Tuesday, April 22, 2008

Tentara

Awalnya istilah strategy yang kini dikenal luas dalam mengelola masa depan organisasi adalah berasal dari “ strategos dan stratos serta agein” Dalam bahasa Yunani srategois dan strator artinya adalah tentara , agein adalah menjalankan. Jadi jelas sekali bahwa istilah strategy itu ada dalam ketentaraan dan agen sebagai pihak yang melaksanakan langkah operasional. Bila ada tentara tentu ada pula tujuan untuk menghadapi musuh dalam konteks peperangan. Tentu pula tujuannya untuk mencapai kemenangan secara total. Makanya kata strategy berkembang pula dalam Ilmu kiat managemenet yaitu berupa POAC ( planning, organizing, Actuating dan controlling).

Namun bagaimanapun hebatnya istilah yang diungkapkan oleh ilmu management, tidak akan mengurangi hakikat awal istilah strategi. Dalam kehidupan modern, dalam kontelasi global dewasa ini, peperangan bukanlah suatu kerja kolektif belaka. Ia melibatkan banyak unsur masyarakat dan beresiko besar, termasuk nyawa manusia. Maka ia harus dipikirkan secara menyeluruh untuk melahirkan keputusan kondisional menetapkan tindakan tindakan yang harus dijalankan guna menghadapi masa depan yang tidak pasti. Artinya, ia berupa rencana “alpha “ untuk menghadapi kerjadian “A” , rencana “beta” untuk menanggulangi rencana “B” dan lain lain.

Sejalan dengan kehidupan di era reformasi sekarang dimana tentara tidak lagi berperan penuh dalam kehidupan social politik, ekonomi maka tidak perlu kita juga apriori dengan keampuhan tentara, khususnya kehebatan ABRI menjaga stabilitas keamanan , politik, ekonomi selama masa orde baru.. Para militer yang berada dalam pusat kekuasaan tempo dulu dengan jumlah militer yang hanya sebanyak 500.000 orang , terbukti mampu meredam segala gejolak social,politik dan ekonomi dengan populasi rakyat sebanyak 160 juta orang. Ini bukanlah pekerjaan mudah dan murah. Tentu diperlukan keahlian luar biasa mengelola segala factor yang cepat sekali berubah ditengah tuntutan emosi, intelektual yang juga berkembang seiring kesadaran masyarakat akan hak haknya.

Karena militer yang berkuasa kala itu dengan dikomandani oleh jenderal yang juga ahli strategy maka segala kekuatan eksponen bangsa ditempatkan sebagai bagian dari “tentara” untuk mencapai cita cita nasional. Berbagai “tentara” dibidang ekonomi , pertanian, industri, perdagangan, yang melibatkan angkatan professional atau sipil dan angkatan yang dipersenjati atau ABRI, diniscayakan untuk menanggapi, menyiapkan serta mengendalikan setiap kegiatan operasional guna membangun ketahanan nasional menuju masyarakat yang adil dan makmur. Berhubung kegiatan operasional ini berinteraksi dengan budaya local dan kepentingan dunia international maka “tentara” yang diterapkan menjadi geostrategi. Artinya terjadi hubungan yang tidak bisa dipisahkan antara geopolitk dan geostrategy.

Maka hubungan antara geostrategi dan geopolitik bagai lepat dengan daun. Sama-sama punya makna substansial sendiri, namun bila digabungkan menghasilkan nilai total yang jauh lebih besar daripada jumlah nilai individual masing-masing. Di samping itu peralihan dari politik ke strategi ( “ tentara” ) merupakan peralihan dari "kata" ke "perbuatan". Politik menyatakan tujuan-tujuan, menggambarkan lawan. Berdasarkan data itu strategi ( “tentara”) memformulasikan sasaran, menetapkan agen- agen demi pencapaiannya dalam ruang dan waktu. Ketahanan Nasional Pemerintah dahulu pernah memiliki "angan-angan strategis". Ia disebut "ketahanan nasional" atau national resilience, bersendikan ide-ide utopis yang mengambang. Di era reformasi sekarang jarang sekali dikumandangkan, ia bisa difungsikan kembali dengan syarat dibuat "membumi".

Memaknai tentara dalam konteks bela negara seharusnya ketahanan nasional merupakan gabungan yang terdiri dari pertama , wilayah , penduduk. Kedua, .System nasional ,yang meliputi tata kerja, dan tata negara yang mencerminkan derajat kemampuan, kematangan dalam berorganisasi. Ketiga, kemapuan ekonomi. Keempat adalah Kemampuan militer. Keempat hal ini haruslah replikasi dari tekad nasional yang bermuara pada ;pertama , sikap mental ( attitude atau akhlak mulia ) dari terbentuknya negara, kedua, kecerdasan masyarakat untuk menguasai Iptek, strategy nasional yang merupakan unsur utama dari pemikiran manusia yang lahir dari kesadaran manusia untuk menciptakan keseimbangan demi memenangkan komplik yang timbul dari ketidak pastian alam.

