Wednesday, January 14, 2009

Pemimpin

“ Setiap pemimpin itu harus mempunyai agenda. “ George Bush menyampaikan kepada Scott McClellan. “ Orang menilai pemimpin itu dan sejarah mencatat mereka berdasarkan kesuksesan yang diraih, lebih dari hal lainnya. Dalam politik tidak penting bagi rakyat bagaimana pemimpin meraih hasil, apakah didukung kalangan luas atau sempit, serta apakah dia terbuka dan jujur dalam usahanya. Selama programnya terbukti sukses, rakyat cenderung hanya melihat hasil akhir, bukan bagaimana cara pemimpin melakukannya. Karena kata kata tetaplah kata kata. Janji tetaplah janji. Tapi hasil adalah segala galanya.“

Scott terpukau dengan sikap George Bush. Dia akhirnya bersemangat dan bangga bekerja sebagai salah satu team George Bush. Dia melihat George Bush mempunyai kualitas sebagai pemimpin muda yang terbukti ketika menjabat Gubernur Texas mampu mengendalikan gejolak kepartaian, menyatukan masyarakat , dan membawa hasil positif. “ Saya tidak memiliki alasan untuk bersiap menghadapi kekecewaan dimasa depan “ Demikian Scott berkeyakinan terhadap George Bush.

Dari tingkat nasional, Scott terlibat membantu George Bush menuju Gedung Putih. Persaingan ketat menuju Washington memaksa mereka bekerja keras siang dan malam. Geoge Bush memperoleh kemenangan dalam pemilu. Selama di gedung putih, barulah Scott melihat secara nyata hasil dari sikap hidup Geroge Bush dalam memimpin. Kebohongan demi kebohongan terus terjadi, pengelabuan data intelligent, fitnah terhadap lawan politik dan banyak lagi. George Bush terus melenggang dengan caranya untuk menuntaskan agendanya. Akhirnya Scott memilih keluar dari team George Bush. Dia merasa pilihan terburuk dalam hidupnya adalah ketika dia memutuskan untuk bergabung dalam team George Bush.

Itulah sepenggal kisah dari Scott McClellah, mantan Juru Bicara Gedung Putih, yang ditulisnya dalam buku Inside The bush White House and Washington’s Culture of deception. Sejarah kepemimpinan AS banyak menghasilkan scandal Watergate, FBIgate, Irangate dan lain lain. Tapi selama kepemimpinan Bush , tak ada scandal yang bisa diungkap karena kejujuran terkunci dan kebohongan menjadi budaya. Inilah warisan yang harus diterima oleh Obama. Bush memang berhasil dengan agendanya, menyerbu Irak dan akhirnya menggulingkan Sadam. Menciptakan bad image terhadap eksistensi gerakan Fundamentalis Islam diseluruh dunia. Memacu pasar uang dan modal melesat bagaikan roket menggairahkan investasi di AS. Memacu kebebasan Pasar.

Namun kebohongan tetaplah kebohongan. Tak ada hasil yang seperti diharapkannya bila itu keberhasilan sejati. Kehebatan Geroge Bush memanfaatkan system untuk berbohong memang membuat dia lepas dari jeratan hukum ataupun scandal walau Irak menguras Anggaran dan merusak International image bangsa Amerika yang cinta kebebasan, walau pertumbuhan ekonomi AS menghasilkan bubble asset dan akhirnya merontokan kehebatan system moneter kapitalis, walau pasar bebas membuat rontok banyak industri AS sendiri, walau gerakan Islam semakin kuat menyatu dan garang menguasai Libanon, menguasai daerah pendudukan palestina di Gaza.

Yang terpenting ternyata bukan hasil yang diperoleh, tapi kebaikan apa yang dapat dihasilkan. Kebaikan ( goodness ) itu hanya mungkin dicapai bila dibalik setiap sikap dan perbuatan didasarkan oleh sikap cinta dan kasih sayang. Memang tak ada pemimpin yang sempurna. Juga samahalnya manusia. Tapi kejujuran apapun dalihnya harus menjadi agenda utama, siapapun yang ingin jadi pemimpin, dibidang apapun. Karena kejujuran berujung kepada Kebenaran dan akhirnya tentu keadilan bagi siapa saja akan terbentuk.

Tak ada pemimpin yang ideal dibumi ini. Selain Nabi Muhammad. Itupun Malaikat harus berkali kali membelah hati dan jantung Nabi untuk membersihkan segala tabiat buruk yang melekat didalam dirinya agar sempurna. Tapi kita manusia biasa terlalu lemah untuk bisa seperti Nabi Muhammad. Kita memang tidak mungkin menjadi manusia superman yang bebas dari segala kesalahan dan bertumpu dengan segala sikaf mulia. Karenanya kita hanya butuh pemimpin yang mampu berbuat dengan cinta dan ketulusan. Itu saja.

