Wednesday, May 04, 2016

Membaca

Di Gua Hira, tiga mil jauhnya dari Mekah untuk berkontemplasi dan berefleksi diri, dalam kesunyian dan kesendirian, beliau bertafakur. Pemuda sholeh yang dikenal Al Amin itu merenung tentang mengapa ada kesenjangan sosial, ketidak adilan, diskriminasi, perang antar suku, dan penyalahgunaan kekuasaan. Saat dalam tafakur itu beliau bertemu dengan Jibril dengan perasaan takut. Ia adalah Muhammad SAW. Ketika itu beliau genap berusia 40 tahun. Itu terjadi pada Senin, 17 Ramadhan tahun ke-41 sejak kelahiran beliau, bertepatan dengan 6 Agustus 610 Masehi. Jibril berkata “bacalah”, namun ternyata Rasulullah menjawab bahwa Ia tidak tahu caranya membaca. Karena itulah Jibril memeluknya erat sebanyak dua kali dan setelahnya, menyuruh ia membaca ayat yang kemudian menjadi wahyu pertama . Sebuah potongan dari surah Al-Alaq ayat 1-5 yang memiliki arti seperti berikut ini:

“Bacalah! Dengan nama Tuhanmu yang menciptakan. Membuat manusia dari segumpal darah. Bacalah! Dan tuhanmu ialah yang paling mulia. Mengajarkan dengan qalam. Hal-hal yang tidak diketahui manusia.”Mengapa ayat pertama turun berhubungan dengan "membaca". Karena dari membacalah pengetahuan tersibak. Manusia dikeluarkan dari perut ibunya ketika lahir tidak mengetahui apa-apa. Lalu Allah menjadikan baginya penglihatan dan pendengaran serta hati sebagai jalan untuk mendapatkan ilmu. Keunggulan manusia dibandingkan makhluk lainnya adalah karena manusia mempunyai pengetahuan. Siapa mengajari itu ? Ya Allah ( QS Al Iqra 5). Mengapa Allah mengajari manusia ? karena Allah memiliki sifat pemurah yang luas dan karunianya yang besar pada Manusia. 

Ilmu Allah itu termaha luas. Benarkah ? " Katakanlah: Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)”. (QS al- Kahfi [18]:109). Ilmu Allah itu terbagi dua jalur , yaitu Jalur khusus (khasshah), dan  jalur  umum (‘ammah). Jalur khusus adalah ilmu yang diwahyukan dan diajarkan langsung oleh Allah melalui para Rasul dan Nabi, dan ini tertuang dalam bentuk Kitab Suci, seperti Muhammad SAW, Al Quran dan hadith.  Wahyu-wahyu itu merupakan ayat-ayat qauliyah. Jalur umum adalah ilmu yang tidak bersumber dari kitab Suci. Ilmu ini di berikan oleh Allah secara langsung kepada siapa saja ( termasuk non muslim).Pengetahuan ini disebut dengan ayat-ayat kauniyah. 

Kemanapun wajah dihadapkan Ayat ayat Allah terbentang untuk dipahami bagi mereka yang berpikir. Setiap orang memiliki kecerdasan yang berbeda-beda tergantung dari effort yang dilakukan untuk menggali ilmu Allah yang satu ini. Katakanlah seperti perkembangan ilmu Pengetahuan Alam, Ilmu sosial, Ilmu ekonomi, Kebudayaan, Ilmu Tata negara,  yang masing masing dari waktu kewaktu terus berkembang menjadi lebih baik dari teori sebelumnya. Ilmu Allah yang didapatkan dengan jalur umum ini merupakan kebenaran empiris yang perlu di kaji dahulu sebelumnya untuk mendapatkan kebenaran yang tidak bertentangan dengan Al Quran. Bila tidak bertentang dengan AL Quran dan hadith maka itu sebagai penguat iman. Tapi kalau bertentangan maka cukuplah itu sebagai pengetahuan. Khasanah islam bersumber dari ilmu khasshah dan ‘ammah. Dengan demikian seharusnya umat islam harus berpikir luas. Islam itu satu dan ilmu Allah termaha luas untuk kita bijak menerima perkembangan zaman. 

Makanya ketika naik pesawat udara , saya tidak mengagumi manusia yang menciptakan pesawat itu tapi mengagumi Allah. Menggunakan computer yang canggih ini, saya mengucapkan Subhanallah, bukan memuji Bill Gate yang menciptakan windows system. Ketika mendapat uang ,saya tidak memuji uang atau boss  tapi memuji Allah yang memberi rezeki.Ketika mendapatkan istri yang sholeha , saya tidak memuji istri setinggi bintang dilangit tapi memuji Allah yang menjaga istri saya tetap istiqamah. Ketika menerima demokrasi dan masuk dalam bilik suara, saya tidak memuji Plato sebagai pencetus system demokrasi yang dikenal dengan trias politica tapi memuji Allah. Kita diberi kebebasan untuk memilih kepemimpinan dalam system demokrasi. Baik buruk, tergantung pilihan kita , itulah demokrasi,karena ia hanyalah wadah bukan tujuan. Karenanya saya memilih orang dan partai karena Allah. Kalau demokrasi menghasilkan pemimpin yang amanah maka saya tidak akan memuji pemimpin itu tapi Allah.Kalau demokrasi  menghasilkan pemimpin yang brengsek, saya tidak akan menghujatnya kecuali berserah diri kepada Allah dan bersabar tanpa mengurangi ibadah dan amaliah...

Setiap detik perjalanan hidup kita, Allah berdialogh dengan kita lewat perasaan, pikiran, penglihatan, pendengaran.  Masalahnya apakah kita mau belajar dari semua itu ? Betapa merugi bila hidup kita berlalu dengan beragam peristiwa tidak mendatangkan hikmah. Betapa meruginya bila kita menutup diri dari beragam ilmu pengetahuan. Bukalah pikiran seluas luasnya dan bacalah semua pengetahuan. Kalau sesuai di kata hati maka itu akan memperkuat iman,kalau tidak sesuai maka cukuplah sebagai pengetahuan.  Seseorang itu akan semakin mulia dengan ilmu yang ia miliki. Ilmu itulah yang membedakanmu dengan yang lain. Nasip mu berbeda juga karena ilmu yang kamu punya. Sering seringlah membaca , baik yang tersurat maupun yang tersirat. Karena itulah karunia terindah Tuhan berikan kepadamu. Kalau engkau malas membaca maka rugilah hidupmu..

2 comments:

Unknown said...

Terima kasih ilmunya, Lak :)

Betawi said...

Pencerahan berisi dari sumber yg penuh pengetahuan ... Terimakasih bung Erizeli

Akhlak atau spiritual

  Apa pendapat bapak soal kenaikan pajak PPN 12 % “ tanya Lina. Peningkatan tarif PPN tujuannya tentu untuk meningkatkan penerimaan negara d...