Sehebat apapun dan sebesar apapun negara yang menguasai wilayah yang luas, system nasional yang tangguh , kemampuan ekonomi raksasa, kemampuan militer yang tangguh, namun selagi salah satu dari muara dan modal tekad nasional seperti attitude, kecerdasan , strategy nasional lemah maka negara itu tetap lemah dan renta dari segala kekuatan luar yang masuk atau ketahanan nasionalnya rapuh. Begitupula sebaliknya. Itulah yang sekarang terjadi di AS ,yang sedang dilanda resesi ekonomi. Satu demi satu perusahaan AS dikuasai oleh China. Sementara konglomerat AS melarikan dananya untuk berinvestasi di China. Terakhir Bank of Amerika diambil alih oleh China Construction Bank. Juga dengan Singapore yang mulai kawatir dengan ketahanan nasionalnya. Dimana semakin banyaknya warga Singapore yang berimigrasi ke Australia dan Canada hanya karena attitude penduduk Singapore yang materialistis dan individualistis serta tidak pernah merasa memiliki semangat kebangsaan.

Reformasi tidak seharusnya merombak yang baik tapi lebih kepada penerapan law enforcement . System demokrasi ala barat tidak sesuai sebagai strategy nasional Indonesia untuk mencapai tujuan nasional.. Seperti kata Napoleon “ Politik dari seatu negara melekat dengan geographi mereka. Juga menurut Bismarck “ yang tidak pernah berubah dalam politik negara negara adalah geographi. Dan lagi apakah demokrasi ala AS adalah pilihan yang tepat ? Filosof politik Prancis, Alexis de Tocqueville, setelah melihat sendiri kedinamikan demokrasi Amerika, berujar "A democratic power is never likely to perish for lack of strength or of its resources, but it may very well fall because of the misdirection of its strength and the abuse of its resources." Dan telaah geostrategis dan geopolitis sangat membantu memahami kebenaran ujaran tersebut. Kekuatan ketahanan nasional kita sangat bergantung dari akar budaya keindonesian kita sendiri yang dirumuskan secara apik dalam Pancasila, bukan dari cara orang lain. Itu pula yang diyakini oleh China hingga mampu menjadi negara besar yang kuat.

Friday, April 04, 2008

Kanibalisme


Tanggal 13 Mei 1968, Revolusi Kebudayaan China, mereka menangkap Zhou dan membunuhnya. Tubuhnya dipotong potong. Jantungnya dimakan mentah mentah. Kaki dan kepalanya digantung didepan pasar kota, Wuxuan. Beribu ribu orang menontonnya. Janda, Zhou pun diseret kesana untuk melihat. Perempuan yang sedang hamil tujuh bulan itu diperintahkan untuk membuka bajunya. Ia menolak. Tapi seorang pemuda revolusioner, memaksa merenggut bajunya dari belakang. ” Terlalu kurus untuk dimakan ” kata pemuda itu setelah melihat tubuh kerempeng wanita itu dalam keadaan telanjang. Dalam ketakutan teramat sangat wanita itu melihat para pemuda revolusioner sedang memakan jantung suaminya dan sebagian ada pula yang sedang memakan kemaluan suaminya. Ini kanibalisme. Budaya binatang. Dengan wajah dan mulut berlumuran darah , para pemuda itu berkata

” Ini suami mu ?

” Ya. ..” jawab wanita itu dengan rasa takut.

‘ Dia corruptor, dia penghisap darah rakyat, dia maling , benarkah ?

‘ Ya, Benar ‘ Suara wanita itu ketakutan, Dia sadar bahwa berkata “ tidak” adalah mengundang kematian.

Itulah gambaran sekilas tentang yang terjadi ketika Revolusi Kebudayaan yang menguncang China di paruh kedua tahun 1960 an sampai dengan tahun 1975 memang ganas. Ini perlawanan kaum proletar yang benci dengan kapitalisme. Marah kepada segala antek dan agent yang mengakibatkan kapitalisme tumbuh subur di china. Yang telah membuat rakyat terpinggirkan dan korupsi meraja lela disegala sektor. Kemarahan yang revolusioner. Kemarahan yang menggiring ribuan para cerdik pandai, dosen, terpelajar, kekamp kerja paksa untuk masuk program brainwashing dan membunuh puluhan juta pejabat korup dan kaum berjuis.

Sulit dipahami oleh semua kita tentang revolusi yang selalu bau amis darah. Namun revolusi adalah suatu pilihan seperti kata Mao “, biarkan saja kehancuran terjadi , kelak pembangunan terjadi dengan sendirinya”. Revolusi Kebudayaan seperti usaha membakar ladang dengan tuntas , dan Deng sebagai suksesor Mao , tinggal menanami ladang yang telah terbakar dan mengantar Tiongkok menuju lompatan raksasa seperti yang pernah direnungkan olen Napoleon.

