Sunday, July 07, 2024

Utopia?

 




Jika Tuhan mau begini

Rubahlah semua jadi yang ku mau

Karena ku ingin

Semua berjalan seperti yang ku mau


Itu penggalan lagu “ Yang Kumau “ dari Kris Dayanti. Manusia tidak berjalan di ruang kosong. Tidak ada aturan yang baku yang bisa menjamin anda bisa meraih apa yang anda mau. Bahkan walau anda berdoa siang dan malam, Tuhan pun akan tersenyum kepada anda. Mengapa ? karena Tuhan diatas sana tidak menentukan takdir orang perorang. Tetapi menentukan takdir kehidupan manusia lewat hukum sunnatullah. Hukum ketetapan Tuhan yang tidak  dapat diubah. Ia mengisolasi kita dalam bernafas, beradaptasi, berbiak, bertumbuh dan punah. 


Dari serangkaian hukum ketetapan Tuhan itu, anda punya kebebasan memilih seperti apa kehidupan ini akan anda jalankan. Vulgar nya, apa yang terjadi pada diri anda, itu karena pilihan anda sendiri. Tentu setiap pilihan ada yang beruntung dan ada yang tidak. Yang beruntung adalah mereka yang bisa menggunakan akalnya untuk tahu rahasia Tuhan terhadap kehidupan ini. Kalaupun manusia mengetahui rahasia itu sehingga lahirlah ilmu filsafat,  ilmu agama, tidak akan mungkin mampu mendesain peradaban seperti yang manusia  mau.


Sir Thomas More dalam bukunya yang diterbitkan pada 1516, dengan judul, Utopia. Ber-Satire tentang kerajaan Utopus , yang mendambakan negeri bebas korupsi, bebas keserakahan, tanpa ketimpangan, tanpa perang. Tapi untuk itu ia memagari negeri dengan tembok tinggi dan dikelilingi kanal agar tak kena pengaruh buruk dari luar. Kesempurnaan hanya bisa terjadi dalam isolasi, demikian keyakinannya. Namun isolasi hanya bisa dengan paksa. Mao  saat revolusi kebudayaan menutup China dari dunia luar. Mao gagal melakukan lompatan jauh kedepan. Utopus memang tidak pernah ada. Itu hanya ada dalam fantasi.


Pada akhir abad yang lalu, terbukti pelbagai angan-angan luhur atas nama agama dan ideologi telah gagal untuk membuat manusia makmur adil sentosa.  Teori ekonomi yang lahir dari kampus terkenal di dunia dan dari mereka peraih hadiah Nobel, malah berkali kali melahirkan resesi, crisis dan depresi. Dari semangat liberalisme pasar, akhirnya kini kembali kepada proteksionisme atau economy regulated. Pancasila  sebuah idea sorga utopia yang dijanjikan. Berlalunya waktu, kita harus meledeknya. Keraguan itu wajar. Ironi itu sehat. Tiap gagasan luhur butuh tak hanya doa, tapi juga cemooh. Memang hidup hanya senda gurau belaka.


Pendek kata, kehidupan masa lalu tinggal sejarah. Besok, penuh dengan ketidakpastian. Tak  mungkin diantisipasi dengan sebuah sistem yang dapat mengelola ketidakpastian secara teratur yang sustainable. So, gunakan akal untuk anda survival pada hari ini dan fokus kepada hari ini saja. Apa yang anda  lakukan pada hari ini,  itu adalah pilihan yang akan menentukan masa depan anda. Begitu sunnatullah. Dan apa yang terjadi kelak?, itu bukan antara anda dengan situasi dan kondisi. Tetapi antara anda dengan Tuhan saja. Pesan cinta dari Tuhan. Kalau kekurangan dan menderita, bersabarlah. Kalau berlebih dan bahagia, bersyukurlah, berbagilah..

No comments:

Korupsi berjamaah.

  Setiap proyek entah itu milik Swasta atau negara, kalau sudah masuk PSN ( proyek strategis nasional), maka jalan kemudahan didapat. Semua ...