak ada konsesus yang memuaskan semua orang tapi semua orang yang cerdas paham untuk berdamai dengan kenyataan. Kekuasaan bukanlah menempatkan seseorang sebagai yang kalah dan siap menjadi pecundang di hadapan UU.  Namun juga harus di maklumi bahwa pemenang berhak mendapatkan pampasan. Dan yang kalah punya kesempatan merebutnya lewat sistem yang lahir dari sebuah konsesus. Kelak bila kamu bisa mencapai kemenangan , konsesus UU syariah juga tidak akan ada bedanya dengan yang kamu anggap sekular. Tidak akan memuaskan semua orang. Mengapa ? Karena perbedaan itu adalah takdir.

Di situasi dimana sistem demokrasi terbuka yang memberikan peluang bagi sikalah merebutnya, tidak di sikapi cerdas oleh para kaum radikal yang menjadikan agama sebagai emosi pemeluknya. Mereka mengisolasi diri, menjadikan dirinya oposisi, merawat khayal atau phantasma-nya, menyimpan tenaga, dan menanti sampai saatnya datang. Tapi yang nampak saat ini mereka  tak melihat hidupnya berharga makanya tak akan nampak passion berkompetisi secara intelek, dan tak memandang hidup orang lain berharga pula. Maka andai ketika saat itu tiba dan mereka menjadi pemenang maka agama di lembagakan untuk membenarkan penguasa jangan di tanya kalau korup.  Di Indonesia, Aceh yang menerapkan syariah islam, jika dibandingkan dengan provinsi lain, Aceh masih menduduki peringkat teratas dalam korupsi.

Bagaimana kekuasan yang di rebut dengan jargon Islam  di negara islam lainnya ?  Lembaga transfaransi International, mengeluarkan Corruption Perception Index (CPI), dimana  Yaman, Sudan, Libya, Suriah ,Sudan Selatan , Somalia, Pakistan, Iran adalah negara yang termasuk buruk indek korupsi, bahkan jauh lebih baik Indonesia yang berbasis Pancasila. Memang petualang politik sangat suka dengan idiolgi di bungkus agama. Itu sebabnya ia punya cara mencocokan isyu agama yang bisa di makan kaum radikal: petuah dan petunjuk itu, tentang jihad atau perang, lahir dari tafsir yang diutarakan ulama. Makanya cara seperti inilah yang jika ”Islam” adalah nama bagi sebuah peradaban, yang terjadi adalah sebuah riwayat panjang tentang arus yang surut. Penyair muslim kelahiran India, Hussain Hali (1837-1914), yang menggambarkan bagaimana peradaban yang pernah jaya pada abad ke-8 itu akhirnya ”tak memperoleh penghormatan dalam ilmu/tak menonjol dalam karya dan industri”.

Yang kemudian berlangsung adalah Islam yang hanya memungut, cuma meminjam, dan tak bisa lagi memperbaharui. Terutama di dunia Arab, yang pada satu sisi bangga telah jadi sumber dari sebuah agama yang menakjubkan tapi di sisi lain gagal mengalahkan hawa nafsunya sendiri. Bagi setiap orang Islam yang peduli untuk merenungkannya, tiap benda yang kini hampir mutlak dipakai di kehidupan sehari-hari … mewakili sebuah penghinaan yang tak diucapkan—tiap kulkas, tiap pesawat telepon, tiap colokan listrik, tiap obeng, apalagi Sosial media berbasis IT ”. Bahkan terorisme—dari gagasan, gaya, serta peralatannya—datang pada abad ke-20 dari ”Barat” yang mereka haramkan. 

Lingkaran setan tak dapat dielakkan lagi. Merasa di pinggirkan dan kalah. Dalam lingkaran itu kebencian pun berkecamuk—gabungan antara kepada ”mereka” dan juga kepada diri sendiri. Tak mengherankan, di wilayah ini, si radikal berkelimun. Akankah ada kemenangan yang di janjikan Tuhan? Mungkinkah ada ? Saya percaya, kekalahan bukanlah hukuman tapi hanya kurang cerdas berjuang. Dengan syarat perlu melihat kekalahannya sebagai bagian dari pengalaman dan memandang pengalaman itu sebagai, seperti kata petuah lama, guru yang baik. Tapi saya sadar, mereka yang radikal akan sulit untuk bersikap demikian. Terutama ketika petualang politik memperkaya "ulama" untuk terus benci dengan jargon bahwa kekalahannya karena sikafir dan si murtad yang  lahir dari system thagut. Maka chaos diupayakan terjadi, surga yang kekal dijanjikan, maka memang kebodohan menjadi tak ada batasnya…

Friday, January 27, 2017

Populis dan Korupsi..


Katakanlah tadinya ada punya penghasilan lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga. Karena ekonomi anda mapan, tentu tidak sulit bagi anda untuk berhutang membeli segala kebutuhan rumah tangga. Apalagi tawaran dari bank terus berdatangan menawarkan program kredit. Namun karena sesuatu sebab penghasilan anda menurun. Jumlah penghasilan untuk keluarga tidak cukup lagi untuk membayar ongkos kebutuhan sehari hari, bahkan tidak tersisa untuk membayar cicilan hutang motor, rumah,panci. Sebagai suami , gimana caranya mengatasi krisis ekonomi keluarga ini ? 
Pria lemah, akan berusaha menentramkan keluarga dengan cara menggali hutang lagi walau bunga dan sumbernya semakin sulit. Tujuannya agar istri semakin sayang dan anak anak semakin damai melewati masa pertumbuhananya, sambil berdoa semoga kelak ada muzizat perubahan hidup. Pria kuat, akan bersikap realistis. Dia akan meminta istri agar memotong semua biaya yang tidak primer. Tidak ada lagi biaya wisata kuliner bersama keluarga. Tidak ada rencana jalan keluar rumah bersama keluarga apabila tidak penting. Pengeluaran air, listrik , telp harus dikurangi secara significant. Uang saku anak sekolah di kurangi. Dari efisiensi itu akan mengurangi pengeluaran dan pendapatan keluarga bisa menjaga keseimbangan walau dengan keadaan prihatin. 
Sikapnya memangkas anggaran keluarga , dia buktikan dengan sikap hidupnya yang lebih dulu prihatin. Tapi tetap bagaimanapun awalnya kepala rumah tangga akan menghadapi tekanan dari anggota keluarga. Tapi itu harus di hadapi dengan nyali kuat. Mengapa ? tanggung jawab kepala rumah tangga adalah mendelivery kebutuhan dan menjaga keseimbangan ekonomi keluarga. Kalau dia lemah di bawah kendali anggota keluarga maka rumah tangga akan hancur dengan sendirinya. Umumnya kepala rumah tangga yang lemah bukan hanya tidak smart mengelola rumah tangga tapi dia juga lemah terhadap dirinya sendiri. Tidak setia dan mudah menempuh cara pragmatis menyelesaikan masalah termasuk upaya korup dan lain lain.
Dalam kehidupan negara juga sama. Apabila defisit primer APBN terjadi maka pemimpin yang populis tidak punya nyali memangkas anggara rutin. Kawatir rakyat akan marah yang bisa menggoyang kekuasaannya. Penguasa lebih focus mencari solusi pembiayaan lewat berhutang untuk menutupi defisit tersebut sambil berharap ada mujizat di masa depan. Tapi tanpa di sadari dia sedang menggali lubang kejatuhan bukan hanya untuk dirinya tapi juga bagi negara.  Apakah pemimpin yang populis itu kuat secara moral ? tidak.! Data didasari survei Bank Dunia, African Development Bank, Economist Intelligence Unit dan badan-badan lain menunjukan bahwa semakin populis negara tersebut semakin korup, bahkan sistem negara terbangun untuk semakin mudahnya korupsi agar para elite mendukung rezim penguasa. Pada waktu bersamaan demokrasi dan kebebasan pers semakin di kekang.
Banyak keluarga hancur bukan karena tidak ada cinta tapi  karena kepala rumah tangga gagal menjaga keseimbangan itu.  Akibat dari mempertahankan populis di hadapan anggota keluaga. Banyak negara jatuh bukan karena masalah agama atau idiologi tapi karena pemerintah gagal mengelola keseimbangan anggaran akibat terjebak hutang. Dalam APBN kita era Jokowi, dia melakukan pengurangan anggaran belanja rutin pada APBN dan meningkatkan ekspansi fiskal (investasi sektor real ) lewat utang agar ada harapan membayar hutang akibat rezim sebelumnya. Jokowi tidak merasa takut akibat kebijakannya yang berdampak mengurangi sumber korupsi dan rente , pemborosan yang memanjakan birokrat, dan mengurangi subsidi. Semua harus di lakukan agar Indonesia dapat sehat secara financial dan pada waktu bersamaan memaksa semua orang untuk berubah menjadi realistis dengan mengutamakan kerja keras menyelesaikan masalah, bukannya too good to be true..Upaya ini memang tidak mudah, suhu politik akan memanas, namun kebijakan atas dasar niat baik dan cinta akan mendapatkan pertolongan Tuhan.