Mengenang ”Revolusi Kebudayaan ” , bagi china adalah mengenang sisi gelap. Tidak ada satupun warga China yang menginginkan jam berdetak mundur kemasa gelap itu. Kemajuan yang begitu pesat disegala sektor paska revolusi kebudayaan telah membuat mereka gamang dengan segala impikasi buruk seperti masa lalu. Koreksi demi koreksi adalah ujud dari ketakutan masa lalu yang gelap. Dari sinilah mereka belajar dari sejarah untuk hari esok yang lebih baik. Namun tetap saja Partai Komunis China tidak bisa mentolir apapun setiap perbedaan. Suatu cara yang diyakini dari keberadaan ideology, yang memang tidak ada yang sempurna

Apakah kanibalisme dibenarkan ? Tentu tidak ! Ini budaya terendah dari peradaban manusia modern. Kita mengutuk setiap tindakan kanibalisme atau kekerasan yang mengakibatkan orang lain teraniaya secara phisik. Itu pula yang menjadi dasar para budayawan dan pemikir sosiologi abad kini yang menempatkan HAM kekerasan adalah kejatahan laten yang harus diperangi. Tapi , semua lupa, bahwa kebijakan publik yang mengakibat orang tidak mampu lagi membeli kebutuhan pangan dan akhirnya mati kelaparan adalah kanibalisme secara systematic dan lebih dahsyat daripada kanibalisme phisik.

Seharusnya , kita sebagai bangsa yang kaya dengan sejarah gelap, menyadari bahwa revolusi bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi. Kita juga sadar bahwa tidak ada satupun pemebenaran logika terjadinya revolusi , yang akan menimbulkan kemarahan untuk tegaknya keadilan. Kita semua sadar bahwa tidak ada keadilan dalam keadaan marah, kecuali kezoliman. Seharusnya kita sadar pula bahwa setiap revolusi selalu diawali oleh pertikaian kelas dan terampasnya rasa keadilan bagi mereka yang tertindas. Anehnya , kita baru menyadari rasa kemanusiaan kita terampas ketika kita diperlakukan seperti Zhou yang menjadi korban kanibalisme rakyat marah. Sebelumnya, kita asyik saja menciptakan anarkis kebijakan ; membuat rakyat tak berdaya membeli kebutuhan hidupnya dan kita menyuburkan sikap hidup egoistis , yang sehigga sebetulnya kita menanam benih munculnya kebrutalan itu sendiri. Sadarlah sebelum terlambat. Itu lebih bijak daripada memukuli massa demontran yang anarkis , yang justru akan menyuburkan darah revolusioner dikalangan mereka yang tertindas.

Friday, March 28, 2008

Pilihan..

Sekarang ini , sebagian orang , dengan kegerahan dan kemarahan , suatu kombinasi yang wajar di negara yang tidak berdaya menyelesaikan masalah keseharian rakyat, berkata ‘ revolusi sudah dekat.. Ada pertanda, mereka yakin.

Saya dapat memakluminya karena memang begitu adanya. Tapi bukan berdasarkan kegerahan dan kemarahan. Sederhananya, karena begitu berat dan parah yang dihadapi oleh rakyat akibat system yang tidak memberikan kepastian. Negeri ini sakit dan semua bicara tentang menghilangkan rasa sakit tanpa bicara tentang penyebab rasa sakit. Makanya obat pembunuh rasa sakit dalam dosis yang kuat diterapkan walau itu menguras kas APBN. Sementara sakit dan penyakit yang diakibatkan oleh virus didalam tubuh akan terus tumbuh menjadi koloni sampai akhirnya menguasai seluruh tubuh dan mati. Inilah proses yang terus berlangsung..

Dalam situasi ini, rezim harus memperlihatkan niatnya yang sungguh sungguh untuk memecahkan masalah. Tapi hal itu sama sekali tidak terlihat. Lebih lebih lagi pada periode mendekati Pemilu, tak kala semua anggota kabinet yang orang partai sibuk menghabiskan waktu dan peluangnya untuk raising fund sebagai modal bertarung di pemilu mendatang. Bila sudah begini maka rakyat yang lapar , terkena bencana, tidak akan mendapatkan perhatian. Di forum politik yang diperdebatkan hanyalah masalah RUU Pemilu yang digugat ke Mahkamah Konstitusi , Calon Gubernur BI , wakil Menlu, Pilkada, Pemekarang wilayah , dll.

Ditengah situasi dimana perasaan dasar akan keadilan sosial kurang diperhatikan, semuanya bisa sangat mudah meledak, elite politik negeri ini tidak punya reputasi lagi dengani janjinya. Padahal setelah reformasi kekuatan dan reputasi rakyat terangkat sebagai bangsa yang berani melakukan perubahan tapi justru kekuatan dan reputasi elite politik dari tahun ketahun semakin anjlok sampai pada titik kolong rumah. Itulah mimpi buruk yang hanya menunggu waktu saja untuk menjadi nyata.

Lantas siapakah kelak yang akan tampil setelah rezim demokrasi culas ini tumbang karena revolusi sosial ? Gerombolan Tiran yang menjadi ciri rezim ini, mengajak kita berpikir bahwa amandaemen UUD 45 akan langsung dibuang ke keranjang sampah sejarah. Suatu struktur yang dibuat oleh para pendiri negara ini akan mendapat tempat kembali. Para politisi diharamkan bicara terus kecuali menggerakan mesin partainya untuk menggalang massa berpartisipasi menjalankan kebijakan pemerintah. Tidak boleh ada lagi jual beli pasal UU di DPR , tidak boleh ada lagi voting,. Semua partai boleh bicara di DPR dengan visi yang sama dan berbedat untuk mempertajam visi kebangsaan , bukan untuk saling menjatuhkan.

