Seorang teman dengan enteng
menyimpulkan bahwa orang berbeda paham dengannya
adalah kafir. Dengan nada marah dia menegaskan bahwa ketidak adilan terjadi
karena orang kafir yang berkuasa dan dia membenarkan tindakan jihad terhadap orang kafir
itu. " Halal darah mereka "katanya dengan nada geram. Saya hanya tersenyum. Menurut saya orang menjadi kafir karena
memperturutkan hawa nafsu. Apakah kemauan nafsu itu ? rasa sombong merasa
paling benar dan paling terhormat. Ya seperti kaum Qurais ketika awal di seru
oleh rasul tentang Islam. Mungkin soal Ketuhanan bukanlah hal yang baru bagi
penduduk Makkah dan tidak begitu dipersoalkan ketika Muhammad datang membawa
risalah Islam. Tapi yang langsung ditentang ketika Muhammad berbicara tentang
kesamaan hak manusia. Rasul menentang segala bentuk penindasan manusia terhadap
manusia. Utamanya perbudakan. Karena bagi penduduk Arab dan juga bagi budaya
dunia ketika itu, perbudakan adalah sesuatu yang lumrah. Manusia lemah biasa
diperbudak dan bisa diperdagangankan dengan harga. Rasul menyerukan juga sayangi
hamba sahaya kalian, hormati istri kalian, hiduplah damai dalam kasih sayang,
hentikan perang antar suku, jangan curang dalam berdagang. Yang di tentang itu
berkaitan dengan nafsu dan kaum Qurais memang hidup di masa jahiliah yang
memperturutkan hawa nafsunya.
Perumpamaan orang yang menuruti
hawa nafsunya seperti anjing, dihalau atau tidak tetap mengulurkan lidahnya
lari terengah-engah (Al A'raf 7/176) "Sekiranya Kami berkehendak
menjadikan semua kaum kafir Quraisy beriman, niscaya mereka Kami jadikan mau
mengikuti Al Quran. Akan tetapi, kaum kafir Quraisy lebih menyukai kesenangan dunia
dan mengikuti hawa nafsunya, laksana seekor anjing. Jika anjing itu kamu kejar,
ia lari terengah-engah, dan jika kamu membiarkannya, ia juga terengah-engah.
Begitulah perumpamaan orang-orang yang mendustakan Al Quran. Kemudian dalam QS. Al Maidah 5/48 “ Wahai Muhammad, Kami telah menurunkan Al Quran kepadamu,
yang berisikan kebenaran dan mengakui sebagian kebenaran Taurat dan Injil,
serta mengoreksi penyimpangan yang dilakukan para pendeta mereka terhadap
Taurat dan Injil. Wahai Muhammad, karena itu hukumlah kaum Yahudi dan Nasrani
sesuai syari’at Allah yang diturunkan kepadamu. Janganlah kalian mengikuti hawa
nafsu manusia setelah Al Quran datang kepadamu. Wahai para Nabi, setiap orang
dari kalian telah Kami beri syari’at dan petunjuk penerapannya. Sekiranya Allah
berkehendak menghilangkan hawa nafsu manusia, niscaya semua manusia dijadikan
mengikuti Islam. Wahai manusia, akan tetapi Allah ingin menguji ketaatan kalian
kepada syari’at yang telah diberikan kepada kalian.Karena itu hendaklah kalian
segera melakukan amal shalih. Hanya kepada Allah lah kalian semua kembali. Pada
hari kiamat Allah akan menampakkan kepada kalian kebenaran Islam yang kalian
perselisihkan di dunia."
Ketahuilah bahwa andaikan manusia tidak dikuasai oleh nafsunya maka manusia akan mudah sekali menerima kebenaran dari Allah. Karena di kuasai nafsu maka manusia mudah sekali ingkar dan sesat. Siapapun dia
maka dia telah kafir karena memperturutkan nafsunya. Kalau kita merendahkan
orang lain yang berbeda dengan amarah dan kebencian maka yakinlah bahwa yang
berbicara itu bukanlah kita tapi nafsu kita. Sebelum kita cap orang lain kafir
maka kita telah lebih dulu kafir. Jadi kalau melihat orang berbeda dan cenderung
memperturukan hawa nafsunya maka ajaklah ia dengan kebaikan, kalau bisa
buktikan dengan keteladanan bagaimana pribadi islam itu sebenarnya dalam
keseharian anda. Tapi kalau anda mengangkat tinggi tinggi Al Quran dengan
tangan kanan tapi di tangan kiri anda mengangkat hawa nafsu kesombongan dan
amarah maka sebetulnya ada telah kafir , bahkan lebih buruk dari kafir alias
sesat. Maka sebaiknya rendah hatilah. Perbedaan akan selalu ada. Orang jahat
yang menjadi budak nafsu akan selalu ada.
Tapi semua itu adalah scenario Allah agar kita keimanan kita teruji.
Karena kalau Allah berkehendak maka bisa saja nafsu di musnahkan dan semua
orang akan menjadi baik. Tapi kan kehidupan tidak seperti itu.
Lantas bagaimana mengelola nafsu
? Sebaiknya kita ketahui dulu apa itu nafsu. Nafsu itu terletak di dalam QOLBU.
Diterangkan dalam hadist diriwayatkan oleh Muslim, Nabi bersabda: "Ketahuilah,
sesungguhnya dalam jasad terdapat segumpal daging, apabila dia baik maka jasad
tersebut akan menjadi baik, dan sebaliknya apabila dia buruk maka jasad
tersebut akan menjadi buruk, Ketahuilah segumpal daging tersebut adalah
“Qolbu”". Qolbu dalam bahasa arab artinya jantung. Menurut Imam
Al-ghozali, perenungan itu dilakukan mulai dari qolbu yang berpusat di dada,
bukan dilakukan melalui pemikiran (al-fikri) dalam otak kepala. Dalam jantung,
ada syaraf-syaraf yang bersambung ke otak. Otak sendiri ada dua bagian, yaitu
otak kanan yang disebut EQ, tempat syaraf emosional, seperti marah, sedih,
senang, takut, dll. Disinilah yang menghubungkan dengan nafsu yang berpusat di
jantung. Yang kedua yaitu otak kiri yang menghubungkan syaraf memory,
kecerdasan, berfikir, daya ingat, rasional, yang disebut IQ pusat intelegensi,
di sinilah pusat akal yang berhubungan dengan syaraf di jantung. Jantung bukan
sekedar pemompa energy yang berupa darah menuju ke otak, sebab jantung adalah
pusat segala energy yang ada, detakan jantung itu tidaklah bekerja otomatis,
tapi di kendalikan oleh Sang Maha Pengendali. Saat manusia menforsir daya otak
kiri-nya, maka jantung bereaksi, begitu juga jika perasaan cinta, benci,
senang, sedih, di otak kanan bangkit, maka akan bereaksi pada jantung.
No comments:
Post a Comment