Tuesday, January 13, 2009

Iman

Ada yang sempat mengatakan kepada saya “ Orang kafir memuja berhala dan bersujud dihadapannya. Kini kita melakukan hal yang sama. Pemikiran orang kafir sudah kita imani untuk bersikap dan bertindak. Ketika bertemu orang Amerika dan Barat yang kafir kita menunduka diri dan menghormati mereka dengan segala bentuk. Tapi kita tetap menganggap diri kita muslim. Dan akibatnya kita mempunyai banyak berhala didalam diri kita, seperti ketamakan, ambisi, dengki dan iri hati , dan kita tunduk dengan semua itu. Maka baik secara lahir maupun batin, kita berbuat sama dengan pemuja berhala, tetapi kita tetap menganggap diri kita muslim “

Saya katakan hal itu tidak perlu dirisaukan. Bahwa selagi kita bisa melihat yang jelek maka ruh kebaikan terpancar didalam diri kita. Air laut terasa asin manakala kita sudah merasakan air sungai.. Yang indah nampak dipermukaan , menyeramkan bagi ruh. Yang terhormat nampak , namun terhina bagi ruh, yang terpintar dipermukaan, namun bodoh dihadapan ruh. Begitulah kemuliaan ruh yang bersemayam didalam diri kita. Menuntun kita untuk menilai dan memilah semua tipu daya dunia untuk mencapai kesempurnaan. Memahami agama sebagai hakikat selalu mencerahkan. Yang tidak bicara tentang ritual kecuali melakukanya seperti bernafas. Rukun Islam itu adalah kesehariannya dalam bersyariat sebagai cara mengingat Allah seumur hidup.

Agar kita tidak terjebak dalam kehidupan yang menipu maka dalam suluruh disiplin rohami selalu ditegaskan bahwa iman sebagai bagian yang tak terpisahkan dari amal. Iman itu dalam bahasa arab artinya adalah Aman.. Keamanan berujung kepada kedamaian. Bagi kebanyakan orang, akal terlalu dominant membahas soal keimanan. Akibatnya keamanan tidak didapat. Padahal memahami iman haruslah dengan cahaya Allah. Melalui tafakkur dan keilmuanm, untuk mengenal Tuhan menuju keamanan sejati. Mengenal dan akrab dengan Allah sebagai saksi setiap perbuatan, setiap pikiran, setiap niat. Sebagai pelindung siang dan malam dari segala fitnah dan bencana. Sebagai pemberi cinta daripada amarah.

Tanpa syak, manusia terdiri dari jasad yang sangat rendah dan roh, yang agung.. Tuhan menciptakan keduanya dari kesempurnaan Kuasa Nya. Srratus ribu kebijaksanaan yang ternyatakan dari roh luhur , seratus ribu kegelapan dari jasad kasar ini. Itulah sebabnya, Tuhan berfirman kepada para malaikat “ Lihatlah , sesungguhnya aku menciptakan makhluk dari tanah, Manakala telah kusempurnakan kejadiannya dan kutiupkan roh Ku maka hendaklah kamu bersujud. Kepadanya ( QS: 38:72-73). Dia dihubungkan jasad tanah dengan hembusan napas Roh Nya sendiri, sehingga cahaya dan Napas ketuhanan menjadikan tanah hitam ini sarana bagi kebajikian, keadilan dan pemelihara amanat Tuhan: maka ia menjadi sarana bagi keselamatan,pendakian , dan derajat ketinggian. Tujuan bukanlah tanah hitam, melalui ketamakannya bagi cahaya “Aku hembuskan napas roh Ku kedalam dirinya”, hendak menjadikan lampu penerang, bagi niat jahat mencuri dan pengkianatan.

Mensucikan diri bukanlah menghindar dari interaksi dengan siapapun. Melainkan menanamkan jihad Akbar kepada diri sendiri . Berkeyakinan mampu membunuh nafs dengan menghentikan budaya “ meminta “ dan “memohon”. Membangun sikaf keseharian untuk memberi dan memberi karena cinta. Memang setiap perang akan ada korban dan pendertaan, Kadang kalah, kadang menang. Namun akhir dari pertempuran adalah memenangkannya. Penderitaan karena perang dengan nafs terlalu tak berarti bila dibandingkan penderitaan diakhirat kelak bila kita kalah. Inilah puncak keimanan untuk mencapai puncak spiritual yang menetramkan Menuju keselamatan di dunia dan akhirat.

Monday, January 05, 2009

Takut kepada Allah

“Anna Laka hadza “ yang berarti adalah “ ini darimana kamu dapatkan? “. Istilah ini sangat popular dizaman dinasti Islam ketika berjaya sebagai ujud kepedulian negara terhadap keadilan dan pemberantasan korupsi. Istilah “Anna Laka hadza” awalnya adalah kata kata yang keluar dari Umar Bin Khathab yang disampaikannya kepada Abu Hurairah. Kisahnya ketika itu Abu Hurairah diangkat menjadi pemungut pajak. Setelah semua hasil pungutan pajak itu diserahkan ke Baitul Maal, maka Umar berkata ““Anna Laka hadza” ketika melihat ada benda berharga ditangan Abu Hurairah. Abu Hurairah menjawab bahwa itu didapatnya sebagai hadiah dari seorang pembayar pajak kepadanya. Dengan tegas Umar meminta agar barang itu diserahkan kepada Baitul Maal. Alasannya kalaulah bukan karena dia petugas pajak maka tak mungkin ada hadiah itu.

