Wednesday, June 01, 2011

Pancasila ?

Kemarin saya berdialogh dengan teman, dia dengan enteng mengatakan bahwa Pancasila sebagai falsafah negara kita merupakan hasil pemikiran gemilang tasawuf sosial dari para pendiri bangsa kita. Maklum saja, katanya , sebagian besar tokoh pendiri bangsa ini terdiri dari elite islam dari kalangan intelektual, ulama. Seperti Soekarno, Drs. Muhammad Hatta, Mr. Ahmad Soebardjo, Abikusno Tjokrosujoso, A.A. Maramis, Abdul Kahar Muzakir, H. Agus Salim, KH. Wahid Hasjim, Mr. Muh Yamin.

Mereka focus pada prinsip Islam yang mengemban visi dan misi Rahmatan Lilalamin. Saya sempat berkerut kening karena istilah Tasawuf sosial dan visi rahmatan lilalamin. Namun teman ini menegaskan bahwa apakah ada nilai nilai yang ada dalam Pancasila itu tidak sesuai dengan Al Quran dan Hadith ? Belum sempat saya menjawab , dia menegaskan bahwa sila dalam pancasila itu merupakan hasil musyawarah antar golongan untuk mewujudkan project sosial politik bersama dalam sebuah komunitas bernama Indonesia.

Untuk alasan argumen itu, teman ini berlandaskan kepada Piagam Madinah (mitsaq al-madinah). Piagam Madinah adalah rumusan tentang prinsip prinsip kesepakatan antara kaum muslim Madinah dibawah pimpinan Nabi SAW dengan berbagai kelompok non Muslim dikota itu untuk membangun tatanan sosial politik bersama sama. Jadi tak ubahnya sepergi slogan Bhineka Tunggal Ika ( walau berbeda tetapi tetap satu jua ). Dalam Piagam Madinah itu, dengan tegas dinyatakan hak warganegara dan partisipasi kaum non Islam di kota Madinah. Kaum Yahudi yang merupakan kelompok Minoritas di Madinah , diangkat statusnya menjadi warga yang syah. Artinya Piagam Madinah menegaskan bahwa semua warga ( islam maupun Non Islam ) adalah satu bangsa atau umma wahida, yang mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Ketika Nabi wafat, para sahabat tetap mempraktekan hal tersebut dan apalagi ketika terjadi penaklukan dibanyak wilayah , konsep piagam Madinah itu diterapkan.

Spirit Piagama Madinah itu, menurut teman ini , merupakan satu satunya dokumen politk yang paling maju dan tertua, hingga sampai kini masih relevan dan sulit dicarikan tandingannya oleh siapapun yang mencoba merecontruksi masyarakat sesuai pemaham sekular. Sangat mengagumkan. ! Dalam Piagam ini dirumuskan ide ide tentang kebebasan beragama, hak setiap kelompok untuk mengatur hidup sesuai dengan keyakinannya, kemerdekaan dibidang ekonomi antar golongan. Bahkan sampai pada partisipasi dibidang pertahanan dari serangan pihak luar. Jadi ini lebih canggih daripada Piagam Human Right PBB, kata teman ini menyimpulkan. Ditambah lagi bahwa Piagam Madinah menegaskan suatu konsep tentang sistem pemerintahan yang tidak diperintah atas kehendak satu orang atau pribadi atau golongan tapi atas dasar kebersamaan atau bersama sama. Tidak ada superior individu atau golongan, yang ada adalah kebersamaan.

Itulah sebabnya, kata teman ini, para pendiri negara kita yang mayoritas beragama Islam dan tokoh Islam, menerima Pancasila , tak ubahnya seperti ketika Nabi SAW menetapkan Piagam Madinah., atas pertimbangan nilai-nilainya yang dibenarkan oleh ajaran Islam dan fungsinya sebagai konsesus antar golongan untuk membangun kebersamaan dalam project sosial-politik. Namun yang harus dicatat bahwa tidak ada satupun para tokoh Islam sebagai pendiri bangsa ini memandang Pancasila sebagai alternative dogma , samahalnya Nabi SAW dan pengikut beliau itupun tidak pernah terbetik dalam pikiran mereka bahwa Piagam Madinah itu menjadi alternatif bagi agama Islam. Teman ni menyimpulkan bahwa, sikap umat Islam Indonesia yang menerima dan menyetujui Pancasila , dapat dipertanggung jawabkan sepenuhnya dari segala segi pertimbangan. Dari sudut pandang itu pula kita harus menilai kesungguhan para founding fathers dan para tokoh Islam yang selalu menegaskan bahwa antara Islam serta kaum Muslim Indonesia dan Pancasila tidak ada masalah.

Simaklah, katanya lagi, terjadinya kesatuan itu karena didasarkan kepada Ketuhanan yang Maha Esa. Ini sila Pertama. Tidak ada golongan atau ras yang berbeda soal ini. Bila Ketuhanan ditempatkan maka tentu semua sepakat bicara tentang “kemanusiaan yang adil dan beradab” Apakah ada keyakinan beragama yang menolak ini ? Selanjutnya sila ketiga adalah Persatuan Indonesia. Tentulah persatuan antar golongan , ras akan terjadi karena Agama dan nilai agama yang mempersatukan. Nah , lantas bagaimana menempatkan sila pertama , kedua dan ketiga itu dalam kehidupan bernegara ? konsesus terjadi bahwa , Indonesia adalah negara kerakyatan ( bukan golongan atau ras ) yang dipimpin oleh Hikmah atau orang orang yang berilmu dan beretika tinggi untuk lahirnya kebijaksanaan atas dasar musyawarah. Mereka para Hikmah itu adalah perwakilan dari seluruh rakyat Indonesia yang dipilih oleh rakyat Indonesia. Tanggung jawab sila keempat itu ada pada tujuan akhir yaitu sila kelima ” Keadilan sosial bagi seluruh Rakyat Indonesia."

