Kemarin saya amprokan dengan teman di Mall. Dengan senyum khasnya dia memeluk saya.Kami ngobrol panjang lebar
seakan melepas rindu karena telah lebih 20 tahun tidak bersua. Kebetulan kami berdua terlahir sebagai putra minang. Dia memang
terlambat menikah namun dia lebih dulu punya anak. Demikian saya awali cerita singkat
tentang sahabat ini. Bagaimana bisa begitu ? Sebelum dia menikah , rumahnya di
Jakarta didatangi oleh adik perempuannya yang menjanda karena ditinggal mati
oleh suami. Adiknya punya anak 2 orang. Mereka masih Balita. Tentu kedua anak itu juga adalah ponakannya
sendiri. Dua tahun setelah itu adik perempuannya menikah lagi namun menitipkan
anaknya kepada dia. Kebetulan dirumahnya ada ibunya yang juga tinggal
bersamanya setelah ayahnya meninggal di Kampung. Kemudian , pamannya atau adik ibunya dikampung meninggal. Karena
kemiskinan juga akirnya tantenya datang
ke Jakarta menitipkan ketiga anak anak yang belum berangkat remaja. Tantenya
berharap dia bisa menyekolahkan ketiga anaknya agar kelak bisa menjadi tempat
sandaran dimasa tuanya. Adik sepupunya yang telah tamat SMU datang kejakarta
alasan untuk kerja sambil kuliah karena orang tuanya ( kakak ibunya ) tidak
mampu untuk meneruskan kuliahnya. Jadi mereka yang tinggal dan menjadi bebanya
dirumah ada 8 manusia. Mereka hadir melengkapi hidupnya bukanlah karena dia
undang tapi memang begitulah kehendak Allah tentang hidupnya.
Saya bengong mendengar cerita
teman ini. Ketika itu , dia bukan orang kaya dengan rumah besar di Jakarta.Sebagai pegawai
auditor diperusahaan asing ,dia hanya bisa mendapatkan rumah BTN tipe 72 di pinggiran Jakarta. Rumah itu hanya ada tiga
kamar dan dicicilnya selama 15 tahun. Namun sekecil itu rumah, dia design hatinya menjadi lapang agar cukup menampung 8
manusia, bahkan lebih. Namun bagaimanapun dapat dibayangakan betapa sesaknya rumahnya. Mungkin karena itu dia selalu
gagal menjadi suami karena beberapa calon istrinya memilih mundur ketika
mengetahui beban hidupnya. Dia tidak bisa berbuat banyak.Dan setelah usia
diatas 30, barulah ada wanita muslimah yang
juga anak yatim piatu bersedia
menikah dengan dia. Itupun istrinya punya dua adik perempuan,yang kemudian harus
menjadi bebannya juga. Demikian ceritanya mengapa dia terlambat menikah.
Setelah menikah,dia terpaksa mundur sebagai auditor karena gajinya sudah tidak
cukup lagi untuk menanggung biaya hidup yang mahal. Dia memutuskan untuk
berwiraswasta. Walau pendapatan sebagai wiraswasta belum pasti , tapi dia punya
harapan untuk mendapatkan lebih asalkan dia bekerja keras dan istiqamah.
Awalnya sempat dia ragu melangkah karena membayangkan nasip mereka yang ada
dirumahnya bila dia gagal dalam bisnisnya. Padahal ada pendapatan pasti setiap bulan dia terima tapi dia
tinggalkan. Tapi dia bulatkan hati untuk berwiraswasta. Bukankah mereka yang ada dirumahnya ada
karena Allah. Tentu setiap mereka ada rezekinya dari Allah. Dia yakin itu.
Dia membuka usaha jasa
Consultant bidang Management dan Accounting.
Ketika itu 1998 hampir semua
perusahaan besar dan perbankan dilanda krisis. Salah satu bekas rekanan
perusahaan tempatnya kerja dulu, meminta jasanya menjadi consutlant pendamping
dalam rangka lelang pengambil alihan asset dari BPPN. Rekanannya berhasil
mendapatkan asset dalam lelang itu dan karena itu ia mendapatkan komisi yang cukup besar.