Sunday, January 01, 2017

HIkmah Film The Passengers

Bayangkanlah anda di matisurikan selama 150 tahun dan di tempatkan di dalam pesawat yang melesat dengan kecepatan setengah kecepatan cahaya. Tujuan perjalanan anda adalah planet Homestead II  yang masih kosong untuk memulai peradaban baru. Karena pesawat bergerak kecepatan cahaya kemungkinan waktu tempuh 120 tahun itu hanya di perlukan beberapa bulan saja. Namun apa yang terjadi bila sebelum 120 tahun itu anda terjaga. Katakanlah 90 tahun lebih awal. Artinya anda harus menanti 90 tahun di dalam pesawat dimana ruang waktunya berbeda dengan di luar pesawat yang bergerak dengan kecepatan cahaya. Tidak perlu bertanya lebih jauh. Itu hanya ada di dalam film PessengersYang terjaga awal dari tidur suri itu adalah Jim Preston ( di perankan oleh Chris Pratt) salah satu dari 5000 penumpang yang ada di dalam pesawat Kriogenik. Jim baru menyadari bahwa dia terjaga lebih awal setelah melihat keseluruh ruangan pesawat hanya dia sendiri yang terjaga. yang lain masih tertidur didalam kapsul. Dia panik karena membayangkan dia harus menanti 90 tahun untuk bisa bersama sama dengan penumpang lainnya. Tentu sebelum 90 tahun sampai dia sudah meninggal karena terlalu tua. Sementara penumpang lainnya usianya berjalan lambat karena para penumpang dibuat menjalani hibernasi dalam kapsul khusus sehingga mereka tidur panjang tanpa menua selama 120 tahun.

Berkat Robot  satu satunya yang ada di dalam pesawat itu  ( di perankan oleh Michael Sheen) , yang bertugas sebagai bartender, dia tercerahkan. Bahwa dia harus memikirkan apa yang sedang dia hadapi tanpa perlu memikirkan di luar dirinya. Artinya dia harus melewati hidup dengan tabah. Di dalam pesawat yang sangat mewah itu semua tersedia. Apapun tinggal ngomong langsung ada. Karena ada robot yang bisa di perintah tanpa bertanya. Ya kira kira sama dengan di Sorga. Namun semua kemewahan yang ada tidak membuat Jim merasa bahagia. Mengapa ? Karena dia tinggal sendirian. Walau ada robot yang setia melayaninya dan berbicara namun itu hanya robot tanpa perasaan.  Karena itulah dia terpancing untuk membangunkan salah satu penumpang pesawat agar bisa menjadi sahabatnya dalam kesepian. Berkat keahliannya sebagai tukang mekanik tentu tidak sulit bagi Jim membuka kapsul itu dengan tuntunan buku manual yang tersedia didalam pesawat itu. Tapi ada keraguan. Secara moral dia tidak bisa memaafkan dirinya bila karena kesepian dia harus membangunkan seseorang terjaga dari tidur panjangnya. Artinya dia tidak mungkin mengajak oran keluar dari mimpinya untuk bersama sama dengan dia menghadapi kenyataan. Butuh beberpa bulan akhirnya dia berdamai dengan niat dan pikirannya. Mengapa ? HIdup adalah pilihan. Mati menua dalam kesendirian itu adalah kebodohan. Bagaimanapun dia butuh sahabat untuk melewati hidupnya. 

Dengan perasaan bersalah , Jim membuka kapsul dari penumpang yang bernama Aurora Dunn ( di perankan oleh Jennifer Lawrence ). Seorang jurnalis terkenal bermukim di New York. Wanita cantik dan cerdas. Ya seperti Nazwa Shihab. Pilihan kepada Aurora memang terlalu tinggi bila di bandingkan dia hanyalah seorang tukang mekanik. Aurora tercatat sebagai penumpang kelas 1 sedangkam Jim kelas ekonomi. Tapi yang namanya memilih setiap orang cenderung memilih yang terbaik.  Ketika Jim berhasil membuka kapsul itu, dia langsung berlari menjauh. Kawatir perbuatannya di ketahui oleh Aurora. Keesokan harinya Jim bertemu dengan Aurora di ruang makan. Jim beriskap seakan terkejut denga kehadiran Aurora.  Butuh waktu berbulan bulan sampai akhirnya Jim bisa akrab dengan Aurora. Selama itu, dia berusaha menjaga prilakunya tanpa terkesan menggoda Aurora. Berusaha memberikan pencerahan kepada Aurora bagimana menerima kenyataan hidup dan melewatinya tanpa rasa takut. Pertanyaan Aurora kepada Jim mengapa ikut program perjalanan ke planet, di jawab Jim dengan santai bahwa dia ingin terlibat dalam kehidupan yang masih zero, dan profesi tukang tentu di perlukan untuk membangun planet itu. Dari kedekatan itu, mereka bisa saling memahami. Tapi butuh waktu lama sampai akhirnya Aurora jatuh cinta. Namun ketika Jim hendak menyampaikan lamarannya , kedoknya terbuka. Bartender membuka rahasia kepada Aurora bahwa Jim sengaja membangunkannya dari matisuri di dalam kapsul hibernasi. Aurora kecewa karena merasa Jim sengaja memanfaatkanya untuk tidak sendirian di dalam pesawat. Itu sama saja Jim merenggut impian dan harapannya untuk sampai ke planet Homestead II.

Awalnya perasaan cinta Aurora muncul karena situasi dan kondisi dimana dia tidak punya pilihan namun setelah tahu bahwa dia dimanfaatkan maka cinta berubah menjadi benci. Jim tidak kecewa atas sikap Aurora. Dari awal dia sadar resiko yang akan dihadapinya.Lambat atau cepat Aurora harus tahu niat Jim membangunkannya lebih awal dari kapsul hibernasi itu. Walau mereka satu pesawat dan hidup berdua saja di dalam pesawat namun tak ada lagi canda tawa dan teguran. Jim pasrah denga sikap Aurora. Sampai akhirnya salah satu penumpang yang juga kapten pesawat bernama Gus Mancuso ( di perankan oleh Laurence Fishburne ) terjaga dari kapsul hibernasi. Dari Gus, Aurora tahu Jim terbangun karena adanya kerusakan pesawat ketika terjadi benturan dengan meteor, dan Gus tahu kalau Aurora terbangun karena ulah Jim. Gus bisa memaklumi Jim namun Aurora tetap tidak bisa memaafkannya Jim. Akibat dampak negatif dari hibernasi, Gus akhirnya meninggal. Sebelum meninggal Gus memberikan kartu akses kedalam kemudi kontrol dan seluruh fasilitas mesin pesawat. Gus berpesan agar mereka berjuang memperbaiki kerusakan mesin demi 5000 penumpang yang ada di dalam pesawat. 

