Thursday, December 15, 2005

Tranformasi industri

Mungkin ada hal yang tidak dimengerti oleh Sjahrial ketika usaha konpeksi pakaian jadinya semakin menurun omzetnya , ketika product china masuk dengan harga sangat murah. Bahkan harga jual product china yang ada dipasar dibawah biaya produksinya. Soal kualitas , china jauh lebih baik dari yang dia hasilkan. “ Saya tidak mengerti bagaimana china bisa bikin barang murah dan bagus lagi “ katanya. “ hanya masalah waktu , usaha yang telah saya rintis sejak dua puluh tahun lalu akan gulung tikar. “ sambungnya.

Keluhan ini seakan mewakili hampir semua UKM pengrajin diseluruh Indoensia. Banyak diantara mereka yang sudah merumahkan karyawannya dan tidak tahu bagaimana nasip karyawannya setelah kehilangan pekerjaan. Terseok-seoknya dunia usaha tidak hanya dialami sektor pakaian jadi. Pengusaha sepatu nasional pun mengungkapkan kesulitan yang mereka hadapi sejak tahun 2001 untuk tetap bertahan menjalankan roda perusahaan. Serbuan sepatu impor (ilegal) dari China dijadikan "tertuduh" atas keterpurukan industri sepatu di dalam negeri. Sebanyak 28 perusahaan sepatu nasional telah ditutup dan 55.496 tenaga kerja pun harus kehilangan pekerjaan. Kapasitas produksi industri yang masih bertahan tinggal 75 persen. Nilai export dari sector manufacture dari tahun ketahun semakin menurun.

Industri tekstil, pakaian jadi, sepatu, elektronik, dan beberapa industri manufaktur lainnya perlahan tetapi pasti terus meredup. Ini bukan tiba-tiba terjadi, tetapi sebuah rangkaian perjalanan yang tidak cepat diantisipasi. Kelemahan pada industri di Indonesia bukan hanya pada basis industrinya, tetapi juga struktur industri yang dibangun.

Negeri ini membangun industrinya dengan berorientasi pada industri berteknologi rendah dan jenis perakitan. Tidak pernah bergerak menuju teknologi yang menengah, apalagi tinggi. Industri yang dikembangkan Indonesia berkonsentrasi pada sektor-sektor yang semakin kurang signifikan dengan pasar yang terbatas. Ekspor Indonesia, misalnya, hanya dikonsentrasikan untuk sejumlah sektor saja. Hampir separuh dari ekspor manufaktur hanya diisi lima jenis komoditas, yaitu kayu lapis, tekstil, pakaian jadi, elektronik, dan alas kaki. Padahal, untuk tekstil, pakaian jadi dan alas kaki persaingannya sangat ketat, banyak negara masuk menjadi produsen barang-barang itu karena alasan kemampuan sektor itu menyerap tenaga kerja sangat tinggi. China, Vietnam, Thailand, dan India berlomba menguasai pasar. Untuk kayu lapis mengalami kesulitan bahan baku seiring dengan semakin rusaknya hutan alam Indonesia menjadi kendala produksi.

Di sisi lain, terjadi kekosongan industri yang memproduksi barang input intermediate (menengah) yang dibutuhkan industri barang jadi. Akibatnya, proporsi barang input yang diimpor menjadi sangat tinggi. Contoh yang gamblang terlihat pada industri alas kaki, mould (bantalan alas kaki) sepenuhnya diimpor dari negara lain. Industri di dalam negeri hanya memasang bagian atas, atau kulitnya saja.

Begitu pula tekstil dan produk tekstil, hampir 99 persen kapas yang merupakan bahan baku produk katun untuk industri diimpor dengan nilai mencapai hampir 1 miliar dollar AS. Proporsi penggunaan input impor pada industri nasional sangat tinggi. Tekstil misalnya, proporsi input yang berasal dari impor mencapai 32 persen, sedangkan produk elektronika dan mesin mencapai 65 persen. Ketergantungan pada input yang berasal dari impor ini tidak berkurang meskipun teknologi yang dipakai beranjak maju.

Faktor tenaga kerja yang selama ini menjadi keunggulan komparatif industri Indonesia tidak lagi dapat dipertahankan. Produktivitas Indonesia relatif buruk dibandingkan dengan Malaysia dan Thailand. Hal ini terkait kurangnya perhatian negeri ini terhadap dunia pendidikan dan peningkatan kemampuan sumber daya manusia. Anggaran yang dibelanjakan untuk pendidikan sangat rendah dan tidak pernah mencapai 20% APBN dari yang diamanahkan oleh UU. Akibatnya, kualitas sumber daya manusia Indonesia sulit bersaing. Perusahaan-perusahaan sulit mencari pekerja yang memiliki keterampilan memadai. Sementara untuk penelitian dan pengembangan, pelatihan, anggaran pemerintah sangat kecil dibandingkan dengan PDB.

UKM yang mempekerjakan dua pertiga dari tenaga kerja di sektor manufaktur tidak memberikan contribusi yang memadai dari seluruh nilai tambah manufaktur nasional. UKM terkonsentrasi pada manufaktur padat karya, bukan penyediaan input intermediate bagi usaha besar. Belum lagi sempitnya akses UKM ke perbankan. Sementara Industri berskala raksaya seperti industri mesin, sepeda motor, dan elektronik membeli 90 persen komponennya dari luar negeri. Dilihat secara keseluruhan, sumbangan neto FDI terhadap neraca pembayaran selalu negatif. Hal itu dikarenakan laba yang dihasilkan dari investasi dikirimkan kembali ke negara asal. Dari pengamatan The United Nations Support Facility for Indonesian Recovery (UNSFIR), tidak ada bukti kuat yang menyatakan FDI berpengaruh terhadap perkembangan positif perekonomian negara yang menjadi tempat investasinya.

