Semua tahu bahwa ular itu
binatang yang nampak lemah. Mengapa lemah ? karena dia berjalan diatas perutnya.
Hampir semua hewan menganggap ular adalah target untuk dimangsa. Namun karena
itulah ular dengan mudah mendapatkan mangsanya. Sekali ular melilit mangsanya
maka cengkramannya sangat kuat dan mematikan. Bila mangsanya dapat berkelit
dari cengkraman lilitannya maka kecepatan patukannya mampu mengeluarkan bisa
yang mematikan. Patukannya tidak merobekan kulit seperti harimau mencakar mangsanya
tapi sekali mangsanya terkena gigitan , sekecil apapun maka hanya hitungan
detik mangsanya akan menemui ajal. Artinya ular menggunakan emosi jahat dari
mangsanya untuk dibalasnya dengan kejahatan pula. Hanya ini pakem nya ular.
Kejahatan dibalasnya dengan kejahatan. Bila manusia punya sifat membalas
kejahatan dengan kejahatan maka dia tak ubahnya dengan ular. Manusia seperti
ini banyak. BIla difitnah dia akan
membalas dengan fitnah pula. Bila dirugikan maka dia akan balas untuk merugikan
lawannya. Bila dia dizolimi maka dia akan membalas dengan cara yang zolim pula. Dunia menjadi tidak aman.
Ada juga kelakuan manusia
seperti buaya. Semua tahu buaya. Binatang sekelas reptile yang hanya terkesan
pendiam dan lamban. Namun sekali bergerak , kecepatan sangat tinggi. Sekali
menggigit cengkramannya sangat kuat. Namun ada hal yang unik dari buaya. Bila
lapar , mulutnya akan terbuka lebar. Karena aroma mulutnya sangat busuk. Maklum
buaya gemar menyimpan potongan mangsanya disela sela giginya dan rahangnya.
Tentulah bau. Dari aroma bau ini mengundang lalat untuk datang. Sebetulnya
tujuan lalat disediakan Allah untuk kebaikan agar baksil didalam mulutnya dapat
bersih. Namun setelah bersih, dengan entengnya buaya menutup cepat mulutnya.
Maka semua lalat yang hinggap dimulutnya akan menjadi mangsanya. Apapun yang ada
disekitarnya adalah mangsa dan tidak pernah dia pilih pilih. Selagi ada
kesempatan untuk memangsa maka akan dimangsanya, termasuk lalat yang kecil dan
lemah.Artinya buaya tidak mengenal balas budi. Buaya hanya mementingkan dirinya
sendiri. Terkesan jahat dan menakutnya. Itulah sebabnya bila manusia membalas
kebaikan dengan kejahatan adalah sama dengan sifat buaya. Pemimpin terpilih
karena kerumunan rakyat yang lemah namun setelah terpilih dia melumat rakyat
lemah itu lewat aturan dan hukum.
Tapi ada hewan yang bisa
membalas kebaikan dengan kebaikan. Ia adalah anjing. Perhatikanlah anjing.
Seliar apapun jenis anjing , ia bisa berteman dengan manusia. Selagi manusia
merawatnya dengan memberikan makanan cukup, perlindung yang baik maka anjing
akan menjadi hewan yang sangat setia, bahkan banyak kita dengar cerita dimana
anjing mampu menyelamatkan tuannya dari
mara bahaya. Ada juga anjing yang menghabiskan usianya untuk menanti
tuannya yang tak kunjung datang.Begitu tinggi kesetian anjing kepada manusia
yang menjadi tuannya, sahabatnya. Itupula sebabnya manusia suka memelihara
anjing. Tapi bagaimanapun anjing tetaplah anjing. Apabila kita berniat atau
berlaku jahat kepada anjing maka sifat ahlinya sebagai predator akan tampil
kepermukaan. Dia predator yang tak kenal takut dan smart melumpuhkan mangsanya.
Manusia yang hanya akan berbuat baik apabila menerima kebaikan dari orang lain
maka kelakuannya tak ubah dengan anjing. Menjadi penjilat selagi mendapatkan
uang dan kesempatan. Tak ada prinsip kecuali menghamba kepada tuanya.
Lantas yang seperti apa
sebetulnya manusia berlaku ? apakah seperti ular yang terkesan lemah namun
pemangsa yang ditakdir berbuat jahat karena kejahatan pula. Ataukah seperti
buaya yang membalas kebaikan dengan kejahatan. Ataukah seperti anjing yang
hanya berbuat baik apabila mendapatkan kebaikan. Tentu ketiga sifat ini tidak
bisa kita tiru. Ini sifat rendah dan itulah binatang yang memeng makhkluk
rendah dbandingkan manusia yang mulia dan tinggi derajatnya, yang dibekali akal
dan jiwa yang lembut. Seperti apa karakter yang sepantasnya untuk manusia ? Bacalah
firman Allah ini dalam hadith Qudsi Kitab Imam al-Ghazali
“Wahai manusia, sesungguhnya
telah datang kepadamu pengajaran daripada Tuhanmu dan penawar bagi hati. Kenapakah
kamu memilih untuk berbuat baik hanya kepada mereka yang berbuat baik kepadamu? Kenapakah
kamu memilih untuk bersilaturahim hanya kepada mereka yang bersilaturahim denganmu? Kenapa kamu memilih untuk berbicara hanya
kepada mereka yang berbicara denganmu? Kenapa kamu memilih untuk memberi makan
hanya kepada mereka yang memberi makan kepadamu? Kenapa kamu memilih untuk
memuliakan hanya kepada mereka yg memuliakanmu. Tidak terlebih baik seseorg itu
darapada yang lain. Sesungguhnya org yg beriman kepada Allah dan Rasul, mereka melakukan kebaikan kepada
orang yang jahat kepada mereka, bersilaturahim kepada mereka yg memutuskannya. Memaafkan
mereka yang tidak memberi kemaafan kepadanya. Mereka amanah kepada mereka yang
mengkhianatinya. Berbicara kapada mereka yang enggan berbicara dengannya.
Memuliakan mereka yg menghinanya. Sesungguhnya Aku tersangat mengetahui tentang
perbuatan kamu.”
Mungkin kita semua berkerut
kening dengan Firman Allah ini. Bagaimana mungkin kejahatan dibalas dengan
kebaikan. Bila Allah minta seperti itu tentu Allah akan melengkapinya dengan
pertolongan. Inilah firman Allah “ Dan,
kalau kamu hendak melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan
kepadamu. Tetapi, kalau kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu.
Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, karena berpegang kepada pertolongan Allah.
Janganlah kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula engkau
bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan." (QS. Al-Nahl:
126-127). Ya, kalau dengan logika ingin meniru ular, buaya, anjing maka tirulah
tapi kita bukan hewan, Mengapa kita harus meniru hewan yang jelas derajatnya
lebih rendah dari kita. Memang seharusnya kita berlaku seperti manusia agar planet bumi yang hijau ini menjadi tempat indah dan menentramkan.