Kebersamaan Aurora dan Jim kembali bertaut bukan karena cinta tapi karena nilai moral untuk menyelematkan penumpang lainnya. Benarlah sesuai analisa Gus bahwa pesawat setiap hari mengalami kerusakan pada panel sirkuit yang mengendalikan energi penggerak pesawat. Sampai pada puncaknya terjadi kebocoran pada sistem fusi yang bisa berdampak terjadi ledakan menghancurkan pesawat berkeping keping. Jim harus menutup kebocoran itu. Namun sistem otomatis yang tersedia di pesawat tidak bekerja. Satu satunya cara adalah melakukannya secara manual. Untuk itu JIm harus keluar dari pesawat untuk menghidupkan sistem manual tersebutd dan Aurora harus menarik tuas Manual bersamaan waktunya Jim menghidupkan sistem itu. Apabila palka bisa ditutup maka secara sistem pesawat bisa memperbaiki kebocoran itu dan mendinginkan pesawat. Mereka sepakat menjadi tim.  Adegan yang luar biasa adalah ketika Jim memutuskan untuk keluar dengan resiko terbakar dan mati. Kemungkinan selamat kecil kecuali Jim bisa menjauh dari sumber energi panas itu ketika pintu katel di tutup. JIm tidak peduli dengan resiko itu demi 5000 penumpang. Moment itulah yang membuat Aurora menemukan nilai dari seorang Jim. Bahwa Jim pria luar biasa yang tidak pernah memikirkan dirinya sendiri. Padahal tadinya Aurora berprasangka buruk bahwa Jim membangunkannya dari hibernasi karena sifat ego tanpa peduli bula harus mengorbankan orang lain. Benih cinta mulai bangkit kembali namun dalam situasi Jim harus menghadapi maut. 

Mereka berhasil menyelamatkan pesawat dari kehancuran karena aksi Jim yang heroik. Namun karena itu JIm terlempar jauh dari pesawat dan mengawang di jagad ruang hampa udara. Oksigen hanya berasal dari pakaian astronot yang dikenakan Jim , sampai akhirnya habis. Saat itulah Aurora dengan keberanian luar biasa tanpa peduli resiko mati, keluar dari pesawat untuk menyelematkan Jim. Akhirnya Jim bisa di tarik ke kembali kepada pesawat namun menurut alat detektor Jim sudah tidak bernyawa. Tanpa berputus asa, Aurora berusaha membangunkan Jim dengan menggunakan peralatan medis yang tersedia di pasawat itu. Jim bisa di selamatkan dari kematian.   Jim terharu karena Aurora menjemputnya kembali dan menyelamatkan hidupnya. Dari cara aurora menyelamatkan Jim menggunakan alat medis yang ada di pesawat itu ,  cara untuk menghidupkan kembali kapsul hibernasi tersibak. Tapi itu hanya untuk Aurora bukan Jim yang memang kapsulnya sudah rusak. Jim memberikan pilihan kepada Aurora untuk kembali kedalam tabung hibernasi untuk tidur selama sisa 90 tahun perjalanan pesawat. Jim lebih bahagia bila Aurora menemukan kebahagiaan atas pilihannya. Namun Aurora tidak menginginkan pilihan kembali kedalam tabung. Baginya setelah dia menemukan cinta, keihklasan, hidupnya dan pilihannya sudah selesai. 

Tuesday, December 13, 2016

Masuk dalam lingkaran Hizbulllah



"Memanglah surga itu bukan tempat yang mudah dicapai tanpa melalui cobaan.Tidak bisa dikatakan seseorang beriman sebelum diuji."