Seharusnya pemeritah kembali menyadari bahwa membangun itu tidak usah melihat keluar tapi ke dalam. Lingkungan alam yang ada di Indonesia adalah kenyataan yang tidak bisa disangkal bahwa Tuhan memberikan kita segala galanya untuk menjadi bangsa pemasok kebutuhan umat manusia diplanet bumi ini akan pangan dan segala product turunannya. Mengapa ini tidak dijadikan keunggulan kita untuk bersaing dengan segara melakukant transformasi menjadi Negara yang kuat dan cerdas memanfaatkan sumber daya alam. Dengan cara inilah keterlibatan public yang mayoritas petani / nelayan/ pengrajin akan menjadi kekuatan raksasa menghadapi era globalisasi.

Tuesday, December 13, 2005

Revolusi Agro

Tadi siang saya diundang oleh teman kekantornya untuk mengikuti presentasi mengenai Revolusi Agro. Rencananya presentasi itu akan disampaikan oleh team yang punya dedikasi keilmuan dibidang BioEngeneering. Saya sudah sering mendengar mengenai kemajuan tekhnologi pertanian diluar negeri , yang mengimplementasikan bio engineering untuk meningkat kuantitas maupun kualitas produksi pertanian. Di Indonesia konsep tekhnologi pertanian sering terdengar namun hanya sebatas proyek percontohan dan belum tahap implementasi secara massal.

Presentasi disampaikan oleh Setiono Hadi. Dia seorang Phd dibidang biotekhnologi dan ahli dalam bidang Enzyme untuk menghasilkan bioculture. Ensyme diperlukan sebagai vitamin tanah untuk keperluan tanaman namun pemanfaatannya haruslah mempunyai media berupa pupuk kandang ( kotoran ternak , Sapi, kambing ). Setelah melalui permentasi selama satu minggu ,maka terbentuklah bioculture. Fungsi Bioculture ini adalah untuk memperkaya unsur hara tanah dan sekaligus menormalkan kandungan tanah yang sesuai dengan jenis tanaman. Sehingga tanaman dapat tumbuh dalam setiap kondisi tanah , seperti tanah gambut, tanah gersang atau tanah bebatuan. Yang penting tersedia curah hujan atau ketersediaan sumber air dilokasi tanaman tersebut maka bioculture dapat dimanfaatkan. Dari tekhnologi ini dapat meningkatkan produksi pertanian sebanyak 5 kali lipat bila dibandingkan dengan cara konvensional. Karena output nya tinggi maka secara otomatis akan menekan biaya produksi per unit. Tekhnoligy Enzyme ini sudah disosialikasikan dan diterakan diberbagai daerah seperti NTB , Jawa Tengah dan daerah lainnya. Pada tanggal 27 Nopember , Pesantren Daarul Tauhid yang dikelola oleh AA GYM juga telah berhasil memanen jagung sebagai hasil dari tekhnologi enzyme ini.

Berdasarkan georgraphis global dimana potensi wilayah untuk pertanian sebagai penyangga pangan dunia adalah sebesar 27% dari total wilayah bumi. 27 % wilayah ini berada pada lintasan equatorial. Dari 27 % wilayah ini , 11 % terdapat di Indonesia atau 40,7 % dari seluruh total wilayah potensi pertanian didunia. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa potensi yang begitu besar bagi Indonesia namun kenyataannya Indonesia sebagai pengimpor pangan dan produk pertanian lainnya dari Negara lain. Ini merupakan fakta bahwa kita sebagai bangsa tidak bisa bersyukur akan pemberian nikmat Allah yang begitu besar. Kita abaikan potensi yang begitu besar karena pemerintah gagal menerapkan strategy pembangunan nasional.

Pembangunan sector pertanian terkait dengan Tekhnologi , Sarana , Pendanaan serta kebijakan makro ekonomi serta strategy pembangunan nasional. Namun sebagaimana diketahui bahwa sector pertanian menjadi terabaikan ketika Negara mulai mengalihkan strategy pembangunan dibidang sector industri dan manufaktur yang tidak terkait dengan pertanian. Pertanian hanyalah dijadikan penyangga sector industri. Akibatnya terjadi ketidak adilan dalam pendistribusian modal dan sarana dibidang sector pertanian terhadap sector lainnya. Juga pertumbuhan ekonomi hanya menghasilan perputaran uang dikota kota saja. Sementara dideso masyarakat tertinggal dalam kemiskinan. Implikasi kebijakan ini membuat lahan potensi pertanian semakin berkurang karena dialihkan untuk lahan industri dan juga memacu urbanisasi.Ini Sangat ironi bila melihat jumlah penduduk indonesia dimana 62% hidup disector pertanian.

Menarik disimak tekad dari Bapak Setiono Hadi yang mempunyai konsep apa yang disebut dengan Revolusi Agro. Konsep ini mempunyai visi “ rahmatan Lilalamin.”. Dengan kemampuan dibidang teknologi Bioculture dia bertekad untuk menjadikan potensi alam indonesia untuk kesejahteraan rakyat banyak. Dia tidak hanya berhenti sampai pada tekad saja tapi sudah dituangkan dalam satu konsep yang terintegrasi. Lengkap dengan Standard OperaciĆ³n Procedure. Dalam konsepnya dia menyadari bahwa perlunya ketersediaan prasarana, budidaya, Industri pertanian dan pemasaran. Berbagai solusi menyiasati kendala yang selama ini terjadi dalam pembangunan pertanian , dapat dia tampilkan dengan Sangat baik.

Setelah usai presentasi , teman saya meminta pendapat saya dan sekaligus berharap saya dapat memberikan bantuan untuk terlibat dapat proyek mulia ini. Menyadari sepenuhnya dimana pemerintah tidak mempunyai program yang jelas dan tidak adanya keberpihakan kepada petani ( semuanya terserah petani ) maka dia sempat bilang “ Ini jihad lho , Pak. Disisa usia kita sepatutnya kita manfaatkan apa yang kita miliki untuk membantu mereka yang lemah sebagai bagian dari semangat islam , rahmatan lilalamin. Jadi tidak ada salahnya bapak membantu. “. Saya tersentak ditengah keraguan rasionalitas saya. Karena berdasarkan pengalaman bahwa setiap program massal membutuhkan perjuangan yang berat dengan berbagai kendala. Dalam proses ini , biasanya semangat kebersamaan ini dapat luntur dan akhirnya program mulia hanya sampai pada batas impian.