Dengan cepat saya bertanya, mengapa dalam prakteknya justru terjadi kebalikannya. Apalagi dengan demokrasi langsung yang menghilangkan ruh musyawarah kebersamaan . Teman ini mengatakan, persoalan bangsa kita adalah persoalan etika atau akhlak. Pancasila tidak ada korelasi dengan UUD 45. Ini pengkianatan akibat etika elite politik sudah rusak. Umat islam harus tampil sebagai pemberi solusi dalam bentuk sumbangan maksimal khususnya dalam memaknai agama bukan hanya sebagai ritual belaka tapi sebagi bentuk kesalehan sosial. Sangat ironi bila mayoritas elite politik Indonesia beragama Islam tapi etikanya tidak islami. Tahukah anda, nilai nilai pancasila, adalah nilai nilai ketulusan ( keikhlasan ) untuk mencari ridho Allah, bukan kekuasaan kelompok atau golongan atau hegemoni mayoritas.

Tugas kita umat islam yang utama kini , dimana saja posisi apakah itu alim ulama, ilmuwan, pejabat negara, masyarakat umum , adalah menjadikan agama sebagai landasan bersikap dan bertindak sebagai tanggung jawab kita kepada Allah. Menjadikan AL Quran dan Hadith sebagai dasar berbuat dalam semua aktifitas ( social budaya ekonomi maupun politik.) Namun diterapkan dalam azas musyawarah , hikmat kebijaksanaan untuk kebenaran, kebaikan dan keadilan. Bila ini terjadi, maka sebetulnya proses menuju kejayaan Islam sebagai rahmat bagi alam semesta akan terjelma.

Saturday, May 28, 2011

Tetangga

Suatu ketika Istri saya pernah sangat sibuk karena mengurus perkawinan seseorang yang bukan anggota keluarga kami. Seseorang itu adalah anak gadis yatim piatu yang dilamar oleh seorang pria yang tidak juga tergolong kaya. Anak gadis itu tinggal dikomplek perumahan kami yang dipelihara oleh salah satu tetangga kami namun hidupnya juga tidak berkecukupan. Maka jadilah program pernikahan anak ini sebagai kegiatan social para ibu ibu dikomplek saya. Mereka mengumpulkan dana diantara mereka untuk bersama sama menyelenggaran acara pernikahan dengan sederhana. Ya ini terselenggara akibat kebiasaan para ibu ibu berkumpul. Sebagaimana para ibu ibu kalau sudah kumpul maka banyak hal yang dibicarakan. Kalau ibu ibu sudah kumpul tentu tak bisa lepas dari ngerumpi. Kadang ada saja yang berselisih pendapat. Namun dari ajang ngerumpi ini lahir sebuah solusi spontan terhadap permasalahan diantara mereka. Bila ada tetangga yang terlilit hutang, tidak punya beras , tidak punya uang untuk bayar anak sekolah, dan lain sebagainya maka secara bersama sama mereka membantu.

Kemudian kegiatan ini dilembagakan dalam bentuk kas RT, dimana kas ini dapat digunakan setiap saat untuk bertindak sebagai penjamin hutang bila ada tetangga yang berhutang dengan tetangga lain. Bisa juga digunakan untuk membantu tetangga yang sakit. Membantu tetangga membayar uang sekolah anak yang tak terbayar. Belakangan tidak ada lagi tetangga yang bermasalah , kegiatan ini melebar ketingkat yang lebih luas , yaitu RW. Ditingkat RW para RT yang sudah mapan, bergabung lagi untuk saling membantu tingkat RW. Subhanallah. Mungkin mereka tidak paham soal MDGs yang dicanangkan oleh PBB. Mungkin mereka tidak paham soal program jarring pengaman social pemerintah bagi simiskin. Tapi lewat aksinya mereka telah bertindak sebagai penjamin jaring social dilingkungan terdekat mereka untuk lahirnya masyarakat yng penuh cinta dan kasih sayang.

Bila diperhatikan kegiatan para ibu ibu dikomplek perumahan saya, tak lain merupakan manifestasi dari cara islam membangun peradaban yang dirahmati Allah. Dimulai dari lingkungan terdekat. Rasulullah saw bersabda, "Tiap empat puluh rumah adalah tetangga-tetangga, yang di depan, di belakang, di sebelah kanan dan di sebelah kiri (rumahnya)." (HR Ath-Thahawi). Cobalah perhatikan hadith ini. Dimulai dari tetangga untuk saling menjaga. Kemudian melebar ketingkat RW dan terus melebar ketingkat kelurahan. Dari kelurahan akan melebar ketingkat Kecamatan. Dari kecamatan melebar ke tingkat kabupaten, provinsi dan akhirnya dunia. Kegiatan ini bergerakan secara sistematis melalui ring to ring. Tidak ada single donator, yang ada adalah kebersamaan untuk menyelesaikan masalah. Bahwa semua kita adalah bersaudara dan tentu harus saling menjaga satu sama lain.