President haruslah menjadi suatu lembaga yang tak tertandingi selama masa kekuasaannya dan harus siap mempertanggung jawabkan kekuasaannya menjelang akhir masa jabatannya. Tapi saya kawatir akan muncul kembali single power seperti Soehato yang dicreate oleh elite untuk berlindung dari kesalahan dan kebobrokan. Kita miskin calon pemimpin yang sesuai dengan amanah UUD 45 dan Pancasila. Dimana amanah besar harulah dipegang oleh orang yang punya nurani besar dan jiwa besa menghadapi tantangan ditengah peradaban dunia yang carut marut.

Lantas apa jadinya bila revolusi tidak terjadi ? Jawabannya adalah kemungkinan besar adalah munculnya kelompok muda yang memiliki bakat kepemimpinan dan keahlian untuk bergabung dalam komunitas tersendiri melawan system yang ada. Mereka membangun system sendiri didalam system ,lepas dari system negara. Hal ini diyakini oleh mereka agar terhindar dari kebodohan dan mati karena itu. Mereka tidak hanya diam. Slogan mereka adalah ” jangan hanya mengutuk kegegelapan, mari nyalakan lilin". Mereka juga tahu bahwa pekerjaan menyalakan lilin akan makan waktu lama untuk memberikan dampak nyata . Mereka ingin menciptakan gerakan politik yang sesungguhnya dan mereka siap menanggung resikonya. Mereka siap membangun jaringan dan menciptakan basis yang luas untuk cita cita mereka. Karena informasi yang tanpa batas , mendidik mereka untuk mencontoh yang baik dinegeri orang lain dan belajar dari kesalahan orang lain.

Maka mereka mendidik dirinya sendiri dalam keterampilan negosiasi, mencoba menjangkau rakyat lewat berbagai program kemandirian yang berbasis agama dan professi serta kegiatan bisnis. Mereka akan tampil sebagai kelompok yang tidak mermpermasalahkan perbedaan agama dan ras. Keseharian mereka jauh dari simbol simbol kekuasaan modern dalam bentuk jas, rumah mewah, mobil mewah. Mereka sama dengan komunitasnya dan akrab lahir batin. Siapakah mereka ini ? Mereka adalah anak anak muda cemerlang yang lahir dari rakyat jelata dari kelas bawah. Mereka akrab dengan komunitasnya. Paham betul mengelola kebutuhan rakyat lewat pengalaman tempaan spiritualnya tanpa terpengaruh oleh buku buku teks dari Barat.

Tentu saja, setiap orang tahu bahwa perjalanan masih sangat jauh sebelum mereka akhirnya sukses. Mungkin mereka gagal. Namun mereka telah membangkitkan harapan.. Seperti apa yang dikatakan oleh Lu Xun, penulis China ” harapan adalah seperti jalan didaerah pedalaman, pada awalnya tidak ada jalan setapak, semacam itu, namun banyak orang berjalan diatasnya, jalan itu tercipta...
Salam untuk teman-teman seperjuangan
In God we trust.

Wednesday, March 26, 2008

Kekuasaan

Bencana banjir terjadi di Pantura. Tak sedikit lahan tempat petani menggantungkan hidup sehari hari hari tergenang air. Jalanan yang rusak akibat banjir, tanah longsor telah membuat antrian angkutan terust terjadi sehari sehari. Akibatnya arus logistic kebutuhan rakyat semakin mahal ongkosnya dan juga hasil produksinya merekapun semakin sulit untuk diangkut kepasar. Dua hal sebagai sumber akses mereka untuk menggerakan ekonominya telah luluh lantak akibat bencana ini, Apabila pemerintah pusat tidak bertidak cepat mengatasi sebab dan akibat banjir ini maka dapat dipastikan wilayah yang sudah minus ini akan semakin terpuruk ekonominya. Deretan orang miskin akan semakin bertambah dan bertambah. Suatu situasi yang mengerikan disamping bencara Lapindo, yang sampai kini belum tuntas diselesaikan.

Negeri ini mempunyai deretan masalah social yang sangat panjang dan semuanya disebabkan oleh ketidak berdayaan institusi negara menggunakan kekuasaannya untuk tujuan berdirinya negara. Padahal dengan kekuasaan yang melekat pada negara maka tidak ada alasan apapun bagi pemerintah sebagai lembaga mewakili negara untuk berkelit dari segala persoalan yang berhubungan dengan kedilan social. Dalam telaah kekuasaan, memang ada tiga jenis kekuasaan yang diterapkan oleh institusi negara untuk mengelola kekuasaannya demi tercapainya fungsi dan tujuan berdirinya negara. Diantaranya adalah Hard Power ( Kekuasaan keras ), Soft power ( Kekuasaan lembut ) , Smart Power ( Kekuasan cerdas).