Akhirnya dengan membaca Bismillah , saya menyanggupi untuk terlibat. Namun saya berharap agar program ini dijalankan dengan terencana dan professional. Lebih daripada itu yang tidak kalah pentingnya adalah kemauan untuk mau memulai walau dalam skala kecil sambil berupaya merangkul pertani untuk mau memanfaatkan tekhnologi ini. Disamping itu , program ini harus dilaksanakan secara kelembagaan yang berperan untuk mengkoordinir , memfasilitasi program yang berkaitan dibidang tekhnology , pendanaan, legalitas , industri , pemasaran. Diharapkan dalam jangka panjang kelembagaan ini akan menjadi bangunan yang kokoh sebagai tempat petani untuk berlindung dari keterbatasan tekhnologi , dana , dan pasar. Pada akhirnya diharapkan kelembagaan ini dikembalikan kepada petani sebagai pemilik.

Beberapa pengusaha di Indonesia dan teman teman diluar negeri akan saya mintakan dukungan mereka untuk membantu program ini. Semoga tekad bapak Setiono Hadi sejak tahun 1981 dapat menjadi kenyataan. Bagaimanapun , dan apapun hasilnya , niat dan tekad beliau sudah dicatat oleh ALlah sebagai Ibadan dan amal shaleh. Insya Allah.

Monday, December 12, 2005

Hak Azasi Manusia...

Tahun 1991 George Bush Sr President Amerika menyampaikan pidato yang sangat terkenal yang berjudul “ Tatanan Dunia Baru “ dan saligus mengungkapkan niat Amerika untuk menguasai dunia. George Bush menjanjikan sebuah dunia tanpa peperangan, tanpa kediktatoran,dan tentu saja sebuah dunia yang sepenuhnya berada di bawah kontrol satu-satunya polisi dunia yang berkuasa penuh Amerika Serikat. Setelah keruntuhan Unisoviet, Imperialisme AS benar-benar mengira bahwa dunia akan dengan lekatnya berada di bawah perintah mereka dan mereka akan bisa mendikte nasib tiap negara. Semua konflik di dunia diselesaikan melalui dialog dalam semacam "Pax Americana". Nyatanya, sekarang semua impian ini telah tereduksi menjadi puing-puing semata.

Dominasi imperialisme yang sifatnya menghancurkan di dalam arena dunia, yang makin kuat saja setelah usai perang dingin, berarti terjadinya eksploitasi yang makin parah terhadap Dunia Ketiga secara keseluruhan. Dominasi negara-negara metropolitan masih lebih besar daripada di masa lalu. Satu-satunya perbedaan adalah bahwa birokrasi-militer lama yang langsung dikontrol oleh individu boss kolonial telah diganti tempatnya oleh dominasi kolektif atas dunia kolonial oleh negara-negara eksploiter yang kaya raya melalui mekanisme pasar.

Di bawah panji "globalisasi" dan "pembukaan pasar" imperialisme melakukan pemaksaan melalui kebijaksanaan penurunan tarif dan swastanisasi berbagai prasarana di seluruh Dunia Ketiga. Kebijakan-kebijakan ini adalah satu akibat dari krisis kapitalisme di Dunia Barat yang memaksa negara-negara imperialis tadi untuk terus mencari pasar dan lapangan investasi baru. Tetapi mereka menetakkan kebangkrutan bagi industri-industri lokal di negara-negara yang mereka datangi, industri-industri yang tak dapat melawan berbagai perusahaan multinasional raksasa. Situasi ini telah memproduksi konsekuensi-konsekuensi yang paling membinasakan dan telah menghasilkan akibat-akibat yang sebelumnya tidak terlihat oleh Presiden Bush.

Secara tipikal, para pembuat strategi AS mempunyai pandangan pendek. Mereka gagal mengerti apa yang telah diterangkan oleh Trotsky bahkan sebelum Perang Dunia Kedua. Trotsky meramalkan bahwa Amerika Serikat akan muncul dengan jayanya dari hiruk pikuk perang yang akan tiba, tetapi sebagai akibatnya Amerika Serikat memasang dinamit di pondasinya sendiri. Saat ini kita melihat bahwa ramalan ini menjadi kenyataan. Kolapsnya Uni Soviet telah merubah bentuk relasi di antara pemilik kekuasaan, menjadikan USA sebagai satu-satunya negara adi daya di dunia.

Dalam sejarah umat manusia, tidak pernah ada satu negara tunggal yang menikmati dominasi ekonomi dan militer sedemikian rupa. Malahan krisis yang datang terus-menerus adalah manifestasi bahwa imperialisme AS adalah si Colossus berkaki lempung. Meskipun mengalami kemenangan militer dalam Perang Teluk, AS tidak mampu memenangkan perdamaian di Irak. Usahanya dalam intervensi militer melawan milisi cakar ayam di Somalia berakhir dalam satu kekalahan memalukan. Sekarang krisis di Asia dan khususnya berbagai kejadian di Indonesia telah menempatkan revolusi secara ajeg dalam agenda. Di Selatan, Amerika Serikat menghadapi suatu krisis menyeluruh di Amerika Tengah dan Amerika Latin dengan berbagai gejolak sosial politik di Meksiko, sebuah perang gerilya yang ber kepala batu di Kolombia, dan sebuah situasi eksplosif di Argentina dan Brazil. Ke mana saja ia mengarahkan pandangan, imperialisme AS dapat melihat bahwa tidak ada satupun rezim borjuis bisa stabil. Seluruh dunia telah masuk ke dalam periode paling kejang dalam kurun waktu ratusan tahun.