Allah berfirman ” Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu-bapak, karib-kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri”. (QS. An Nisaa’:36). Lingkungan tentangga itu berisi komunitas keluarga. Keluarga yang penuh kasih karena didalamnya ada individu yang santun kepada kedua orang tuanya, peduli kepada masalah karib kerabat, penuh cinta kepada anak anak yatim piatu, empati kepada simiskin, hormat dan cinta kepada sahabat, mencintai karyawan dan pembantu dengan penuh kasih. Semua itu dapat terlaksana karena mereka adalah komunitas rendah hati yang tidak menyombongkan diri dan membanggakan diri. Semua yang mereka lakukan semata mata bagian dari cara mereka menyembah Allah.

Saya tidak tahu bagaimana kebiasaan di lingkungan tetangga tempat lain, dikomplek perumahan lain. Namun secara umum yang kita ketahui bahwa budaya gotong royong ini sudah mulai menipis di negeri ini seiring semakin luasnya pengaruh budaya individualistis. Kini yang nampak disebagian kelas menenagah adalah rasa curiga kepada orang miskin, kawatir hartanya dirampok. Demi keamanan diri pribadi maka merekapun menjarak dan empati pun terkubur. Real estate model cluster yang sengaja memagar satu ring dengan ring lain secara phisik maka secara psikis pastilah berjarak pula. Bahkan banyak real estate bersebelahan dengan komunitas muram dengan dibatasi oleh tembok tinggi dengan hamparan padang golf dan Satpam berlapis. Kalau dulu pesta perkawinan selalu dilakukan dirumah, sebagai ajang berkumpul antara karib kerabat , handai tolan, tetangga, namun kini diadakan di Gedung yang jauh dari tetangga.

Allah telah mengajarkan kepada kita bagaimana membangun peradaban Islam yang dirahmati Allah. Nabi pun telah meteladankan kepada kita. Budaya nenek moyang kita mengajarkan tenggang rasa , solidaritas kepada tetangga dan gemar bergotong royong. Padahal kekuatan islam, kekuatan budaya Indonesia terletak pada semangat gotong royong dan setia kawan. Tapi kita lupa dan asyik bicara tentang tesis membangun peradaban dengan cara cara kapitalis yang semakin membuat kita berjarak dan kehilangan ruh kesatuan dan persatuan sebagai komunitas yang dirahmati Allah.

Friday, May 20, 2011

Rasionalitas Iman

Ada yang membuat saya terkejut ketika teman mengatakan kepada saya bahwa Nabi Adam semasa hidupnya pernah bertemu dengan Nabi Muhammad. Bukan hanya Nabi Adam, tapi juga Nabi Yusup, Nabi Idris, Nabi Musa, Nabi Isya, pernah bertemu dengan Nabi Muhammad. Apakah mungkin ? padahal rentang waktu antara Nabi Adam dan Nabi Muhammad ribuan tahun. Belum usai keterkejutan saya dengan ungkapannya itu teman ini menambahkan lagi bahwa Nabi Muhammad berdialogh dengan Nabi nabi itu dan mereka semua tunduk kepada Nabi Muhammad. Karena Nabi Muhammad adalah penghulu dari semua Rasul. Saya ingin tahu lebih jauh dalilnya dia berkata seperti itu. Kemudian sambil tersenyum, dia mengatakan bahwa ini hipotesa sains yang dikaitkan dengan kisah perjalanan agung Nabi Muhammad ke Sidratul muntaha. Perjalanan melewati ruang waktu.

Allah befirman dalam Surah Al-Israa’ ayat 1 ” Maha suci Allah, yang telah memperjalankan hambaNya pada suatu malam dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqsha yang telah Kami berkahi sekelilingnya agar Kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda–tanda (kebesaran) Kami. Sesungguhnya Dia adalah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”. Teman ini menegaskan , bayanglah perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidl Aqsa itu berjarak 1500 KM. Kalau dengan pesawat Air Bus , diperlukan waktu 90 menit. Padahal pada waktu itu tidak ada pesawat jet berkcepatan 845 Km/jam. Lantas dengan apa Nabi Muhammad berangkat ke Masjidil Aqsa dari Masjidil Haram?. Teman ini menjelaskan bahwa Nabi pergi bersama Malaikat Jibril yang materinya terbuat dari cahaya. Kendaraan yang dipakai adalah Buraq ( Barqun yang berarti kilat). Artinya Nabi Muhammad bergerak berkecepatan cahaya. Ilmu pengetahun mutahkir berhasil mengetahui kecepatan cahaya itu, yaitu 300,000 KM/detik. Jadi apabila jarak tempuh Masjidil Haram ke Masjidil Aqsa itu 1500 Km maka itu hanya dibutuhkan waktu 0,005 detik Artinya hanya sekedip mata!. Luar biasa.!.

Bagaimana bisa? Teman ini menjelaskan teori Annihilasi. Teori ini mengatakan bahwa setiap materi (zat) memiliki anti materinya. Dan jika materi direaksikan dengan anti materinya, maka kedua partikel tersebut bisa lenyap berubah menjadi seberkas cahaya atau sinar gamma. Jika partikel proton direaksikan dengan antiproton, atau elektron dengan positron (anti elektron), maka kedua pasangan tersebut akan lenyap dan memunculkan dua buah sinar gamma, dengan energi masing-masing 0,511 MeV (Multiexperiment Viewer) untuk pasangan partikel elektron, dan 938 MeV untuk pasangan partikel proton. Sebaliknya apabila ada dua buah berkas sinar gamma dengan energi sebesar tersebut di atas dilewatkan melalui medan inti atom, maka tiba-tiba sinar tersebut lenyap berubah menjadi 2 buah pasangan partikel tersebut di atas. Hal ini menunjukkan bahwa materi bisa dirubah menjadi cahaya dengan cara tertentu yang disebut annihilasi dan sebaliknya.

