Thursday, February 14, 2008

Syirik ?

Apa yang kita katakan atau terucap dari mulut kita maka itu akan dimintai pertanggungan jawab di akhirat kelak. Orang bijak berkata bahwa mulutmu harimau mu. Ya, dengan kata kata kita bisa tergelincir dalam syirik. Ini merupakan dosa terbesar diantara dosa. Bahkan Allah dapat mengampuni dosa apapun selain syirik. Apa yang membuat kita tergelincir dalam syirik? Bila kita meng idolakan manusia dan memberikan penghormatan berlebihan hingga kita menyebutnya ”tuan. Nabi bersabda sebagaimana di riwiayatkan oleh Abu Daud "Janganlah kalian memanggil orang munafik dengan panggilan tuan karena jika dia memang seorang tuan, maka dengan panggilan itu kalian telah membuat Tuhan kalian murka." Mungkin kita jarang menyebut seseorang yang dihormati itu dengan tuan, walau ada juga disebagian kecil budaya pembantu (jongos ) memanggil induk semangnya dengan sebutan Tuan atau juragan ( gan ).

Tapi hakikatnya bila sebutan itu diiringi oleh rasa takut maka apapun panggilan kita sudah sama dengan berTuhan-kan orang lain. Kalau kita ingin memanggil seseorang dengan sebutan “bapak” “ pak “ bu” tak lain karena kita menghormati orang itu secara pantas. Rasa hormat lebih kepada menjaga etika untuk mengasihi. Bukan karena rasa takut.. Ya, rasa takut, seperti takut tidak naik pangkat, takut permohonan tidak disetujui, takut orang tidak beli, takut orang tidak mencintai. Kita dengan entengnya merasa tak berdosa bila menghamba kepada orang yang lebih tinggi jabatannya. Yang lebih tinggi hartanya. Yang lebih tinggi ilmunya. Tanpa disadari kita sudah terjebak dalam syirik. Dalam setiap sholat kita selalu berikrar bahwa ”sholatku, hidupku, matiku hanya untuk Allah ”. Tapi dalam kehidupan sehari hari kita berharap kepada manusia untuk naik pangkat, untuk dapat modal, untuk mendapatkan kemudahan urusan dunia. Maka itu sudah sama saja dengan meperTuhan-kan manusia.

Era sekarang adala era puji , era jaim dan sembahan kepada manusia. Ini benar benar budaya brengsek. Itu sama saja kita minta tolong kepada Allah dan juga kepada manusia. Sifat seperti ini , menurut sabda Rasulullah, berarti telah menyekutukan Allah. Syrik. Apalagi orang yang kita hormati dan takuti itu adalah orang munafik, sungguh aqidah kita sudah terjual hanya karena mengharapkan imbalan duniawi.Yang wajib di takuti adalah Allah. Yang wajib tempat kita minta tolong adalah Allah.Titik!. Mungkin sudut pandang orang lain tentang mengharapkan selain kepada Allah, adalah sudut pandang seni promosi atau seni menjual. Karena manusia sangat senang dihormati dan dipuja. Bila manusia sudah senang maka tentu apa saja keinginan akan terpenuhi. Wah, ini sangat salah.

Ketahuilah bahwa ada proses yang disebut dengan aksi reaksi. Bila kita berharap gaji naik atau pangkat naik maka bekerja benarlah , jujurlah, perbanyaklah ilmu, maka gaji dan pangkat akan naik.. Kalau anda inginkan modal untuk berusaha maka belajarlah untuk menabung, berhemat, tingkatkan kinerja dan kemampuan skill serta kejujuran. Akan banyak orang bermodal yang membutukan integritas dan reputasi seperti itu. Mereka tahu kemampuan anda dan dia yakin modalnya akan bertambah karena anda. Bila anda bicara dengan mereka untuk dapatkan modal maka itu adalah bicara tentang sinergi, tentang kolaborasi, tentang kemitraan. Bukan penyembahan. Pribadi yang baik , yang punya rasa tanggung jawab tidak akan mengalami kesulitan untuk dicintai orang lain, Pria dan wanita adalah manusia yang suka akan pribadi yang baik untuk saling mencintai. Jadi tidak perlu bujuk rayu dengan sembahan seakan ”hidupku sirna tanpamu”. Andai upaya kebaikan itu semua tidak membuahkan hasil, maka anda sudah mendapatkan nilai ibadah disisi Allah. Tidak perlu nilai disisi manusia.

Ya, dalam budaya keseharian, harus ada kemauan untuk berubah dari pribadi yang menyembah manusia menjadi penyembah Allah. Penyembah kebenaran , kebaikan dan keadilan, untuk hanya beribadah kepada Allah. Maka memberi dan menerima akan menjadi wahana saling berbagi bukan penindasan psikis. Rasa hormat akan terbangun seiring terbentuknya cinta dan kasih sayang didalam diri manusia. Bukan soal siapa kamu tapi apa yang bisa aku perbuat untuk kamu dan selanjutnya berserah diri kepada Allah., Karena Allah tempat kembalinya semua urusan. Ya, kan.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...