Eksploitasi berlebihan terhadap Dunia Ketiga, yang makin intensif setelah keruntuhan Stalinisme, mempunyai arti terjadinya perpindahan kekayaan dari negara-negara ini ke peti penyimpanan uang milik perusahan-perusahaan multinasional raksasa dan bank-bank. Hal ini dapat terlihat pada beban hutang yang telah mencapai proporsi yang bahkan sebelum pertemuan G-8 di Birmingham (Mei 1998) telah ada beberapa pembicaraan mengenai inisiatif keringanan pinjaman bagi beberapa negara termiskin. Di akhir pertemuan itu tidak ada satupun inisiatif disetujui. Bank Dunia tanpa membicarakan pengembalian hutang yang sebenarnya, juga telah memulai sebuah program HIPC (Highly Indebted Poor Countries) yang bertujuan untuk memotong beban hutang 41 negara yang membelanjakan lebih dari 20 persen pendapatan ekspor mereka untuk pembayaran bunga hutang.

Semua rencana ini tidaklah lahir dari niat baik dan kemurahan hati para eksekutif Bank Dunia dan IMF. Ada tiga alasan utama untuk hal ini. Yang paling pertama adalah sangat tidak mungkin bahwa negara-negara ini akan pernah mampu membayar hutang mereka. Oleh karena itu, mereka (IMF dan Bank Dunia) telah memutuskan untuk mengenali realita dan membuat pemerintahan-pemerintahan dunia Barat mengembalikan apa yang dipinjamnya dari bank-bank penyandang dana dengan uang para pembayar pajak. Dalam cara ini bank tidak pernah kalah. Tujuan utama dari inisiatif-inisiatif keringanan hutang ini adalah, di satu sisi, untuk memaastikan bahwa para bankir memperoleh kembali uang mereka, dan di sisi lain, untuk mengangkat negara-negara yang banyak hutang ini ke suatu posisi di mana mereka bisa meminta lebih banyak pinjaman! Kedua, jumlah hutang yang dipinjam oleh negara-negara penghutang terbesar ini, sebagai sebuah persentase dari total pinjaman negara-negara yang dulunya negara-negara jajahan, adalah sangat kecil. Dan yang ketiga, rencana-rencana keringanan tadi datang bersama-sama dengan banyak sekali syarat-syarat terkait. Negara-negara yang terlibat harus melaksanakan "rekomendasi-rekomendasi" (yaitu, perintah) dari IMF.

Rencana Penyesuaian Struktural (SAPs, Structural Adjustment Plans) IMF yang terkenal sekarang telah berjalan cukup lama hingga dapat mengetahui apa konsekuensi-konsekuensinya. Sebagai satu contoh, Zambia adalah sebuah negara yang relatif berkembang dengan sekolah-sekolah dan rumah sakit-rumah sakit, pelayanan pendidikan, serta sebuah infrastruktur modern yang dibangun terutama di atas basis pendapatan dari pertambangan tembaga. Sepuluh tahun pelaksanaan "penyesuaian struktural" menggiring angka harapan hidup jatuh dari 54,4 tahun di tahun 1991 menjadi 42,6 tahun di tahun 1997. Angka melek huruf berkurang, dan sebagai akibat langsung dari naiknya biaya rumah sakit sekarang tercatat 203 kematian bayi per 1.000 kelahiran dibandingkan 125 di tahun 1991. Akses mendapatkan air bersih juga berkurang, dan 98,1 persen jumlah penduduk hidup atas 2 USD per hari atau malah kurang. Hutang negara mewakili 225 persen GDP (Gross Domestic Product). Oleh karena itu, sama sekali tidak mengejutkan bahwa baru-baru ini terjadi kerusuhan pangan di Zambia; juga di negara-negara yang lain, seperti Zimbabwe dan Tanzania.

Beban hutang negara-negara termiskin di dunia menghabiskan 94 persen pendapatan ekonomi per tahun mereka. Untuk negara-negara yang termasuk dalam program HIPC gambaran ini berkisar 125 persen. Dibandingkan pendapatan hasil ekspor, persentase hutang telah mencapai tingkat yang belum pernah terdengar: Somalia 3.671 persen, Guinea-Bissau 3.509 persen, Sudan 2.131 persen, Mozambik 1.411 persen, Ethiopia 1.377 persen, Rwanda 1.374 persen, Burundi 1.131 persen. Dan jauh dari membaik, situasi secara nyata malah makin memburuk.

Tahun 1980 total jumlah hutang dari negara-negara belum berkembang adalah 600 miliar USD. Di tahun 1990 jumlah itu naik hingga 1,4 triliun USD dan tahun 1997 jumlah itu secara mengagetkan menjadi 2,17 triliun USD. Adalah penting untuk mencatat bahwa dalam periode 1990-97, ketika jumlah hutang total naik 770 miliar US dollar, negara-negara ini sebenarnya telah membayar 1,83 triliun US dollar hanya untuk bunga hutang. Sebuah gambaran yang lebih bersifat skandal licik akan muncul jika kita membandingkan pembayaran bunga hutang dengan bantuan yang diterima negara-negara ini, yaitu untuk satu dollar yang mereka terima dalam bantuan, mereka membayarkan kembali 11 dollar untuk bunga hutang.

Akibat-akibat situasi ini jelas. Situasi di seluruh Afrika Sub-Sahara adalah mimpi buruk. Menurut The Economis (6/6/98), "Hampir setengah dari 760 juta orang yang di benua ini 'amat sangat miskin', bertahan hidup, diungkapkan oleh ADB (Bank Pembangunan Afrika), atas kurang dari 1 dollar per hari. Walaupun terdapat tanda-tanda yang membesarkan hati dalam beberapa bagian benua, rata-rata pertumbuhan GDP nyata turun di tahun 1997 menjadi 3,7 persen dari 5 persen di tahun sebelumnya. Kesembuhan Afrika masih rapuh dan tatap sama rentan dengan sebelumnya terhadap harga-harga komoditas dan iklim ekonomi yang memburuk. Globalisasi perdagangan dunia... dapat menekan ekonomi benua ini jauh melampaui margin batasnya. Menurut Bank Dunia Afrika hanya menarik minat 1,5 persen investasi langsung milik penanam modal asing di tahun 1996. Penerima bantuan terbesar, memperoleh 32 persen dari jumlah total, adalah Nigeria yang, terpisah dari fakta mempunyai persediaan minyak bumi, tidak mereformasi ekonominya dalam cara di mana minyak bumi dikatakan oleh Bank Dunia sebagai essensial untuk menarik investasi asing." Meningkatnya tingkat pemiskinan dari penduduk di sebagian besar dunia kolonial telah memberikan kenaikan tajam pada meningkatnya jumlah kriminalitas, pasar gelap, dan "ekonomi informal".

