Monday, May 16, 2011

Peradaban Islam

Dalam suatu diskusi seputar syariah Islam, ada yang mengatakan bahwa negeri ini udah menegakkan dan melaksanakan syariat islam dalam kehidupan ummatnya. jadi, hanya mereka yang tuli, buta dan bebal otaknya yang mengatakan belum. Atau mereka hanya mengusung syariah yang lain dalam versi harakah mereka.... sebab, mereka meyakini, penafsiran agama mereka sebagai agama itu sendiri... harakah yang ingin meng-ilah-kan dirinya. Naudzubillah. Demikian. Kemudian disambung lagi dengan ungkapan ” apakah selama ini menurut anda ummat islam, anda dan keluarga anda sendiri tidak melaksanakan syariat islam dalam kehidupannya. shalat, nikah, mati, puasa, zakat, haji semua udah sesuai syariat. mungkin yang anda maksud syariat dalam persepsi anda....”. Bagi saya pemikiran seperti ini dapat dipahami karena begitulah cermin sebagian besar umat islam di Indonesia, yang masih menempatkan agama hanya dalam wilayah private.

Memang negara tidak melarang rakyat untuk melaksakan ritual agamanya. Bahkan di china, negara yang tidak mengakui Agama, juga tidak melarang orang untuk melaksanakan ritual agamanya. Ini wilayah private yang dihargai negara modern dimanapun didunia. Tapi dalam agama masalah ritual hanya segelintir saja. Sebagian besar isi Al Quran berhubungan dengan spiritual sosial, yang mencakup segala aspek sosial, ekonomi, budaya dan politik. Nabi pun sepanjang hidupnya menteladankan masalah spiritual sosial itu. Mengapa ? Ritual agama dan spiritual sosial itu ibarat lepet dengan daun. Tak bisa dipisahkan. Ritual agama saja , tidak menjamin orang bisa selamat dunia akhirat, tapi kekuatan spiritual sosial bisa membawa orang selamat didunia ( akhirat ?). Karena spiritual sosial adalah proses yang berlangsung sejak Adam diciptakan dan terus berkembang menjadi sebuah kebudayaan dan mencapai kesempurnaannya ketika Nabi Muhammad , yang disebut sebagai Islam.

Dalam kehidupan akhir zaman sekarang , terbentang pilihan bagi umat manusia dalam konsepsi membangun peradaban. Apakah lebih mementingkan spiritual sosial saja ( contoh China dan Jepang ) ? Apakah dia hanya ingin mementingkan ritual saja ( bingung saya kasih contoh, karena hampir tidak ada komunitas yang hanya bicara ritual agama saja ) ? apakah dia tidak membutuhkan kedua duanya ( ya seperti Indonesia sekarang dan negara sekular lainnya ). Saya tegaskan ini soal konsepsi., sekali lagi konsepsi , sebuah visi membangun peradaban. Kalau kita bicara konsep tentu bicara design atau platform atau pondasi bangunan untuk menjadi apa ¿ Didalam bangunan itu ada manusia. Ingat kita membangun manusia , bukan membangun fisik. Manusia itu adalah makhluk sosial , makluk simbolik, yang tidak hanya butuh materi tapi juga butuh “ sesuatu “ invisible sebagai sebuah keyakinan akan ciptaanNya, akan kelemahannya dihadapan Tuhannya.

Sejarah modern telah melewati proses pembelajaran pasang surut peradaban. Awalnya Asia terang benderang, kemudian Asia meredub , Barat terang benderang. Dan kini Barat mulai meredub dan Asia tetap meredub. Kalau dulu krisis terjadi sebatas lokal. Kemudian menjadi regional dan akhirnya menjadi global. Kalau dulu hanya krisis ekonomi tapi kini sudah menjadi multi krisis ( ekonomi, lingkungan, energi, pangan, degradasi moral ) secara massive. Penyebabnya adalah hampir semua negara melakukan kesalahan patal dengan membangun bangsa menggunakan cara yang dilarang Allah, yaitu melalui hutang berbunga ( riba ). 32% APBN kita habis untuk bayar bunga dan hutang. Begitu pula AS 60% APBN nya untuk bayar hutang dan bunga, Eropa juga sama. Hanya China dan Iran yang hampir negaranya tidak punya hutang. Dunia resah menghadapi “multi krisis itu “ Dalam kebingungan itu, dunia mulai melirik Islam sebagai sebuah konsep membangun peradaban. Walau hanya sebatas dilirik namun ini akan terus bergulir seiring semakin terbukanya diskusi.

Kini islam mulai dilirik dan akan terus berproses. Islam adalah pilihan yang sempurna. Karena dia bukan hanya sebuah ritual penyembahan kepada Allah ( Hablum minnallah ) tapi juga spiritual sosial ( Hablumminannas). Sebuah project sosial yang termaha luas aspeknya , yang merupakan kristalisasi proses panjang sejak dari Adam sampai ke Muhammad. Dapat dibayangkan bila negara yang spiritual sosialnya yang sudah tinggi seperti AS, Inggeris, China, Jepang menjadikan Islam sebagai platform bernegara, maka akan cepat sekali terjelma rahmatan lilalamin. Bagaimana dengan kita yang mayoritas Islam ? Islam ditempatkan dalam dunia private , kadang ada sikap tendesius bahwa orang yang bicara islam sebagai konsep membangun bangsa dibilang kampungan atau tolol. dan bila perlu diciptakan bad image bahwa Islam itu adalah teroris dan tak pantas mengatur sebuah negara.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...