Di era sekarang istilah itu masih ada. Namanya adalah LKPN ( laporan Kekayaan Pejabat Negara ). Semua pejabat wajib membuat laporan asal usul harta yang didapatnya. Untuk pihak non pejabat negara juga ada ketentuan mengenai KYC ( knowing your customer ) yang ditujukan bagi nasabah bank. Hal ini berkaitan dengann Undang Undang Pencucian uang. Artinya siapapun yang ingin memanfaatkan bank maka dia harus menyatakan dirinya bersih dari segala tindakan kejahatan atau uang hasil kejahatan. Berbagai aturan pendukung dibuat untuk memagar segala rencana atau tindakan yang mengarah kepada korupsi atau kejahatan.

Zamak Khalifah islam dan era sekarang mempuynyai kepedulian yang sama tentang pemberantasan praktek culas yang dapat merugikan negara. Yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana mungkin di zaman Kalifah Anna Lad hadza menjadi alat ampuh pemberantasan korupsi. Tapi dizaman sekarang aturan yang begitu ketat ternyata tidak berhasil menghapus tindakan korupsi ? Bagaimana mungkin bank sebagai lembaga penjaga kesucian asal usul uang ternyata tak berdaya membendung dana haram masuk ? Jawabanya hanyalah satu bahwa di zaman Kalifah Islam, kebijakan dilandasakan kepada keyakinan spiritual yang dianut oleh masyarakat. Keyakinan spiritual inilah yang dijadikan cara mendidik masyarakat untuk menghindari korupsi.

Pendidikan dari para pemmpin kepada rakyatnya dilakukan tidak dengan pidato atau seminar. Tapi dalam bentuk keteladanan. Ketika putri Khalifah Umar bin Abdul Azis diberi hadiah berupa perhiasan oleh petugas Pajak maka seketika itu juga Umar meminta agar perhiasan itu diserahkan kepada Baitul Maal, sambil berkata “ takutlah engkau wahai anaku yang tercinta, bahwa engkau kelak akan menghadap Mahkamah Tuhan dengan barang perhiasan itu” Umar berkata seperti itu karena keimanan yang tinggi dihadapan Allah untuk senantiasa mengingatkan kepada siapapun tentang kesalahan dan tertuma kepada keluarga terdekatnya

‘ ….Apakah orang yang menuruti keridhaan Allah, akan serupa dengan orang yang pulang dengan kemurkaan Allah ( QS Ali Imaran 162). Apakah orang yang jujur, taat dan mengabdi kepada negara dan bangsa hanya karena ingin beribadah kepada Allah akan sama dengan orang yang pulang karna murka Allah , karena culas ?, karena korupsi,? karena menggunting dalam lipatan,? menohok kawan seiring ? mengguk diair keruh ? Apakah akan sama keduanya ? Pastinya tidak ! Sebab orang berjuang karena Allah maka hanya satu balasannya yaitu Sorga sedangkan sicurang tersebut “ ….Dan tempat kembali mereka adalah neraka jahannam, itulah bentuk buruk tempat kembali ( QS: Ali Imran 162). Spiritual kita harus mampu berkata kepada orang terdekat kita ( anak /istri ./family ) ketika mereka meminta sesuatu yang bisa membuat kita tergelincir dari perbuatan hina , “ Pilih kesenangan dunia atau ikut aku untuk berbuat karena Allah…

Ketika Nabi Muhammad wafat , Islam diatas kemenangan dan kejayaan namun tak ada harta atau singgasana sebagai warisan beliau untuk keluarganya kecuali satu tombak yang juga dalam kondisi tergadaikan dirumah seorang yahudi….Karena kenikmatan dunia yang tak tertandingi ternyata bukanlah harta dunia tapi “ rasa takut kepada Allah “…Nabi telah memberikan teladan kepada umatnya , dan itulah pendidikan terbaik sepanjang zaman. Semoga dan semoga siapapun yang kelak akan menjadi pemimpin , entah itu menjadi wakil rakyat di DPR, di Pemeritahan, mampu menjadi pendidik bangsa lewat keteladanan. Dengan keteladanan melalui akhlak mulia itulah yang akan membuat aturan negara melekat dalam setiap jiwa rakyat untuk lahirnya sifat malu dan akhirnya terbangun sikap “ takut kepada Allah “. Maka kemakmuran akan terjadi kini dan disini…

Wednesday, December 31, 2008

Waktu

Karena waktu sejarah ada. Karena waktu mentari tenggelam diperaduannya. Usia terpenggal dengan rambut memutih, mata memudar, tenaga berkurang. Namun hasrat tak pernah padam selagi hayat dikandung badan. Itulah waktu dan kita. Hasrat mengecilkan eksistensi sang waktu. Membuat hari tak akan berkesudahan. Melata untuk mendaki hasrat yang tak pernah habis habisnya untuk digapai. Makanya tak perlu terkejut bila semua orang tertawa dan ceria ketika menanti detik detik pergantian tahun .Keceriaan itu adalah puncak dari kebodohan manusia. Puncak meruginya manusia yang selalu alfa memaknai sang waktu sesungguhnya.

