Friday, March 20, 2020

Perang dagang yang sia sia..

AS ingin jadi penguasa dunia dan semua negara harus tunduk dengan dia. AS punya pangkalan militer kurang lebih 800 diseluruh dunia, Bayangkan di dunia aja negara engga sebanyak itu. Tetapi itulah AS. Semua pangkalan militer itu pasti makan ongkos besar. Lantas apa gunanya kalau pengeluaran besar tidak berdampak terhadap ekonomi.  Negara lain engga takut dengan AS. Bahkan korea utara yang miskin dan bego aja berani lawan AS. Yang fatalnya lagi, AS tidak leluasa mengeluarkan ancaman militer sejak mereka memperkenalkan kebijakan softpower lewat perang proxy melalui pendekatan demokrasi .Justru ini semakin gede ongkosnya. Karena bayarin orang doyan onani dan pengangguran untuk obok obok negara lain. Pasti hasilnya tidak significant. 

Nah diatas pemborosan anggaran yang besar, Ekonomi AS tidak sanggup lagi ngongkosinya. Pendapatan APBN tidak cukup untuk menopang biaya politik luar negeri dan militer. Lambat namun pasti APBN terus defisit dan semakin lama semakin lebar.  Sehingga secara fundamental ekonomi AS tidak lagi sehat. Hutang sudah menggunung. APBN tidak punya cukup power untuk menopang tanggung jawab sosial  terhadap rakyatnya. Sementara negara sekutunya yang tadinya memberikan kontribusi terhadap ekonomi AS, kini justru beralih ke China. Rame rame mere invest ke China dan mengembangkan IPTEK dan Bursa di China. Super Power yang disandang oleh AS paksa perang dunia kedua kini malah melahirkan paradox , menjadi negara super asshole.

Perang dagang adalah jalan alternatif dalam teori kekuasaan kapitalisme. Dimana yang kuat mendesak yang lemah untuk tunduk dengan posisi tawar. Tapi AS salah. Kelemahan China hanya nampak di ekonomi kususnya mata uang dan ketergantungan PDB terhadap ekspor.  Tadinya AS berharap dengan adanya perang dagang, dalam dua tahun China bisa ambruk. Karena pasar terbesar China adalah AS. Jadi dengan cukup membuat kebijakan tarif, tanpa diapa apain China akan jatuh dengan sendirinya.  Jadi seperti kodok direbus tanpa dibunuh. Lambat laun kodok akan mati sendiri.

Tapi AS lupa dengan kelebihan budaya China, Kunci kehebatan China ada pada budaya, bukan pada ekonomi. Sistem politik di China itu menyatu dengan budaya konghucu, yang membuat rakyat cepat sekali bersatu kalau ada ancaman. Persatuan inilah yang membuat rakyat china bisa tahan menghadapi perang dalam bentuk apapun. Termasuk perang dagang yang panjang, terbukti mereka bisa bertahan walau painfull.  Sementara kelemahan AS, mereka tidak bisa perang panjang. Dalam perang apapun AS tidak bisa terlalu lama. Prajurit As berperang karena uang dan gaji. Contoh perang di Irak, Suriah, dan Vietnam. Sementara rakyat China berperang karena kehormatan bangsa dan keluarga. 

Setelah dua tahun perang dagang. Ekonomi AS semakin amburadul. Walau ada perbaikan namun boleh dikatakan tidak sebaik sebelum ada perang dagang. Sementara China tetap bisa bertahan dengan pertumbuhan jauh lebih tinggi dari AS. Mata uang Yuan semakin tinggi trust nya sejak Yuan mulai menerapkan SWAP dengan bursa Emas di Shanghai. 

Dengan adanya virus Corona di China, kembali AS berharap bisa menghancurkan moral rakyat dan kekuasaan Partai Komunis bisa jatuh. Tetapi lagi lagi AS salah. Jusru di tengah ancaman virus corona itu persatuan rakyat semakin kokoh. Semua orang berjuang saling mendukung upaya pemerintah mengatasi virus corona.  Hanya dua bulan China sudah bisa pastikan sebagai pemenang melawan virus corona. Sementara AS dan negara sekutunya panik menghadapi serangan wabah virus corona. Ketika AS baru akan merilis uji coba klinik vaksin virus Covid 19 terhadap manusia tanpa melalui uji coba terhadap hewan, China sudah siap uji klinik terhadap manusia setelah uji coba terhadap hewan. Pasti yang unggul dalam perlombaan industri pharmasi China lagi.

AS seperti orang tua loyo namun selalu ingin tampil maco dengan menebar sahwat kekuasannya tetapi selalu ejakulasi dini tanpa hasil. 1 2 3 horeeee.  Seharusnya AS bijak, dan menjadi obor bagi dunia bagaimana kompetisi bisa menghasilkan keseimbangan ekonomi dunia dan nilai demokrasi terkaktualkan dengan menjunjung tinggi HAM dan kemanusiaan. Dengan predikat super power yang tersisa itu, AS bisa berperan lebih menciptakan kehidupan dunia yang lebih baik. Tetapi sayang, AS punya pemimpin sekelas Trumps…idiot!

1 comment:

Sunna said...

Setuju 100℅, AS sekarang bagai preman dunia yang tanpa malu atau sungkan selalu menggangu membully negara lain.

HAK istri.

  Ada   ponakan yang islamnya “agak laen” dengan saya. Dia datang ke saya minta advice menceraikan istrinya ? Apakah istri kamu selingkuh da...