Monday, May 29, 2023

Berpikir dan berbuat.


 

Kontruksi berpikirSering dikatakan bahwa kita adalah musuh terburuk kita sendiri. Ini karena kita terus-menerus menebak-nebak diri kita sendiri, terlalu banyak berpikir, dan menghalangi jalan kita sendiri. Jika kita ingin sukses dalam segala hal yang kita lakukan, penting untuk belajar bagaimana berpikir secara konstruktif. Kalau kontruksi berpikir anda benar, maka bertindak juga benar. Bagaimana kontruksi berpikir itu. ?


Pertama, VISI. Anda harus punya sikap yang mendalam terhadap suatu susbtansi. Ini penting sekali sebagai titik awal bertolak. Karena ini berkaitan dengan pengetahuan. Makan saja kalau engga ada ilmu bisa keselek. Apalagi dalam konteks profesi, bisnis dan pemerintahan. Misal dalam bisnis, anda harus paham product knowledge. Dalam bernegara, anda harus paham geopolitik. Dalam berkeja, anda harus paham skill knowledge. Kalau tidak paham, ya anda hanya akan jadi follower dan pasti pecundang. Jadi kalau ada yang bilang visi engga penting. Itu pasti kontruksi berpikirnya salah. Apapun yang dia katakan dan lakukan hanya bullshit.


Kedua, Misi. Manusia tercipta pasti punya misi. Engga mungkin Tuhan ciptakan begitu saja tanpa misi yang jelas. Pasti direcanakan dengan baik. Buktinya, sumber daya tersedia terlebih dahulu barulah manusia eksis. Artinya planning tanpa misi itu sama saja orang gila atau zombi. Masa depan itu tidak pasti. Tapi anda harus melangkah dari ketidak pastian itu. Kan engga bisa stuck. Makanya rencana yang dibuat itu sebagai sikap rendah hati di hadapan Tuhan. Tanpa pengetahuan, rasanya tidak mungkin anda bisa membuat rencana. Orang yang tidak terbiasa berencana, dia mudah kawatir, kecewa, menyerah dan selalu berpikir negatif. Kalau bicara, dia mudah emosional. Kalau bersikap cenderung perasaan. Tapi orang yang terbiasa berencana, selalu berpikir dan berbicara positif. Karena dia selalu ada contingency plan, dan karenanya terus bergerak diatas tantangan.


Ketiga. Mengorganisasi diri. Cerdas disetiap situasi dan berfokus pada apa yang dapat Anda lakukan, bukan pada apa yang tidak dapat Anda lakukan. Kita adalah makhluk sosial. Lingkungan kita bukan statis. Bukan ruang hampa. Nah dengan adanya visi dan misi itu akan membuat anda menjadi orang yang cerdas. Cerdas mengelola diri sendiri, tentu hebat mengelola posisi baik sebagai pengusaha, pegawai, pejabat, maupun politisi. Itu terlihat dari sikapnya yang konsisten, bertanggung jawab, rendah hati , transformatif. Dan pasti tidak ada waktu mengeluh dan berghibah


Tujuan dan Rencana. Pada waktu ABG , kalau lihat mobil bagus dan rumah bagus, saya katakan kepada Papa saya “ Kenapa mereka hanya China saja yang kaya Pa.”. Papa saya hanya tersenyum. Namun ketika mau cukur rambut , papa ajak saya ke tempat cukur orang kaya. Tempatnya keren di sebuah Ruko dengan lantai mengkilat. Tukang cukurnya orang China. Selama cukur rambut itu papa saya mengarahkan kepada tukang cukur bagaimana seharusnya rambut saya dicukur dan serapinya untuk enak dia pandang. Setelah selesai cukur rambut, tak pernah saya lupa nasehat papa.