Para cerdik pandai menulis dibanyak media tentang makna pergantian tahun. Toresan tentang yang lalu dan yang akan datang diulas tuntas. Semuanya dengan nada hari esok masih ada dan tentu masih ada banyak harapan. Begitulah setiap pergantian tahun , harapan tak pernah henti dipanjatkan. Sesungguhnya manusia itu sangat tak berdaya berhadapan dengan sang waktu. Sedetik kedepan tak ada yang bisa menduganya kecuali setelah mengalaminya. Hari esok yang kita maknai hanyalah bayangan dari sinar kemarin dan kini. Hanyalah gambaran , bisa menyenangkan dan bisa bisa menyedihkan. Tak lebih. Karena sejatinya masa lalu berhubungan dengan masa kini dan masa kini menentukan masa depan. Lantas apakah manusia mampu merubah jalan yang sudah terbentuk selama setahun kemudian segera merubahnya dalam waktu singkat ? Manusia adalah makhluk social yang hanya bisa berevolusi. Tak ada proses short cut untuk masa kini menuju masa depan yang lebih baik. Selagi masa lalu sudah salah maka untuk merubahnya butuh waktu dan proses yang tidak mudah. Selama prose situ tak banyak orang siap.

Kata orang, rusak susu sebelanga karena nila setitik. Jauh jalan menyimpang bila berkelok seincipun langkah kita. Setetes kesalahan akan membuat hati kita kabur. Seinci aqidah terbelokan maka sesatlah itu orang. Makanya dalam islam orang dipaksa untuk meng up date dirinya bukannya setahun sekali tapi lima kali dalam sehari dan terus tiada henti selagi hajat dikandung badan. Dalam ritual sholat, manusia berjanji kepada Allah bahwa “Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku bagi Allah, Tuhan seru sekalian alam. Tiada sekutu bagiNya. ...” Lima kali sehari kita berjanji bahwa shalat yang kita lakukan hanya untuk Allah. Bukan untuk inginkan sorga atau inginkan pahala. Bahwa ibadahku ( perbuatan baik dan soleh) hanya untuk dan karena Allah semata. Bukan untuk mendapatkan pujian, atau kehormatan atau pangkat. Hidupku hanya untuk Allah. Apapun yang kita lakukan dimuka bumi ini dalam posisi apapun , entah itu pejabat, rakyat jelata, maka semua karena Allah. Matiku, bahwa akhir dari segala harapan kita hanyalah kembali kepada Allah dan mati karena Allah.

Lima kali sehari dan tak pernah lekang oleh situasi apapun. Sholat harus ditegakkan. Bahkan Nabi ketika akan menjemput ajal, sholat adalah satu satunya yang diingatkan kepada manusia agar menjaganya. Dari sholat inilah sebetulnya manusia setiap hari setiap waktu secara systematis diminta agar memperbarui janjinya kepada Allah. Karena disela sela waktu sholat itu kadang manusia lupa akan janjinya.Makanya kembali diingatkan ketika masuk waktu sholat berikutnya. Inilah pembelajaran sejati bahwa manusia sangat lemah dihadapan waktu. Allah sebagai pencipta kita tahu betul bagaimana menjaga kesempurnaan kita , yaitu melalui perintah sholat.

Bila kita lupa satu jam dan kemudian berlanjut sampai jam berikutnya dan terus berlanjut Hari menuju minggu ,minggu menuju bulan dan akhirnya tahun berganti tanpa kita sadari. Sementara kita tetap dengan cara kita yang lupa dengan janji kita kepada Allah. Dan terus merasa bahagia disetiap berganti tahun dengan banyak harapan harapan. Sebetulnya harapan itu sudah hilang seiring kita kehilangan hubungan kepada Allah. Kita hanyalah kumpulan manusia yang tak lebih disamakan atau lebih rendah dari bunatang dihadapan Allah. Hidup kita didera oleh ilusi dan impian yang memabukan. Mudah sekali termakan bujukan manusia, mudah sekali di create oleh pemikiran orang lain. Mudah sekali memuja orang lain untuk harapan. Dan akhirnya membuat kita semakin jauh dari Allah..