Hard Power atau kekuasaan yang dikelola dengan mengandalkan pada kekuatan militer dan intelligent untuk menjalankan semua kebijakan negara dalam rangka mencapai tujuan politiknya. Hal ini biasanya disebut rezim otoriter. China, Rusia dan belahan negara social komunis lainnya adalah contoh. Semua resource di sector produksi dan distribusi dikuasai oleh negara untuk menjamin kebutuhan rakyat akan pangan, sandang, papan.

Soft Power atau kekuasaan dikelola dengan memberikan dukungan social langsung maupun tidak langsung untuk menjaga loyalitas masyarakat terhadap kekuasaan negara. Dalam model kekuasaan ini sebagian besar resource negara tetap dikuasai oleh negara dan sebagian diserahkan kepada rakyat. Untuk menjaga keseimbangan pendistribusian kepada rakyat yang lemah maka berbagai kebijakan negara tercermin dalam bentuk subsidi pangan, produksi dan lain lain. Soft power tidak mengenal liberalisasi pasar dan politik. Demokrasi dipimpin dan dikendalikan oleh negara. Hak politik diatur. Hal ini pernah dilakukan oleh Soeharto ketika rezim Orde Baru.

Smart Power atau kekuasaan yang dikelola dengan membangun system keterlibatan active masyarakat untuk memacu produksi dan memanfaatkan resource yang tersedia. Kompetisi diciptakan untuk menghasilkan efisiensi. Semua kegiataan ekonomi dan social, budaya diarahkan secara systematis untuk memberdayakan masyarakat mandiri dan selanjutnya sebagai motor untuk mendukung pembelanjaan negara melalui pajak. Model kekuasaan ini menjamin transfarance system , keadilan/fair play, law enforcement Dalam system ini negara menjaga keseimbangan supply and demand melalui kebijakan fical dan meneter secara terpadu. Hal ini dicontohkan oleh Jepang, Korea, Taiwan, Singapore, Eropa.

Dinegeri ini , keadaan kekuasaan tidak jelas, hard power diharamkan. Soft power tidak diterapkan karena terjebak dengan globalisasi dan kapitalisme. Smart power , jauh panggang dari api karena tidak adanya pra kondisi yang menjamin law enforcement, fair play, transfarance /clean government Sampai sekarang system dibangun hanya menciptakan pertarungan politik diatas ketidak jelasan model kekuasaan. Akibatnya sehari hari komplik elite politk hanya bersuara tentang bargain position antar institusi negara. Tidak ada komplik yang bersumber karena konsep menyelesaikan kasus banjir, lapindo, harga kebutuhan pokok yang melambung, pemban gunan insfrastucture yang lambat.

Bila situasi ini terus berlangsung maka keberadaan rakyat sebagai legitimate negara akan lepas dari orbit kekuasaan. Lambat atau cepat ,akan muncul kekuatan diluar kekuasaan negara. Kalau kekuatan ini bersifat positip maka dia akan menjadi koreksi dari ketidak jelasan system kekuasaan. Seperti komunitas yahudi di Eropa yang terjepit dan akhirnya melahirkan komunitas eklusive disektor keuangan.Tapi kalau kekuatan ini bersifat negative maka dia akan menjadi amuk masa dalam bentuk revolusi sosial. Semua hanya masalah waktu , yang pasti terjadi apalagi dengan semakin bertambahnya komunitas miskin ditengah ketidak berdayaan negara menghadapi globalisi sektor pedagangan. Semua tergantung para elite politik. Apakah mereka dapat menyadari situasi yang sedang berkembang untuk kembali dengan amanahnya membela rakyat ataukah tetap saja aji mumpung memanfaatkan kekuasaan untuk memperkaya diri...

Monday, March 10, 2008

Peluang dan ancaman

Menurut analis pasar , harga minyak mentah akan mencapai USD 130 per barel. Tentu ini akan berpengaruh terhadap semakin tingginya permintaan akan produk alternative pengganti minyak, seperti jagung, CPO, Cassava, tebu.. Food for oil akan membuat produk pangan semakin mahal. Lebih daripada itu, semakin banyaknya lahan untuk produksi pangan dialihkan kepada jenis tanaman food for oil. Ini sudah dibuktikan dimana 15% lahan kedelai dan gandum di AS dialihkan ke Jagung. Didalam negeri kita sudah merasakan dampak yang sangat memilukan betapa rakyat menjerit dengan kenaikan harga kebutuhan pokok, seperti minyak goring, kedelai, gandum. Juga pengusaha peternak pun sudah mulai stress karena harga pakan ternak yang berasal dari jagung dan cassava pun ikut melambung. Kebijakan subsidi langsung yang dilakukan pemerintah untuk membantu rakyat kecil mendapatkan produk pangan, tidak menyelesaikan masalah mendasar.