“ Kamu lihat tadi , yang cukur rambut orang China, sama dengan tukang cukur di kaki lima yang orang pribumi. Tapi perhatikan dia mencukur sangat serius. Sangat serius. Tempatnya sangat bagus. Kamu tahu dari mana dia dapat uang untuk membuat tempat yang bagus itu? Dia tidak hanya berdoa siang malam. Dia punya tujuan dan itu dia rencanakan dengan baik. Dari rencana itu dia berproses setahap demi setahap. Sampai dia bisa punya ruko sendiri.


Dia berkerja keras. Mungkin dia harus menabung bertahun tahun dengan mengekang selera agar dapat tempat yang bagus, dan karenanya orang tidak keberatan membayar lebih mahal. Kamu tahu kan, tukang cukur di pinggir jalan langganan kita? dari sejak papa kenal 10 tahun lalu, dia tetap di kaki lima. Tapi kamu tahu, istrinya dua. Besok kalau pemda gusur tempatnya dia aknan salahkan pemerintah. Padahal mentalnya yang salah. Dan si China itu tetap setia dengan satu istri dan usahanya aman karena punya ijin dari pemerintah. 


Kalau kamu ingin naik tangga sosial maka kamu harus memerdekakan pikiran kamu. Jangan biarkan orang lain mengatur nasip kamu, tapi kamu tentukan sendiri, dan kepada orang chinalah kamu harus belajar. Mereka tidak manja dan pandai merebut hati orang, termasuk penguasa agar mereka merdeka menaiki tangga sosial yang memang setiap orang harus berkompetisi. Ingat nasehat papa itu.


Nasehat papa saya itu terbenam dalam otak dan hati saya. Itu menjadi bekal saya bersikap. Bahwa hidup itu harus punya tujuan dan setiap tujuan harus ada rencana. Rencana tanpa pengetahuan itu sama saja melukis langit. Menggantang asap. Hidup sia sia. Kalau saya tidak punya tujuan dan rencana, engga mungkin setelah saya sukses sebagai Top sales Perusahaan Asing akhirnya memilih berhenti untuk berwirausaha yang serba tidak pasti. Kalau saya tidak punya tujuan dan rencana, engga mungkin saya bisa bertahan empat kali bangkrut, tidak mungkin saya hijrah ke China. Tidak mungkin bertahan dengan istri yang tempramental.


Friday, May 12, 2023

Pertentangan sikap politik?

 





Menjelang Pemilu mulai muncul di sosial media postingan menghujat, hoax, fitnah. Narasi bercampur baur. Yang agamais membawa narasi agama untuk menghujat capres yang tidak disukainya. Dan menggunakan narasi agama memuji capres yang diidolakan. Begitu juga dengan mereka yang nasionalis menggunakan narasi pancasila dan pluralisme menghujat capres yang membawa agama dan memuji capres dengan narasi nasionalis. Walau elite politik berusaha menghimbau agar tidak terjadi polarisasi di tengah masyarakt, namun itu tidak ada artinya di lapangan. Mesin politik mulai dihidupkan untuk menggunakan cara apa saja mencapai kemenangan.


Hate speech atau ujaran kebencian hanya terjadi dan dikonsumsi oleh kalangan bawah. Mengapa? karena kalangan bawah itu tidak punya kemampuan intelektual dan literasi untuk membahas hal substansi seperti yang berkaitan dengan ide dan peristiwa politik. Mereka hanya bisa paham narasi soal personal capres dan itu menjadi daya tarik bagi kerumunan para bigot untuk membicarakannya. Bagi influencer medsos, ini merupakan sumber income dari fitur like and subscriber. Artinya hate speech itu memang dipabrikasi pada moment yang tepat terutama menjelang pemilu. Tidak peduli kalau dampaknya terjadi polarisasi.


Saya akan membahas soal kelompok yang bersebarangan. Mereka saling berhadapan, sangat brutal di sosial media. Apa itu? Mereka yang mempolitisasi agama untuk tujuan politik. Disebelahnya ada lagi kelompok ultranasionalis atau mereka yang menganggap siapapun yang berbeda distigma anti Pancasila dan anti pluralisme. Saya bisa katakan bahwa dua kelompok ini adalah mereka yang terbelakang secara intelektual.  Mengapa ? walau keduanya bisa menerima perbedaan dengan narasi sama. Kadang yang agamais sangat paham nasionalis. Pihak ultranasionalis juga sangat paham agama. Namun dalam konteks politik mereka berseberangan dan tentu saling tidak menghargai perbedaan itu. Keduanya kaum bigot, bukan aset bagi bangsa tetapi toxin bagi pembangunan peradaban. 