Andai Sholat kita tegakan. Andai sholat sebagai repliksi keseharian kita. Maka semua kita sebetulnya telah berperan penuh untuk menciptakan kedamaian dibumi. Namun kita sholat tapi kita tidak memahami makna sholat. Akibatnya kita kehilangan indetitas kita sebagai rahmat bagi alam semesta. Bukannya menjaga bumi malah bumi meradang karena polusi. Bukannya menjaga alam malah alam hancur dimakan kerakusan. Bukannya menjaga kedamaian dimuka bumi malah menciptakan prahara demi prahara . Namun , sejarah selalu mencatat indah perjalanan waktu dengan tampilnya tokoh dibalik cerita para pemikir tapi sebetulnya itu hanyalah cara berilusi untuk sesuatu harapan yang sebetulnya sudah lama hilang. Yang ada hanyalah permainan waktu untuk membuat kita terus merugi dan merugi karena kita kehilangan Allah.

Kembalilah kepada Allah dan masuklah kedalam islam secara kaffah. Memang karena “waktu” kita sudah lama berpaling dari Allah tapi selagi hajat dikandung badan, Allah senantiasa menantikan kita untuk kembali kejalan dimana singgasana Allah bersemayam. “ Datanglah kepada ku wahai wajah yang bersih…” --Bukan karena pangkat, jabatan ,harta , pujian, pahala ,sorga--. Bukan.! Tapi wajah yang bersih itu adalah berangkat dari ketulusan untuk berbuat dan berbuat karena Allah. Inilah kunci kemuliaan manusia yang pantas menjadi khalifah dimuka bumi..tapi kadang kita lupa

Saturday, December 20, 2008

Kekuatan spiritual

Dalam berbagai banyak kunjungan diluar negeri dan beriteraksi dengan para professional asing, saya melihat bahwa etos kerja mereka sungguh luar biasa. Mereka serius, tekun dan disiplin tinggi dengan waktu. Tak ada hari kerja dalam canda. Semua berkerja dalam hirarki yang ketat untuk mencapai sasaran yang tepat. Kehebatan ekonomi China, Jepang ,Korea, Taiwan menjadi telaah para budayawan tentang kehebatan Tao , Budhisme, Kong Hu Chu sebagai kunci keberhasilan masyarakat Asia timur berkibar dikancah international dan disegani. Begitupula kehebatan Ekonomi barat dan AS diyakini oleh para budayawan sebagia akibat budaya plurarisme dan kebebasan berpikir . Hingga membuat bangsa Barat dan AS menjadi bangsa yang creative , innovative disegala bidang hingga menjadi acuan untuk menjadi sukses.

Semua hal yang berbau barat selalu dipuja. Dulu orang mendalami ilmu tentang sukses yang katanya berasal dari Intelligent Question (IQ). Maka beramai ramailah orang tua meminta anaknya ikut test IQ. Bahkan masuk kerjapun diharuskan ikut test IQ. Namun karena belakangan diketahui ternyata IQ tidak cukup untuk menjadikan orang “sukses”karena banyak yang IQ nya tinggi ternyata mati bunuh diri karena gagal.Banyak yang frustasi. Kalaupun berhasil dia berubah menjadi aninal. Cenderung indiviualistis, dam arogan. Kemudian , para ahli memandang bahwa IQ tidak cukup. Maka harus ada tambahan berupa emotion. Maka jadilah rumus sukses seseorang menjadi Emotion Question (EQ). Dari sini diharapkan orang pintar akan sukses apabila dia punya kemampuan mengendalikan emotionnya. Namun , apa yang terjadi? Pengendalian emotion yang tinggi ternyata tidak membuat orang damai. Terlalu banyak stress karena semua dipendam sendiri. Tidak ada pelampiasan. Akibatnya banyak orang sukses kesepian dan menyendiri. Kesuksesanpun tak lagi bernilai.

Para Ahlipun mulai lagi menganalisa bagaimana sebetulnya sukses itu ?. Mengapa kepintaran, pengendalian emosi tidak cukup membuat orang sukses dalam arti sesungguhnya. Mengapa jabatan dan ilmu tinggi tidak membuat orang bijak. Mengapa harta berlimpah membuat orang terus merasa kurang. Mengapa banyak makan obat supplement justru membuat orang semakin banyak penyakit. Mengapa begitu banyak tempat hiburan semakin banyak orang stress. Mengapa semua menjadi paradox ? Dari berbagai observasi tersebutlah akhirnya orang menemukan kesejatiannya yaitu perlunya spiritual dalam rangka mengendalikan emotion. Maka jadilah Emotion Spiritual Question ( ESQ). Dalam kaca mata ahli yang dimaksud spiritual adalah sesuatu yang universal dimana pada intinya manusia itu terlahir membawa nilai spiritual. Membawa manusia kealam spiritual adalah obat untuk menjaga keseimbangan emotion.