Globalisasi sekarang ,yang dimotori oleh kerakusan system kapitalis telah sampai pada puncak kerakusannya. Kalau dulu , mesin industri digerakan oleh bahan bakar yang berasal dari fosil , yang tidak ada pengaruhnya terhadap kebutuhan dasar hidup orang banyak , tapi kini mesin industri tidak mampu lagi berproduksi dengan bahan bakar dari fosil karena sumbernya terbatas , harga yang semakin mahal dan juga berpengaruh terhadap lingkungan hidup. Pilihan terhadap tanaman pangan sebagai energy alternative adalah keharusan secara hokum ekonomi. Masalahnya adalah apakah lahan bumi mampu menyediakan bahan energy untuk memenuhi kerakusan mesin industri yang terus tumbuh dari tahun ketahun ? Kalaupun mampu bagaimana dengan kebutuhan pangan dunia yang juga terus tumbuh dari tahun ke tahun. Akankah tercipta keseimbangan antara kebutuhan pangan dan energy ?

Masalah energy alternative ini bukan masalah sederhana , khususnya bagi Indonesia yang masih sangat renta dengan ketahanan pangan. Bila hukum ekonomi pasar terbuka yang dijadikan acuan maka kumpulan rakyat miskin akan semakin menderita dengan kenaikan harga pangan karena harus berkompetisi dengan kenaikan harga food for oil. Tapi menghindari tuntutan pasar global pun , tidak mungkin karena negara butuh devisa untuk memenuhi kebutuhan barang modal yang belum bisa diproduksi dalam negeri. Maka kenaikan harga minyak mentah dunia dan semakin besarnya tuntutan kebutuhan energy alternative non fosil ini, haruslah dijadikan momentum untuk menerapkan strategy jitu bagi kemakmuran bangsa.

Lambat namun pasti , Indonesia akan didatangi oleh pemilik modal transnasional untuk melahap semua lahan agraris kita. Apalagi UU Penanaman Modal dan Perpres sudah mengizinkan asing masuk kesektor ini secara bebas.. Terbukti sekarang emiten yang bergerak dibidang perkebunan kalapa sawit , harga sahamnya terus naik dibursa efek Jakarta. Ini adalah peluang tapi juga ancaman terhadap ketahanan pangan dan kesejahteraan rakyat.. Karena para investor tersebut datang bukan untuk memenuhi kebutuhan pangan tapi untuk kebutuhan energy alternative mesin industrinya. Sama saja dengan penjajah belanda dulu yang datang dengan modal dan kekuatan membangun perkebunan.

Cara yang mungkin adalah meningkatkan semua pajak eksport produk pertanian yang berhubungan dengan food for oil.Kenaikan pajak itu ,jangan diukur berdasarkan kepatutan international. Jangan. Tapi diukur berdasarkan kebutuhan untuk mendukung program ketahanan pangan nasional dan kemandirian.. Bila mungkin, pemerintah membentuk satu BUMN yang bertugas untuk mengelola dana pajak ini dengan focus kepada program ketahanan pangan nasional dan memberdayakan masyarakat petani untuk tampil mandiri memanfaatkan peluang ini atau bersinergy degan investor asing. Kita harus meniru China dalam memanfaatkan kelebihan potensi SDM murah untuk kepentingan mesin industri asing namun mereka cerdas dengan tidak mengizinkan dana investasi yang sudah masuk dikirim lagi keluar. Mau tidak mau, modal tersebut harus terus berkembang untuk kepentingan nasional dan pada akhirnya negara mendulang pajak tanpa batas untuk digunakan bagi program peningkatan SDM dan kemandirian industri china terhadap asing dan sekaligus memukul asing didalam negeri sendiri.

Bagaimanapun masa depan bukanlah hal yang menakutkan dengan segala ancaman kenaikan harga. Ini adalah peluang ditengah keterpurukan bangsa indonesia yang diasingkan oleh modal Alam selalu menciptakan keseimbangan. Hukum alam bekerja dengan systematis. Tidak mungkin negara kaya akan terus kaya dengan kelebihan system yang mereka bangun. Lambat atau cepat , mereka harus berbagi dengan apa yang selama ini mereka dapat dari keterbatasan negara miskin. Namun, semua tergantung sikap kita memanfaatkan peluang sebagai akibat proses hukum alam tentang keseimbangan tersebut. Yang pasti kebutuhan energy alternative food for oil adalah peluang yang kesekian kalinya bagi Indonesia untuk mencapai kemakmuran. Semoga peluang ini tidak mubazir seperti peluang kejayaan minyak., yang hanya meninggalkan kerusakan lingkungan dan beban hutang yang menggunung

Thursday, February 14, 2008

Syirik ?

Apa yang kita katakan atau terucap dari mulut kita maka itu akan dimintai pertanggungan jawab di akhirat kelak. Orang bijak berkata bahwa mulutmu harimau mu. Ya, dengan kata kata kita bisa tergelincir dalam syirik. Ini merupakan dosa terbesar diantara dosa. Bahkan Allah dapat mengampuni dosa apapun selain syirik. Apa yang membuat kita tergelincir dalam syirik? Bila kita meng idolakan manusia dan memberikan penghormatan berlebihan hingga kita menyebutnya ”tuan. Nabi bersabda sebagaimana di riwiayatkan oleh Abu Daud "Janganlah kalian memanggil orang munafik dengan panggilan tuan karena jika dia memang seorang tuan, maka dengan panggilan itu kalian telah membuat Tuhan kalian murka." Mungkin kita jarang menyebut seseorang yang dihormati itu dengan tuan, walau ada juga disebagian kecil budaya pembantu (jongos ) memanggil induk semangnya dengan sebutan Tuan atau juragan ( gan ).