Jadi sebetulnya dalam istilah sains sekarang perjalanan Nabi Muhammad ke Masjidil Aqsa dikenal dengan istilah teleportasi dalam teori fisika kwantum. Ketika Nabi bergerak berkecepatan Cahaya materinya berubah menjadi antimateri. Dan ketika sampai di tujuan berubah menjadi materi kembali. Dengan energi berkecepatan cahaya itulah Nabi bergerak kemasa lalu dan juga bergerak kemasa depan. Dimasa lalu Nabi bertemu dengan Nabi Adam dalam wujud materi begitupula ketika bertemu dengan Nabi Musa, Ibrahim, Yusuf, Isya, Idris. Dimasa depan Nabi bertemu dengan kehidupan Akhirat. Melihat sorga dan juga melihat Neraka. Diluar batas ruang waktu, Nabi bertemu dengan Allah di sidratul muntaha untuk menerima perintah Sholat. Hanya Nabi Muhammad yang bisa melewati batas ruang waktu. Seluruh makhluk tidak bisa, bahkan Malaikat saja mendekati gerbang sidratul muntaha terbakar sayapnya.

Mengapa pada waktu itu Abu Bakar langsung percaya atas cerita Nabi Muhammad dan kemudian diikuti oleh para sahabat Nabi lainnya. Teman saya mengatakan , kalaulah Nabi kala itu berada didunia Barat yang masih terbelakang, tentu akan dibantah habis kisah ini. Karena dunia Barat baru mengetahui rasionalitas kisah ini pada abad 20 paska Einstein. Sementara bagi dunia Timur ini sudah lama mengakar dalam peradaban China kuno, India Kuno, Mesir Kuno, ribuan tahun lalu. Sebagaimana dunia Timur mengenal hukum paradox , yang dalam teori kuantum sekarang itu juga dikenal. Jadi sebetulnya tidak ada kemajuan sesungguhnya yang patut dibanggakan oleh Dunia Barat. Ilmu pengetahun modern sekarang , hanya mengungkapkan sebuah metapora matematika dalam tulisan untuk dibaca orang dengan mudah tanpa perlu pusing akan sebuah keyakinan ( keimanan ).

Monday, May 16, 2011

Peradaban Islam

Dalam suatu diskusi seputar syariah Islam, ada yang mengatakan bahwa negeri ini udah menegakkan dan melaksanakan syariat islam dalam kehidupan ummatnya. jadi, hanya mereka yang tuli, buta dan bebal otaknya yang mengatakan belum. Atau mereka hanya mengusung syariah yang lain dalam versi harakah mereka.... sebab, mereka meyakini, penafsiran agama mereka sebagai agama itu sendiri... harakah yang ingin meng-ilah-kan dirinya. Naudzubillah. Demikian. Kemudian disambung lagi dengan ungkapan ” apakah selama ini menurut anda ummat islam, anda dan keluarga anda sendiri tidak melaksanakan syariat islam dalam kehidupannya. shalat, nikah, mati, puasa, zakat, haji semua udah sesuai syariat. mungkin yang anda maksud syariat dalam persepsi anda....”. Bagi saya pemikiran seperti ini dapat dipahami karena begitulah cermin sebagian besar umat islam di Indonesia, yang masih menempatkan agama hanya dalam wilayah private.

Memang negara tidak melarang rakyat untuk melaksakan ritual agamanya. Bahkan di china, negara yang tidak mengakui Agama, juga tidak melarang orang untuk melaksanakan ritual agamanya. Ini wilayah private yang dihargai negara modern dimanapun didunia. Tapi dalam agama masalah ritual hanya segelintir saja. Sebagian besar isi Al Quran berhubungan dengan spiritual sosial, yang mencakup segala aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Nabi pun sepanjang hidupnya menteladankan masalah spiritual sosial itu. Mengapa ? Ritual agama dan spiritual sosial itu ibarat lepet dengan daun. Tak bisa dipisahkan. Ritual agama saja , tidak menjamin orang bisa selamat dunia akhirat, tapi kekuatan spiritual sosial bisa membawa orang selamat didunia ( akhirat ?). Karena spiritual sosial adalah proses yang berlangsung sejak Adam diciptakan dan terus berkembang menjadi sebuah kebudayaan dan mencapai kesempurnaannya ketika Nabi Muhammad , yang disebut sebagai Islam.

Dalam kehidupan akhir zaman sekarang , terbentang pilihan bagi umat manusia dalam konsepsi membangun peradaban. Apakah lebih mementingkan spiritual sosial saja ( contoh China dan Jepang ) ? Apakah dia hanya ingin mementingkan ritual saja ( bingung saya kasih contoh, karena hampir tidak ada komunitas yang hanya bicara ritual agama saja ) ? apakah dia tidak membutuhkan kedua duanya ( ya seperti Indonesia sekarang dan negara sekular lainnya ). Saya tegaskan ini soal konsepsi., sekali lagi konsepsi , sebuah visi membangun peradaban. Kalau kita bicara konsep tentu bicara design atau platform atau pondasi bangunan untuk menjadi apa ¿ Didalam bangunan itu ada manusia. Ingat kita membangun manusia , bukan membangun fisik. Manusia itu adalah makhluk sosial , makluk simbolik, yang tidak hanya butuh materi tapi juga butuh “ sesuatu “ invisible sebagai sebuah keyakinan akan ciptaanNya, akan kelemahannya dihadapan Tuhannya.

