Seseorang menegur saya dari
belakang " are you recognize me ". Berusaha saya mencoba mengingat
wanita dihadapan saya. Tapi memori diotak saya hang. Akhirnya saya mengeleng
sambil tersenyum. Kemudian wanita itu mengingatkan saya akan peristiwa 5 tahun
lalu. Akhirnya memori otak saya bisa bekerja. Bahwa wanita ini dulu pernah
menjadi guide saya ke tembok besar China untuk wisata singkat dihari minggu. Wanita itu memperlihatkan cell phone
ditangannya " ingatkah Anda ? Lima tahun lalu Anda membelikan cell phone
hanya karena alasan agar saya bisa bekerja mandiri sebagai guide. Benar sekali.
Setelah ada cell phone saya bisa dengan mudah dihubungi oleh pelanggan. Dari
penghasilan sebagai guide itu saya bisa menyelesaikan kuliah saya dan sekarang
saya bekerja di Bank investasi. Katanya. Bagaimana
cell phone itu masih bertahan setelah 5 tahun ? Tanya saya dengan agak bingung.
Karena biasanya cell phone bertahan 2 tahun dan dari penampilannya dia sekarang
mampu untuk membeli baru. Dengan wajah memerah dia berkata bahwa dia menjaga
cell phone itu dengan jiwanya. Karena senangnya dapat cell phone sehingga dia
lupa mengucapkan terimakasih kepada saya. Karena itu dia merasa bersalah. Dia
berjanji akan menjaga cell phone itu sampai dia bisa bertemu kembali dengan saya.
Setiap bulan selama 5 tahun dia terus menelpon ke hotel dimana dulu saya
menginap. Berharap saya ada di hotel itu. Dia hanya ingin mengucapkan
terimakasih.
Mengapa Anda terlalu terbawa
perasaan karena lupa berterima kasih ? Tanya saya. Kamu tahu, katanya bahwa
lima tahun lalu saya sangat miskin. Saya punya cita tapi saya tidak tahu
bagaimana melanjutkan kuliah. Saya bisa bahasa Inggris karena kemauan keras
untuk bisa jadi guide. Tapi tidak menghasilkan uang cukup karena sebagian besar
honor saya diambil agent. Setiap hari saya berdoa agar punya cell phone. Saya
tidak pernah kehilangan kesabaran untuk terus berdoa dan berharap. Akhirnya
Saya bertemu Anda yang dengan begitu saja memberi saya cell phone. Terimakasih.
Maafkan saya karena lupa mengucapkan terimakasih. Setelah ini jiwa saya akan
bebas. Saya berjanji akan seperti Anda untuk menjadi pemberi. katanya dengan
airmata berlinang. Saya
hanya tersenyum dengan sikap wanita ini. Dari peristiwa ini seakan Allah
berdialog kepada saya bahwa kehidupan ini adalah pemberian Allah kepada kita
namun kadang kita lupa berterimakasih kepada Allah apalagi bila derita datang
dan sempit melanda. Kita selalu punya dalil untk meminta kepada Allah namun
lupa akan dalil harus memberi Allah lewat berbagi karena cinta kepada siapa
saja yang lemah. Kita lupa berterimakasih dan tentu lupa bersyukur sehingga
yang ada tidak pernah cukup...
No comments:
Post a Comment