Apakah kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain ? jawabnya hanya satu yaitu kebebasan. Allah mendesign manusia begitu hebat. Manusia bebas makan apa saja. Beda dengan harimau walau perkasa tapi tidak bisa makan rumput. Beda Malaikat yang walau sangat dekat dengan Allah namun tidak bisa berbuat lain kecuali sesuai kehendak Allah. Beda dengan Iblis yang hanya ditugaskan untuk merusak. Manusia boleh berbuat apa saja. Baik atau buruk. Kaya atau kere. Pintar atau bodoh. Boleh. Silahkan. Andai Allah inginkan manusia seperti Malaikat maka itu akan sangat mudah tapi Allah beri manusia bebas memilih. Inilah nikmat terbesar yang diberikan oleh Allah kepada makhluk yang bernama Manusia.Makanya kalau ada manusia lain yang mencoba mengontrol kebebasan manusia lain maka itu sama saja berperang dengan Allah.
Kebebasan itu adalah platform manusia diciptakan oleh Allah. Ini cetakan asli dari kesempurnaan manusia. Tanpa kebebasan manusia tidak bisa menjadikan dirinya sempurna. Karena kebebasan itu pulalah makanya Allah mengirim Rasul untuk mengajari manusia untuk cerdas memilih atau cerdas untuk bebas. Kemudian Allah-pun mengajari langsung manusia lewat kitab suci. Sampai kini Allah hadir dalam keseharian kita lewat titahnya pada setiap lembaran kitap suci. Kalau anda inginkan melihat Allah berbicara maka bukalah Al Quran. Itulah suara Allah yang setiap saat anda bisa dengar kalau anda baca dengan tertip. Makanya ketika pertama kali Al Quran diturunkan, Allah mengatakan :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan, Dia Telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.”
Kita diminta untuk membaca sebagai cara untuk belajar menemukan jalan yang benar untuk memilih dengan benar sesuai yang Allah pilihkan untuk kita. Maha suci Allah yang maha pengasih lagi penyayang !
Begitu indahnya Allah mendesign Manusia. Begitu pemurahnya Allah kepada manusia,. Allah menciptakan Alam semesta yang begitu rumit untuk dipahami akal namun lewat firmannya Allah membuka tabir ciptaanya itu dengan vulgar. Tidak ada yang dirahasiakan bagi orang yang mau berpikir. Apalagi soal memilih mana yang baik dan mana yang buruk, Inipun bukan sesuatu hal yang rumit. Allah tidak pernah mendidik dengan rumit. Allah memberikan metode pengajaran dengan sangat mudah dicerna. Caranya, Allah berdialogh dengan manusia lewat sejarah manusia sebelumnya. Apakah ada yang paling mudah selain contoh? Itulah isi Al Quran yang sebagian berisi sejarah tentang baik dan buruk. Inilah keagungan Allah yang maha pengasih lagi penyayang agar manusia tidak sesat jalan pulang.
Tapi dengan cara yang begitu mudah dan sederhana, tetap saja membuat kita bingung memilih jalan yang benar. Biang persoalannya adalah fitrah yang kita miliki itu yang penuh kebebasan memilih dan berbuat telah menggiring otak kita untuk juga berpikir bebas. Sifat fikiran itu memang serba suka bermain main. Yang sulit kadang dibuat mudah dan yang mudah dibuat sulit oleh akal. Kita tahu bahwa 1 + 1 sama dengan dua. Akal kita membuat konsesus bahwa 1 +1 = 2 tapi kemudian akal kita buat lagi konsesus 1+1 = 4-2. Hal yag ditambah sama dengan hal yang dikurangi dan ini akan terus terangkai dengan derivatip cara akal berhitung. Kemudian kita terus mengurai segala permainan akal dalam berbagai metode. Manusia yang pandai bermain dengan akalnya disebut sebagai manusia modern atau manusia beradap.
Kemajuan manusia modern pada akhirnya tidak sebetulnya modern kecuali kembali purba. Akal manusia yang serba bebas itu pada akhirnya juga terjebak menjadi tidak bebas. Bila kemakmuran yang dikejar namun pada waktu bersamaan terjerat hutang berlibat. Bila kemerdekaan yang dikejar namun pada waktu bersamaan terjerat persaingan kelas. Bila kebebasan yang diharap namun pada waktu bersamaat supremasi pemerintah dan hukum membelenggu kita. Pemerintah menjadi penentu kebebasan kita, Pemerintah menjadi penentu nasip kita, Pemerintah menjadi pemilik kita. Dan pada akhirnya manusia modern dimana saja tetap saja terjerat kebebasannya. Potensinya sebagai makhluk sempurnan tereduksi.
Lantas apakah kemerdekaan yang anda harapkan ? Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan…, maka anda akan menemukan jalan pembebasan dan kemerdekaan yang menentramkan…Karena Allah mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. Kalau Anda percaya kepada Allah , Apa yang bisa anda harap dari pemerintah yang mengharamkan syariat islam ditegakkan..Masihkah ada makna kemerdekaan diatas konsep secular padahal sejatinya konsep kemerdekaan dibulan juni 1945 dikumdangkan dengan baiat “Ketuhanan dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya. Konsep ini telah terhalau dan haram dibicarakan dan kalau ngotot nasip anda akan sama dengan ABB dicap sebagai teroris.