Saturday, April 02, 2011

Kebersamaan

Musim dingin tahun lalu saya sempat bertemu dengan salah satu eksekutif Virgin Group di Shanghai dalam acara gala dinner launching product. Dia menyebutkan bahwa pertumbuhan bisnis Virgin group sangat menjanjikan di China karena begitu tigginya antusias kelompok muda dan professional untuk menjadi entreprenuer. Kami berkembang karena SDM yang punya mimpi dan pekerja keras untuk meraih mimpinya. Kami hanyalah memberikan mesin roket membawa mereka ke orbit, setelah itu mereka akan bergerak sendiri dengan powernya tanpa keterlibatan kami. Dan tentu mereka akan menjadi satelit bagi kami , yang akan saling berkontribusi ,beraliansi, bersinergi, satu sama lain. Ketika krisis global terjadi, begitu banyak perusahaan hancur karena bermain di pasar uang namun Virgin group aman dari pengaruh itu karena mereka berbasis kepada kerja dan produksi riel.

Apakah itu Virgin Group ? Ia adalah bisnis venture kelas dunia yang dipimpin oleh entrepreneur nyentrik, Richard Branson. Dia merupakan kampiun bisnis kelas dunia. Dimana tingkat pertumbuhan bisnisnya lebih cepat dibandingkan Microsoft, Google. Dia mengembangkan perusahaannya lewat kekuatan bisnis Venture. Melalui jaringan Venture nya diberbagai negara , dia membuka kesempatan bagi para professional dibelahan dunia manapun untuk bergabung. Dia tidak menjadikan professional itu sebagai jongos tapi sebagai mitra venture. Team ahlinya akan membedah setiap rancangan mimpi para professional itu. Penilaian mimpi itu tidak didasarkan kepada capacity tentang modal dan reputasi tapi lewat kekuatan value yang dimiliki oleh professional itu. Bila value itu dinilai bagus maka teamnya akan memberikan advice bagaimana mimpi itu dapat dilaksanakan melalui planning , organiting, actuating and controlling. Lewat sistem seperti inilah Virgin group terus berkembang mendunia memberikan lahan bagi para professional bertarung menghadapi berbagai kendala menjadi laba.

Bila Richard Branson mengembangkan bisnisnya melalui venture maka Warren Buffet hampir sama. Dia menguasai saham perusahaan lewat bursa utama maupun paralel. Bahkan kebanyakan dia membeli saham lewat bursa paralel, dimana perusahaan itu dalam kondisi awal belum memberikan performance menjanjikan secara akuntasi. Warren Buffet membeli saham dengan motive jangkan panjang atas dasar penelaahannya terhadap value product, brand, management. Artinnya dia tidak membeli saham dalam permainan spekulasi pasar. Ketika dia menguasai saham perusahaan lewat bursa maka diapun mendorong perusahaan itu dari unqualified menjadi qualified. Hampir semua perusahaan yang kini masuk dalam 500 fortune dan blue chip dibursa utama, pada awalnya didirikan oleh para dreamer yang melempar sahamnya dibursa paralel , adalah bagian dari portfollio investasi Warren Buffet. Mereka tumbuh menjadi raksasa berkat kepiawaian dan ketenangan seorang Warren Buffet mendukung mimpi mereka.

Apa yang dapat saya cermati dari seorang Richard dan Warren adalah menjungkir balikan tesis ekonomi tentang Income sama dengan konsumsi ditambah tabungan ( I=C+S). Menjungkir balikan tentang risk management compliance dalam bentuk collateral. Mereka tidak menjadikan pemupukan laba dengan membanjiri pasar uang obligasi, deposito. Tidak ! Mereka gunakan laba itu untuk bergulir dalam usaha riel lewat venture bisnis yang tanpa collateral.. Sistem jaminan resiko diabaikan, yang ada adalah kekuatan moral untuk sukses bersama dimasa depan. Itu sebabnya mereka juga melengkapi organisasinya dengan dukungan riset dan multi disiplin ilmu untuk menjadi mentor bagi para venturer. Maka yang terjadi adalah pendistribusian kesempatan bagi semua untuk menjadi lingkaran saling ketergantungan diatas etika saling hormat , saling menolong. Baik pemodal maupun professional menempatkan masa depan sebagai tantangan untuk digayuh bersama lewat kerja keras. Menurut saya mereka telah menjalankan konsep islami, tidak ada ribawi, tidak anak aneksasi, yang ada adalah kebersamaan dalam laba maupun rugi.

Warren dan Richard bukanlah beragama islam tapi mereka telah menjalankan usaha dengan konsep islami. Dan Mereka berhasil. Tapi mengapa begitu banyak pengusaha muslim tidak seperti mereka. ?. Bahkan Bank Syariah, sistem mudharabah ( Bagi hasil )diharuskan tersedianya jaminan ( collateral ). Saya tertarik dengan ungkapan sahabat saya dalam dunia maya, yang mengutip Dr. Yusuf Qardhawi, seorang ulama kontemporer dalam bukunya mengambil sebuah kesimpulan, bahwa umat Islam mundur karena meninggalkan agamanya.. sedangkan negeri Barat semakin maju karena meninggalkan agama mereka.

No comments:

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...