Dalam beberapa kasus, pasar gelap mewakilkan jumlah yang lebih besar dalam bidang ekonomi dibandingkan pasar resmi dan pasar gelap ini merembes ke semua bidang aparatus negara. Mereka mencoba melindungi kepentingan mereka dalam arena politik melalui kekuatan-kekuatan kaum fundamentalis dan "populis". Semua ini adalah kekuatan-kekuatan ekonomi yang dahsyat yang dalam banyak kasus memiliki kepentingan-kepentingan yang lalu menimbulkan konflik dengan kepentingan-kepentigan imperialisme. Jadi, di semua tingkatan, pembusukan kapitalisme merusak apa yang menjadi hal paling dasar bagi eksistensi umat manusiia di dua per tiga planet.

Jadi jelaslah tindakan jargon AMerika tentang Tatan Dunia Baru hanyalah isapan jempol. Sebagaimana isu Hak Azasi Manusia juga digunakan untuk memberikan hak bagi amerika sebagai polisi dunia untuk melakukan terror tanpa Akhir.

Saturday, December 10, 2005

Ekonomi Pasar

Industri china tumbuh dengan sangat pesat. Pertumbuhan ini mengakibatkan melonjaknya bahan baku industri dipasar dunia seperti Baja, tembaga, aluminium , plastic dan minyak. Umumnya yang diyakini dalam teori ekonomi bahwa kenaikan harga bahan baku akan dibebankan oleh produsen kepada konsumen yang membeli barang jadi. Seharusnya dengan situasi ini , harga barang jadi melonjak dipasar namun tidak terjadi berkat adanya industri china yang mampu menghasilkan produk murah. Harga mobil jatuh dipasar dunia karena pabrik pabrik china menghasilkan suku cadang mobil yang murah. Ketika harga katun melambung ketingkat harga tertinggi dalam tujuh tahun terakhir , harga pakaian yang ada ditoko toko Amerika turun berkat Indusri china. Bahkan hampir semua produk kebutuhan umum jatuh ketingkat terendah dan semua itu adalah pengaruh dari produksi china.

Bagi rakyat amerika , tersedianya barang dengan harga murah dari china adalah berkah ditengah meningkatnya biaya hidup Keadaan ini telah memaksa pesaing pesaing china seperti produsen di AS , Jepan, Korea dan Taiwan berusaha menurunkan harganya. Berdasar data yang dihimpun oleh Bank Central Amerika maka telah terjadi penghematan belanja rakyat amerika sebesar USD 1 triliun setahun akibat pengaruh dari penurunan harga oleh industri china. Ini satu bukti bahwa selama ini para produsen AS, Jepang, Taiwan, korea telah melakukan perampokan besar besaran kepada konsumen Amerika. Mereka menarik laba setinggi tingginya sebagaimana asas ekonomi kapitalis.

Namun apa yang terjadi ketika product china masuk kepasar dengan harga yang sangat murah. ? Para industrialis yang ada di AS lebih dulu berteriak meminta bantuan kepada pemerintah karena produk mereka kalah bersaing dengan china. Pemerintah Bush ditekan oleh lobi lobi politik dari para pengusaha yang dekat dengan senat agar memberkan proteksi dari kekalahan mereka bersaing dengan china. Berbagai kebijakan seperti pemotongan pajak perusahaan dan quota mulai diterapkan terhadap produck china yang masuk kepasar. Namun berbagai proteksi ini tidak pernah membuat china lemah. Mereka tetap saja membanjiri pasar dengan harga yang lebih murah. Apa yang dilakukan oleh pemerintah AS adalah tidak lebih dari kebijakan anti pasar yang selama ini dikampanyekan oleh mereka.

Teman saya yang juga tenaga analis keuangan di AS mengatakan bahwa sudah seharusnya kebijakan ekonomi ditujukan untuk kepentingan konsumen. Bukankah konsep ekonomi kapitalis mengajarkan bahwa dengan menerima pergolakan ekonomi pasar bebas, bangsa bangsa memperoleh kesempatan terbaik untuk meraih kemakmuran. Akan tetapi , kebanyakan dunia kini masih tetap belum teryakinkan tentang kapitalisme yang terpusat pada konsumen. Eropa , Jepang, As , Korea, dan lainnya sebagian besar masih memusatkan kebijakan ekonominya untuk melindungi industri mereka, tenaga kerja mereka , atau keduanya, didepan kepentingan konsumen

Nampaknya kebijakan ekonomi AS adalah kebijakan politik kepentingan para penyumbang dana pemilu president yang sebagian besar adalah industriawan.. Artinya bila kepentingan mereka terganggu maka mereka tidak malu menarik kembali kebijakan itu walau kebijakan itu sudah menjadi kampanye global mereka tentang ekonomi pasar.

