Monday, May 18, 2015

Memberi...

Seseorang menegur saya dari belakang " are you recognize me ". Berusaha saya mencoba mengingat wanita dihadapan saya. Tapi memori diotak saya hang. Akhirnya saya mengeleng sambil tersenyum. Kemudian wanita itu mengingatkan saya akan peristiwa 5 tahun lalu. Akhirnya memori otak saya bisa bekerja. Bahwa wanita ini dulu pernah menjadi guide saya ke tembok besar China untuk wisata singkat dihari minggu. Wanita itu memperlihatkan cell phone ditangannya " ingatkah Anda ? Lima tahun lalu Anda membelikan cell phone hanya karena alasan agar saya bisa bekerja mandiri sebagai guide. Benar sekali. Setelah ada cell phone saya bisa dengan mudah dihubungi oleh pelanggan. Dari penghasilan sebagai guide itu saya bisa menyelesaikan kuliah saya dan sekarang saya bekerja di Bank investasi. Katanya. Bagaimana cell phone itu masih bertahan setelah 5 tahun ? Tanya saya dengan agak bingung. Karena biasanya cell phone bertahan 2 tahun dan dari penampilannya dia sekarang mampu untuk membeli baru. Dengan wajah memerah dia berkata bahwa dia menjaga cell phone itu dengan jiwanya. Karena senangnya dapat cell phone sehingga dia lupa mengucapkan terimakasih kepada saya. Karena itu dia merasa bersalah. Dia berjanji akan menjaga cell phone itu sampai dia bisa bertemu kembali dengan saya. Setiap bulan selama 5 tahun dia terus menelpon ke hotel dimana dulu saya menginap. Berharap saya ada di hotel itu. Dia hanya ingin mengucapkan terimakasih.

Mengapa Anda terlalu terbawa perasaan karena lupa berterima kasih ? Tanya saya. Kamu tahu, katanya bahwa lima tahun lalu saya sangat miskin. Saya punya cita tapi saya tidak tahu bagaimana melanjutkan kuliah. Saya bisa bahasa Inggris karena kemauan keras untuk bisa jadi guide. Tapi tidak menghasilkan uang cukup karena sebagian besar honor saya diambil agent. Setiap hari saya berdoa agar punya cell phone. Saya tidak pernah kehilangan kesabaran untuk terus berdoa dan berharap. Akhirnya Saya bertemu Anda yang dengan begitu saja memberi saya cell phone. Terimakasih. Maafkan saya karena lupa mengucapkan terimakasih. Setelah ini jiwa saya akan bebas. Saya berjanji akan seperti Anda untuk menjadi pemberi. katanya dengan airmata berlinang. Saya hanya tersenyum dengan sikap wanita ini. Dari peristiwa ini seakan Allah berdialog kepada saya bahwa kehidupan ini adalah pemberian Allah kepada kita namun kadang kita lupa berterimakasih kepada Allah apalagi bila derita datang dan sempit melanda. Kita selalu punya dalil untk meminta kepada Allah namun lupa akan dalil harus memberi Allah lewat berbagi karena cinta kepada siapa saja yang lemah. Kita lupa berterimakasih dan tentu lupa bersyukur sehingga yang ada tidak pernah cukup...


No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...