Dari ESQ inilah paradigma baru tentang sukses digelar. Konsep memberi dan menerima dengan tulus dikembangkan. Orang barat tergila gila dengan konsep baru ini. Namun tetap saja mereka tidak mengakui keberadaan Agama dan hari akhir sebagai inti dari kekuatan spiritual. Mereka mencoba menganalisa alam spiritual dengan otak sebelah kirinya. Perusahaan berlomba lomba membuat yayasan Amal , Para orang sukses berusaha menjadi pimpinan yayasan amal. Kegiatan yang bermuatan kasih sayang digelar luas. Senyum dibudayakan. Tapi semua itu barulah sebatas symbol. Akal manusia tidak akan mampu menyabarkan konsep spiritual tersebut kecuali berdasarkan ilmu yang sudah diajarkan oleh sang pencipta ( ALLAH ) kepada manusia. Mengapa ? semua hal yang menyangkut spiritual berujung kepada hal gaib , yang hanya mampu dicerna oleh otak sebelah kanan.

Tesis suskes membangun peradaban modern seperti China, Eropa, AS , Jepang oleh banyak budayawan kini terbukti hanyalah ilusi belaka. Menjadi terbalik ketika krisis global terjadi. Lihatlah betapa rentanya komunitas peradaban modern yang dibanggakan itu. Mereka nampak rapuh dan setiap hari berteriak memohon perlindungan dari penguasa untuk diselamatkan dari kemungkinan jatuh bangkrut. Bahkan mereka mengatakan “Tuhan sudah mati “. Ternyata bangsa Indonesia tak pernah gamang dengan situasi apapun. Walau kemiskinan menjerat. Walau harus antri BLT. Walau harus mati karena tak mampu beli obat. Walau harus berhenti sekolah karena sekolah mahal. Kita sebagai komunitas terlatih menerima kezoliman peradaban “modern” dengan kesabaran yang tinggi, tak tertandingi oleh peradaban manapun. Itu karena nilai nilai Islam yang menjadi mayoritas penduduk Indonesia.

Dari waktu ke waktu kita tak pernah sepi dari krisis. Semua itu karena ulah rezim yang brengsek. Tapi kita tetap kuat sebagai komunitas dan mudah digiring ke bilik pemilu walau janji elite politik tak pernah tunai. Seharusnya pihak Barat , China, Jepang, dan lainnya serta para pemikir orientalis mulai melihat kehebatan peradaban Indonesia ini untuk mendapatkan sukses dalam arti sesungguhnya. Dimana spiritual itu tak pernah menganggap bahwa dunia adalah akhir dari segala galanya. Dunia hanyalah persinggahan sementara untuk menuju kehidupan yang abadi. Dizolimin, kemiskinan, penderitaan bukanlah yang ditakuti tapi adalah bagian proses untuk meningkatkan nilai spiritual itu sendiri. Sementara orang yang mengagungkan dunia justru semakin kehilangan spiritualnya dan hanya hidup dari banyak symbol yang mudah hancur dimakan waktu.

Bahwa hanya ada satu pilihan bagi pihak Eropa, AS, Jepang, China, Jepang dan mereka yang berpikir orientalis untuk keluar dari krisis ,yaitu percayalah kepada Allah dan Rasul. Islam adalah satu satunya solusi untuk menciptakan peradaban yang damai. Dengan demikian maka keseimbangan akan terbentuk dan Komunitas Indonesia , termasuk dibelahan dunia lainnya yang selama ini dipinggirkan dari kerakusan peradaban “modern” akan bangkit untuk saling mengisi dan melengkapi. Namun bagaimana menanamkan keyakinan bahwa krisis sekarang ini terjadi akibat larinya mereka dari konsep Islam…? Hanya Allah yang berhak menanamkan keyakinan ( hidayah ) itu.Lagi lagi kita hanya bisa berserah diri kepada Allah. Itulah puncak spiritual yang memang sulit dipahami oleh akal..

Monday, December 08, 2008

Ka'bah...

Saya teringat empat tahun lalu ketika menunaikan Ibadah Haji. Saya terpesona melihat Ka’bah. Karena selama ini ketika sholat , Ka’bah hanya ada dalam imaginasi saya yang memang tak pernah melihat langsung. Saya tahu bahwa kita semua menghadap kearah kiblat bernama Ka’bah. Agungkah Ka’bah ? Inikah yang selama ini arah kiblat kita ? Mengapa semua orang mau berkorban dengan tenaga dan uang , hanya untuk datang ke tanah suci ini ? Itulah pertanyaan dasar saya ketika melihat Ka’bah. Ketika ritual Tawaf , Pertanyaan dibalik keterpesonaan itu, saya mulai merasakan sesuatu pesan yang justru mengecilkan keberadaan Ka’bah itu sendiri. Saya tak lagi melihat Ka’bah sebagai sesuatu keterpesonaan. Betapa tidak ? Ka’bah ada disebelah kiri saya ketika mengelilingi Ka’bah ( Tawaf).. Bukan disebelah kanan.