Inilah yang harus dipahami oleh kita di Indonesia. Sudah seharusnya tidak perlu kita mendengar atau percaya dengan segala jargon politik AS tentang demokratisasi , pasar bebas dll. Sudah saatnya kita kembali kepada diri kita sendiri dan membangun dengan cara kita sendiri.

istiqamah

Ditengah zaman yang bergelimang maksiat ini, membuat kita mudah sekali tergelincir dalam kemarahan, hilang rasa malu, aqidah tergadaikan, berbuat maksiat. Betapa tidak ? maksiat sudah menjadi sesuatu yang permisif. Kebohongan menjadi ilmu tersendiri dalam seni propaganda dan politik. Kebenaran dipertanyakan, keadilan diperdagangkan, semua menjadi jebakan yang tak nampak bagi orang beriman. Sulit sekali mencari orang benar dizaman sekarang “ demikian ungkapan orang terhadap situasi zaman kini. Bahkan orang benar dicap gila dan kalau semakin kencang bicara kebenaran, kebaikan , keadilan, pasti akan dicap teroris. Oh betapa sulitnya hidup diakhir zaman ini, demikian dikeluhkan oleh teman yang harus tersingkir dalam dunia bisnis karena dia berusaha jujur. Begitupula yang dirasakan oleh ulama yang semakin kalah kekuatan dakwahnya dibandingkan jurkam celebritis

Saudaraku, jangan takut dengan zaman yang menghimpit nilai spiritual kita.Ini adalah ladang ibadah bagi kita yang beriman. Mungkin kita tidak ditakdirkan untuk merubah keadaan tapi lebih kepada takdir untuk memperkuat keimanan kita. Nabi bersabda bahwa "Orang mu'min yang kuat adalah lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang mu'min yang lemah. Ya,kita harus kuat dalam aqidah.Semakin perkuat jalinan persahabatan dalam cinta karena Allah, dan semakin berprasangka baik kepada Allah. Yakinlah, andaikan Allah inginkan semua orang itu baik, inginkan zaman ini diliputi kepada kebaikan, tentu mudah bagi Allah. Tapi , inilah kehendak Allah yang berlaku untuk kita terima dengan segala kekuatan batin kita untuk tetap mendekat kepada Allah.

Kita sadar bahwa kezaliman dan maksiat itu ada karena system Negara yang jauh dari Al Quran dan hadith, Sistem negara yang berper Tuhan kan akal sekular. Dari sistem ini kemaksiat berkembang secara sistematis. Allah tak lagi akrab bagi mereka. Sholat menjadi berat bagi kebanyakan orang yang mengaku beriman. Dari itu semua , kita hanya berusaha terus melangkah untuk tidak gentar mengingatkan kepada pemimpin agar kembali kepada Allah. Ini cobaan yang harus dihadapi dengan kesabaran serta keteladanan yang tinggi sebagai orang beriman dengan akhlak rahmat bagi alam semesta. Ketahuilah bahwa orang yang teguh berpergang pada agamanya ditengah fitnah dunia dan cobaan berat ini bagaikan pahala lima puluh sahabat rasul. Padahal kita tahu bahwa sahabat rasul itu adalah orang yang cintai Allah. Mereka sudah dijamin sorga oleh Allah. Dan begitulah perumpamaan nilai orang beriman di akhir zaman yang tetap istiqamah dan bersabar.

Dalam riwayat hadith menyebutkan Dari Abu Umayyah as-Sya'bani berkata, "Aku bertanya kepada Abu Tsa'labah al-Khasyani berkata, 'Hai Abu Tsa'labah, bagaimanakah engkau memahami ayat ini,' ...jagalah dirimu; tiadalah orang yang sesat itu akan memberi mudharat kepadamu apabila kamu telah mendapat petunjuk. Hanya kepada Allah kamu kembali semuanya. ?, Abu Tsa'labah menjawab, 'Demi Allah engkau telah menanyakan hal ini kepada orang yang pernah diberitahu mengenai perkara ini. Aku pernah bertanya kepada Rasulullah saw, kemudian beliau Rasulullah menjawab, 'Lakukan amar ma'ruf, dan cegahlah kemungkaran, sehingga apabila engkau melihat kekikiran yang dipatuhi, hawa nafsu yang dituruti. dan dunia yang diutamakan, dan setiap orang membanggakan pemikirannya, maka hendaklah engkau menjaga dirimu sendiri, dan tinggalkan orang awam, karena sesungguhnya di belakangmu masih ada hari-hari yang panjang. Kesabaran untuk menghadapi hal itu seperti orang-orang yang menggenggam bara api. Bagi orang yang melakukan amal kebaikan pada masa seperti ini akan mendapatkan pahala lima puluh orang yang mengerjakan perbuatan seperti itu.'" Dikatakan kepada Rasulullah, 'Wahai Rasulullah, pahala lima puluh orang daripada kami atau mereka?' Rasulullah menjawab, 'Pahala lima puluh orang dari kalian.'"

Benarlah, bahwa kehidupan yang panjang itu bukanlah didunia. Ada kehidupan yang lebih panjang yiatu kehidupan akhirat.

Friday, December 09, 2005

System Negara Islam ?

Pemerintahan itu ada karena negara terbentuk. Bila kita menyebut Islam sebagai jalan hidup , lantas apakah pemerintahan itu harus menjadi pemerintahan Islam dan negaranya adalah negara Islam ? Kalau ya, seperti apa pemerintah Islam itu dan seperti apa negara islam itu. ¿ Dalam hadtih tidak ada model pemerintah yang harus diikuti oleh umat Islam. Walau ketika masa itu sudah ada sistem pemerintahan yang berlaku yaitu kerajaaan, seperti Romawi dan lainnya. Muhammad bukanlah raja. Beliau adalah Rasul dan selalu menyebut dirinya sebagai hamba Allah walau ketika itu Muhammad sudah menjadi pemimpin dikalangan komunitas islam. Ketika Nabi wafat, para sahabat beliau seperti Abu Bakar, Umar, Utsman,Ali menjadi pengganti beliau. Namun para sahabat Nabi tidak pernah menyebut dirinya sebagai Raja atau Sultan. Mereka dipanggil dan menyebut dirinya Amirul Mukminin ( Pemimpin orang beriman ).

