“Semua orang masih terlelap, udara masih tipis, dan sulit untuk benapas. Anda terbangun, tercekik, dan merasa anda akan mati. Anda melihat tembok besi disekeliling anda, Tidak ada cara untuk menembusnya “ Demikian Lu Xun berkata dan itu yang dirasakan oleh Liu Chuanzhi ketika bangun pagi membaca pengumuman dengan tinta warna merah didepan kantornya “ Kantor ini ditutup .” Kantornya adalah lembaga riset yang menampung ribuan peneliti hebat dan kini harus menerima kenyataan hidup tanpa anggaran. Dia tidak marah kepada Pemerintah
Mungkin bagi kita , apa yang dialami Liu adalah mimpi buruk,. Betapa tidak, Bertahun tahun hidup dengan gelimang status dan facilitas, kini harus meradang tanpa digaji dan kehilangan semua facilitas. Tapi , apa arti semua facilitas yang ada bila dibandingkan dengan kebebasan yang kini diraihnya. Reformasi Deng telah memberikan kebebasan untuk semua. Dari sebuah kebebasan itulah dia bersama para ribuan intelektual china akan bangkit menjadi naga kecil untuk suatu perubahan. Liu berguman dihadapan teman temannya ketika mereka harus memulai segala sesuatunya dari nol. “ Jika situasi secara keseluruhan tidak bisa diubah, cobalah untuk mengubah hal hal yang sederhana. Jika ini tidak dapat diubah juga, cobalah beradaptasi dengan situasi yang ada dan tunggulah kesempatanmu.
Dua puluh
Generasi kami generasi yang miskin visi dan malas berkreasi.Kami suka mencari jalan singkat ,jalan pintas untuk percaya dengan Rostow membangun dan akhirnya semua sudah dikuasai asing. Kami marah kepada pemerintah dan system yang brengsek tapi sebetulnya kemarahan kepada kebodohan kami sendiri. Atau setidaknya sebuah excuse untuk tidak dikatakan tolol oleh generasi muda sekarang. Jujur, saya merasakan itu semua dan menyesali umur terpanggal tanpa suatu yang bernilai. Generasi saya sudah mendekati akhirnya.
Ditengah kesedihan dan sesal ini, ada secercah harapan ketika saya menemukan sahabat muda di Facebook. Dari note yang saya baca dan comment nya , saya harus jujur berkata , akan ada koreksi dari kesalahan generasi sebelumnya. Kaum muda kini mempunyai akses informasi tak terbatas, Mereka tak lagi mudah dibodohi dan mereka pandai membaca sesuatu yang nampak dan tak nampak.
Dari semangat kaum muda, dari keterbukaan informasi , dari kebebasan yang kini didapat, semoga dimasa depan akan lahir generasi yang beriman, bertakwa namun tidak puritan ditengah kompetisi ilmu pengetahuan dunia untuk lahirnya komunitas rahmatan lillamin.