***
Januari menyimpan kesan tersendiri bagiku, terutama bangku yang terletak di Central Park. Tentang seseorang yang tak mudah kulupakan. Aku memang merindukan kehadirannya. Semua tentangnya terlalu berarti untuk dilupakan. Ketika aku melangkah masuk ke taman itu, bayangan tentang setahun yang lalu kembali membayang dengan jelas. Wajah kemerahan dari sosok wanita blasteran Asia Amerika berjalan menghampiriku sembari senyum. Tubuhnya berbalut long coat peredam embusan angin dingin di bulan Januari.
“Saya senang akhirnya kita dipertemukan dalam satu tim, apalagi kamu adalah saudara muslimku,” katanya. 
Aku terkejut. Muslimkah dia?
“Aku memang wanita muslim, tepatnya mualaf. Temanku yang dulu sama-sama kuliah di Harvard telah mengantarkan keimanan Islam ke dalam hidupku,” sambungnya seakan membaca keingintahuanku tentangnya.
Data tentangnya yang aku terima dari markas ICF menyebutkan bahwa wanita ini berotak cemerlang. Penyandang gelar Ph.D di bidang financial and banking. Pernah menjabat sebagai chief dealer di salah satu lembaga keuangan terkemuka. Namun, ia meninggalkan gemerlap kehidupan kariernya untuk bergabung dalam misi kemanusiaan.
Keyakinannya dalam Islamlah yang membuat dia memilih menggunakan kepintarannya demi tegaknya syiar islam. Untuk hal ini dia punya alasan sendiri. “Betapa kecil, betapa rendah, dan betapa hinanya aku di depan kemahaagungan Allah. Betapa pemurahnya Allah yang telah memberikan segala nikmat-Nya untukku, yang terbaik buatku. Padahal, kalau Dia berkehendak, setiap saat semua itu bisa dicabut-Nya. Aku tidak mau mendustakan nikmat yang telah Allah berikan. Aku harus bersyukur terhadap segala pemberiaan-Nya. Akan kupertebal kesabaranku hanya dan hanya untuk mencintai Allah. Untuk itulah kuabdikan diriku untuk program kemanusiaan ini.”
Dia memang pejuang sejati yang tak kenal menyerah. Kadang aku malu dengan keteguhannya menghadapi berbagai masalah. Satu ketika dalam email dia menulis catatan yang berisi kerinduannya untuk menjadikan Islam sebagai jalan hidup yang lurus. “Sudahkah kita bercinta dengan Allah? Hanya dengan Allah? Dengan selalu pasrah, patuh, dan tunduk pada undang-undang-Nya? Berucap dengan jiwa dan raga bahwa yang benar itu benar dan yang salah itu salah? Sudahkah itu kita lakukan? Sudahkah kita berbuat yang terbaik untuk Allah? Untuk kemuliaan risalah-Nya? Apa?”
Kami bertemu kembali ketika briefing di markas ICF. Dia begitu bersemangat ketika memaparkan rencananya atas misi yang harus dilaksanakannya. Matanya berbinar ketika aku berdecak kagum melihat ketelitiannya membuat perencanaan. “Allah minta kita menggunakan akal kita untuk membuat rencana dengan baik dan selanjutnya kita ikhlas untuk tawakal terhadap apa pun hasil yang akan dicapai. Namun, rencana yang baik tentu harus didasarkan pada niat yang baik pula. Dengan begitu, pertolongan Allah akan menyertai setiap langkah kita.” 
Selanjutnya, dalam setiap langkah dia melakukan manuver yang kadang berisiko. Namun, kami dalam tim telah saling mengenal. Kesetiaan yang didasarkan pada kehormatan untuk menegakkan keadilan telah memperkuat kebersamaan kami. Pergulatan perjuangan yang ada telah menyeret kami semua dalam situasi yang sulit. Satu demi satu anggota tim tersingkir dalam setiap putaran. Mereka memilih mencari selamat atau menghindar untuk melupakan misi. Keadaan ini membuat kami harus menata ulang strategi dan taktik. Namun, dia menolak dengan keras.
“Bukan strategi yang harus diperbaiki tapi semangat kitalah yang harus dipertebal. Ingatlah, semakin tinggi tekad kita maka semakin tinggi pula tantangan yang harus kita hadapi. Allah hanya akan memberikan kemenangan jika kita berjuang tanpa lelah dan pantang menyerah. Ini hanya masalah keyakinan dan kesabaran serta berserah diri kepada kekuasaan Tuhan,” katanya. 
Aku diam namun mulai merasa khawatir ketika dia memaksa kami untuk memotong jalur lalu lintas dana komisi haram dari beberapa rekening. Aku tegaskan bahwa itu bertentangan dengan sunatullah yang mengajarkan untuk berjuang dengan cara yang benar. Yang hak dan batil tidak boleh dicampur aduk. Namun, dia tetap dengan pendiriannya.
“Apa kamu tidak tahu keadaan yang sebenarnya? Lihatlah sekeliling kamu. Adakah keadilan? Mereka yang berkuasa dan mempunyai akses permodalan dengan enaknya menumpuk uang dari hasil haram di lembaga-lembaga keuangan yang ada di financial center. Mereka telah membuat kondisi ekonomi global menjadi tidak sehat. Pasar uang di-create untuk akhirnya mendorong suplai uang ke sektor moneter. Mereka adalah segelintir manusia yang sangat berkuasa dan memegang kontrol yang begitu besar atas lembaga keuangan kelas dunia. Sementara itu, sektor produksi yang memberikan efek multiflier bagi masyarakat luas diabaikan. Kita harus berbuat sesuatu. Tidak ada yang bisa diharapkan dari mereka yang dengan ikhlas untuk membantu kita ! Lawan!” katanya dengan berapi api.
Kami semua hanya dapat menghela napas panjang. Dia tetap melangkah dengan caranya dan kami mengawasinya dengan cemas. Aku sendiri lebih memilih cara konvensional walau sangat sulit. Tak banyak yang dapat kuraih dari semua caraku. Keadaan ini membuat aku merasa kecil di hadapannya, apalagi aku mengetahui dia berhasil masuk ke lingkaran konspirasi para pengelola dana offshore. Dia melenggang dengan lincah dan berhasil mengalirkan beberapa persen dana komisi haram itu untuk mendukung pembangunan proyek kemanusiaan di beberapa negara miskin.
Namun, belakangan upayanya tercium oleh otoritas keuangan internasional walau tidak mampu mendeteksi langkahnya, apalagi mendapatkan bukti dari operasinya. Pihak otoritas memperketat pengawasan melalui berbagai jalur. Langkahnya untuk menyalurkan dana hasil operasinya semakin sulit. Dia kehilangan cara pintarnya. Semua pintu tertutup rapat.
“Negara maju memang telah menciptakan hukum ganda. Mereka memperketat operasi keuangan offshore untuk private tapi membiarkan grup lembaga keuangan tertentu berpesta pora dengan hidden fund yang ada di pasar gelap. Mereka terus menangguk kemudahan akses permodalan berbiaya murah, kemudian menyalurkan dana tersebut bagi negara-negara miskin dengan syarat yang menyulitkan tetapi menguntungkan mereka secara ekonomi dan politik,” katanya dalam keputusasaan.
Aku sangat terkejut ketika tim kami yang ada di Madrid mengabarkan bahwa dia masuk ke daftar target grup tertentu untuk “dihabisi”. Hal ini karena dia mengadakan kontak dengan beberapa agen Hisbullah di Turki untuk memberikan dukungan dana perjuangan melawan agresi Israel. Keadaan ini memaksa ICF menugaskanku untuk menariknya dari Istanbul Connection. Masalahnya, dia belum berpengalaman dalam bidang penyaluran dana untuk politik, apalagi ini berkaitan dengan pertikaian yang melibatkan negara super power dengan Israel sebagai proxy. Keadaan ini tentu akan membahayakan operasi tim secara keseluruhan. Beberapa anggota tim yang ada di Madrid dan Dubai juga ditugaskan oleh ICF untuk menarik dia keluar. Namun, mereka tidak pernah berhasil menemukannya. Aku sendiri kehilangan kontak dengannya.
Sebulan sebelum ulang tahunku, aku mendapat telepon dari dia. Aku sangat terkejut bercampur senang.
“Aku tahu langkahku sangat ditentang oleh tim tapi aku tidak punya pilihan. Aku harus melangkah menurut kata hatiku. Mungkin pengetahuan agamaku belum begitu dalam namun aku mengetahui dengan pasti bahwa aku harus berbuat untuk sesuatu yang kuyakini dan… kemudian mati.” Terdengar suaranya tertahan tangis.
“Aku tahu kamu melakukan itu semua hanya karena ingin mencari rida Allah. Tapi harus dicatat bahwa keberadaanmu sangat diperlukan oleh tim. Perjuangan kita masih panjang. Kamu sangat berharga bagi kami. Berjuang itu harus dengan kesabaran. Bukankah itu pula yang menjadi keyakinanmu?” kataku dengan lembut, berharap dia dapat mengerti sikapku. Setidaknya dia dapat memercayaiku sebagai sahabat. “Tolong beritahu di mana kamu sekarang,” sambungku.
Dia tidak menjawab, malah menutup telepon.
Seminggu setelah itu, aku mendapat kabar dari tim yang ada di Istanbul bahwa mereka telah menemukannya. Dia ada di rumah sakit dalam keadaan menyedihkan. Dari Hong Kong aku langsung terbang ke Istanbul. Dari aparat kepolisian kuketahui bahwa sekelompok orang menerobos masuk ke apartemennya. Dia diperkosa berkali-kali, diperkirakan oleh beberapa orang. Di sekujur tubuhnya ada bekas terbakar karena api rokok. Kutatap tubuhnya yang terbujur dalam penderitaan sangat. Selama lima hari aku tidak jauh dari tempat tidurnya sampai dia siuman. 
“Aku di mana?” dia betanya ketika matanya terbuka, wajahnya tetap berhias senyum. Tidak tampak dia menderita, seakan dia berusaha membuat aku tenang.
“Kamu di rumah sakit,” aku menggenggam jemarinya.
Air mata mengambang di tubir matanya. “Jangan lemah, Saudaraku. Ini tidak seberapa dibandingkan derita kelak di akhirat bila lalai terhadap kalamullah. Aku tidak menyesali ini terjadi. Ini bagian dari risiko yang harus kuhadapi ketika aku melangkah dengan keyakinanku.” Dia seakan meyakinkanku bahwa dia baik-baik saja dan sadar akan risiko yang harus diterimanya.
“Ya, aku maklum tekadmu. Tapi masuk ke wilayah politik bukan dunia kita. Tidak akan kita dapatkan objektivitas jika perjuangan kita masuk ke wilayah politik. Ini wilayah abu-abu. Tidak akan cukup kemampuan kita untuk mengubahnya. Hanya Tuhan yang bisa. Tugas kita hanya berada di belakang mereka yang menjadi korban akibat politik kekuasaan di mana saja berada. Sebisa mungkin yang lapar kita beri makan, yang sakit kita obati, yang tidak ada rumah kita beri rumah, yang tidak ada pakaian kita beri pakaian. Hanya itu. Yakinlah bila ini terus kita lakukan, by the time, akan ada perubahan. Bukankah Tuhan tak menginginkan perubahan sekali jalan beres tapi ingin perubahan terjadi terus-menerus secara sunatullah agar semua menjadi pembelajaran bagi orang yang beriman. Ya, kan?”
Setelah 45 hari di rumah sakit, dia diizinkan keluar dari rumah sakit. ICF menugaskannya berada di belakang meja. Dia tidak lagi berada di lapangan. Aku sendiri mengantarnya ke Dubai, tempatnya yang baru. Dia tampak murung. Dia tidak senang dengan sikap ICF namun pasrah. Semua akses yang menggunakan ICF dicabut. Lemahkan dia setelah itu? Tidak.
Sebulan berada di markas ICF di Dubai, dia menyatakan mengundurkan diri. Alasannya karena kesehatan. Kami semua maklum. Enam bulan setelah dia keluar dari ICF, aku mendapatkan kabar dia tewas bersimbah darah dengan delapan peluru bersarang di tubuhnya. Dia ditemukan di dalam kamar sebuah hotel murahan di pinggiran kota Damaskus. Di dalam kamarnya hanya ditemukan komputer yang tidak dapat diakses karena dilindungi dengan multi-password. Polisi mengindikasikan dia dibunuh dengan pistol dari jarak dekat. Pembunuhnya tentu sangat profesional.
Dalam kesedihan atas kehilangannya, aku berusaha membaca kembali pesan-pesannya lewat surat elektronik. Sekadar mengingat semua yang pernah disampaikannya. Sebulan sebelum dia menghubungiku untuk terakhir kalinya, tepatnya bulan September, ada pesan seseorang yang tidak kumengerti. Seperti undangan untuk ikut dalam grup chatting. Aku malas menerima undangan itu. Tapi kematiannya memaksaku untuk mengetahui semua informasi yang sampai kepadaku, termasuk email yang memintaku bergabung dalam grup chatting itu. Ketika akses online untuk ikut dalam grup itu kubuka, yang tampak dalam layar monitor adalah kalimat sebagai berikut:
“Ketahuilah, Allah akan selalu cinta dan sayang kepada kita, asalkan kita juga cinta dan sayang kepada-Nya melebihi segalanya. Sungguh, Allah akan selalu memberikan yang terbaik buat kita, asalkan kita pun mau memberikan yang terbaik buat Dia. Ingatlah, Saudaraku. Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya yang juga mau menolong sesama. Yakinlah dengan segenap keyakinan kita, bukan dengan akal kita yang amat terbatas ini. Rahasia kemuliaan Allah selalu menanti hamba-Nya yang tiada bosan-bosannya menebarkan kebaikan dan berjuang untuk mereka yang papa. Percayalah, rahasia keadilan Allah hanya dapat kita nikmati dengan jiwa yang tenang, jiwa yang ikhlas, tunduk, pasrah, dan patuh. Marilah kita bersama membersihkan hati, menyucikan pikiran, menjernihkan perasaan, melembutkan perkataan, menyopankan pandangan, dan menyantunkan pendengaran. Mari kita membenarkan langkah, membenahi setiap gerak. Kita songsong cahaya Allah dengan cahaya iman kita.”
Setelah membaca email itu aku baru menyadari dia sudah mengetahui bahwa lambat atau cepat pihak yang ingin menghabisinya akan menemukankannya. Dia tidak mau melibatkan kami dalam masalah ini, makanya dia memilih untuk menjauhkan kami dari perang yang dia ciptakan sendiri. Akhirnya, dia memang berhasil menjemput cahaya Tuhan dengan cahaya imannya dalam usia 36 tahun.
Tak terasa senja telah menjemput. Lampu taman telah menyala. Aku masih termangu. Semua tentangnya sangat sulit dilupakan, terutama bila melihat kehidupan kini yang selalu menyajikan kepongahan dan ketidakpedulian kepada mereka yang tidak beruntung. Dari sosoknya, aku dan kami semua dalam tim disadarkan bahwa mengakui Islam sebagai agama adalah mudah, namun menjadikannya sebagai jalan hidup adalah soal lain. Memang surga itu bukan tempat yang mudah dicapai tanpa melalui cobaan. Kutinggalkan taman itu namun aku tidak akan pernah meninggalkan kenangan tentangnya.
Sumber : Buku , Cinta Yang Kuberi, Volume 2