Setelah melewati rentang sejarah yang panjang sejak Nabi wafat , era Sahabat Nabi, Khilafah dan hingga kini , kita masih berbeda pendapat soal bagaimana Islam sebagai jalan hdup untuk membangun komunitas, khususnya kenegaraan. Perbedaan pendapat ini terjadi dikalangan umat islam , yang tentu persepsinya berdasarkan Al Quran dan hadith. Kita tidak tahu mana yang benar kecuali Allah. Yang pasti kita dihadapkan pada perbedaan pandangan dan ini adalah rahmat bagi kita untuk menentukan format yang palng tepat , untuk menjadikan Islam sebagai jalan hidup secara kaffah. Semua sepakat bahwa Islam mengajarkan semua aspek kehidupan. Apalagi dalam kontesk membangun peradabadan. Terbukti Piagam Madinah terkenal itu sampai kini belum ada piagam kenegaraan yang menandinginya soal bagaimana masyarakat yang majemuk dikelola ., bagaimana penghormatan HAM, bagaimana keadilan , kebenaran, kebaikan ditegakkan dalam komunitas.

Kembali kepada pertanyaan awal. Seperti apa negara dan sistem pemerintahan yang sesuai dengan Islam. Menurut saya pribadi, Kerajaan atau republik , tak dipertentangkan oleh Islam. Karena semua itu bagian dari Islam yang bersikap sebagaimana sabda Nabi “ bahwa masalah dunia kamu lebih tahu”. Ketika era emas kejayaan peradaban Dinasti Islam, Sistem negara adalah kerajaan atau khalifah atau kesultanan. Di era kini, Sistem kerajaan itu masih dipakai oleh komunitas yang menyebut dirinya negara islam seperti Arab Saudi, Emirat Arab, Kwait. Sistem republik dipakai oleh Iran dalam mengelola komunitas yang menyebut dirinya Republik Islam. Lantas apa bedanya demokrasi atau kerajaan yang dipakai oleh non islam dengan komunitas Islam ? Bedanya terletak pada visi dan misi. Inilah perbedaan mendasar atara islam dan sekularisme.

Visi Islam adalah Al Quran dan hadith. Misi Islam adalah Rahmatan lilalamin. Kalau kita bawa dalam sistem kenegaraan maka Visi itu tertuang dalam palsafah negara. Palsafah itu sebagai batang tubuh dari Undang Undang Dasar. Undang Undang Dasar itu berhubungan dengan hak dan kewajiban negara, aturan mengenai kekuasaan, dan lainnya yang berhubungan dengan bagaimana negara menerapkan kehidupan sosial , ekonomi, politik yang sesuai dengan visi Islam. Visi itu harus dijaga dengan ketat. Bila Visi rusak maka patahlah batang tubuh dan pasti tidak bisa tegak lagi tubuh itu. Diperlukan sekelompok orang terpilih karena keahliannya memahami Al Quran dan Hadith, orang orang yang hikmat dan bijaksana sebagai ujud akhlak yang mulia, untuk menjadi pengawal visi dari negara itu. Dalam organisasi Islam dikenal apa yang disebut dengan Dewan Syuro ( NU) , Dewan Tarjih ( Muhammadiah ), Dewan Faqih (Iran). Ya namanya pengawal tentu tidak terlibat dalam kegiatan tekhnis. Dia hanya sebagai pengawas visi , bukan pengawas teknis. Soal tekhnis ada ditangan Raja atau President, yang bertugas menterjemahkan visi dan misi itu dalam kerangka operasional ( urusan dunia )

Dewan pengawal visi misi itu adalah lembaga tertinggi dalam sistem politik negara. Mengapa ? Karena mereka tidak bicara atas nama mereka tapi bicara atas nama Allah sebagaimana tertuang dalam Al Quran dan hadith. Apakah pemimpin (Presiden /Raja ) itu dipilih langsung oleh rakyat atau dipilih oleh Dewan tertinggi ? Tidak perlu dipersoalkan. Islam hanya memastikan agar pilihan rakyat bukanlah kebenaran absolut. Begitupula dewan bukanlah kebenaran absolut, Kebenaran sejati tetaplah Al Quran dan hadith. Selagi rakyat atau dewan memilih pemimpin ( president) karena kecintaan kepada Allah sesuai Al Quran dan hadith maka yang terpilih tentu mereka yang amanah yang pasti sesuai dengan Akhlak yang ditetapkan Allah. Jadi keberadaan Islam bukanlah sebatas bagaimana menentukan sistem negara. Islam sangat luas dan teramat luas. Ia mencakup individu, masyarakat, bumi ( tanah,air, SDA) ) dan alam semesta. Tentu rahmat bagi Alam semesta.

Pemimpin yang baik karena dipilih oleh orang yang baik. Disinilah pentingnya Akhlak. Bila akhlak baik maka baiklah semua urusan didunia ini. Sebaik baiknya ajaran soal akhlak terdapat pada AL Quran dan hadith. Jadi, pasti ajaran akhlak dari Allah adalah kebenaran yang tak perlu diperdebatkan oleh siapapun, ras apapun. Karena ajaran Allah adalah ajaran Fitrah ( suci ) yang tak ternoda oleh kepentingan apapun kecuali oleh kecintaanNya kepada manusia agar selamat dunia akhirat. Selagi kita berpikir partial tentang Islam maka apapun itu akan menjadi pertikaian dan paradox.

Tuesday, November 29, 2005

Pembangun untuk rakyat ?

Minggu lalu saya berkunjung kerumah famili di daerah Bekasi. Dia seorang guru SD yang jujur dengan penghasilan pas pasan. Kesederhanaan sikapnya didukung oleh sang istri yang giat membantu kebutuhan biaya rumah tangga. Sudah lebih 15 tahun istri berdagang kelontongan dan kebutuah hati hari didepan rumah. Hasilnya , mereka dapat menyekolahkan anaknya dan hidup sejahtera. Tapi kini keadaan itu menjadi berubah. Sudah empat tahun kehidupan rumah tangganya terganggu karena usaha yang menjadi tumpuan hidup keluarganya mulai kehilangan darah untuk bertahan. Hal ini disebabkan karena munculnya usaha ritel modern disekitar tempat tinggalnya. Seperti IndoMart, jaya Mart dll. Dia kalah bersaing karena usaha ritel modern ini didukung oleh pasokan barang langsung dari distributor yang tentu dapat mensual harga dengan murah. Sementara dia mendapatkan barang dagangan dari pedagang besar yang ada di pusat perdagangn tradiciona. Ditambah lagi outlet ritel yang modern, yang tentu lebih nyaman untuk pelanggan. Dari segala sisi , pedagang tradicional ini tak mampu bersaing dengan kehadiran outlet network modern ini.