Tapi apa mau dikata. Sejarah mencatat, orang bigot selalu jadi korban peradaban dan mereka memang didesign oleh politisi untuk dapatkan suara dan kemudian dikorbankan. Mengapa? alasannya seperti kata Hitler “ How fortunate for governments that the people they administer don't think. ( betapa beruntungnya pemerintah karena rakyatnya bego). Pemenang pilpres belaga budek kalau diingatkan oleh oposisi soal janji Pemilu. Mengapa “  The victor will never be asked if he told the truth.” Kubu yang menang engga lagi mempersoalkan apa yang dikatakan capresnya saat kampanye. Kalau ada yang mempertanyakan mereka marah. Padahal kedua kelompok ini adalah korban dari sistem politik adu bandot.


Mengapa saya tulis uraian diatas ? Karena selama proses menjelang pemilu para partai mengkapitalisasi issue koalisi. Yang tidak mencalonkan capres, dapat uang mahar dari yang mencalonkan. Setelah pemilu, yang kalah dan yang menang saling rangkulan. Anda yang pernah perang di sosmed dan militan saat kampanye, tidak akan diperhitungkan politisi saat mereka berbagi posisi dan dapat mahar. Tuh lihat PS engga merasa risih gabung kabinet Jokowi. Padahal korban tidak sedikit akibat Pilpres 2019.


Jadi ngapain terlalu ngotot ke kanan atau ke kiri. Yang normal saja. Ya beragama bagus. Buktikan itu dengan kehidupan pribadi yang berakhlak baik. Nasionalis itu bagus tapi buktikan dengan bakti kepada negara dalam bentuk nyata. Nikmati saja pemilu dan pilres itu dengan euforia. Engga usah saling musuhan dengan mereka yang berbeda pilihan. Engga usah ikutan ujaran kebencian secara personal kepada lawan. Dan nanti ketika pemilu, di dalam bilik suara, bersikaplah. Tugas kita hanya melegitimasi mereka untuk berkuasa atas sumber daya. Selanjutnya focus aja kepada hal yang substansi. Apa itu?  cari uang untuk makan dan bayar pajak, BPJS dan tol. Bayar bill listrik, air, telp dan cicilan utang.


***

Mindset kaya miskin


Jalanan di kota besar semakin macet, jalan tol pun kadang macet.  Bandara penuh sesak orang bepergian, restoran di hari minggu ramai, tempat wisata ramai disaat liburan. Kelompok ini yang dianggap mampu untuk membeli hal-hal di luar kebutuhan mendasar, seperti hiburan, kendaraan pribadi, asuransi kesehatan, dan lainnya. Nah jumlah mereka di Indonesia kalau menurut laporan Bank Dunia dalam “Aspiring Indonesia: Expanding the Middle Class” (2020), jumlahya dibawah 10% dari populasi Indonesia. Mereka ini disebut kelas menengah atau  middle income.


Jadi kalau Srimulyani mengatakan bahwa sarat agar indonesia lepas dari minddle income trap maka pertumbuhan ekonomi harus diatas 6%. Untuk kkeluar dari jebakan Middle Income, fokus kebijakan jangka menengah-panjang meliputi mengurangi ketimpangan SDM (Human Capital Gap), ketimpangan infrastruktur (infrastructure gap), dan ketimpangan institusional (institutional gap). Artinya agar dibawah 10% penduduk Indonesia itu bisa jadi berpenghasilan tinggi, harus diberi dukungan lewat fiskal dan moneter. Mantul.