Tapi hakikatnya bila sebutan itu diiringi oleh rasa takut maka apapun panggilan kita sudah sama dengan berTuhan-kan orang lain. Kalau kita ingin memanggil seseorang dengan sebutan “bapak” “ pak “ bu” tak lain karena kita menghormati orang itu secara pantas. Rasa hormat lebih kepada menjaga etika untuk mengasihi. Bukan karena rasa takut.. Ya, rasa takut, seperti takut tidak naik pangkat, takut permohonan tidak disetujui, takut orang tidak beli, takut orang tidak mencintai. Kita dengan entengnya merasa tak berdosa bila menghamba kepada orang yang lebih tinggi jabatannya. Yang lebih tinggi hartanya. Yang lebih tinggi ilmunya. Tanpa disadari kita sudah terjebak dalam syirik. Dalam setiap sholat kita selalu berikrar bahwa ”sholatku, hidupku, matiku hanya untuk Allah ”. Tapi dalam kehidupan sehari hari kita berharap kepada manusia untuk naik pangkat, untuk dapat modal, untuk mendapatkan kemudahan urusan dunia. Maka itu sudah sama saja dengan meperTuhan-kan manusia.

Era sekarang adala era puji , era jaim dan sembahan kepada manusia. Ini benar benar budaya brengsek. Itu sama saja kita minta tolong kepada Allah dan juga kepada manusia. Sifat seperti ini , menurut sabda Rasulullah, berarti telah menyekutukan Allah. Syrik. Apalagi orang yang kita hormati dan takuti itu adalah orang munafik, sungguh aqidah kita sudah terjual hanya karena mengharapkan imbalan duniawi.Yang wajib di takuti adalah Allah. Yang wajib tempat kita minta tolong adalah Allah.Titik!. Mungkin sudut pandang orang lain tentang mengharapkan selain kepada Allah, adalah sudut pandang seni promosi atau seni menjual. Karena manusia sangat senang dihormati dan dipuja. Bila manusia sudah senang maka tentu apa saja keinginan akan terpenuhi. Wah, ini sangat salah.

Ketahuilah bahwa ada proses yang disebut dengan aksi reaksi. Bila kita berharap gaji naik atau pangkat naik maka bekerja benarlah , jujurlah, perbanyaklah ilmu, maka gaji dan pangkat akan naik.. Kalau anda inginkan modal untuk berusaha maka belajarlah untuk menabung, berhemat, tingkatkan kinerja dan kemampuan skill serta kejujuran. Akan banyak orang bermodal yang membutukan integritas dan reputasi seperti itu. Mereka tahu kemampuan anda dan dia yakin modalnya akan bertambah karena anda. Bila anda bicara dengan mereka untuk dapatkan modal maka itu adalah bicara tentang sinergi, tentang kolaborasi, tentang kemitraan. Bukan penyembahan. Pribadi yang baik , yang punya rasa tanggung jawab tidak akan mengalami kesulitan untuk dicintai orang lain, Pria dan wanita adalah manusia yang suka akan pribadi yang baik untuk saling mencintai. Jadi tidak perlu bujuk rayu dengan sembahan seakan ”hidupku sirna tanpamu”. Andai upaya kebaikan itu semua tidak membuahkan hasil, maka anda sudah mendapatkan nilai ibadah disisi Allah. Tidak perlu nilai disisi manusia.

Ya, dalam budaya keseharian, harus ada kemauan untuk berubah dari pribadi yang menyembah manusia menjadi penyembah Allah. Penyembah kebenaran , kebaikan dan keadilan, untuk hanya beribadah kepada Allah. Maka memberi dan menerima akan menjadi wahana saling berbagi bukan penindasan psikis. Rasa hormat akan terbangun seiring terbentuknya cinta dan kasih sayang didalam diri manusia. Bukan soal siapa kamu tapi apa yang bisa aku perbuat untuk kamu dan selanjutnya berserah diri kepada Allah., Karena Allah tempat kembalinya semua urusan. Ya, kan.

Friday, February 08, 2008

Tafakkur

Kemarin saya bertemu dengan sahabat terbaik saya. Dia baru saja kembali dari berlibur bersama keluarganya. Dua minggu dihabiskan untuk bukan hanya berlibur tapi juga bertafakkur. Banyak pihak dalam kalangan islam yang menolak ritual tafakkur karena dianggap bid’ah. Pemikir islam liberal termasuk yang menentang keberadaan tafakkur yang dianggap sebagai sumber kemunduran umat. Bagi mereka pemahaman unsur psikologis, biologis sosial dan kultural sebagai unsur-unsur pembentukan perilaku manusia, dengan alasan, mudah didefinisikan jika dibandingkan dengan sisi spiritual. Padahal inilah yang membuat umat islam renta dengan pengaruh budaya materialitis dan tersesat ditengah kebenaran Al-quran dan hadith.