Sejarah modern telah melewati proses pembelajaran pasang surut peradaban. Awalnya Asia terang benderang, kemudian Asia meredub , Barat terang benderang. Dan kini Barat mulai meredub dan Asia tetap meredub. Kalau dulu krisis terjadi sebatas lokal. Kemudian menjadi regional dan akhirnya menjadi global. Kalau dulu hanya krisis ekonomi tapi kini sudah menjadi multi krisis ( ekonomi, lingkungan, energi, pangan, degradasi moral ) secara massive. Penyebabnya adalah hampir semua negara melakukan kesalahan patal dengan membangun bangsa menggunakan cara yang dilarang Allah, yaitu melalui hutang berbunga ( riba ). 32% APBN kita habis untuk bayar bunga dan hutang. Begitu pula AS 60% APBN nya untuk bayar hutang dan bunga, Eropa juga sama. Hanya China dan Iran yang hampir negaranya tidak punya hutang. Dunia resah menghadapi “multi krisis itu “ Dalam kebingungan itu, dunia mulai melirik Islam sebagai sebuah konsep membangun peradaban. Walau hanya sebatas dilirik namun ini akan terus bergulir seiring semakin terbukanya diskusi.

Kini islam mulai dilirik dan akan terus berproses. Islam adalah pilihan yang sempurna. Karena dia bukan hanya sebuah ritual penyembahan kepada Allah ( Hablum minnallah ) tapi juga spiritual sosial ( Hablumminannas). Sebuah project sosial yang termaha luas aspeknya , yang merupakan kristalisasi proses panjang sejak dari Adam sampai ke Muhammad. Dapat dibayangkan bila negara yang spiritual sosialnya yang sudah tinggi seperti AS, Inggeris, China, Jepang menjadikan Islam sebagai platform bernegara, maka akan cepat sekali terjelma rahmatan lilalamin. Bagaimana dengan kita yang mayoritas Islam ? Islam ditempatkan dalam dunia private , kadang ada sikap tendesius bahwa orang yang bicara islam sebagai konsep membangun bangsa dibilang kampungan atau tolol. dan bila perlu diciptakan bad image bahwa Islam itu adalah teroris dan tak pantas mengatur sebuah negara.

Thursday, May 12, 2011

The battle of life

Adakah pelajaran berharga dari Rasul tentang kekalahan yang menyakitkan ? Adakah pelajaran berharga dari Rasul , rasa senang atas kemenangan berakhir kepada kekalahan yang mempermalukan ? demikian pertanyaan yang diajukan oleh teman ketika kami berbicara tentang menyikapi kegagalan. Teman ini melanjutkan, bahwa dulu ketika Perang Uhud, pasukan Nabi yang penuh percaya diri setelah mencapai kemenangan dalam perang Badar tampil gagah berani menjemput sahid. Nabipun mengatur strategi dengan begitu rapinya. Diminta semua pasukan mentaati taktik dan strategi itu dengan sebaik baiknya. Ketika perang berlangung dengan posisi diatas angin atas musuh kafir ( pasukan Abu sofian ), terjadi kekacauan barisan pertahanan. Pasukan pemanah yang diminta untuk tetap diposisinya diatas bukit, terjun kebawah untuk ikut memperebutkan harta rampasan. Pada saat itulah kaveleri musuh dibawah pimpinan Khalid Bin Walid melakukan pukulan balik.

Tanpa terduga , serangan dari balik bukit pasukan kavelery musuh itu membuat kacau pertahanan pasukan muslim. Keadaan menjadi terbalik. Kalau tadinya Pasukan Islam sudah hampir mencapai kemenangan, kini tersudut. Akhirnya mengalami kekalahan. Dalam perang Uhud itu, banyak sahabat Rasul yang gugur termasuk pamanya Hamzah. Nabipun mengalami luka luka dalam perang itu. Bahkan sholatpun Nabi harus sambil duduk karena banyak luka ditubuhnya. Inilah kisahnya. Kata teman saya. Ini sebuah pembelajaran yang sangat mahal bagi kaum muslim ketika itu. Bahwa disiplin dalam perjuangan adalah kunci sebagai pemenang. Ya, dalam kehidupan sekarang ini, dalam situasi pribadi maupun organisasi maka kedisiplinan sangat penting. Dunia ini adalah the battle of life. Hanya mereka yang cerdik, disiplin dan pandai mengorganisir dengan baiklah yang akan tampil sebagai pemenang.

Seorang teman lainnya, hanyalah tamat SMU. Dia tak pernah masuk perguruan Tinggi. Tapi kemampuannya dalam mengorganisir diri telah mampu membuatnya lebih baik dibandingkan orang yang tamatan perguruan tinggi. Ketika orang lain sibuk memanjakan diri dalam pergaulan kampus, teman itu sibuk membaca buku, ikut kursus, seminar , belajar sendiri. Ketika orang lain sibuk membaca buktu diktat ekonomi dari dosen agar dapat nilai tinggi, teman ini telah membedah habis buku karangan Peter Drucker dan lain lain. Ketika orang sibuk mencapai index prestasi di kampus, teman itu sibuk merintis usaha. Learning by doing pun terjadi, bagaimana mengembangkan pasar, menghadapi kompetisi, kemampuan berkomunikasi. Ketika orang lain sibuk mencari pekerjaan setelah tamat kuliah, teman itu sudah menjadi pengusaha yang tergolong sukses. Siapakah yang menjadi pemenang ? tentu teman itu. Walau dia hanya tamatatan SMU. Hanya karena dia disiplin dan mampu mengorganisir dirinya sendiri.