Lantas gimana dengan data garis kemiskinan penghasilan Rp2.324.274,00/rumah/bulan yang berjumlah 26,36 juta orang indonesia. Artinya kalau garis kemikinan dinaikan jadi Rp. 5 juta/bulan, mungkin jumlah orang miskin mencapai 200 juta. Apakah masuk hitungan.? Jadi terlalu naif kita bicara tentang program keluar dari middle income trap. Karena kita sebenarnya belum masuk negara yang berpenghasilan menengah. Kita masih masuk negara berkembang yang dipenuhi kubangan kemiskinan.


Menurut saya kelas menengah di Indonesia itu lahir dari skema korupsi lewat APBN dan business rente. Buktinya? Walau ekonomi kita tumbuh diatas 5%, namun tidak terjadi transformasi ekonomi dari SDA ke industri dan innovasi. Bahkan kontribusi sektor industri terhadap PDB malah turun. Bagaimana bicara middle income country kalau malah deindustrialisasi


Tapi di Indonesia pemerintah itu bebas bicara dan rakyat percaya saja. Karena kita memang bangsa yang punya mentality victim. Artinya bangsa yang doyan dikorbankan oleh politik. Bahkan walau miskin tetap saja tidak terima kalau pemerintah disalahkan. Sangat miris.  Human capital gap antara kaya dan miskin sebenarnya lebih kepada gap mindset. ORang kaya berusaha mendekati pemerintah dan menikmati rente. Orang miskin berusaha memuja pemerintah dan tetap miskin… bahkan mau diadu domba ditahun politik..

Membangun mental, bukan phisik.

 



1 Oktober 1949 berdirinya Republik Rakyat Tiongkok dibawah kendali satu pertai, yaitu Partai Komunis. Bapak pendiri Partai adalah Mao Ze Dong. Kini China sudah berkembang pesat. Tidak lagi inferior dihadapan Barat dan AS. Walau China tidak lagi sepenuhnya menerapkan Komunisme dalam konteks ekonomi tapi keberadaan Partai Komunis tetap tidak tergantikan, dan Bapak Mao tetap bapak bangsa bagi rakyat China. 


Pertanyaan besar adalah, apa sih jasa Mao sehingga begitu besar pengaruhnya dalam politik China? Kehebatan Mao adalah dia sukses melakukan revolusi dan mengganyang kontrarevolusioner. Revolusi apa ? ya revolusi mindset. Lebih dari ribuan tahun rakyat China itu terikat dengan feodalisme. Dinasti China  berdiri ratusan tahun berkat kesetian para bangsawan, yang terikat hubungan patron-clients dengan rakyat kelas jelata. Raja memberikan konsesi tanah dan kekuasaan kepada bangsawan, dan pada waktu bersamaan bangsawan menindas rakyat. 


Mao berkeyakinan bahwa tidak akan ada perubahan yang lebih baik kalau sistem hubungan patron-clients masyarakat feodali tidak diubah. Maka langkah awal kekuasaanya adalah melakukan perubahan itu lewat Reformasi Tanah Tiongkok melawan tuan tanah, Kampanye Penindasan Kontrarevolusioner , " Kampanye Tiga-anti dan Lima-anti. Perubahan ini memakan korban tidak sedikit. Seperti gerakan sufan dan Kapanye anti kanan yang memakan korban lebih setengah juta kaum intelektual, agamawan, bangsawan dibunuh. 


Setelah membersihkan penghalang perubahan, maka Mao mulai meletakan dasar dasar pembangunan ekonomi. Tahun 1958 dia meluncurkan program Lompatan Jauh ke Depan. Mao tidak segera membangun modal sosial negara industri, tapi lagi lagi perubahan mindset bertani. Itu dulu yang dia ubah. Petani harus ikut metodelogi industri. Engga bisa lagi dengan cara tradisional. 2/3 hasil produksi petani diambil negara. Dampaknya bagi petani yang tidak patuh terhadap program Mao, ya kelaparan. Diperkirakan 55 juta orang mati kelaparan. Karena yang 1/3 itu tidak cukup makan selama setahun.  Sementara yang ikut program Mao ya selamat. 