Friday, December 02, 2016

Ampuni kami Ya Allah..


Memaafkan satu hal tapi untuk kembali mempercayainya lain hal. Demikian kata teman saya ketika kami berdiskusi tetang sesuatu. Benarkah sikap teman ini ?Saya teringat ketika masih remaja saya merasa marah dengan teman saya. Mungkin karena saya tidak mampu melawannya maka marah berubah menjadi dendam.Bahkan dalam doa saya memohon kepada Tuhan agar orang yang membuat saya kecewa itu dikutuk.Tapi kenyataannya orang yang saya doakan buruk itu nampak biasa biasa saja. Atas masalah ini saya bicara kepada iibu saya. 

Dengan tersenyum ibu saya berkata bahwa ketika orang membuatmu marah dan kecewa sebetulnya Tuhan sedang mengujimu agar kamu sempurna. Mengapa ? Orang yang membuat dirimu kecewa itu berhadapan dengan Tuhan atas sikapnya dan Kamu juga berhadapan dengan Tuhan atas sikapmu.Jadi keduanya berhadapan dengan Tuhan dalam konteks berbeda. Bagi yang mengecewakanmu dia diuji dengan kelebihannya agar dapat bijak sehingga tidak membuat orang lain kecewa dan marah. Sementara bagi kamu yang lemah diuji agar bersabar atas sikap orang lain yang lebih kuat darimu. Keduanya diujji oleh Tuhan. Siapakah yang terbaik? ya dia yang bisa mengambil hikmah dari peristiwa itu.

Saya katakan kepada ibu saya bahwa teman saya itu sudah datang meminta maaf dan saya maafkan. Tapi tetap saya tidak mau lagi berteman dekat dengan dia.Karena saya tidak percaya dengan dia.Ibu saya menjawab bahwa teman saya mendapatkan hikmah dari kesalahannya dan kamu tidak mendapatkan apa apa walau kamu sudah memaafkannya. Maafkanlah dan lupakan.Artinya buka lembaran baru hubunganmu dengan temanmu. Selagi kamu bersikap keadaan tidak sama lagi seperti sebelumnya maka kamu tidak pernah memaafkan.Karena kamu tidak bisa melupakan kesalahan itu.Kamu akan sakit dan hatimu akan mengeras.

Mengapa ? Dalam hidup ini banyak hal yang sulit dimengerti , bahkan terkesan paradox. Tahukah kamu nak, banyak orang yang "gila" alias irasional tapi kamu tidak boleh membencinya.Tetaplah mencintainya. Kadang kamu berbuat baik tapi orang lain menuduhmu pencitraan.Tetaplah berbuat baik. JIka kamu sukses akan banyak teman palsu dan musuh sejati disekitarmu. Jangan takut.Tetap capai kesuksesan. Seberapa besar kamu memberi bantu kepada seseorang, dia akan dengan mudah melupakannya karena beberapa sebab. Tetaplah memberi bantu. Kejujuran itu pahit dan kadang mebuat orang lain terluka.Jangan takut untuk bersikap jujur.

Apa artinya nak? apapun yang terjadi itu bukanlah antra dirimu dengan orang lain tapi antara kamu dengan Tuhan. Kamu tidak boleh merubah jalan kebenaran yang ditetapkan oleh Tuhan hanya karena sikap orang lain.Kalau salah maafkan dan jangan ragu untuk memulai lagi agar kamu dan dia berubah menjadi lebih baik. Kalau kamu menghindarinya karena alasan tidak mempercayainya itu artinya kamu tidak berjalan dijalan Tuhan tapi dijalan kamu sendiri. Dijalan egomu. Selamanya kamu menilai dirimu sendiri dan lupa orang lain juga menilaimu,dan Tuhan maha tahu bahwa kamu terlalu mencintai diimu sendiri dan lupa bahwa sesungguhnya tugasmu harus mencintai orang lain,apapun kondisinya.

Mengapa ? kamu harus mejadi agent perubahan terhadap lingkungan khususnya lingkungan terdekat kamu.Bagaimana kamu bisa merubahnya menjadi lebih baik bila kamu tidak bisa merebut cintanya hanya karena kamu tidak lagi bisa mempercayainya. Banyak orang berkata "dia jahat, tetapi engkau dapat menghindarinya. Islam berkata kepada pengikutinya " dia jahat, tetapi engkau dapat mengubahnya". caranya ? jangan berjarak tapi bersedekatlah, maafkan dan lupakan,perbaruilah..Mari menjadi agent perubahan untuk rahmat bagi alam semesta.

***

Teman saya cerita pernah suatu waktu dia melihat relasi bisnisnya memaki maki seorang wanita yang bertugas sebagai pemandu lagu Karaoke. Penyebabnya wanita itu tidak bisa menyenangkan salah satu tamu. Dia melihat wanita itu nampak berlinang air mata dan berusaha menundukkan kepala sebagai tanda menyesal dan mengaku salah. Tapi relasi bisnisnya terus saja marah dengan makian yang akhirnya Manager Karaoke meminta wanita itu keluar.

Usai kareokean teman saya diantar ke hotel oleh relasinya. Besok janjian akan bertemu lagi di waktu sarapan pagi. Namun keesokan paginya dia dapat kabar bahwa relasinya sudah meninggal karena kecelakaan yang mengenaskan. Supirnya tidak bisa menghindari tabrakan karena kabut musim dingin.

Teman saya itu ingat bahwa relasinya pernah terucapkan kata yang sangat pedih kepada wanita penghibur itu ketika wanita itu menyebut nama Tuhan. " jangan bawa bawa Tuhan. Kamu pelacur. Kamu sampah. Jangankan sama Tuhan, sama manusia aja kamu engga ada harga. " Kejadian itu sangat menginspirasi nya untuk tidak mudah berprasangka buruk terhadap siapapun.