Kanan adalah lambang kemuliaan. Nabi menganjurkan agar melakukan segala sesuatu haruslah dengan tangan kanan. Melangkah dengan kaki kanan lebih dahulu. Quran sebagai wahyu ALlah dibaca dari kanan kekiri. Susunan DNA kita ternyata bergerak dari kanan kekiri. Berwudhupun harus dimulai dari yang kanan.Singkatnya semua serba kanan. Mengapa kanan ? Tentu anjuran ini berdasar. Karena tak mungkin Rasul menganjurkan tanpa dasar petunjuk dari allah. Kini kita dapat mengetahui ihwal tentang kanan dan kiri itu setelah adanya kemanjuan tekhnologi yang menyelidiki fungsi otak. Efektifitas dan efesiensi gerak tubuh kita sangat dipengaruhi oleh otak, dimana otak sendiri menurut para ahli terbagi dalam dua ; biasa menyebutnya dengan otak kiri dan otak kanan, masing-masing bagian dari otak ini mempunyai fungsi yang berbeda. Bagaimana itu bisa terjadi ?, Tentu adalah karena kekuasaan dari Allah SWT, yang maha dari segala. Sehingga bagaimanapun manusia berusaha mencoba berkreasi menduplikasi otak, dalam bentuk program, robotisasi dsb., tentu tidak bakal bisa menyamai kerja otak kita yang sesungguhnya.

Selain dibagi berdasarkan lobus, oleh para ahli, fungsi otak dibagi menjadi otak besar bagian kiri dan otak besar bagian kanan. Bagian kiri berfungsi sebagai pusat bahasa verbal atau berbuat karena hukum sebab akibat. Otak sebelah kanan, secara struktural sama dengan otak kiri, tetapi ada perbedaan fungsi. Diotak kanan ini pusat bahasa, berhitung, dan percakapan tidak ada. Otak kanan untuk bahasa nonverbal dan kemampuan berimaginasi untuk menghayati sesuatu diluar batas lagika. Akal kanan membuat orang menangis , tertawa, marah dan bahagia. Bahasa yang tidak bisa didengar tapi dapat dirasakan dalam bentuk gerak dan tingkah, isyarat. contohnya bahasa body language, gerakan mata.

Jadi otak kiri lebih kepada hal yang dapat dicerna dengan akal manusia yang serba terbatas. Ungkapan bahasa verbal dan bukan bahasa hati atau bahasa jiwa. Makanya sebab mengapa ritual tawaf menempatkan Ka’bah disebelah kiri. Karena Ka’bah hanya simbol nyata tentang gaip ( keimanan ), yang tak perlu disembah. Sama halnya dengan kecanggihan ilmu pengetahuan, harta dunia, pangkat /jabatan , kecantikan, keperkesaan harus ditempatkan disebelah kiri kita karena begitulah design kita sebagai manusia. Otak kanan adalah sunatullah untuk kita berbuat berdasarkan bahasa jiwa kita bukan bahasa akal kita. Bahasa jiwa itu tak lain adalah cinta dan kasih sayang untuk beribadah kepada Allah. Gunakanlah kemampuan otak kiri untuk berbuat karena kehendak otak kanan. Karena kalau kita lebih menurutkan otak kiri kita maka perbuatan kita jauh dari sikap ikhlas kecuali kepentingan keuntungan semata, serba bersyarat.

Haji adalah puncak ritual keimanan kepada Allah . Hanya bisa dipahami oleh bahasa non verbal yang tak pernah ternoda oleh energi yang berasal dari otak sebelah kiri. Karenanya kenalilah sikap kita , apakah kita berpikir dengan otak sebelah kiri atau sebelah kanan? Untuk mengetahuinya maka pahamilah keberadaan Allah dan sunah rasul serta gunakanlah sholat lima waktu, zakat, puasa, haji dan perbuatan mulia lainnya dengan otak sebelah kanan kita. Focuslah dengan otak kanan. Karena otak kanan kita terhubung dengan semua indra kita termasuk kepada ruh kita. Itulah keagungan Allah yang mendesign kita dengan segala standard operating procedure yang begitu sempurna.

Ibadah Haji adalah puncak ritual dalam berbagai symbol yang hanya dapat dipahami oleh otak sebelah kanan kita bukan sebelah kiri. Karena symbol symbol itu ( termasuk harta dunia dan jabatan ) tak lebih adalah repliksi kelemahan kita dihadapan Allah, yang tidak boleh kita sembah /puja dalam bentuk apapun,

Friday, December 05, 2008

Tekanan jiwa

Manusia hidup dalam situasi tertekan ( pressure ). Tekanan dapat hadir dari luar sebagai akibat orang lain. Dapat pula bersumber dari dalam akibat dorongan nafsu yang tak terkendali. Tekanan dari dalam maupun dari luar , keduanya berdampak luas terhadap jiwa kita bila kita tak bisa menahannya. Karena pressure ini berkaitan dengan jiwa maka efek dari pressure adalah jiwa kita sendiri. Tekanan dari luar mudah dideteksi namun tekanan dari dalam jiwa kita sulit dideteksi. Sifat sombong atau ingin dihormati, hidup berlebihan atau gemar menumpuk harta, sifat pendusta dan perbuatan yang merusak adalah sifat yang mengaburkan kebenaran ,kebaikan, keadilan. Sifat inilah sebagai pressure yang mengakibatkan jiwa tak pernah stabil. Sifat ini akan terus terpancing untuk bangkit akibat pangaruh budaya keseharian yang menyesatkan. Budaya keseharian itu hadir dalam kehidupan kita berupa “pujian, fitnah, ancaman”. Ketiga hal ini membuat kita tertekan.