Apakah cukup? Tidak. Mao masih melihat tidak semua rakyat patuh terhadap sikap revolusionernya. Pada tahun 1963, Mao meluncurkan gerakan pendidikan sosialis. Dan ini kelak jadi dasar dia melakukan revolusi kebudayaan. Nah target terakhirnya bukan lagi rakyat jelata yang dipaksa berubah, tapi para elite politik dari tingkat terendah sampai tingkat puncak. Ini berlangsung 10 tahun. Selama 10 tahun itu, ada 3 juta elite politik yang masuk program brainwashing di kamp kerja paksa. Tapi banyak juga yang mati lewat pengadilan rakyat.


Apakah suksesi kepemimpinan diserahkan kepada teman dekatnya atau keluarganya atau istrinya ? Tidak. Sebelum Mao meninggal dia  sukses melakukan pembersihan dan sekaligus menunjuk Deng Xiaoping sebagai Perdana Menteri dan Ketua PKC. Padahal Deng Xiaoping termasuk elite partai yang kena program brainwashing, kerja paksa di pabrik bata selama revolusi kebudayaan. Mao meninggal pada usia 82 tahun. Deng masih mewarisi 1/2 kepengurusan Partai orang lama. Butuh bertahun tahun Deng untuk singkirkan mereka, agar jalan reformasi ekonomi bisa berlangsung mulus.


Saat Deng berkuasa tahun 1978 dia mewarisi kerja besar Mao yaitu lahirnya masyarakat baru China, yang berbeda dengan masyarakat tradisional ala dinasti dan kaum nasionalis. Mao benar benar membakar China lama jadi debu untuk lahir peradaban baru. Karenanya Deng tidak lagi ragu membuka China dari dunia luar. Dia yakin kekuatan modal mindset baru China akan mampu menghadapi pengaruh buruk dari luar terutama modal asing. 


Perubahan setelah 1978 sangat mendasar, yaitu memberikan karpet merah kepada investor asing lewat penyediaan infrastruktur ekonomi, dan serangkaian penyediaan modal sosial lewat deregulasi dan debirokratisasi. Mengubah mindset birokrasi menjadi meritokrasi. Modal asingpun masuk lewat PMA. China mulai menapak era industrialisasi dengan percaya diri. Program pembangunan lima tahunan, 25 tahunan ditetapkan. Dilaksanakan secara konsisten. Siapapun presiden yang berkuasa, terus melanjutkan program itu, dan tentu melakukan perbaikan terhadap penyimpangan yang terjadi, termasuk menghabisi kelompok yang membangkang.


Apa yang saya uraikan diatas, tak lebih cara konsisten China membangun mental rakyat. Jadi tidak berhenti setelah revolusi kebudayaan. Tetap terus diawasi mental rakyat itu. China berubah karena pengaruh dari luar tetapi pengaruh yang baik. Yang tidak baik, ya ditolak lewat aturan. 


***

Saya perhatikan argumen tentang Politik. Selalu tidak ada titik temu. Itu bukan kedua belah pihak tidak memahami argumen masing masing. Tetapi kurangnya pemahaman tentang literasi politk. Mereka berada di menara yang berbeda dengan sudut pandang yang juga berbeda. Padahal yang menjadi focus apapun politik tetap satu. Apa ? DUIT atau HEPENG. Yang menolak itu, saya pastikan dia hipokrit. Mengapa ? Pada dahulu kala, tidak ada kekuasan dalam arti teratur. Yang ada adalah ketua suku.  Karena sumber daya semakin terbatas dan orang ingin terus memuaskan dirinya. Perluasan wilayah tak bisa dihindari.


Orang pintar, perkasa jago kelahi tega membunuh, berkumpul menjadi gerombolan penakluk atas wilayah lain. Setelah penaklukan tercapai, kerajaan terbentuk. Untuk mengekalkan kekuasaan, komunitas orang pintar dan kesatria mendapat jatah tanah dan wilayah dari raja. Mereka disebut  kaum bangsawan. Mereka memperkerjakan orang lemah di lahannya untuk berproduksi. Hasilnya sebagian diserahkan kepada raja sebagai upeti. Maka lahirlah budaya feodal. Budaya feodal itu lahir pada abad ke 9. Belakangan para raja juga menjadikan kaum agamawan sebagai perekat emosi rakyat dengan raja. 