Perbuatan melacur adalah perbuatan maksiat yang merusak dirinya sendiri dan melanggar larangan Allah. Tapi itu urusan dia dengan Tuhan. Tidak ada urusannya menzalimi orang lain. Sementara memaki dan menghina itu perbuatan antara manusia. Kalau Anda menzalimi orang lain , Tuhan tidak akan memaafkan kalau orang lain itu tidak memaafkan. Apalagi sampai orang itu menangis dan menyebut nama Tuhan. Itu artinya, dia sadar bahwa dia pendosa tapi dia tahu bahwa Tuhan tempat kembali ketika dia terhina dan Tuhan maha mendengar doa orang terzalimi.

Nabi Ibrahim as mengundang lelaki tua makan ke rumahnya. Di tengah perjalanan, Ibrahim as bertanya kepada lelaki tua itu mengenai agama yang dianutnya dan si lelaki tua itupun menjawab bahwa ia seorang yang tidak beragama (atheis). Mendengar hal ini Ibrahim as pun menjadi marah dan membatalkan undangan makannya kepada si lelaki tua.

Namun tak lama setelah itu beliau mendengar suara dari atas, ”Wahai Ibrahim, Kami bersabar atasnya selama tujuh puluh tahun meskipun ia tidak beriman (kepada Kami), namun engkau tidak dapat bersabar atasnya meskipun hanya tujuh menit saja?” Mendengar hal ini Ibrahim as pun sadar, lalu beliau pun segera menyusul lelaki tua itu untuk kembali ke rumahnya untuk makan malam bersamanya. Artinya kepada atheis sekalipun kita tidak berhak menghakimi apalagi membenci.

Dalam kehidupan kita sekarang, kadang bila ada orang berbuat maksiat, kita dengan enaknya menghakiminya dengan kata menghina. Bahkan orang yang beragama lain yang begitu baik amalannya, kita mencurigai dia dengan kefanatikan kita. Orang yang tidak seagama , yang tidak semazhab, yang tidak seide dengan kita adalah musuh kita. Padahal siapapun itu adalah ciptaan Allah. Tidak ada hak kita menghujat atau menghakimi kecuali mengimbau dengan bahasa hikmah dan memperlakukan dengan sikap cinta. Karena kebaikan seyogyanya di sampaikan dengan cara baik.

Anak ku..jangan kau hina orang karena keyakinannya dan jangan kau hina orang dengan sikapnya. Tidak perlu kau berkata agamamu lebih baik tapi tunjukkan kepada orang lain bahwa pribadimu memang membuat orang jatuh cinta dan paham bahwa itu karena agama mendidik mu dengan cinta untuk rahmat bagi alam semesta. Paham kan sayang …

***

Saya tutup tulisan ini dengan doa 

“ Ampunkan kami ya Allah. Dihadapan kami ada orang yang di zolimi namun kami tak berdaya menolongnya. Orang miskin dan lapar  terbentang di hadapan kami yang setiap hari memohon bantuan namun kadang kami tidak menghiraukannya. Ada orang yang berbuat baik kepada kami namun kami lupa berterimakasih. Ada orang meminta maaf kepada kami namun kami tak memaafkannya. Bila kami mengetahui aif orang lain, kami tidak menyembunyikannya. Ampuni kami Ya Allah, dari semua keburukan sifat itu. Tuntunlah kami untuk bertobat dan berubah agar kami menjadi rahmat bagi alam semesta.”

Monday, November 14, 2016

Kemungkinan besar Ahok bebas ..?


“Bapak ibu ga bisa pilih saya, karena di bohongin pake surat almaidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya. Jadi kalau bapak ibu perasaan ga bisa pilih nih, karena saya takut masuk neraka, di bodohin gitu ya, gapapa. Karena ini kan hak pribadi bapak ibu. Program ini jalan saja. Jadi bapak ibu ga usah merasa ga enak. Dalam nuraninya ga bisa pilih Ahok”. Itulah kata kata Ahok yang menjadikan terlapor sebagai pihak yang telah menistakan agama. Pasal yang bisa menjadikan Ahok terpidana adalah KUHAP 156a. Harus di ketahui bahwa pasal 156a adalah delik aduan. Jadi dasarnya adalah adanya laporan dari anggota masyarakat terhadap perbuatan Ahok. Pihak Polisi wajib melayani laporan ini sesuai dengan bukti awal yang ada. Polisi juga wajib melakukan penyelidikan untuk memastikan laporan itu benar, bukan hanya sekedar fitnah. Makanya harus ada dua alat bukti yang cukup, yaitu keterangan saksi, bukti rekaman video dan keterangan Ahli.

Saksi yang berkaitan dengan kasus Ahok bukanlah orang yang mendengar video Ahok yang telah di edit dan menjadi viral di sosmed tapi orang yang hadir pada acara di mana Ahok berbicara. Dalam hal ini adalah warga kepulauan Seribu, termasuk pejabat pemda, DPRD, wartawan yang hadir. Mereka akan di tanya apakah mereka merasakan seperti yang tertuang dalam pasal 156 A. Apakah mereka mendengar dan merasakan  yang di katakan Ahok bersifat permusuhan, penyalahgunaan atau penodaan terhadap agama Islam; Dengan maksud agar supaya orang tidak menganut agama Islam. Apabila saksi tidak mendengar dan merasakan kata kata Ahok seperti yang tertuang dalam KUHAP 156a maka kasus tidak bisa di tingkatkan ke penyidikan. Tapi bisa saja di tingkatkan ke penyidikan agar publik dapat tenang dengan menetapkan Ahok sebagai tersangka. Namun pada akhirnya Polisi akan keluarkan SP3  atau kalau di teruskan ke pengadilan, Ahok akan menang mudah. Apalagi video yang beredar sebagai bukti  pelapor tidak sama dengan aslinya, di laporkan setelah lebih 7 hari Ahok bicara di tempat kejadian dan bukan oleh mereka yang  hadir tapi oleh pihak yang mendengar video yang tidak sama dengan aslinya.. 

Bagaimana dengan pendapat Saksi Palapor bahwa apa yang telah di katakan Ahok termasuk dalam penistaan agama, khususnya yang berkaitan dengan surat Al Maidah itu? Untuk itu Polisi akan mengundang Ahli ahli yang tidak ada kaitannya dengan Ahok ataupun Pelapor. Ini saksi indepedent. Saksi Ahli ini tidak seorang saja tapi beberapa yang meliputi ahli agama dan Bahasa. Saksi ahli agama bersaksi untuk mentafsirkan surat Al Maidah sebagai pembuktian apa yang di laporkan/ di tuduhkan oleh palapor adalah benar sesuai dengan kaidah dan khasanah agama Islam. Apabila terjadi perbedaan pandangan dari saksi ahli yang ada maka tuduhan kepada Ahok batal dengan sendirinya. Mengapa ? Karena hukum tidak boleh menghukum seseorang apabila ada sedikit saja keraguan. Lebih baik membebaskan 1000 orang bersalah daripada menghukum 1 orang tidak bersalah. Ini belum termasuk saksi ahli Bahasa. Apabila saksi ahli bahasa mempunyai pandangan berbeda maka gugatan terhadap Ahok juga batal. Kemungkinan besar Ahok bebas. Karena surat Al Maidah itu sendiri multi tafsir. Tentu saksi ahli akan terbelah pendapatnya.

