Tuesday, March 27, 2018

Merebut hati...


Ada cerita teman, suatu waktu dia kedatangan tamu kekantornya. Tamu itu tidak dia kenal sebelumnya. Namun sekretarisnya kehilangan alasan menolak dan juga menaruh hiba untuk menolak tamu itu. Karena sudah tak terhitung tamu itu telp ingin ketemu dan di tolak. Tak terbilang tamu itu datang dan selalu di tolak. Namun tamu itu punya alasan kuat untuk tidak berhenti dengan niatnya untuk bertemu. Apa alasanya " Saya hanya butuh waktu 5 menit untuk menyampaikan proposal saya, dan menjelaskan kepada bapak secara tepat dan singkat." Demikian yang di sampaikan sekretarisnya. Akhirnya dia setuju untuk menerima tamu itu.

Ketika pertama kali dia mellihat tamu itu, yang dia tahu pria itu nampak berwajah berbalut senyum. Tak ada kesan dia imperior dan juga tak nampak penuh percaya diri. Biasa saja. Sangat sopan. Ketika salaman dia berusaha mencium punggung tangan namun teman saya cepat menepuk bahu pria itu. Benarlah, tak lebih 5 menit dia sudah selesai menjelaskan maksud dan tujuannya seraya menyerahkan proposal di tangannya. Teman saya tidak menjajikan apapun namun akan mempelajari dokumen yang dia serahkan. Setelah pertemuan itu setiap minggu dua kali pria itu kirim email atau sms untuk menanyakan tanggapan teman saya. Namun tak pernah ditanggapi oleh teman itu. Dan dia tidak pernah menyerah sampai suatu saat teman saya menegaskan dia tidak ada waktu untuk mem follow up nya.

Suatu saat teman saya bertemu lagi dengan pria muda itu. Ini kebetulan karena dia mau ketemu dengan relasinya di cafe yang sama, katanya. Rasa hormat pria itu tidak berkurang. Yang pertama ditanya adalah kesehatannya. Walau singkat pertemuan itu, memberi kesan bahwa pria itu tahu menjaga kehormatannya. Setelah teman saya usai meeting dan minta bill, waitress memberi tahu bahwa bill sudah dibayar oleh tamu yang ada tidak jauh dari mejanya. Ternyata yang bayar pria itu. Sebelum dia pergi, pria itu mendekatinya lagi dengan ramah. Pria itu memberi sekotak cerutu terbaik. Katanya ini oleh oleh dari istrinya pulang dari luar negeri. Dia terharu.

" Mengapa sampai istrimu menghadiahi cerutu? 
" saya terinspirasi dengan bapak. Kalau bapak ada waktu. Saya ingin mengundang bapak makan malam bersama istri saya”

Sejak itu satu kali makan malam berlanjut ke pertemuan lain dan begitu seterusnya selama dua tahun lebih. Tapi tidak ada bisnis yang di bicarakan. Lambat laun teman ini jatuh hati dengan pria itu. Suatu saat dia mendengar bahwa pria itu sedang berusaha mendekati venture capital mendapatkan pembiayaan. Entah mengapa dia sengaja telp boss venture capital itu untuk makan malam dengan pria itu. Tak berapa lama pria itu sukses merealisasikan proyek dan belakangan dia tahu proyek itu sukses melakukan refinancing melalui bank papan atas.

Moral cerita: Business network tidak bisa didapat dengan instant. Itu butuh seni tersendiri dan memang dasarnya Anda punya karakter hebat, dimana Anda punya kemampuan terus berpikir positip, yang sehingga sifat paranoid menjauh dari keseharian Anda. rendah hati, dan pasti tidak punya sedikitpun sifat benci dalam diri Anda, apalagi berpikir negatif. Dari sikap hidup seperi itulah rezeki menjadi mudah, karena silahturahmi dilakukan dasarnya adalah ikhlas, sehingga membuat orang jatuh hati kepada Anda. Sekali orang jatuh hati maka semua menjadi mudah. Jadi ingatlah bahwa nasip baik buruk orang ditentukan oleh akhlak atau attitude- nya. Orang sukses karena lebih kepada mindset nya bagus, terbuka, dan tahu arti kesabaran dan paham bagaimana mencintai, walau tak berbalas instant

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...