Kebanyakan dari kita, merasa selalu diatas angin dengan potensi yang ada. Merasa kekayaan alam negeri hanya bisa digali lewat berdoa siang malam. Merasa Allah akan memberikan pertolongan dan kemudahan. Tapi lupa mengorganisir diri untuk menghadapi the battle of life. Sementara orang lain , mungkin juga orang kafir bekerja keras siang malam mengais rezeki di bumi Allah ini. China dengan komunitas diatas 1 miliar orang , dengan sumber daya alam yang terbatas, cuaca yang ekstrim, menjadi komunitas yang ulet untuk menjadi pemenang dalam perdagangan International. Ketika negara lain , rakyatnya sibuk bagaimana memilih pemimpin yang tepat , mendiskusikan model negara yang tepat , memilih para elite, merubah strukture UU, rakyat china lebih memfocuskan diri melakukan transformasi dari masyarakat yang lemah menjadi masyarakat yang kuat lewat kerja keras dan kebersamaan. Ketika negara lain sibuk berkosumsi, China menjual dengan laba rendah. Akhirnya mereka memenangkan the battle of life.

Berbagai kegagalan yang datang pada diri kita. Berbagai kekecewaan yang menyakitkan akibat kalah, bahkan kita menyebutnya semua itu adalah bencana. Kita terpuruk dalam rintihan doa dan zikir mengharapkan pertolongan dari Allah. Padahal ketika kakalahan itu datang, ketika kegagalan itu mendera, itulah pertolongan Allah sesungguhnya kepada kita. Ingatlah Firman Allah “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak Mengetahui" (QS Al Baqarah 216). Lewat peristiwa yang menyakitkan itu, Allah berdialogh dengan kita tentang sabar dan ikhlas melewati sunattullah. Bahwa masih ada proses yang terlupakan pada diri kita untuk kita lengkapi, perbaiki. Agar kita sempurna mencapai kemenangan yang sesungguhnya.

Maka tariklah hikmah dengan berpikir positip terhadap segala peristiwa yang datang dalam hidup kita. Agar kita menjadi komunitas yang kuat dan pandai mengorganisir diri dalam menghadapi the battle of life.

Tuesday, May 10, 2011

Komunita Cinta.

Seorang wanita bertubuh ramping berusia dibawah 30 tahun. Berjalan mengelilingi penjuru kota. Dia mendatangi rumah rumah dan berbicara tentang cinta dan kasih sayang. Banyak yang mentertawakannya dan banyak pula yang hanya mendengarnya bicara. Tapi ada juga yang tertarik. Namun tak mudah untuk orang berbuat ketika dia mendengar apa yang dia katakanya. Bertahun tahun, bermil mil langkah dikayuh untuk menyebarkan semangat cinta kasih kepada siapa saja yang ditemuinya. Dia tidak bicara tentang sorga atau neraka. Dia bicara tentang cinta. Proses panjang yang bagi banyak orang itu adalah kesia sian namun baginya adalah sebuah Hope. Mungkin sebuah keberuntungan atau apalah , bila kenyataanya ada segelintir wanita yang bersedia mendengar kata katanya dan ikut memberi ”sedikit”. Baginya pemberian itu jauh lebih bernilai ketika orang menyadari perlunya berbagi untuk sebuah Hope.

Lantas apa yang dia perjuangkan sebetulnya ? Bukankah sudah begitu banyak orang bicara dan berbuat untuk kemanusiaan. Apa lagi yang dia tawarkan kepada orang banyak. Adakah sesuatu yang luar biasa ? Dia menawarkan program cinta kepada siapa saja. Bukan mengumpul uang untuk sebuah kegiatan sosial. Tapi mengumpulkan cinta. Anda punya uang, maka cinta anda ditebarkan dalam bentuk uang. Anda punya tenaga, maka cinta anda ditebarkan melalui tenaga. Anda punya keahlian, maka cinta anda ditebarkan lewat keahlian itu. Siapapun , sekecil apapun perannya, yang dinilai adalah cinta besar dari pemberian itu. Cinta besar itu tertuang dalam bentuk ketulusan untuk berbuat demi sepatah kata tentang cinta. Wanita itu memulainya dalam usia muda ditahun 1960 an. Tahun 1966 dia sudah mendirikan Yayasan sebagai lembaga resmi untuk komunitas cinta. Kini Yayasan itu merupakan yayasan dengan asset terbesar didunia.

Salah satu teman saya, seorang pengusaha, dimintai tolong oleh Pemda Aceh agar mengelola tanah terlantar seluas ribuan hektar akibat HPH. Penelitiannya tentang lahan ini mendapat dukungan dari Yayasan. Hubungan bisnis antara PIR dan INTI yang jadi kebanggaan pemerintah namun kenyataannya meng explotasi buruh kebun, namun bagi yayasan ini dibumikan dalam konsep cinta. Ribuan tenaga transmigran yang banyak terlantar di Sumatera digiring dalam pengelolaan lahan itu untuk perkebunan Sawit. Dari biaya pembibitan, biaya selama proses tanam hingga produksi ditanggung oleh relawan yayasan. Bahkan sampai kepada tenaga akhli perkebunan berasal dari relawan Yayasan. Yayasan tidak memiliki lahan itu. Semua lahan milik Pekerja dan pengelolaannya dibantu oleh tenaga Ahli yayasan dibidang industri CPO, Agriculture, Keuangan. Kini ribuan transmigran itu telah menjadi midle class. Tentu mereka telah pula menjadi bagin kekuatan dari program cinta yayasan untuk ditebarkan kepada pihak lain.