Dari budaya feodal inilah lahirlah politik kolonialisme. Orang Barat terutama, pergi ke seluruh dunia. Menjadi penakluk. Memperluas wilayah sebagai sumber daya mencapai kemakmuran. Setiap mereka datang kesatu wilayah. Ternyata di wilayah itu sudah  terbentuk tatanan budaya feodal. Melalui politik kolonialsme, mereka menaklukan raja dan menjadikan raja sebagai proxy lewat budaya foedalisme. 


Sehingga, kaum bangsawan disembah rakyat jelata, dan pada waktu bersamaan mereka menyembah raja. Sementara raja menghamba kepada penguasa kolonial. Diantara mereka saling sepakat untuk saling melindungi dari kemarahan rakyat. Politik sampai dengan abad ke 17, politik berputar putar sekitar kaum bangsawan, raja dan kolonial. Rebutan sumber daya. Rakyat hanya jadi korban saja. Abad ke 17 budaya feodal itu diperkuat oleh inggris dalam bentuk sistem Feodalisme. Lebih modern dalam bentuk hak akan property dan wilayah atau konsesi dari penguasa kepada kaum bangsawan.


Lama lama orang mulai merasakan bahwa sistem feodalisme itu dianggap berongkos mahal. Karena menjadi cetral penguasa sumberdaya. Perlu ada efisiensi.  Dipenghujung abad ke 18 lahirlah  paham kebangsaan ( nasionalisme) sebagai cara menerapkan sistem kapitalisme dalam mengelola sumberdaya. Hukum diatas penguasa. Nasionalisme itu bangkit awalnya pada Revolusi Amerika dan Perancis. Kemudian bernyebar ke Amerika Latin. Abad ke 19 menyebar ke Eropa Tengah, selanjut di Eropa Timur dan Tenggara. Berkembang di Asia dan Afrika pada awal abad ke-20. Itu menjadi kebangkitan paham nasionalisme.


Pada abad ke 19 bapak pendiri bangsa terjebak dalam arus perubahan zaman, khususnya paham kebangsaan. Indonesia harus merdeka agar sumber daya Indonesia tidak dikuasai asing. Tapi mereka lupa bahwa paham kebangsaan adalah feodalisme yang bermetamorfosa. Mengapa ? Nasionalisme perlu kapitalisme agar sumber daya menjadi open source. Maka lahirlah paham sosialis. Yang mengkoreksi paham kapitalisme. Namun masih juga dianggap tidak seratus persen lepas dari feodalisme. 


Namun mencapai tujuan sosialis  komunis tidak bisa dengan cara biasa. Harus lewat revolusi. Otomatis terjadilah benturan antara kaum sosialis komunis dan Nasionalis. Setelah perang dunia kedua. Terjadi perang dingin antara USSR ( plus China) vs AS ( Plus Eropa Barat). Terjadi perebutan pengaruh antara Komunis dan Kapitalisme. Perang dingin memungkinkan juga diterapkan cara kolonialisme. Namun dengan cara baru, atau neocolonialism. Lewat bantuan modal dan hutang. Di Indonesia sejarah membuktikan kaum sosialis komunis kalah. Yang menang kapitalisme.


Ketika kaum Sosialis kalah 1948 mereka berganti baju menjadi gerakan berorientasi agama, yaitu islam. Islam diseret dalam narasi perang berdasarkan Al Quran melawan pemerintahan yang sah. Sebetulnya itu adalah perang pemikiran sosialisme dan Kapitalisme.  Akhirnya tahun 1965 komunis kalah telak. Gerakan islam langsung bonsai. Yang jadi masalah adalah baik sosialisme maupun kapitalisme lahir dari paham nasionalisme, yang merupakan kelanjutan paham feodalisme. Hanya bedanya, sosialis komunis tujuanya adalah kekuasaan para kamerad ( para teman), Sementara kapitalisme, betujuan kepada kekuasaan pasar atau pemodal. Sama sama predator. Ujung ujungnya ya cuan.