Dari komisi itulah dia gunakan untuk modal mengambil asset yang bermasalah di
BPPN. Dengan kehebatannya dalam financial engineering dan managemen , dia berhasil membeli asset
yang bernilai hanya 20% dari nilai buku dan kemudian dia kembangkan menjadi
perusahaan berkelas dunia. Kini perusahaannya tersebar bukan hanya di Indonesia tapi
juga di luar negeri. Bisnisnya terus berkembang. Saya terpesona. Menurutnya dia
tidak pernah bermimpi untuk jadi konglomerat.Dia hanya ingin menyelamatkan 12 manusia yang diamanahkan kepadanya. Kemudian setelah dia berhasil ,satu demi
satu masalah kemanusiaan muncul diperusahaannya, yang memaksanya untuk
mengambil beban itu dan memberikan solusi. Contoh salah satu usahnya dibidang
perkebunan sawit bersinggungan dengan orang miskin.Dia tidak hanya meningkatkan
nilai Plasma dari produksi sawit tapi juga terpanggil untuk menyediakan sarana
sekolah, kesehatan, menjamin pasar dan menydiakan modal bagi usaha sampingan keluarga
petani (plasma). Dari itu kesejahteraan
mereka terangkat dari sebelumnya,dan berharap setelah itu mereka juga bisa membantu sanak saudaranya yang miskin.
Saya terpesona dengan jalan hidup
yang diambil oleh teman ini. Menurutnya, apa yang dia lakukan karena semata
mata tidak mau dikatakan oleh Allah sebagai pendusta agama. Tahukah kamu orang
yang mendustakan agama,demikian kata Allah dalam Surat Al Maun. Itulah orang yang menghardik anak yatim. Dan
tidak menganjurkan memberi makan orang miskin. Maka kecelakaanlah bagi
orang-orang yang shalat. (yaitu) orang-orang yang lalai dari shalatnya. Orang-orang
yang berbuat riya. Dan enggan (menolong dengan) barang berguna. Sehebat apapun
kita dalam menguasai ilmu agama,sehebat apapun kita melaksanakan ritual agama
seperti sholat, haji, puasa,dll pada akhirnya kita hanyalah sang pendusta agama
bila tidak berbuat apapun terhadap mereka yang miskin. Janganlah pandai
berdalih tapi sebetulnya kawatir bila berbagi hartnya berkurang atau tidak nyaman bila dibebani sanak family.Ingat Allah maha tahu apa yang tersembunyi dihati kita. Diri
kita , tubuh kita adalah harta tak ternilai yang diberi Allah gratis.Ketika
kita bisa makan kenyang sementara tetangga kita ada yang kelaparan maka
andaikan pada jam itu kita meninggal, kita mati dalam keadaan tidak beriman.Berat
sekali ancaman bagi mereka yang lalai terhadap simiskin. Islam adalah agama
cinta dan kasih sayang,bukan agama yang menteror orang dengan neraka dan
memberikan angin harapan sorga. Islam,
adalah agama perbuatan untuk cinta kepada siapapun, terutama kepada mereka yang
miskin. Kalau anda tidak bisa memberi
atau bantu mereka,maka jangan sinis kepada mereka yang miskin dan kalau ada
orang berbeda agama atau mahzab membantu simiskin , jangan hujat! tapi bantu mereka.
Siapapun yang beragama islam maka
dia harus menjadi agent dari Allah untuk menebarkan keadilan bagi kaum duafa,
dan yakinlah tidak ada Agent yang
hidupnya akan sia sia atau bangkrut. Agent Allah adalah orang yang kuat dalam
keimanan, sabar dalam mengemban amanah Allah, karenanya ia selalu dilapangkan
Allah rezekinya, dan disehatkan tubuhnya. Apakah ada kehidupan yang lebih
sempurna dibandingkan dengan agent Allah? Tanya teman itu sambil tersenyum.