Monday, June 18, 2012

Budaya empati


Pada waktu di Zhuhai saya ngobrol ngalur ngidul dengan teman warga negara Canada. Bersama kami juga ada teman dari China. Melihat kemajuan china yang begitu pesat dan upaya kerja keras pemerintah mengatasi dampak krisis, teman dari Canada sempat melontarkan pertanyaan, mengapa rakyat china dengan populasi terbesar didunia mau saja dikelola oleh segelintir orang? . Tidak ada system demokrasi. Kepemimpinan ditentukan oleh elite politik Partai komunis. Anehnya kekuasaan dengan model seperti ini tetap bisa eksis ditengah upaya kampanye demokrasi diseluruh dunia. Mengapa ? Teman saya orang china tersenyum mendapatkan pertanyaan itu. Menurut dia , itu pertanyaan yang wajar. Apalagi dikaitkan dengan standard norma dan pengetahuan yang orang asing pelajari. Di china, rakyat kebanyakan tidak terbiasa memikirkan masalah ruwet. Mereka percaya bahwa kehidupan ini hanya sebatas dinding rumah dan gang kampung mereka. Selebihnya bukan urusan mereka. Ini sudah budaya. Tidak mudah merubahnya.

Teman dari Canada mengatakan bahwa kekuasaan yang terlalu besar akan cenderung membuat orang korup. Seharusnya ada niat dari para orang terdidik di china untuk melakukan koreksi terhadap kebijakan pemerintah seperti cara cara demokrasi dengan memicu adanya polemik, debat,  dll sebagainya. Ini human being bahwa kita peduli dengan  nasip orang lain dan berempati dengan mereka untuk berbuat sesuatu agar kebenaran, kebaikan , keadilan dapat dirasakan oleh semua. Ketahuilah, teman orang Canada ini mencoba mencerahkan. Siapapun yang hidup dalam system demokrasi punya waktu untuk berbicara  dan memikirkan nasip orang banyak. Makanya LSM tumbuh bagaikan jamur. Para pegiat LSM sibuk mengagalang opini apa yang terbaik yang harus pemerintah lakukan. Dan media massa sebagai mitra yang solid untuk memaksa pemerintah mendengar. Dengan itu semua, check and balance terjadi. Teman dari China menanggapi dengan tersenyum.

Menurutnya, bahwa Orang china percaya dengan siapa saja yang mau memimpin mereka . Mereka tidak peduli soal sistem pemerintahan mau seperti apa. Dikekang atau dibebaskan , bagi rakyat china bukan masalah asalkan mereka diberi kanal untuk mendapatkan makan dan tempat tinggal, kesehatan, pendidikan. Itu saja. Bila terjadi interaksi antar individu atau kelompok, itu bukanlah  LSM yang lebih banyak bicara sedikit berbuat. Mereka bertemu dan orientasinya adalah ; bagaimana meningkatkan produksi, bagaimana menghasilkan barang yang bagus , bagaimana mendapatkan mitra yang kuat, bagaimana mendapatkan pekerjaan, bagaimana meningkatkan penjualan, dan lain sebagainya. Pemerintah sebisanya mendukung semua itu agar berjalan diatas budaya china. Karenanya , kalau mereka punya masalah maka itu adalah tanggung jawab mereka sendiri. Mereka tidak suka berkeluh kesah , menyalahkan  siapapun termasuk pada pemerintah. Itu sebabnya, mereka tidak punya waktu untuk berdebat soal sesuatu yang bukan urusan mereka, apalagi bicara soal politik yang jauh dari dapur mereka.

Tapi, dimana sikap empati rakyat china bila melihat ketidak adilan bagi mereka yang tidak mampu berbuat. Bukankah ini bagian dari akibat keberadaan system yang di create oleh Pemerintah.  Tanya saya. Teman ini menjawab bahwa empati mereka kepada orang terdekat mereka, seperti anak, istri, orang tua, tetangga, teman. Hanya sebatas itu empati mereka. Untuk itu mereka punya budaya yang sangat luar biasa , yang menjadikan empati bukan hanya soal perasaan tapi tindakan untuk berkorban. Bila tetangganya punya masalah mereka akan membantu, tapi tidak dalam bentuk uang tapi kemitraan untuk berproduksi atau berkarya. Bila temannya punya masalah maka mereka akan bergotong royong membantu temannya, tapi tetap tidak dalam bentuk uang melainkan dalam bentuk natura. Ingat di china , ketika orang memberi , si penerima akan menjawab se se ( terimakasih). tapi sipemberi akan menjawab fu young se ( tidak perlu terimakasih). Artinya, ketika memberi maka orang yang menerima punya kewajiban untuk menebarkan kepada yang lain, bukan kepada si pemberi. 

Teman saya orang Canada terpesona dengan uraian singkat teman saya orang china itu. Dia mengatakan ,kalau begitu secara budaya sebetulnya setiap orang china adalah agent pembaru bagi lingkungan terdekatnya dan ini  meluas secara nasional. Itulah sebabnya mengapa pemerintah China dapat dengan mudah mengelola populasi besar ini. Para elite politik china  paham budaya bangsanya dan mengelola budaya itu untuk membangun peradaban. Budaya ini dijadikan platform oleh Deng ketika membuka china dari dunia luar. Kekuatan kapitalis dikelola dengan smart lewat budaya china. Negara mengawal keberadaan budaya , dengan menjaga keseimbangan produksi ( capitalism ) dan distribusi barang, modal dan pasar yang adil sesuai dengan azas gotong royong ala sosialis namun betumpu kepada kekuatan komunitas ( komunis ), bukan golongan atau kelompok…

No comments:

Pria minang...

  Orang tua saya mengingatkan saya, “ Kalau hanya sekedar makan untuk mu dan keluargamu, monyet di hutan juga begitu.” Kata orang tua saya. ...