Pujian adalah budaya yang hidup ditengah masyarakat. Karena pujian membuat orang menikmati kekuasan , kesuksesan dunia, kehormatan dunia, jabatan dan kekuasaan. Yang pintar bangga dengan kepintarannya. Yang berkuasa senang dengan kekuasannya. Yang berharta bangga dengan hartanya. Pujian yang terus ber taburan dalam kehidupan manusia membuat manusia sombong dan kikir. Sombong karna dia pantas dihormati dan dipuji. Kikir karena tak ingin kelebihannnya, kesuksesannya berkurang karena kawatir pujian akan berkurang. Yang senang dengan pujian menimbulkan iri bagi yang belum mendapatkan pujian. Akibatnya terjadi persaingan yang melelahkan antara yang belum dan yang sedang.. Saling menghormati, saling menjaga, tak akan ada lagi dalam ruang budaya ini. Manusia berjarak satu sama lain. Kelas terbentuk. Kecemasan menjadi keseharian.

Yang kedua adalah fitnah. Sengaja memfitnah orang lain untuk mencapai tujuannya. Atau fitnah itu dalam bentuk extrim adalah tidak peduli orang lain selagi kepentingan sendiri terpenuhi. Sikap fitnah ini terungkap dari budaya kesehariaan seperti ; Saling menjelekan satu sama lain. Saling tidak peduli satu sama lain. Saling ingin menang sendiri.. Yang kaya merasa pantas merendahkan yang miskin. Yang berilmu merasa wajar memperbodoh yang tolol. Bagi pengusaha merasa tak berdosa menzolimi pekerja dengan upah semaunya. Pemerintah merasa patut bila harus mengurangi beban social APBN daripada mengurangi beban bayar hutang luar negeri demi menjaga kesina mbungan rezim tanpa peduli nasip rakyat yang terkapar. Para politisi merasa tak berdosa bila janjinya tak ditunaikan demi pundi partai penuh. Semua pelaku yang memfitnah dan difitnah sama tertekan jiwanya. Hanya bedanya yang memfitnah tak pernah puas. Ia hidup dalam kegersangan jiwa untuk lebih dan lebih. Akhirnya jiwanya mati.

Yang ketiga adalah ancaman. Orang terancam kehilangan pekerjaan karena perusahaan terus merugi akibat krisis. Istri merasa terancam karena suami kawin lagi. Pengusaha merasa terancam karena penjualan menurun. Penghutang terancam karena dikejar debt collectior. Pejabat terancam karena adanya KPK. Ancaman seperti ini tidak berdampak luas dan namun jalan keluar mengatasi ancaman dapat menimbulkan anarkis. Kehidupan tak lagi damai. Kadang pengusaha harus mem PHK buruh. Kadang istri bunuh diri atau minta cerai. Kadang debt collector sampai membunuh debitur atau menghina debitur. Kadang pejabat dan politisi berkonspirasi menghilangkan ancama dari KPK dan akibatnya keadilan hanyalah bualan kosong.

Kehidupan kini tak lagi menentramkan karena budaya kita adalah budaya dalam tekanan nafsu... Keseharian kita sudah terjebak diperbudak nafsu. Begitu banyak penderitan, kekecewaan, air mata , stress , frustrasi terjadi dimuka bumi seiring dengan munculnya berbagai penyakit social seperti korupsi, rampok, perkosaan, perceraian, pemerasan , pelacuran, narkoba, penindasaan dan lain sebagainya. Semua kita berupaya mengatasi penyakit social itu tapi tak kunjung dapat mengatasinya. Kita lupa , bahwa kita tidak pernah melihat akar masalah penyebab dari penyakit social itu.

Semuanya akibat dari budaya hidup dalam tekanan. Sebetulnya antara yang tertekan dan yang menekan sama sama korban. Hanya saja masing masing tergantung kekuatannya menahan tekanan itu. Kekuatan menahan tekanan ( pressure ) bersumber dari kekuatan spiritual. Yaitu Sabar, ikhlas dan Rendah hati ( tawadhu), istiqamah. Semua kita , bila bersemayam dijiwanya akan sikap sabar , ikhlas , tawadhu,istiqamah maka segala pujian tak akan berhasil menyesatkannya. Segala fitnah dunia tak akan pernah mengaburkannya. Segala ancaman tak akan membuatnya terhina dan zolim. Dia kuat karena dia selalu mendekat kepada penciptanya melalui sholat yang berkesinambungan sebagai cara ALlah melatihnya untuk menjadi sempurna.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...