Dulu waktu SMA saya pernah
membaca novel yang berjudul “ I lied “ (saya berbohong). Novel itu saya beli
dari toko buku bekas di pasar loak. Saya sengaja membeli Novel berbahasa
inggeris karena ingin melancarkan kemampuan membaca dalam bahasa inggeris. Setiap kalimat saya harus
kuasai betul dan bila tidak mengerti saya harus buka kamus. Itu sebabnya saya
tidak pernah lupa kisah dalam novel itu. Entah mengapa kemarin di bandara saya
menemukan buku yang sama dalam bahasa inggeris tapi itu terjemahan dari novel
bahasa francis.Anehnya ceritanya percis sama. Apakah ini plagiat. Ah bukan
urusan saya. Cerita novel itu singkatnya adalah seorang wanita yang sangat
mencintai pria idamannya. Wanita ini bukanlah wanita istimewa sehingga mudah
membuat pria tertarik. Masalalu wanita ini juga tidak bagus karena dia pernah
dikecewakan oleh pria yang dicintainya.Pria itu pergi setelah berhasil
merenggut keperawanannya. Tapi dengan kekuranganya itu, tidak membuat dia
merasa tidak pantas untuk mencintai seorang pria. Baginya mencintai bukanlah
dosa dan karena itu tidaklah naif. Bila cinta tidak berbalas juga bukanlah hina
karena pemberi cinta sesungguhnya adalah Tuhan.Tuhan yang membenamkan panah
cinta itu kedalam hati manusia yang karenanya membuat manusia nyaman. Tidak
semua cinta itu dibentangkan karpet merah yang sehingga orang yang dicintai
otomatis menerima.Tidak! Tuhan punya caranya sendiri untuk bertautnya cinta
itu. Yang pasti is not easy. It is true love. Ada perjuangan panjang untuk
meraihnya.
Selanjutnya, benarlah, awal
pertemuan dengan pria itu disebuah klinik dan berlanjut menjadi persahabatan.
Pria itu bercerita bahwa dia sedang jatuh cinta kepada wanita lain dan wanita
itu memberikan dorongan semangat untuk dia harus berjuang mendapatkan wanita
idamannya itu. Namun berjalannya waktu, pria itu datang kepadanya bahwa dia
gagal dengan cintanya. Wanita idamannya lebih mencintai pria lain. Pria itu
down. Wanita sahabatnya memberikan semangat untuk dia bangkit kembali dan
mencoba melupakan masa lalunya. Kadang kita harus menemukan banyak wanita yang
salah untuk menemukan wanita yang tepat untuk jodoh kita. Dalam kekosongan
itulah, pria itu mulai merasakan bahwa dia berhutang terhadap wanita sahabatnya
ini. Mengapa ? Ketika dia dalam keadaan gundah, wanita itu menentramkan bukan bertanya. Ketika dia bersalah, wanita itu meluruskan bukannya menyalahkan. Ketika dia tak bisa menjawab maka hati wanita itu yang menjawab. Ketika dia dalam keadaan lemah,wanita itu menguatkannya. Kecintaan wanita itu bukan hanya mempercayainya tapi bagaimana ia bersikap terhadapnya. Dan itu hanya ketulusan untuk sepatah kata bahwa cinta adalah cinta. Namun mereka bukanlah sepasang kekasih tapi hanyalah sepasang
sahabat. Pria ini berusaha untuk merobah keadaan persahabatan menjadi kekasih
namun selalu gagal. Hatinya tidak pernah bisa berkiblat dengan wanita itu.
Namun dia sangat peduli pada wanita itu. Hal ini tentu
dirasakan oleh wanita itu, yang merasakan bahwa pria itu tidak pernah jatuh
cinta dengan dia kecuali hanyalah sebatas teman. Itu sangat menyedihkan namun
juga bukanlah dosa apalagi salah.
Disuatu senja pada suatu taman yang temaram , pria
itu menatap wajah wanita itu , dan kemudian menghujam matanya. Seakan pria itu
sedang mencari sesuatu dikedalaman mata wanita itu untuk menembus hati
terdalamnya namun entah mengapa dia seperti masuk kelobang hitam. Namun
senyuman wanita itu membuat dia nyaman untuk berkata lembuh” bolehkan aku
melamarmu menjadi istriku”. Wanita itu terdiam dan akhirnya menangis. Yang ditangisi
wanita itu adalah cintanya bertaut namun dia tak ingin pria itu kecewa dengan
masa lalunya bahwa dia bukan lagi gadis suci. Pantaskah dia menjadi seorang istri
dengan kekurangannya itu? Apakah dia harus berterus terang dan siap menerima
kenyataan pria itu pergi setelah mengetahui keadaannya? Atau dia harus berdusta
dan membiarkan yang terjadi biarlah terjadi.Dia siap menanggung resiko. Rasa
cintanya yang begitu hebat membuat wanita itu lebih memilih untuk berbohong dan
ikhlas menerima kenyataan kelak apabila pria itu pergi dengan kekecewaannya. Benarlah
perkawinan terjadi. Berlalunya waktu,perkawinan itu melewati tahun demi tahun
sehingga puluhan tahun.Mereka telah dikaruniawi sembilan anak dengan 25
cucu. Sejak malam pertama dan selama
usia perkawinan mereka, pria itu tidak pernah bertanya tentang keperawanan
kepada wanita itu.Padahal wanitaitu tahu betul bahwa pria itu tidak bodoh untuk
membedakan mana prawan dan mana tidak. Pria itu tidak peduli dan hari hari
berlalu begitu saja.
Diusia senjanya , pria itu mulai
sakit sakitan. Wanita itu selalu setia merawat suaminya sampai sembuh.Pada
lain waktu, wanita itu jatuh sakit dan
ketika menjelang ajal wanita itu berkata kepada suaminya “ aku telah berbohong
kepadamu selama usia perkawinan kita. Aku minta ridhomu dengan memaafkan aku.
Aku ada rahasia yang harus kamu tahu
dari mulutku..”namun pria itu menutup mulut istrinya dengan jarinya sambil
berkata “tidak ada rahasia diantara kita. Ketika aku memilihmu sebagai istri , aku
sadari itu bahwa kamu bukanlah wanita pilihanku tapi kamu adalah takdirku. Kau adalah
pilihan dari Tuhanku untuk membuatku sempurna.
Aku bisa merasakan bahwa ketika kau menjadi istriku saat itu juga kau
tidak lagi memiliki dirimu.Kau telah menjadi miliku, milik anak anakmu dan
cucumu.Kau berkorban seumur hidupmu. Selama usia perkawinan kita, kau telah
menempatkan dirimu begitu sempurnanya sebagai belahan jiwaku. Kau tidak pernah
meminta kecuali memberi dan memberi. Aku tahu bahwa setiap detak jantungmu
adalah doa untukku,yang hanya berharap kebaikan untukku. Bagiku, cintamu lebih
dari segala galanya. Karena seburuk apapun masalalumu, doamulah yang paling
tulus untukku dan Allah tidak pernah
mengabaikan doa yang tulus itu.” Wanita itu menangis haru mendengar kata kata
suaminya dan meninggal sambil tersenyum untuk kembali kepada sang Pemberi Cinta
sesungguhnya. Wanita itu telah menjadi sempurna hidupnya karena memang dia
design oleh Allah untuk mencintai orang lain...