Thursday, August 10, 2006

Makna kemerdekaan

Apa yang membuat Indonesia merdeka setelah 350 tahun dijajah. ? Banyak jawaban berupa analisis dari sudut budaya dan agama tentang kemampuan Indonesia merdeka dari tangan kolonialis asing. Tapi ada orang lupa hal yang sangat mendasar , yaitu Persatuan dan kesatuan. Inilah kunci kemenangan bangsa ini melawan dan mengusir penjajah. Dengan persatuan dan kesatuan , belanda tidak bisa menggunakan politik adu dombanya dan akhirnya harus menerima kenyataan untuk keluar dan begitupula dengan jepang. Untuk menjaga kekuatan persatuan inilah maka nafas UUD 45 sangat dominant menempatkan president sebagai pusat kekuasaan dipemerintahan dan Negara, untuk menjaga seluruh eksponen bangsa dalam satu barisan yang kuat agar mampu melawan segala kemungkinan bentuk impiltrasi asing yang dapat menggoyahkan barisan tersebut

Semangat persatuan inilah yang dijadikan target utama bagi pihak asing untuk dilunturkan agar asing dapat dengan mudah menguasai kembali ibu pertiwi. Terbukti setelah Indonesia merdeka, caranya adalah melemahkan peran komandan barisan yang merupakan Presiden di republic ini. Upaya ini berhasil hanya empat bulan setelah kemerdekaan , pada 14 Nopember 1945 indonesia memberlakukan system Perlementer. Dengan demikian kekuasaan tunggal presiden berdasarkan UUD 45 telah dilucuti secara constitutional oleh KNIP. Sejak itulah Indonesia hidup dalam ketidak pastian dan dilanda kemiskinan parah. Tidak ada pembangunan. Kabinet gonta ganti dan krisis anggaran yang sangat parah. Keadaan ini berlangsung 14 tahun lamanya yang berakhir pada 5 juli 1959 ketika Soekarno mengeluarkan dekrit kembali kepada UUD45. Alasan Soekarno pada waktu itu adalah sebagaimana yang disampaikan dalam pidato 17 Agustus 1959, yang berjudul "Penemuan Kembali Revolusi Kita" (The Rediscovery of our Revolution). Initinya bahwa sistem Kabinet Parlementer, revolusi Indonesia telah disesatkan ke arah jalan yang salah – jalan demokrasi liberal, yang kemudian dalam era globalisasi melahirkan aliran neo-liberalisme.

Tiga tahun setelah itu pada tahun 1962, Soekarno berhasil merebut Irian Barat kepangkuan Ibu Petiwi. Suatu usaha yang sangat gemilang ditangan presiden penguasa tunggal dengan membakar semangat persatuan untuk menjadikan segala kekuatan asing harus angkat kaki dari republic ini. Sejak itupula, bangsa ini menjadi bangsa yang besar dan disegani bangsa bangsa lain. Jargon anti konolialisme, neo kolonialisme telah menjadikan Soerkarno disegani dan ditakuti oleh pihak barat. Apalagi ketika Soekarno mulai menjadikan China sebagai mitra melawan kekuatan barat

Namun pihak barat sebagai musuh utama yang tidak ingin Indonesia bersatu dan kuat maka menjadikan kelompok Islam yang merupakan komuniatas terbesar di republic ini untuk menggoyang kekuasaan Soekarno. Isu Poros Jakarta – Beijing dengan komunisme sebagai anti Agama adalah alat ampuh untuk membakar semangat umat Islam untuk keluar dari barisan. Kudeta terselubungpun berhasil dilaksanakan dengan diawali dari Penumpasan G30S, melalui pengkhianatan Supersemar, mencapai titik finish pada sidang MPRS, yang mengeluarkan TAP No.XXXIII/1967, yang akhirnya melahirkan rejim Orde Baru.

Rezim Orde Baru dengan bangganya menjadikan Pancasila sebagai alat pemersatu emosi rakyat untuk membiarkan pemerintah dengan leluasa berkolaborasi dengan pihak asing untuk merampas seluruh kekayaan alam tanpa memberikan manfaat luas bagi rakyat. Tidak ada perlawanan berarti dari rezim Soeharto terhadap pihak asing karena mekanisme bantuan luar negeri yang memberikan ruang untuk berpesta poranya para pejabat dan kroninya menikmati korupsi. Namun Soeharto masih menjadi ancaman serius bagai Asing dengan kekuasaannya yang begitu besar berdasarkan UUD 45. Inipun akhirnya Seoharto harus dijatuhkah dengan kekuatan moneter international yang membuat kekuatan ekonomi nasional yang tadinya dibanggakan sebagai macan asia menjadi loyo menghadapi kenyataan rupiah terjun bebas.

Puncak keberhasilan asing untuk melemahkan persatuan dan kesatuan adalah ketika rezim Soehato jatuh. Ketika kaum reformis telah dengan bulat menjadikan bangsa ini menelan penuh demokrasi ala barat. System multipartai dan adanya Tap MPR tentang kekuasaan President dalam hubungannya dengan kekuasaan DPR telah menjadikan Presiden lemah sebagai penguasa tunggal memimpin barisan nasional. Kekuasaan menjadin terdistribusi secara sistematis dan banyak keputusan penting menjadi bertele tele dan tidak efektif. Akibatnya. demokrasi yang diyakini dalam era reformasi ini telah menggiring bangsa ini dalam ruang terbuka untuk diperalat oleh kekuatan globalisasi , neo kolonialisme .

KIni kita dengan bangga menggunakan demokrasi untuk melegitimate kebijakan penghapusan subsidi, import beras, pasar bebas ,jeratan hutang luar negeri dan lain lain yang tidak pro rakyat miskin. Sadarkah kita bahwa nasionalisme telah luntur dengan hampir tidak berdayanya negara melawan tekanan asing. BIla kita sadar maka saatnya untuk kembali kepada UUD45 dan pancasila secara murni. Ketahuilah bahwa garis politik dan ideologi Bung Karno yang anti nekolim-neoliberalisme, ajaran Pancasila dan Nasionalisme Kerakyatan kapan pun merupakan duri dalam daging bagi lawan politiknya yang ingin menjadikan bansa ini kerdil. Politik persatuan lintas agama, suku, etnis , yang selalu diserukan oleh Bung Karno demi usaha dan perjuangan untuk terbentuknya masyarakat madaniah, damai, sejahtera berdasarkan Pancasila merupakan penghalang bagi tujuan kaum nekolim dan neoliberalis. Inilah yang sejak tahun 1945 terus dijadikan target untuk dihancurkan.
Mungkinkah kita dapat segera menyadarinya ?

2 comments:

okiaryono said...

Bagus artikelnya Pak.Menurut Anda, faktor apa saja yang mendukung persatuan & kesatuan?Bagaimana kemungkinannya jika diterapkan di era sekarang? Wslkmkm.(okiaryono@gmail.com)

Anonymous said...

Kembali kepada system UUD 45 secara murni , caranya Amandemen UUD 45 oleh rezim reformasi harus dihapus. Hanya itu yang mungkin dan kemungkinan ini dapat saja terjadi ditengah kegagalan rezim melawan hegemoni asing disemua sektor yang mengakibatkan negara tidak mempunyai kamampuan untuk melaksanakan fungsi sosialnya.

Kualitas elite rendah..

  Dari diskusi dengan teman teman. Saya tahu pejabat dan elite kita   berniat baik untuk bangsa ini. Namun karena keterbatasan wawasan dan l...