Benarkah ? Karena surat Almaidah itu sendiri di kalangan ulama memang tidak ada yang sependapat bahwa itu berkaitan dengan kewajiban memilih pemimpin muslim. MUI tidak pernah mengeluarkan fatwa mengenai hal ini. Itu adalah Pendapat dan Sikap Keagamaan dan bukanlah Fatwa. Mengapa ? Salah satu syarat menetapkan fatwa adalah harus memenuhi  metodologi (manhaj) dalam berfatwa, karena menetapkan fatwa tanpa mengindahkan manhaj termasuk yang di larang oleh agama. Oleh karena itu, implementasi metode (manhaj) dalam setiap proses penetapan fatwa merupakan suatu keniscayaan. Ada pun metode yang dipergunakan oleh MUI dalam proses penetapan fatwa di lakukan melalui tiga pendekatan, yaitu Pendekatan Nash Qath'i, Pendekatan Qauli dan Pendekatan Manhaji. Pendekatan Nash Qoth'i di lakukan dengan berpegang kepada nash Al-Qur'an atau Hadis untuk sesuatu masalah apabila masalah yang di tetapkan terdapat dalam nash Al-Qur'an ataupun Hadis secara jelas. Sedangkan apabila tidak terdapat dalam nash Al-Qur'an maupun Hadis maka penjawaban di lakukan dengan pendekatan Qauli dan Manhaji. 

Jika kita lihat,  Pendapat dan Sikap Keagamaan MUI tidak ada penjelasan mengenai pendekatan yang di pakai untuk alasan dari keputusan tersebut. Makanya Partai yang berbasis Islam, yang juga punya Dewan Syuro yang berwewenang menilai dan menentukan kebijakan partai sesuai atau tidak dengan syariah Islam mendukung calon kepala daerah yang non muslim. Contoh, Tahun 2012, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung dan sukses memenangkan pasangan cagub-cawagub Cornelis (petahana) dan Christiandy Sandjaya, keduanya Nasrani, di Pilgub Kalimantan Barat yang mayoritas penduduknya (59%) beragama Islam. 2) Tahun 2015, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) mengusung dan memenangkan seorang PENDETA Nasrani-Tionghoa, Thes Hendrata, di pilbup Kabupaten Kepulauan Sula yang mayoritas penduduknya (96.94%) beragama Islam. Dua pasang kandidat lawannya seluruhnya beragama Islam. 3) Tahun 2015, PKB mengusung dan memenangkan Danny Missy (Nasrani) di pilbup Halmahera Barat (Nasrani 59.15%, Islam 40.73%). Sumber 4) Tahun ini, PKS, PAN dan PBB mengusung Paulus Kastanya (Nasrani) di pemilihan walikota Ambon (Nasrani 48%, Islam 34%).

Bagaimana fatwa MUI mengenai Ahok? Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), Maruf Amin, mengatakan sika MUI yang menyatakan Ahok  di kategorikan melakukan penistaan agama, tidak dalam konteks membahas tafsir, bukan Fatwa. Karena MUI sadar bahwa surat Almaidah MUI multi tafsir. Jadi sikap Pimpinan MUI bukanlah fatwa yang harus di patuhi oleh umat islam. Dan lagi tidak ada Ahok mengatakan ulama membohongi “pake" surat Al Maidah. Baiklah, kata kata Ahok itu salah karena menuduh orang membohongi  pake surat Al Maidah. Benarkah ? ada ketua Ormas Islam dalam videonya di Youtube mengatakan dengan tegas “ Dia (ulama bejat) nipu umat pakai Ayat Quran. Dia nipu umat pakai Hadis Nabi”  Perhatikan ada kaliman “…. bohong/nipu pakai ayat/Quran/Hadits…”. Artinya orang menipu menggunakan Ayat Al Quran dan Hadith itu biasa dan banyak. Nabi sendiri memperingatkan hal tersebut. Dan lagi apa yang di katakan Ahok itu berkaitan dengan saran atau mengingatkan rakyatnya tentang bagaimana seharusnya bersikap dalam menentukan hak politiknya. Agar mereka objectif, bukan di pengaruhi oleh faktor yang tidak ada kaitannya dengan program kerja yang di tawarkan oleh cagub.

Tapi ada yang berdalih bahwa karena Ahok non muslim, dia tidak berhak membawa firman Allah yang tertuang dalam AL Quran, apalagi sampai berani menafsirkan. Benarkah ? ini juga masih di perdebatkan. Di dalam Al-Quran ada 2 ayat yang menjelaskan bahwa perintah haji diserukan kepada seluruh umat manusia bukan kepada orang yang beriman saja. Yang pertama, Surat Al Hajj  ayat 27, Yang kedua , dalam Surat Ali Imran: 97. Banyak lagi ayat dalam Al Quran dimana Allah menyeru kepada manusia. Artinya Al Quran itu siapapun berhak mengetahuinya dan tentu mempelajarinya. Ahok sebagai non muslim, diapun adalah politisi. Tentu dia wajib mempelajari  islam, baik melalui buku maupun melalui mentor yang qualified. Tujuannya agar dia bisa memahami bagaimana menghadapi umat islam yang merupakan mayoritas di Indonesia. Pandangannya tentang islam, khususnya surat Al Maidah juga di tulis dalam buku biographinya yang berjudul ‘ Merubah Indonesia.”di terbitkan LP3S.

Saya merasa sedih karena sebagian orang menggunakan Lembaga Fatwa MUI untuk menyudutkan Ahok, memaksa aparat hukum untuk menjadikan Ahok terpidana dengan alasan membela fatwa MUI.  Padahal tidak ada fatwa MUI. Kalaupun ada seruan dari Pimpinan MUI, itu bukan lembaga Fatwa yang harus di patuhi oleh Umat islam. Keadaan ini bukan hanya membuat keadaan jadi gaduh tapi mempermalukan Ulama yang duduk di Dewan Fatwa, yang mungkin nampak bingung kenapa fatwa di bawa bawa dalam ranah politik untuk menjatuhkan Ahok dalam proses Pilkada. Semoga semua kita sadar bahwa kalau inginkan keadilan maka bukan hanya dalam sikap tapi juga dalam pikiran juga harus adil. Semoga di lembaga peradilan Ahok bisa bebas. Bagaimanapun keadilan harus di menangkan.!

Monday, November 07, 2016

Ahok...


Saya dapat inbox dari seseorang yang kesannya menuduh saya membela orang kafir dan membiarkan orang kafir menistakan Al Quran. Tentu yang di maksud kafir ini adalah Ahok. Tentu juga kesimpulannya atas tulisan saya berdasarkan mind block dan tidak membuat dia open mind. Saya tidak pernah bertemu tatap muka dengan orang ini dan seperti biasa dalam postingan saya banyak comment dengan nada tendesius terhadap saya dari orang orang semacam ini. Ya mereka menilai saya dari tulisan saya. Itu saya maklum. Saya sudah siap mendengar tuduhan yang bermacam-ragam, termasuk ”anti-Islam”, “islam liberal” karena pandangan saya bahwa  Islam itu adalah rahmat bagi semua. Menegakan kebaikan tentulah dengan cara yang baik. Sebisa mungkin menghindari pemaksaan dan kekerasan. Karena tidak ada keimanan dengan pemaksaan. Karena Allah telah menegaskan bahwa pemaksaan adalah anti Al Aquran.

Tanpa harus berdebat atas tuduhan terhadap saya , dengan tegas saya katan bahwa saya bukan anti islam. Karena saya bukan warga DKI,  mustahil saya memilih Ahok atau menjadi propagandisnya. Sebagai pengusaha saya berusaha menjauhi dunia politik karena kekuasaan itu bisa berubah kapan saja dan bisnis tidak boleh behenti karena perubahan rezim. Makanya saya menghindari bisnis yang bersinggungan dengan proyek APBN/D. Mungkin saya lambat untuk sukses tapi itulah pilihan saya dalam bisnis. 

Tapi dari keberadaan Ahok, teman saya punya sudut pandang tersendiri. Bahwa Islam di Indonesia punya problem yang tiap kali seperti di daur ulang dari masa kemasa , yaitu ada kecurigaan kepada orang yang mengemukakan pendapat lain tentang Islam. Dengan itu selalu di gunakan sebagai senjata mempengaruhi massa oleh mereka yang punya syahwat politik merebut kekuasaan. Permusuhan bagi segelintir ormas Islam terhadap Ahok sudah ada sejak Ahok di angkat sebagai Gubernur menggantikan Jokowi yang jadi RI-1. Patutkan Ahok di musuhi? TIDAK. Karena Ahok tidak pernah membenci Islam dan umat islam. Ahok tidak punya musuh soal itu. 