Sampai disini paham ya. Mengapa China perlu revolusi kebudayaan. Mengapa kaum feodal harus dimusnahkan. Artinya yang jadi musuh itu bukan kapitalisme, atau komunisme atau nasionalisme atau agama, tetapi mental feodal. Jadi paham ya kalau Jokowi mendengungkan revolusi mental. Itu sama saja mengubah paradigma feodal menjadi masyarakat egaliter. Istana tidak  lagi sakral. Baju presiden  baju orang kebanyakan. Kalau ingin berubah, maka ubahlah mindset feodal anda. Istri cukup satu. Jangan ada selir. Itu aja dulu dilatih. Kalau itu bisa, yang lain akan mudah diubah.


***

Tahun 2021 hampir semua seleb di China kehilangan “like dan subscriber atas setiap tampilannya di media sosial. Mengapa? pemerintah buat aturan melarang berita tetang artis menyediakan pilihan “ like or subscribe.” Otomatis rating seleb tidak bisa diadakan lagi. Ini sebagai bagian dari kampanye menghapus budaya Fandom. Kalau mereka kerja sebagai artis atau penyanyi itu wajar saja mereka dapat uang, dan kaya.. Tetapi kalau cuman nama dijual lewat sosial media, acara sampah, mereka kaya karena like or subscribe, itu sudah jadi racun kebudayaan. Bisa merusak mental anak muda. Ini sama dengan neofeodal. Harus diganyang.


Memang sejak adanya dunia internet. Banyak sekali kegiatan yang kena ban pemerintah China. Kegiatan cari dana amal lewat sosial media. Mau ormas agama atau sosial. Engga ada urusan.  Dilarang keras. Apa pasal? karena pemerintah China anggap penggalangan dana sosial lewat sosial media itu lebih banyak buruk dampaknya bagi kesehatan mental rakyat. Makanya disana tidak ada seleb sosmed yang dapat duit dari like atau iklan. Termasuk dilarang buat konten hedonisme.


Bahkan pemerintah buat aturan agar provider ecommerce Ojol harus menjamin pendapatan driver diatas UMR. Termasuk harus tanggung biaya asuransi bagi driver. Karena pemerintah engga mau provider ecommerce kaya hanya modal tekhnologi, yang pada waktu bersamaan mengorbankan driver. Pemerintah juga menghapus rating terhadap para provider ecommerce. Karena itu bisa menipu bursa. Jadi apa yang diinginkan sebenarnya dengan adanya internet dan ecommerce? Untuk memudahkan berkomunikasi dan bertransaksi saja. Soal bisnis dibalik itu tetap harus mengikuti standar moral. Kerja  real ya pantas kaya. Engga bisa ongkang ongkang kaki modal cuap dan gaya, dapat uang. Itu mental feodal.


Kita selama ini percaya bahwa pembangun ekonomi berupa infrastruktur dan pabrik adalah prioritas. Padahal itu hanya bangunan phisik yang bisa dengan mudah hancur kalau mindset dan budaya feodal tidak dikikis. Selagi mindset feodal tetap ada, maka selama itupula pembangunan ekonomi akan menciptakan rente dan regulasi hanya melegitimasi kekuasaan untuk kepentingan oligarki atau para gerombolan elite yang menghisap darah rakyat jelata. Pada awal kekuasaan Jokowi saya sangat yakin akan ada perubahan yang lebih baik. Karena Jokowi tidak bicara ekonomi tetapi revolusi mental. Tapi berlalunya waktu, revolusi tidak terjadi. Mental kita semakin brengsek. Rusak mental rakyat, rusaklah peradaban. Tidak ada lagi harapan dan tidak ada lagi yang ditunggu kecuali kehancuran.


