Seorang ibu yang ketika anaknya
lahir, tak di lihat apakah itu laki laki atau perempuan. Si Ibu akan segera mendekap
bayinya dengan cinta. Wajahnya berhias senyum kebahagiaan tak terbilang. Sakit mendera
selama proses melahirkan terasa hilang begitu saja. Kali pertama manusia mendapatkan
dekapan cinta adalah dari seorang Ibu. Kali pertama manusia mendapatkan rezeki di dunia adalah dari ibu lewat ASI. Malaikat tersenyum ketika melihat anak dalam dekapan ibunya, seakan berkata bahwa
" Kamu akan baik baik saja karena kamu mendapatkan malaikat terbaik yang
di sediakan Tuhan untuk merawatmu dalam kelemahanmu. Ia akan selalu
mengkawatirkanmu sepanjang waktu , mendoakanmu sepanjang usia. Dia adalah
Ibumu. ".
Benarlah ketika anak di ketahui
mempunya kekurangan di bandingkan anak lainnya maka ibu tampil menjadi melaikat
terbaik bagi si anak. Tidak meratapi kekurangan apalagi mengeluh atas
kekurangan anak tapi tampil meyakinkan si anak bahwa ibu akan selalu ada untuk
mu nak. Mari kita hadapi dunia ini bersama sama. Begitulah seakan yang di
ungkapkan oleh teman ketika mengetahui anaknya terkesan autis yang hyperaktif,
yang tumbuh seakan memiliki tiga ke pribadian. Kemampuan ogika intelensi bak
usia 16 tahun, fisik umur 7 tahun, namun mental sosial emosi seperti anak umur
4 tahun. Namun dia berusaha bangkit untuk menjadi sahabat terbaik bagi anaknya.
Sahabat yang paling mengerti. Dia berusaha memahami anaknya dan menjadi bagian
dari anaknya. Berlalunya waktu si anak dapat tumbuh dan berkembang dengan
keterbatasannya. Ketika usia sekolah terpaksa di keluarkan dari sekolah. Si ibu
tampil menjadi guru bagi si anak dan mengajarkannya bagaimana mengenal dunia
dari keterbatasannya. Tanpa kesabaran dan kekuatan cinta ibu hampir tidak
mungkin ini dapat di lakukan.
Kemudian apa yang terjadi? Anak
itu mampu mengembangkan potensi inteligensianya dengan sempurna. Dari waktu ke
waktu anaknya tumbuh menjadi dirinya sendiri, yang tak ragu berkompetisi
menghadapi kehidupan yang tidak ramah. Kini anaknya siap bertarung menghadapi
ujian masuk perguruan tinggi. Anaknya tak ragu untuk mengikuti jejak sang ibu
yang almamater ITB. Akankah anak itu berhasil ? Apapun itu sang anak akan
selalu baik baik baik saja karena kekuatan cinta dari ibu tak ada yang bisa
menandingi. Karena itu bersumber dari kekuatan Allah.
Saya teringat akan ibu saya dan
diri saya sendiri. Betapa tidak. Sejak usia balita kaki saya letter O. Dan
kemampuan menghapal atau daya ingat saya sangat rendah serta tak mampu mengungkapkan
pikiran saya lewat tulisan yang paling sederhana sekalipun. Namun kesabaran dan
kekuatan cinta ibu saya bisa membuat kaki saya yang letter O menjadi normal.
Sejak SD sampai dengan tamat SLTP , Ibu saya dengan kesabaran luar biasa
menuntun saya untuk punya kemampuan menghapal dan mengungkapkan pikiran. Kini
walau tidak sempurna seperti orang lain ,kemampuan daya ingat saya bisa
menghapal bahasa asing sehingga saya tidak imperior berkomunikasi bisnis dengan
orang dari manca negara. Dengan kemampuan mengungkapkan pikiran lewat tulisan,
buku yang saya tulis sudah di terbitkan oleh penerbit terkenal. Melihat apa
yang saya capai kini maka itu semua adalah kekuatan cinta dari ibu saya, yang
hanya tahu bahwa beliau mendapatkan amanah dari Tuhan dan beliau menjaga amanah
itu dengan sebaik baiknya yang bisa di lakukan. Doanya untuk saya tak pernah
henti sepanjang usianya.
Ibu...anakmu adalah amanah
terindah dari Allah. Allah tidak akan pernah salah menitipkan anak kepadamu.
Kekuatanmu adalah cinta. Hadapi anak dengan cinta. Anakmu akan menjadi seperti apa yang kamu pikirkan. Ketika saya gundah dengan
keadaan saya, Ibu saya berkata " Dunia tidak seburuk yang dibayangkan nak.
“ Ketika saya merasa sendiri menghadapi peliknya kehidupan, ibu saya berkata “
Walau semua orang mengabaikan dan meragukanmu, ibu akan selalu ada untukmu”.Ketika
saya merasa kalah dan lemah, ibu saya berkata “ Kamu adalah yang terbaik bagi
ibu.”.Ketika saya mulai ragu melangkah menghadapi masa depan, ibu saya berkata “
Kamu akan baik baik saja selagi kamu dekat kepada Tuhan. Doa ibu akan selalu
mengiringi langkahmu,nak. ". Dari itu semualah membuat saya tidak pernah
ragu untuk percaya bahwa Tuhan hadir bersama saya melalui cinta Ibu. Makanya
sampai kini di usia lebih setengah abad,dan ibu saya masih sehat, doa saya
tiada henti dan pengabdian saya tidak pernah cukup untuk beliau. Karena
mencintai Ibu, juga adalah mencintai Allah, dan sorga itu di bawah telapak kaki
ibu. Ridho Allah adalah ridho Ibu.
No comments:
Post a Comment