Mungkin anda semua tahu produk merek DRAM, ya komponen computer. Produk ini dibuat dalam konsep cinta. Mungkin ada juga tahu apa itu produk bermerek ACER. Dan banyak lagi deretan produk dan bisnis berkelas dunia dibuat dengan konsep cinta. Para pekerja bekerja paruh waktu tanpa dibayar. Para penyumbang modal menempatkan dananya tanpa berharap capital gain. Para ahli bekerja keras menciptakan produk inovatif tanpa berharap paten. Semua mereka dibayar dengan cinta oleh yayasan itu. Dari keuntungan produk itu, jutaan dollar mengalir menopang kegiatan cinta. Membangun rumah sakit bebas bayar bagi mereka yang tidak mampu. Memperbaiki kawasan kumuh menjadi kawasan layak huni bagi simiskin. Membangun Rumah Panti bagi para yatim piatu. Membangun perawatan bagi para cacat phisik dan banyak lagi. Terlibat aktif dalam program bantuan sosial diseluruh dunia akibat bencana alam. Bahkan negara yang di ban intenational seperti Iran dan Korea Utara , yang tak mungkin lembaga PBB terlibat, Yayasan ini hadir memberikan bantuan secara langsung dan terprogram.

Ya Yayasan itu bernama The Tzu Chi Foundation. Merupakan lambaga charity terbesar didunia. Mempunyai perwakilah diseluruh dunia. Tidak mengenal ras, agama, politik. Mereka menebarkan cinta dimana saja kepada siapa saja. Wanita pendiri yayasan itu adalah Cheng Yen, kini bergelar Dharma Master. Idenya sederhana saja yaitu menggabung semua potensi manusia dibidang Bisnis, keahlian, tenaga, untuk menjadi relawan cinta. Ketiga potensi itu menjadi kekuatan yayasan membangun komunitas cinta dan tempat aman bagi mereka yang dimiskin oleh system yang korup. Suka tidak suka, langsung tidak langsung, banyak kebijakan politik dibanyak negara yang tadinya tidak pro rakyat miskin akhirnya kembali kepada Pro rakyat miskin akibat ikatan komunitas cinta ini. Bahkan di Taiwan, reformasi Partai Kuo Mintang terjadi akibat gerakan yayasan ini yang mengakibatkan pemilih pada pemilu hanya 2%. Gerakan ini tidak meminta membubarkan Kuo Mintang, mereka hanya minta agar terjadi perubahan untuk pro rakyat miskin.

Islam , bukan hanya punya konsep soal cinta itu tapi merupakan ruh dari Islam sebagai rahmat bagi alam semesta. Seharusnya Islam lebih baik membangun komunitas cinta. Ya, kan. Bisahkah kita yang ahli tekhnik bangun meluangkan waktu kita tanpa dibayar untuk terlibat dalam rancang bangun rumah sekolah, rumah sakit, dan lain lain untuk orang miskin. Bisahkah kita yang mempunya uang banyak, menebarkan uang itu untuk program sosial lewat kegiatan produksi untuk berkembang sebagai fuel kepedulian. Bisahkah kita yang pekerja di swasta atau PNS , meluangkah waktu untuk menjadi relawan membantu pedagang kaki lima, Pengrajin kecil, mendapatkan pencerahan bagaimana mengelola usaha yang baik , mengenalkan dengan konsep prizinan formal, mengajarkan marketing konsep dan lain sebagainya. Bisakah kita yang dokter, mengorbankan paruh waktunya untuk bekerja di rumah sakit sosial tanpa dibayar. Siapapun itu, dengan potensinya, sangat berharga bagi mereka yang didera oleh sistem pemiskinan, yang tak berkeadilan. Siapa lagi yang peduli kalau bukan kita yang mampu.

Keadilan Allah kepada mereka yang tidak beruntung justru dengan menciptakan kita yang beruntung untuk berbagi. Ya kan.

Friday, April 22, 2011

Rezeki

Saya tahu pasti bahwa pemberi rezeki itu adalah Allah. Penjelasan soal rezeki ini ada didalam Al Quran dan hadith dengan sangat jelas. Sangking jelasnya, tidak diperlukan lagi tafsir luas. Orang awam ilmu agamanya dapat mengetahui bahwa soal Rezeki itu adalah hak Allah yang akan memberinya. Namun dalam berhadapan dengan sunattulah, kita dihadapkan suatu pertanyaan yang kadang sulit mendamaikan antara hati dan akal kita. Seperti kata teman saya ” Ya benar semua rezeki datang dari Tuhan tapi Tuhan tidak pernah mengantarkan makanan ke sangkar burung. Atau Allah tak pernah mengirim uang ke rekening tabungan saya. Kemudian , ada lagi teman berkata , Kalau benar Tuhan itu pemberi rezeki kenapa Allah membiarkan kemiskinan terjadi dimana mana. Bahkan yang miskin itu kebanyakan orang baik dan Soleh sementara yang kaya kebanyakan orang kafir. Lihat tuh china yang tak ber Tuhan dan Amerika yang mayoritas Kristen . Mereka makmur dibandingkan negara kita yang mayoritas Islam. Demikian rekaman pendapatan yang acap saya dengar dari banyak orang.