Awal dari segala perbuatan adalah kegiatan berfikir dan kognitif dialam sadar. Berdasarkan hal itu, orang perlu bertafakur sehingga dengan mudah melaksanakan segala ibadah dan ketaatan lainnya. Dalam hal ini Al Ghazaly dalam Ihya'nya mengatakan: "Jika ilmu sudah sampai dihati, keadaan hati akan berubah, jika hati sudah berubah, perilaku anggota badan akan berubah. Perbuatan mengikuti keadaan (hal), keadaan mengikuti ilmu, dan ilmu mengikuti pikiran, oleh karena itu pikiran adalah awal dan kunci segala kebaikan, dan yang menyingkapkan keutamaan tafakkur. Pikiran lebih baik daripada dzikir, karena pikiran adalah dzikir plus". (Abu Hamid Al Ghazaly, Ihya' ulumuddin jilid IV hal. 389).

Sebagaimana kegiatan berfikir adalah kunci kebaikan dan amal shaleh, ia juga merupakan segala perbuatan lahir dan batin. Oleh karena itu, hati yang selalu merenung atau bertafakkur tentang ketinggian dan keagungan Allah Swt, serta memikirkan kehidupan akhirat, akan dapat membongkar dengan mudah niat-niat jahat yang terlintas dalam benaknya. Karena, ia memiliki kepekaan dan ketajaman sebagai hasil dzikir dan tafakkurnya yang berkesinambungan itu. Setiap kali terlintas suatu niat jahat atau buruk kedalam hati, maka pikiran, perasaan dan pandangan baiknya dapat segera mengetahui dan menguasainya, lalu menghancurkan keberadaannya. Seperti anggota badan yang sehat dapat menolak dan menghancurkan penyakit yang mencoba menghinggapinya.

Seorang yang alim yang menyambung malam dan siang dengan tafakkur tentang keagungan Allah, tentang kehidupan dunia dan akhirat adalah seorang yang terjaga. Manakala terlintas sedikit saja niat jelek yang mencoba menghampirinya, api kebaikan akan menghantamnya atau membakarnya, seperti lemparan api yang menjaga langit dari intaian syetan yang hendak mencuri pendengaran; "sesungguhnya orang-orang yang bertakwa apabila mereka ditimpa was-was dari syetan, mereka mengingat Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya" (QS 7:201).

Jadi, tafakkur memanfaaatkan segala fasilitas pengetahuan yang digunakan manusia dalam proses berfikir. Tafakkur adalah menerawang jauh dan menerobos alam dunia kedalam alam akhirat, dari alam ciptaan menuju kepada pencipta. Loncatan inilah yang disebut al ibrah, melihat jauh sarat pengetahuan. Berfikir kadang hanya terbatas, pada upaya memecahkan masalah-masalah kehidupan dunia, yang mungkin terlepas dari emosi kejiwaan, sedang tafakkur dapat menerobos sempitnya dunia ini menuju alam akhirat yang luas, keluar dari belenggu materi menuju alam spiritual yang tiada batas. Mungkin hal ini yang dimaksudkan oleh psikolog sebagai kecerdasan jiwa yang hebat.

Perwujudan tafakkur memiliki dan melalui tiga fase dan berakhir pada fase keempat, yang disebut istilah "syuhud". Pertama adalah memahmi ilmu pengetahuan dari kemampuan berpikir, melihat, meraba dan merasakan. Sama seperti kita mengagumi internet yang dapat berkomunikasi tanpa mengenal ruang dan waktu, pada fase ini antara pandangan seorang mukmin dan orang kafir tidak ada bedanya Selanjut fase kedua , yaitu apabila kekaguman ini membuat hati bergolak dan memuji kebesaran Allah yang telah menciptakan akal yang sehingga membuat dunia tanpa batas . Fase ini tadhawwuk, pengungkapan rasa kekaguman terhadap ciptaan atau susunan alam yang indah, fase ini dapat dirasakan, baik oleh orang mukmin maupun oleh orang kafir, tanpa melihat sisi keimanan atau sisi kekufuran. Akan tetapi, pada fase pengetahuan ketiga yang menghubungkan antara perasaan akan keindahan ciptaan dan kerapian tatanan alam dengan penciptanya yang maha agung dan maha tinggi, merupakan nikmat besar yang hanya dapat dirasakan oleh orang mukmin.

Fase-fase tersebut merupakan perjalanan yang akan dialami oleh setiap orang yang melakukan tafakkur. Pada fase-fase ini adakalanya orang hanya sampai kepada keadaan primitif yaitu fenomena alam, baik yang kasat mata maupun yang abstrak (ghaib), yang oleh orang tertentu dimanfaatkan untuk melihat (kasyaf), yang lebih halus, pengobatan, dan kekuatan yang luar biasa. Jarang yang sampai menuju Syuhud, Padahal syuhud adalah kunci pembuka hijab dan juga kunci membuka pintu sorga. Dan sifat syuhud tiada lain adalah sabar, ikhlas, tawadhu (rendah hati) dan sifat terpuji lainnya. Akhlak tersebut tidak dipaksakan, tetapi muncul apa adanya sebagai refleksi syuhud.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...