Thursday, May 04, 2023

Cintaku yang kuberi

 




Ketika kali pertama pria itu datang ke rumahnya, dia hanya punya kesan pria itu adalah pria baik dan taat beragama. Neneknya minta agar berlaku baik kepada pria itu, karena dia guru mengaji yang  sholeh. Pria itu akan menjadi cahaya rumah. Dia sendiri tidak tahu bagaimana sampai pria itu datang kerumahnya yang hanya hidup dari bertani sepetak sawah dan usaha mengambil air enau. Sebagai anak yatim piatu dia merasa punya saudara laki laki baru di rumahnya. Dia senang.


Pria itu tinggal di belakang rumah yang memang ada dangau ( gubuk kecil ). Setiap hari pria itu selalu di kamar mengaji dan berzikir dan sholat. Semua dilakukan dengan kusyu. Kalau mengaji suaranya merdu sekali. Setiap pagi, siang dan sore, neneknya menyediakan makan untuk pria itu. Pria itu tidak pernah berbicara banyak. Jarang sekali keluar dari gubuknya. Kecuali mandi dan berwudhu. Dia kadang mencuri pandang kepada pria itu tapi tak ada nampak sedikitpun pria itu terpengaruh. 


Dia kadang malu namun berharap di safa oleh pria itu. Karena dia tidak lagi anak anak. Dia telah menjadi gadis remaja. Dia ingin di perhatikan atau setidaknya ditegur. Namun ketika hal ini  disampaikan kepada neneknya, nenek mengatakan bahwa bagi pria sholeh tidak boleh terlalu dekat dengan wanita yang bukan muhrim. Ini agama yang mendidik. BIla saatnya kamu akan di ambil pria maka pria itu akan melamarmu kepada nenek untuk jadikan kamu sebagai istri.


Suatu saat si nenek sakit keras. Menjelang ajal si nenek berpesan agar memberi makan untuk pria sholeh yang sedang mendekatkan diri kepada Allah. "Itu pahala cucuku. Memberi musafir yang sedang mengembara mencari cintanya kepada sang Pencipta adalah ladang ibadah tak ternilai." Dia dapat menerima dan ingat akan pesan sang nenek. 


Setelah nenek nya meninggal , dia meneruskan kebiasaan si nenek memberi makan kepada pria itu. Namun pria itu tidak pernah membuka pintu. Jadi makanan itu hanya di tempatkan didepan pintu dan kemudian akan di ambil pria itu setelah dia pergi. Begitulah seterusnya. 


Selama tinggal bersama, pria itu tidak pernah menoleh ke arah dia dan selalu diam tanpa bertanya atau ngobrol. Awalnya keinginan sangat besar untuk bersedekat dengan pria itu namun akhirnya dia tidak lagi berharap apapun kecuali melaksanakan kewajibannya memberi makan pria itu. Setiap hari dia bekerja keras di sawah dan mencari air enau di hutan. Hidup berlalu dan kesepian menghinggap. Dua anak manusia dalam satu rumah. Yang satu memberi dan berkorban , yang satunya lagi asyik bercengkrama dengan Tuhannya dalam zikir.


Senja telah memerah , dia menatap kearah atap gubuk itu sambil berbisik " Apalah aku yang tak pandai mencintai Tuhan seperti pria itu dan aku hanya bisa sujud disela waktu sibuk-ku dan tergopoh  gopoh memburu matahari pagi untuk ke sawah menggais rezeki yang Tuhan-ku benamkan di tanah dan hutan. Apalah aku...wanita yatim piatu yang miskin..apalah aku... mencintai dan berkorban adalah satu satunya kemewahanku. Terimakasih Tuhan untukku hanya cinta karena Mu."


Di bumi yang berputar pasti ada gejolak

Ikuti saja iramanya, isi dengan rasa

Di menara langit halilintar bersabung

Aku merasa tak terlindung, terbakar kegetiran

Cinta yang kuberi sepenuh hatiku

Entah yang kuterima?  aku tak peduli,



Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...