Kemarin teman memberi saya link untuk membaca satu tulisan dalam blog. Dari sekian uraian itu, saya mendapatkan satu hal yang langsung akal dan hati saya dapat berdamai. Apa itu? Ternyata rezeki itu adalah pemberian. Ya Jelas begitu ayatnya. Tapi pemahaman tentang makna ”pemberian” itulah yang membuat saya tersentak dan akhirnya tercerahkan. Saya analogikan seperti orang memanah. Sebagian orang berkata bahwa yang membuat panah melesat ke sasarannya adalah Busur. Tapi ada juga yang berkata bukan busur, melainkan mata. Faktor lain yang sangat menentukan adalah saat ”H” panah melesat dari busur, posisi tubuh dan angin ketika itu sangat menentukan . Nah , disini satu sasaran tapi tiga versi anggapan tetang penyebab sampainya panah kesasaran. Manakah yang benar? Menurut saya tidak ada yang benar. Karena arah panah dibusur tergantung mata,mata tergantung jiwa. Pertanyaannya adalah siapa yang menguatkan jiwa terhadap sasaran itu ?

Teman saya yang hoby main golf, berkata kepada saya bahwa bila dia sedang banyak pikiran maka permainannya jadi tidak bagus. Pemanah hebat, tak akan berhasil mencapai sasaran bila pikirannya tidak konsentrasi terhadap sasaran. Untuk konsentrasi maka jiwanya harus tenang. Itulah yang menjadi jawaban terhadap fenomena rezeki. Mungkin entah kenapa anda punya pikiran untuk berbuat sesuatu yang orang lain tidak melihatnya itu sebagai peluang mendatangkan rezeki. Anda tergerak untuk berbuat. Untuk lebih sempurna perbuatan itu anda berproses kearah sasaran. Anda belajar tentang hal specifik soal mencapai tujuan itu. Anda bertemu dengna orang orang yang bisa memenuhi tujuan anda. Tak terasa waktu berlalu, pikiran dan phisik anda bergerak secara teratur kearah sasaran. Dan akhirnya anda berhasil mendapatkan sesuatu. Orang mengatakan bahwa ini semua berkat kerja kerasnya makanya dia berhasil. Tapi orang lupa , siapakah yang pertama kali membuat dia bergerak?

Mengapa anda berbulat hati untuk kuliah. Mengapa anda berbulat hati memilih fakultas yang anda inginkan. Mengapa anda bertekun dan bergiat dalam bisnis. Mengapa anda memilih bisnis dagang bukan industri atau bukan jasa. Mengapa anda lebih senang jadi pegawai dibandingkan pedagang. Atau mengapa anda lebi senang menjadi pengusaha dibandingkan jadi pegawai? Mengapa anda tidak mau sekolah tinggi dan juga tidak mau jadi pedagang, dan mungkin tak pula mau jadi apa apa. Anda miskin. Itu semua berhubungan dengan jiwa. Dibalik jiwa itu ada Allah. Dialah yang menggerakan anda untuk melata dimuka bumi ini mencari rezekiNYa. Ini terjadi secara otomatis melekat pada diri kita yang begitu sempurna di rancang oleh Allah. Bila semua sama dirancang oleh Allah dengan software dan hardware yang sama, mengapa terjadi perbedaan antara manusia soal rezeki. Ini tak lain dipengaruhi oleh attitude ( sikap mental ) atau akhlak..

Rasul dikirim ke dunia tak lain dengan misi memperbaiki akhlak itu sendiri. Dua pertiga isi Al quran bicara tentang ajaran hubungan antar manusia. Keteladanan rasul adalah sunattulllah atau tunduk dengan hukum sebab musabab, atau aksi dan reaksi. Lihatlah peradaban yang dibangun oleh rasul diawali di Madinah dan kemudian berkembang keseluruh dunia. Sangat luar bisa membawa kemkamuran dan kemajuan ilmu pengetahuan untuk mempermudah manusia mendapatkan rezeki yang dibentangkan oleh Allah didunia ini. Siapa saja yang bisa mengikuti sunattulah ini, akan mendapatkannya dari ALLAH. Bagi yang tidak mengikuti sunattullah , ini tidak akan mendapatkannya. Inilah letak perbedaan nya. Namun perbedaan ini bukan pula diluar kontrol Allah, Allah punya rahasia sendiri dibalik perbedaan soal rezeki ini. Disinilah peran misi manusia diciptakan sebagai khalifah dimuka bumi sebagai rahmat bagi semua. Konsep memberi adalah bagian dari akhlak yang diajarkan oleh Allah. Agar kita bisa melaksanakan keadilan Allah bagi mereka yang tidak beruntung.

Bagi manusia yang melaksanakan fungsi keadilan Allah dalam konsep memberi maka itu tandanya dia bersyukur. Tapi memberi seperti apa yang dikatagorikan syukur itu ? tentu dasarnya adalah ketulusan /ikhlas karena Allah. Bukan memberi seperti kapitalis , yang berharap keuntungan dari setiap pemberian.. Inilah membedakan antara akhlak Islam yang dirahmati Allah dengan akhlak kafir yang tidak dirahmati Allah. Dua duanya memang memperoleh rezeki dari Allah tapi nikmatya berbeda. Yang beriman kepada Allah , rezeki mendatangkan kedamaian, dan bagi yang tak beriman, mendatangkan keresahan. Nah, terakhir, silahkan definisikan soal rezeki ini , apakah rezeki itu adalah sesuatu yang membuat anda damai atau resah ? karena dua duanya dari Allah. Silahkan.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...