Sekarang kalaupun ada yang berbelanja ketempatnya ,itupun karena mereka ingin berhutang. Maklum outlet ritel modern tidak menawarkan hutang. Semua harus tunai. Yang seperti famili saya ini , ungkin ada ribuan atau jutaan banyak dinegeri ini. Mereka yang tumbuh alami untuk memperkuat basis kehidupan keluarga , akhirnya tersungkur dalam ketak berdayaan. Ditelan oleh pemodal besar.

Dilain pihak posisi pasar tradicional yang tadinya mendukung pengadaan barang untuk pedagangn eceran dirumah rumah , juga mengalami nasip serupa. Tersungkur karena kehadiran pusat perbelanjaan modern berskala raksasa ( hypermarket ), seperti Carrefour. Juga munculnya Mall disetiap kabupaten yang kadang kala tidak berjauhan dengan pusat perdagangn tradicional. Fakta menunjukkan bahwa hampir semua Pusat perdangan tradisonal mengalami omset menurun ketika kehadiran Mall modern.

Keliatannya ada sesuatu yang salah dalam kebijakan pembangunan ekonomi khususnya yang berkaitan dengan perbedayaan usaha kecil dan informal. Berdasarkan undang undang jelas sekali bahwa Mall tidak dibenarkan berdiri berjarak dibawah 2,5 km dari pusat perdangan tradisional tapi mengapa ini dilanggar. Alasannya karena DepDag hanya memberikan izin usaha tapi tidak mengatur mengenai izin lokasi. Karena izin lokasi hak penuh dari PEMDA. Anehnya antara satu peraturan dengan peraturan lain berseberangan dalam pilosopi peraturan itus sendiri. Masalah ini hampir terjadi disemua sector. Secara makro kebijakan sector riel sangat semrawut dan akhirnya melahirkan masalah moneter tambal sulam. Dan rakyat sebagai target pembangunan menjadi bulan bulanan kebijakan yang tak pernah jelas berpihak untuk rakyat.

Kita langsung disadarkan dengan pendapat dari Amartya Sen, peraih Nobel Ekonomi tahun 1998. Menurutnya pembangunan bukanlah proses yang dingin dan menakutkan dengan mengorbankan darah, keringat serta air mata, at all cost. Pembangunan, ujar Sen, adalah sesuatu yang (seharusnya) "bersahabat". Pembangunan, seharusnya merupakan proses yang memfasilitasi manusia mengembangkan hidup sesuai dengan pilihannya (development as a process of expanding the real freedoms that people enjoy).

Asumsi Sen, bila manusia mampu mengoptimalkan potensinya, maka akan bisa maksimal pula kontribusinya untuk kesejahteraan bersama. Dengan demikian, kemakmuran sebuah bangsa dicapai berbasiskan kekuatan rakyat yang berdaya dan menghidupinya. Menurut Sen, penyebab dari langgengnya kemiskinan, ketidakberdayaan, maupun keterbelakangan adalah persoalan aksesibilitas, dan disinilah rumitnya.

Akibat keterbatasan akses, ujar Sen, manusia mempunyai keterbatasan (bahkan tak ada) pilihan untuk mengembangkan hidupnya. Akibatnya, manusia hanya menjalankan apa yang terpaksa dapat di-lakukan (bukan apa yang seharusnya bisa dilakukan). Dengan demikian, potensi manusia mengembangkan hidup menjadi terhambat dan kontribusinya pada kesejahteraan bersama menjadi lebih kecil. Aksesibilitas yang dimaksud Sen adalah terfasilitasinya kebebasan politik, kesempatan ekonomi, kesempatan sosial (pendidikan, kesehatan, dan lain-lain), transparansi, serta adanya jaring pengaman sosial.

Yang dikemukakan Sen agar tercapainya kesejahteraan, yaitu melalui kebebasan sebagai cara dan tujuan (Development as Freedom). Hal itu, tak jauh berbeda dengan apa yang dikemukakan Soedjatmoko (Development and Freedom). Freedom menurut Soedjatmoko merupakan kebebasan dari rasa tak berdaya, rasa ketergantungan, rasa cemas, rasa keharusan untuk mempertanyakan apakah tindakan-tindakan mereka diizinkan atau tidak diizinkan oleh yang lebih tinggi ataupun adat kebiasaan (misalnya: patriarki, sikap nrimo,dan lain-lainnya).Untuk memecahkan hal tersebut, diperlukan aspek emansipatoris. Yaitu aspek pembebasan masyarakat dari struktur-struktur yang menghambat, sehingga memungkinkan masyarakat memperkembangkan kemampuan atas dasar kekuatan sendiri (self reliance). Dengan demikian, terfasilitasilah kemanusiaan yang penuh dan sanggup mengungkapkan diri (humanitas expleta et eloquens).

Pembangunan, dengan demikian berarti merangsang suatu masyarakat sehingga gerak majunya menjadi otonom, berakar dari dinamik sendiri dan dapat bergerak atas kekuatan sendiri. Tidak ada model pembangunan yang berlaku universal. Dalam jangka panjang, suatu pembangunan tak akan berhasil dan bertahan, jika pembangunan tersebut bertentangan dengan nilai-nilai dasar yang dianut masyarakat.

Yang kemudian menjadi pertanyaan, adakah upaya untuk membuka kanal-kanal terhadap pemanfaatan sumber daya yang ada? Jika pembangunan mall , perizinan out ritel raksasa , yang merambah keseluruh wilayah sampai ke kabupaten sebagai indicator maka tentu jawabannya adalah TIDAK.

Pemerintah Suriah jatuh.

  Sebelum tahun 2010, kurs pound Syuriah (SYP) 50/1 USD. Produksi minyak 400.000 barel/hari. Sejak tahun 2011 Suriah dilanda konflik dalam n...