Friday, February 05, 2010

Rasul kita

Nabi Muhammad SAW, adalah rasul akhir zaman yang ditampilkan oleh Allah sebagai Nabi yang tunduk dengan sunattullah. Tidak ada kehebatan Nabi seperti Hercules yang berotot baja. Atau seperti Nabi Musa yang tinggi besar serta dapat merubah tongkat jadi ular. Atau seperti Ibrahim yang tak tersentuh oleh api. Nabi Sulaiman yang bisa bicara dengan binatang. Nabi Daud yang bisa melunakkan besi. Nabi kita ini, Nabi yang terluka ketika memimpin pasukan di medan perang. Sakit karena diguna gunain oleh dukun jahat. Harus berlari dan bersembunyi karena dikejar kaumnya yang jahat. Terusir dari kota kelahirannya. Sejak kelahiran sampai dewasa selalu dirudung duka karena orang yang di cintainya, yang melindunginya diambil Allah.

Apabila GEN merupakan sunatullah manusia yang menyimpan memori hard disk keturunan manusia maka benarlah Allah sudah mempersiapkan manusia terbaik untuk menjadi pemimpin dunia ini secara sunatullah pula. Dia bukan keturunan jongos dan juga bukan keturunan preman. Soal bibit dan bobot maka , Nabi Muhammad adalah terlahir dari keturunan yang berkualitas tinggi. Keluarga bangsawan dari Bani Ismail AS , terhormat diantara kaumnya serta petarung gagah berani di antara suku yang ada di Jazirah Arab. Juga dikenal sebagai pembela agama Tauhid ( Agama Nabi Ibrahim).. Ayahnya ,Abdullah bin Hasyim adalah putra terbaik budinya dari sepuluh bersaudara. Ibunya , Aminah binti Wahab, wanita berbudi dan tegar dalam keimanan kepada Allah. Orang menghindari lari ke keluar kota ketika Mekah diserang oleh Pasukan Gajah namun Aminah memilih tetap di kota Mekah dan menyerahkan perlindungan dirinya kepada Allah.

Tidak seperti Nabi isya yang terlahir dari ruh Allah tanpa Ayah dan dapat berbicara ketika bayi. Diangkat sebagai rasul dalam usia muda. Namun Muhammad , membutuhkan proses berinteraksi yang lama diantara kaumnya sampai batas usia matang, yaitu 40 tahun. Life begins at forty . Sampai dengan usia empat puluh tahun, Nabi Muhammad diuji ke pribadiannya dan terbukti dikenal luas oleh kaumnya bahwa dia orang yang jujur dan rendah hati. Ini juga sunatullah untuk memberikan keyakinan kepada kaumnya ketika dia diangkat sebagai rasul dan menyampaikan risalah Agama. Bahwa berita yang disampaikannya adalah benar karena disampaikan oleh orang yang benar dan sudah teruji kebaikannya seumur hidup.

Walau dia terlahir dari keluarga besar bangsawan dan dihormati dikalangan kaumnya namun dia hidup sebagai yatim dan diasuh oleh kakeknya 'Abd al-Muththalib dan kemudian oleh pamannya Abu Thalip. Pamannya bukanlah termasuk orang yang kaya diantara saudara saudaranya yang saudagar. Itulah sebabnya Muhammad dari sejak masa kecil , remaja, hidup mandiri , bekerja sebagai penggembala ternak. Dapat dibayangkan kehidupan seorang yatim yang tinggal dengan seorang paman yang miskin dengan banyak anak. Sudah jelas tak seindah hidup bersama orang tua sendiri. Tapi dari latar belakang yatim lagi piatu itu , dan hidup menumpang dengan keluarga paman, membuat Nabi terlatih mengelola dirinya sendiri untuk sempurna. Terbukti setelah dewasa dia tampil sebagai enterpreneur yang hebat.

Sebagai rasul , Nabi Muhammad SAW , tidak ditempatkan diantara kaum yang modern, intelektual dan beradab seperti bangsa Romawi.. Dia terlahir di kota Mekah yang jauh dari peradaban modern dan terpencil.. Dikenal sebagai kaum penjelajah, terbelakang dan kuno.Ini juga sunatullah untuk menjadikan seorang terbaik maka dia harus mampu tumbuh menjadi baik dilingkungan yang buruk. Pemimpin memang seharusnya ditempa dari masalah dan kesulitan untuk menjadikan dia sempurna. Kita pahami itu sebagai sunatullah ulat didalam kepompong yang berusaha keluar untuk menjadi kupu yang indah.

Nabi akhir zaman ini menutup usianya dihadapan keluarga dan sahabatnya namun ketika dimakamkan tak ada sahabat terbaiknya mengantar sampai keliang kubur karena semua sibuk memikirkan siapa penggantinya setelah beliau wafat untuk meneruskan misinya sebagai rahmat bagi alam semesta. Dari seorang Rasul, kekasih Allah, yang namanya bersanding indah bersama Allah dipintu gerbang sorga , kita mendapatkan pelajaran berharga tentang sunatullah. Itulah hakikat manusia yang harus sadar bahwa hidup bukanlah tempat untuk bersenang senang tapi adalah proses untuk menjadi sempurna, sebagaimana firman Allah tentang sosok pribadi Muhammad "Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung."(Al-Qalam: 4) Dan untuk itu tidak mudah dan tidak manja...

Persepsi sesat

  Persepsi itu penilaian atas dasar realita. Realita itu apa yang kita lihat, baca dan dengar. Realita bukan fakta.  Nah di era sosial media...