Sikap Ahok lebih banyak islaminya terutama sebagai pejabat Negara. Dia berani menegakan kebenaran , kejujuran yang di yakininya. Banyak program umat islam dalam syiar agama mendapat dukungan dari Ahok, bahkan lebih baik dari Gubernur sebelumnya. Ada program perbaikan sekolah madrasah dan memberikan KJP kepada murid madrasah yang tidak mampu, memberangkatkan Marbot ke tanah Suci, membangun masjid megah di balaikota, menutup lokalisasi PSK di Kalijodo, dan lain lain yang oleh Gubernur sebelumnya yang muslim tidak di lakukan, karena tidak terpikirkan. 

Teman itu menyimpulkan ia ”merasa wajib berterima kasih” kepada se-orang Ahok yang semoga ini menjadi inspirasi bagi pemimpin yang beragama muslim agar bisa mengaktualkan islam seperti yang Ahok lakukan dalam memimpin DKI. Ya, karena fitnah dan kebencian orang, Ahok bisa saja kalah, terpidana dalam kasus penistaan agama, dan di penjaran. Atau mungkin saja dia terbunuh. Keluarganya sangat siap untuk itu. Namun dia telah membangkitkan harapan kepada rakyat bahwa akan selalu ada pemimpin yang baik untuk mereka.” harapan adalah seperti jalan di daerah pedalaman, pada awalnya tidak ada jalan setapak, semacam itu, namun banyak orang berjalan diatasnya, jalan itu tercipta.

Di kaitkan dengan penistaan agama, bagaimana ? Tanya saya.
Teman saya mengatakan bahwa Ahok seorang politisi yang sadar bahwa pemilihnya adalah mayoritas beragama Islam. Dia tahu bahwa lawan politiknya menggunakan surat Almaidah-51 untuk memprovokasi orang tidak memilihnya. Tentu ini harus di sikapinya. Bertanyalah dia kepada ahli agama tentang tafsir dari surat Almaidah-51 itu. Dalam hal ini dia bertanya kepada Gus Dur. Ahok memilih sikap seorang Gus Dur terhadap Islam dalam berpolitik dan berjuang untuk orang banyak. Artinya Ahok mendapatkan inspirasi islam dari tokoh Islam cucu pendiri NU, arsitek NKRI, yang juga pernah memimpin NU. Dengan pengetahuan itulah dia bersikap terhadap lawan politiknya khususnya yang menggunakan surat Alamaidah -51. Bahwa Surat Almaidah-51 itu sendiri masih multitafsir di kalangan ulama. Khususnya terjemahan dari  Kementrian Agama, kata Awliya itu berarti teman setia, bukan pemimpin. Dalam hal kontek yang di katakan Ahok, Safie Maarief mantan Ketua Umum Muhammadiah, punya pendapat sendiri, sebagai berikut :

Dari berbagai sumber yang dapat di telusuri via internet, keterangan lengkap Ahok di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, pada 27 September 2016 adalah sebagai berikut: "Jadi jangan percaya sama orang. Kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu ga bisa pilih saya, karena dibohongin pakai surat al-Maidah 51 macem-macem itu. Itu hak bapak ibu ya…" Perhatikan dengan seksama kutipan ini, apakah memang terdapat penghinaan terhadap al-Quran? Hanya otak sakit sajalah yang berkesimpulan demikian. Apalagi jika sampai menista Langit., jauh dari itu. Perkara di kesankan menghina ulama, saya tidak perlu bicarakan di sini, karena memang dalam sejarah Muslim sering bermunculan ulama jahat, penjilat penguasa dengan fatwa-fatwa murahannya. Pokok masalah di sini adalah pernyataan Ahok di depan publik di sana agar "jangan percaya sama orang… karena di bohongin pakai surat surat al-Maidah 51." Ahok sama sekali tidak mengatakan bahwa surat al-Maidah 51 itu bohong. Yang di kritik Ahok adalah mereka yang menggunakan ayat itu untuk membohongi masyarakat agar tidak memilih dirinya.

***
Ahok memang telah jadi kontroversial. Di masa ini seperti tampak dari tulisan saya di blog dan facebook, saya mencoba berperan kecil untuk menjadikan islam itu indah dan rahmat bagi semua. Sudah saatnya Islam tidak lagi di aktualkan dengan gerakan kolosal di jalanan tapi di tuangkan dalam bentuk kesalehan sosial untuk merebut hati orang yang berbeda dan merebut cinta orang yang seiman. Perjuangan utopia yang di tiupkan oleh sebagian orang tentang islam, seharusnya di buktikan dalam karya nyata dengan gerakan gotong royong mengangkat perekonomian rakyat kecil keluar dari lingkaran kemiskinan. Mengadvokasi dan memberikan teladan kepada rakyat kecil, bagaimana menciptakan lingkungan bersih sebagai ujud keimanan kepada Allah. 

Sebagai umat islam, saya berpendapat sebaiknya islam yang mayoritas di negeri ini di pimpin oleh orang islam, terutama Jakarta.  Pertanyaannya bisakah umat islam bersatu memilih pemimpin yang di sukainya? Mengapa suara umat islam terpecah ? Saya melihat tidak ada persatuan karena memang apa boleh buat sudah cacat. Mengapa ?  Karena paham sektarisme, hanya paham sendiri yang di anggap benar; gagasan lain di musuhi. Padahal, dengan ”membuka semua pintu budi akal kita bagi semua pikiran,” akan lahir Islam yang tidak puritan, yang bukan arabisme tapi AL Quran. Yang tak mudah di provokasi oleh petualang politik yang menggunakan agama untuk menang dalam pemilu demokrasi dan setelah itu seperti biasa , setelah berkuasa, lupa dengan umat islam, lupa dengan orang miskin. Dengan kesatuan tanpa terpecah belah kecuali AL Quran, akan lahir Islam yang ”cinta kemajuan dan kecerdasan”. Cinta damai yang menjauhi kekerasan dalam bentuk apapun, serta di garis depan memimpin kemajuan di bidang sosial dan ekonomi.

Dan di samping sektarisme yang membuat islam tidak bisa bersatu, pemimpin yang sesuai dengan teladan Rasul juga langka, bahkan tidak ada yang muncul kepermukaan untuk mempersatukan umat. Karenanya pilihan kepada Ahok sebagai Gubernur yang non muslim, adalah pilihan situasional yang tak utopis namun tidak melanggar hakikat beragama. Bila Ahok menang dalam Pilgub, maka itulah pesan cinta dari Allah kepada kita umat umat islam agar perkuat barisan, dan hentikan perbedaan. Cintai NKRI ini dengan karya nyata seperti Muhammad Yunus di Bangladesh yang sukses mengembangkan konsep bantuan dana usaha skala kecil untuk usahawan miskin yang tidak mampu meminjam dari bank umum , Madam Theresa yang menjadi ibu bagi kaum miskin dan jelata di kota Bombai. Atau masih banyak lagi contoh yang di lakukan oleh kiyai NU yang mampu membangun basis ekonomi rakyat lewat BMI. Itu saja di perluas dan di perkuat, kelak hanya masalah waktu , akan muncul sendiri pemimpin islam yang menjadi cahaya bukan hanya bagi rakyat Indonesia tapi juga dunia...

***
Saya sudahi tulisan ini sambil mengutip kata teman saya yang juga warga DKI ”… pada awalnyanya saya tidak setuju Ahok jadi Gubernur menggantikan Jokowi. Tapi berjalannya waktu, saya lebih banyak setujunya daripada tidak setuju dengan Ahok : Dia punya rationalisme, nasionalisme, dia punya kelebaran penglihatan (broadmindedness), dia punya modernisme, dia punya hati terhadap orang miskin dan punya semangat bagaimana mengangkat orang miskin masuk dalam lingkungan modern jakarta tanpa harus terjebak dengan kehidupan tradisional yang kumuh dan kotor. Dia punya keberanian bersikap terhadap siapa saja yang merugikan Pemrof DKI tanpa takut kehilangan jabatan dan cintra,  dan dia seorang suami yang setia terhadap istrinya dan suami yang pekerja keras. Pribadinya memang islami.."


Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...